commit to user
41
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Sampel dan Variabel Luar Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2010 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Data yang
didapatkan dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier sederhana untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel. Subjek penelitian
berjumlah 30 orang. Namun karena terdapat 2 data outlier data ekstrem, kedua data tersebut dikeluarkan sehingga hanya 28 data sampel yang
dianalisis. Subjek penelitian ini berusia 51 hingga 82 tahun. Kriteria usia lebih
dari 50 tahun dimaksudkan untuk memperkecil bias status demensia karena faktor usia.
Demensia umumnya muncul setelah usia 65 tahun, dan setiap penambahan usia 5 tahun berikutnya prevalensi akan meningkat sebesar 2 kali
lipat Rochmah dan Harimurti, 2007. Demensia karena pengaruh usia terjadi karena proses degenerasi Ide, 2008. Meskipun berkaitan dengan usia,
demensia bukan merupakan proses fisiologis normal Rochmah dan Harimurti, 2007.
Dari penelitian ini, didapatkan 18 orang subjek 64,3 berusia antara 51 hingga 65 tahun dan 10 orang 35,7 berusia 65 tahun. Dari 10 orang
subjek yang berusia 65 tahun, terdapat 3 orang yang memiliki skor MMSE 24, sementara seluruh subjek yang berusia 51 hingga 65 tahun memiliki skor
commit to user
MMSE sebesar 24 hingga 30. Perlu penelitian dengan jumlah subjek yang lebih besar untuk dapat menganalisis hasil ini tanpa menimbulkan bias yang
besar. Dari 28 subjek penelitian, terdapat 18 orang 64,30 berjenis kelamin
laki-laki dan 10 orang 35,70 berjenis kelamin wanita. Berdasarkan uji Mann-Whitney yang dilakukan, terdapat perbedaan skor MMSE yang
signifikan p = 0,028 antara subjek laki-laki dan subjek wanita. Wanita memiliki skor MMSE yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini
sejalan dengan penelitian dari Inzitari et al. 1998 yang menemukan bahwa risiko demensia lebih tinggi pada wanita. Namun beberapa penelitian, seperti
penelitian dari Hebert et al. 2001 dan Sampe 2008 menunjukkan tidak adanya kaitan antara jenis kelamin dan demensia. Sampai saat ini belum
ditemukan bukti yang jelas mengenai hal ini. Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa lebih besarnya proporsi wanita yang mengalami demensia adalah
karena wanita memiliki peluang yang lebih besar untuk hidup di usia di mana demensia sering terjadi Hebert et al., 2001.
Selain kadar glukosa darah, banyak faktor lain yang mempengaruhi skor MMSE sebagai gambaran status demensia seseorang. Gorelick 2005
membagi faktor risiko demensia menjadi 4: 1 demografi, seperti: usia, ras; 2 faktor atherogenik, seperti: hipertensi, hiperlipidemia, merokok; 3 faktor non
atherogenik, seperti: genetik, penggunaan obat-obatan, stres psikososial; dan 4 faktor yang berhubungan dengan stroke. Dari berbagai faktor tersebut,
peneliti telah berusaha merestriksi subjek penelitian untuk memperkecil bias
commit to user
penelitian. Namun, faktor atherogenik seperti hipertensi dan hiperlipidemia sulit untuk dihilangkan mengingat kedua faktor tersebut sangat berkaitan
dengan diabetes melitus. Untuk memperkecil kemungkinan bias yang terjadi, peneliti menganalisis variabel luar tersebut dengan menggunakan uji t tidak
berpasangan. Uji t dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan skor MMSE pada masing-masing variabel luar tersebut.
Berdasarkan hasil analisis Mann-Whitney yang dilakukan, secara statistik tidak ada perbedaan bermakna antara skor MMSE subjek yang
hipertensi dengan yang tidak hipertensi p = 0,311. Kriteria hipertensi diberikan pada subjek yang memiliki tekanan darah sistolik
≥ 140 mmHg, dan atau tekanan diastolik
≥ 90 mmHg, sementara kriteria tidak hipertensi diberikan pada subjek yang memiliki tekanan darah darah sistolik 140
mmHg dan atau diastolik 90 mmHg. Dari tabel 7 diketahui jumlah subjek yang tidak mengalami hipertensi adalah 16 orang 57,1 dan yang hipertensi
sebanyak 12 orang 42,9. Hasil analisis Mann-Whitney yang dilakukan terhadap variabel luar
hiperlipidemia juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara skor MMSE subjek yang memiliki kadar kolesterol tinggi dengan yang
memiliki kadar kolesterol normal p=0,842. Hiperlipidemia pada subjek dinilai dari rata-rata kadar kolesterol total subjek selama 6 bulan terakhir.
Kriteria tinggi diberikan pada subjek yang memiliki kadar kolesterol total 200 mgdl, sementara kriteria normal untuk kadar kolesterol total
≤ 200 mgdl. Dari tabel 6 diketahui jumlah subjek yang memiliki kadar kolesterol tinggi
commit to user
sebanyak 6 orang 21,4 dan yang memiliki kadar kolesterol normal sebanyak 22 orang 78,6.
Penelitian Biessels et al. 2006 menemukan adanya kaitan antara penurunan fungsi kognitif pasien DM tipe 2 dengan riwayat hipoglikemia
pasien tersebut. Ditemukan bahwa pasien DM tipe 2 yang selama pengobatannya pernah mengalami hipoglikemia memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk mengalami demensia pada usia tuanya. Namun pada penelitian ini peneliti tidak menemukan adanya perbedaan skor MMSE antara subjek yang
pernah mengalami hipoglikemia dengan yang tidak pernah mengalami hipoglikemia p=0,909.
B. Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan Skor MMSE