Perbandingan Kadar LDL Kolesterol pada DM tipe 2 dengan atau tanpa hipertensi

(1)

PERBANDINGAN KADAR LDL KOLESTEROL PADA

DM TIPE 2 DENGAN ATAU TANPA HIPERTENSI

TESIS

OLEH :

JELITA SIREGAR

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK ILMU PATOLOGI KLINIK

DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN USU / RSUP H.ADAM MALIK

MEDAN


(2)

PERBANDINGAN KADAR LDL KOLESTEROL PADA

DM TIPE 2 DENGAN ATAU TANPA HIPERTENSI

TESIS

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Magister Dalam Bidang Patologi Klinik Pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

JELITA SIREGAR

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK ILMU PATOLOGI KLINIK

DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN USU / RSUP H.ADAM MALIK

MEDAN


(3)

Medan, Desember 2010 Tesis ini diterima sebagai salah satu syarat Program Pendidikan untuk mendapatkan gelar Magister Patologi Klinik di Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan.

Disetujui oleh pembimbing

Prof.dr.Burhanuddin Nasution,SpPK-KN,FISH dr. Dharma Lindarto, Sp.PD-KEMD

NIP.130517448 NIP 140139401

Disahkan Oleh

Ketua Departemen Patologi Klinik Ketua Program Studi Departemen

FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan Patologi Klinik FK USU/RSUPH. Adam

Malik Medan

Prof.dr.Adi Koesoema Aman,SpPK-KH,FISH Prof.DR.dr.Ratna A.Ganie,SpPKH,FISH NIP.194910111979011001 NIP 194807111979032001


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan Magister Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan dapat menyelesaikan karya tulis

(tesis) ini yang berjudul Perbandingan Kadar LDL Kolesterol pada

DM tipe 2 dengan atau tanpa hipertensi. Selama saya mengikuti pendidikan, saya telah mendapat banyak bimbingan,nasehat,bantuan dan arahan serta juga dukungan dari berbagai pihak sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan.Untuk semua itu pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada :

Yth. Prof. dr. Burhanuddin Nasution, SpPK-KN,FISH, yang

merupakan pembimbing saya yang telah banyak memberikan petunjuk, bimbingan, bantuan, pengarahan, dan dorongan selama pendidikan, dan dalam penelitian serta penulisan tesis ini. Semoga Tuhan membalas semua kebaikannya.

Yth, dr. Dharma Lindarto, SpPD-KEMD yang merupakan

pembimbing saya yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, bantuan, pengarahan, dan motivasi dalam penelitian serta penulisan tesis ini.

Yth, Prof. dr. Adi Koesoema Aman, SpPK-KH,FISH sebagai

Ketua Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang memberi kesempatan kepada saya sebagai peserta Program Pendidikan Magister Patologi Klinik dan selama pendidikan saya telah banyak memberikan bimbingan, arahan, wawasan, motivasi serta nasehat kepada saya.


(5)

Yth, Prof. DR. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK-K,FISH sebagai Ketua Program Studi Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan yang selama ini telah banyak memberikan bimbingan, nasehat, arahan dan petunjuk serta motivasi baik selama saya mengikuti pendidikan dan sampai selesainya tesis ini.

Yth, dr. Ricke Loesnihari, SpPK-K, Sekretaris Program Studi

Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan, yang telah banyak memberi bimbingan, arahan dan petunjuk selama saya mengikuti pendidikan.

Yth, seluruh guru-guru saya, Prof.dr. Herman Hariman PhD

SpPK-KH, FISH, dr Muzahar, DMM, SpPK-K, dr. Zulfikar Lubis, SpPK, dr. Tapisari Tambunan K, dr. Ozar Sanuddin, SpPK-K, dr. Farida Siregar SpPSpPK-K, dr. Ulfa Mahiddin, SpPSpPK-K, dr.Lina , SpPK, Prof. dr. Iman Sukiman, Sp.PK-KH,FISH dan dr. Nelly Elfrida Samosir, SpPK, yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat, arahan, dan dukungan selama saya mengikuti pendidikan dan hingga selesainya tesis ini.

Yth, Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M. Kes, yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan bantuan di bidang statistik sejak awal penyusunan sampai hingga selesainya tesis ini.

Yang saya hormati, seluruh teman-teman sejawat PPDS

Departemen Penyakit Dalam FK USU/RSUP.H.Adam Malik Medan,

yang telah memberikan bantuan kepada saya dengan bekerja sama yang baik pada saat saya melakukan penelitian.

Yang saya sayangi, seluruh teman sejawat PPDS Patologi


(6)

RSUP.H.Adam Malik Medan, telah memberikan bantuan, dukungan dan kerjasama yang baik selama saya menjalani pendidikan.

Sembah sujud dan terimakasih yang tak terhingga dan setulus-tulus nya saya sampaikan kepada kedua orang tua saya, Ayahanda

dr. Arifin Sakti Siregar Sp.KK dan Ibunda Dahniar yang telah melahirkan, mengasuh dan mendidik serta memberi dukungan dan doa serta memberikan bantuan baik moril maupun materil dan memberikan pengorbanan dan perhatian yang tak terhingga.

Terimakasih yang tak terhingga dan setulus-tulus nya saya

sampaikan kepada mertua saya, Drs. H. Amri Tambunan dan Ir.

Anita Lubis/Almh. Farida Siregar yang memberi dukungan baik moril maupun materil dan memberikan pengorbanan dan perhatian yang tak terhingga.

Terimakasih saya sampaikan kepada kakak, abang,adik, abang ipar dan adik ipar saya yang memberi dukungan dan doa agar saya dapat menyelesaikan pendidikan magister ini.

Akhirnya terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada

suami tercinta dr. Asri Ludin Tambunan yang telah mendampingi

saya dengan penuh pengertian, perhatian dan dorongan serta pengorbanan selama ini. Demikian juga pada kedua permata hati saya

Adam Yafiq Zahran Tambunan dan Raisa Nabila Tambunan yang telah banyak kehilangan perhatian dan kasih sayang selama saya mengikuti pendidikan.

Demikian juga kepada seluruh keluarga besar kami yang dengan ikhlas telah membantu, membimbing dan memotivasi selama saya mengikuti pendidikan, serta kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.


(7)

Akhirul kalam, semoga tesis ini kiranya dapat bermanfaat bagi

kita semua. Amin Ya Robbal A’lamin.

Medan, Desember 2010 Penulis

( dr. JELITA SIREGAR)


(8)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……….. i

Daftar Isi ……….. iv

Daftar Tabel dan Gambar ………. viii

Daftar Lampiran ………. x

Daftar Singkatan ………. xi

Ringkasan ………. vii

BAB I. PENDAHULUAN ……….. 1

I.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 5

I.3 Hipotesa Penelitian ... 6

I.4 Tujuan Penelitian ... 6

I.5 Manfaat Penelitian ... 6

I.6 Kerangka Konsepsional ... 7

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ... 8

II.1 Lipid dan Lipoprotein ... 8

II.1.1 Metabolisme Lipoprotein ... 9

II.2 Diabetes Melitus ... 11

II.2.1. Definisi Diabetes Melitus ... 11

II.2.2. Klasifikasi Diabetes Melitus ... 11

II.2.3. Kriteria Diagnostik Diabetes Melitus ... 12

II.2.3. Diabetes Melitus Tipe 2 ... 13


(9)

II.3.1 Definisi Hipertensi ………. 14

II.3.2 Patogenesis hipertensi pada DM tipe 2 ……….. 15

II.3.3 Dislipidemia pada diabetes …………... 16

II.4. Patofisiologi Dislipidemia pada diabetes ... 16

II.4.1. Komplikasi diabetes ... 17

II.5. Patogenesis Aterosklerosis ... 19

II.6. Tahapan Aterosklerosis ... 20

II.6.1 Faktor risiko aterosklerosis ... 22

II.7 . Pengertian Resistensi Insulin ... 23

II.8. Sindroma Metabolik ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

III.1 Desain Penelitian ... 26

III.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

III.3 Populasi Penelitian ... 26

III.3.2. Kriteria Inklusi ... 27

III.3.3 Kriteria Eksklusi ... 27

III.4. Perkiraan Besar sampel ... 28

III.5. Analisa Data ... 29

III.6. Ethical clearance dan Inform Consent ...29

III.7. Bahan dan Cara Kerja ... 30

III.7.1. Bahan yang diperlukan ... 30

III.7.2 Anamnese dan Pemeriksaan Fisik ... 30


(10)

III.7.3.1 Pengambilan Sampel Darah ...30

III.7.3.2 Pengolahan Sampel ...30

III.7.4. Pemeriksaan Laboratorium ... 31

III.7.4.1 Pemeriksaan Kadar Gula Darah ... 31

III.7.4.2 Pemeriksaan LDL Kolesterol ...31

III.7.5. Pemantapan Kualitas ... 33

III.8. Batasan dan Definisi Operasional ... 34

III.8.1 Kerangka Kerja ... 36

III.9. Perkiraan Biaya Penelitian ... 37

III.9.1. Jadwal Penelitian ... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 38

BAB V. PEMBAHASAN ... 45

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 48


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Skema Kerangka Konseptual 8

Gambar 1.2. Struktur Lipid 10

Gambar 1.3. Skema Kerangka Kerja 36

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi DM menurut PERKENI 12

Tabel 2. Kriteria Diagnostik Diabetes Melitus 13

Tabel 3. Klasifikasi Tekanan Darah 15

Tabel 4. Kategori risiko berdasarkan kadar LDL Kolesterol 18 Tabel 5. Pemantapan Kualitas menggunakan Kontrol Precinorm

Lipid pada pemeriksaan kadar LDL Kolesterol 39 Tabel 6. Karakteristik penderita DM tipe 2 dengan hipertensi

dan non hipertensi 39

Tabel 7. Karakteristik penderita DM tipe 2 dengan hipertensi


(12)

Tabel 8. Perbandingan Kadar LDL Kolesterol pada DM tipe 2

dengan hipertensi dan non hipertensi 43

Tabel 9. Perbandingan Kadar LDL Kolesterol pada DM tipe 2

dengan hipertensi dan non hipertensi pada jenis


(13)

DAFTAR LAMPIRAN 

Lampiran 1. Data pasien penelitian DM tipe 2 dengan

Hipertensi dan non hipertensi 57

Lampiran 2 Formulir Persetujuan……… … 60 Lampiran 3. Status Pasien………. 61

Lampiran 4. Lembar Penjelasan kepada calon subjek penelitian 63 Lampiran 5. Surat Persetujuan Komite Etik Penelitian Bidang

Kesehatan FK-USU 66

Lampiran 6. Penunjukkan dr. Dharma Lindarto, Sp.PD –KEMD

Sebagai Dosen Pembimbing II 67

     


(14)

DAFTAR SINGKATAN

LDL : Low Density Lipoprotein

HDL : High Density Lipoprotein VLDL : Very Low Density Lipoprotein

Ox-LDL : Oksidasi LDL

DMTTI : Diabetes melitus Tidak Tergantung Insulin NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Melitus

PP : Post Prandial KGD : Kadar Gula Darah

DM : Diabetes Melitus LFG : Laju Filtrasi Glomerus LDL-R : LDL Reseptor


(15)

RINGKASAN

Aterosklerosis merupakan proses yang bersifat kompleks. Dalam pembentukannya melibatkan disfungsi endotel, gangguan lipid, aktivasi trombosit, trombosis, stres oksidatif, aktivasi otot polos pembuluh darah dan akhir-akhir ini juga diketahui secara luas adanya peranan inflamasi pada setiap tahapan terbentuknya aterosklerosis. Faktor risiko seperti meningkatnya usia, diabetes melitus, merokok, miningkatnya kadar kolesterol total dan LDL Kolesterol serta hipertensi berperan penting pada awal dan percepatan proses terbentuknya aterosklerosis.

Diabetes Mellitus (DM) merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, di mana bukti epidemiologi menunjukkan bahwa mortalitas kardiovaskuler 2-3 kali lebih tinggi dibanding populasi non-DM. Hipertensi sering dijumpai pada penderita DM. Penderita diabetik hipertensi lebih sering menderita penyakit kardiovaskuler dibanding diabetik normotensi. Pada studi epidemiologi dilaporkan mortalitas kardiovaskuler 2-3 kali lebih tinggi pada penderita diabetik hipertensi dibanding diabetik normotensi.

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional di Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan bekerja sama dengan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang dimulai pada bulan Agustus sampai dengan bulan November 2010. Berdasrkan kriteria inklusi dan eksklusi dan perkiraan


(16)

   

besar sampel, dipeoleh sampel penelitian 72 orang yaitu 36 orang sebagai sampel pasien DM tipe 2 dengan hipertensi dan 36 orang sebagai kontrol sampel DM tipe 2 non hipertensi.

Sampel darah diambil dari darah vena mediana cubiti. Sebelumnya pasien dipuasakan 10-12 jam. Tempat punksi vena terlebih dahulu dilakukan tindakan aseptik dengan alkohol 70 % dan dibiarkan kering, kemudian dilakukan punksi. Pengambilan darah dilakukan tanpa stasis yang berlebihan dengan disposable syringe 5 cc, darah diambil 5 cc tanpa antikoagulan untuk pemeriksaan kadar LDL Kolesterol , kadar gula darah serta creatinin darah.

Pengolahan data dan analisa statistik pada penelitian ini

menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0.

Berdasarkan analisa statistik dijumpai perbedaan yang bermakna antara kadar LDL kolesterol pada DM tipe 2 dengan hipertensi (151,08±35,55) dibandingkan dengan kelompok DM tipe 2 non hipertensi 113,75±31,12 dengan nilai p <0,05.


(17)

RINGKASAN

Aterosklerosis merupakan proses yang bersifat kompleks. Dalam pembentukannya melibatkan disfungsi endotel, gangguan lipid, aktivasi trombosit, trombosis, stres oksidatif, aktivasi otot polos pembuluh darah dan akhir-akhir ini juga diketahui secara luas adanya peranan inflamasi pada setiap tahapan terbentuknya aterosklerosis. Faktor risiko seperti meningkatnya usia, diabetes melitus, merokok, miningkatnya kadar kolesterol total dan LDL Kolesterol serta hipertensi berperan penting pada awal dan percepatan proses terbentuknya aterosklerosis.

Diabetes Mellitus (DM) merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, di mana bukti epidemiologi menunjukkan bahwa mortalitas kardiovaskuler 2-3 kali lebih tinggi dibanding populasi non-DM. Hipertensi sering dijumpai pada penderita DM. Penderita diabetik hipertensi lebih sering menderita penyakit kardiovaskuler dibanding diabetik normotensi. Pada studi epidemiologi dilaporkan mortalitas kardiovaskuler 2-3 kali lebih tinggi pada penderita diabetik hipertensi dibanding diabetik normotensi.

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional di Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan bekerja sama dengan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang dimulai pada bulan Agustus sampai dengan bulan November 2010. Berdasrkan kriteria inklusi dan eksklusi dan perkiraan


(18)

   

besar sampel, dipeoleh sampel penelitian 72 orang yaitu 36 orang sebagai sampel pasien DM tipe 2 dengan hipertensi dan 36 orang sebagai kontrol sampel DM tipe 2 non hipertensi.

Sampel darah diambil dari darah vena mediana cubiti. Sebelumnya pasien dipuasakan 10-12 jam. Tempat punksi vena terlebih dahulu dilakukan tindakan aseptik dengan alkohol 70 % dan dibiarkan kering, kemudian dilakukan punksi. Pengambilan darah dilakukan tanpa stasis yang berlebihan dengan disposable syringe 5 cc, darah diambil 5 cc tanpa antikoagulan untuk pemeriksaan kadar LDL Kolesterol , kadar gula darah serta creatinin darah.

Pengolahan data dan analisa statistik pada penelitian ini

menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0.

Berdasarkan analisa statistik dijumpai perbedaan yang bermakna antara kadar LDL kolesterol pada DM tipe 2 dengan hipertensi (151,08±35,55) dibandingkan dengan kelompok DM tipe 2 non hipertensi 113,75±31,12 dengan nilai p <0,05.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Aterosklerosis merupakan penyebab kematian pada pria dan wanita di Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya. Lipoprotein plasma tertentu memainkan peranan penting dalam aterogenesis. Lipoprotein plasma yang mengandung apolipoprotein (apo) B 100 telah diidentifikasi sebagai kenderaan yang mentranspor kolesterol ke dalam dinding arteri. Mereka adalah lipoprotein berdensitas rendah (LDL), berdensitas menengah (IDL), berdensitas sangat rendah (VLDL) dan lipoprotein Lp(a).(1)

Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit, dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Arteri yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan-arteri serebral.(2)

Di dalam darah kita temukan tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam air, maka perlu dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat terlarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau apoprotein. Senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein. Dengan menggunakan ultrasentrifugasi, pada manusia dapat


(20)

dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu high-density lipoprotein (HDL), low-density lipoprotein (LDL), intermediate-density lipoprotein (IDL), very low density lipoprotein (VLDL), kilomikron dan lipoprotein a kecil (Lp(a).(3)

LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolesterol dalam darah yang terlibat dalam proses terjadinya penyakit jantung koroner. Oksidasi LDL (ox-LDL) memainkan peranan penting pada patogenesis aterosklerosis. Ox-LDL dapat ditangkap oleh makrofag melalui reseptor

scavenger pada makrofag menyebabkan terbentuknya sel busa (foam cells). Penimbunan sel busa ini di ruang subendotel pembuluh darah merupakan bukti paling awal adanya pertumbuhan plak aterosklerotik yang dikenal sebagai fatty streak.(4,5,6)

Glikasi lipoprotein pada diabetes yang tidak terkontrol baik, juga memberi

kontribusi terhadap pembentukan sel busa.(1)

Proses yang menyebabkan oksidasi LDL melibatkan radikal superoksida, oksida nitrat, hydrogen peroksida, dan oksidan lain. Anti oksidan, misalnya vitamin E, asam askorbat (vitamin C), dan karotenoid,


(21)

Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia sebagai akibat kerja insulin tidak adekuat dan /

atau sekresi insulin tidak cukup atau keduanya-duanya.(7)

American Diabetes Association baru-baru ini merevisi klasifikasi

dan terminology diabetes mellitus. Istilah sebelumnya, insulin-dependent

diabetes mellitus (IDDM) dan non-insulin-dependent diabetes mellitus

(NIDDM) telah diganti dengan tata nama masing-masing menjadi diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 meliputi kasus yang disebabkan oleh kerusakan sel B pancreas dan diabetes tipe 2 yang terdiri dari gabungan kerusakan sekresi dan kerja insulin, yang terdapat dalam rentang mulai dari resistensi insulin yang dominan dengan defisiensi insulin secara relatif sampai dengan kerusakan sekresi yang dominan dengan resistensi insulin.(18)

Diabetes Mellitus (DM) merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, di mana bukti epidemiologi menunjukkan bahwa mortalitas kardiovaskuler 2-3 kali lebih tinggi dibanding populasi non-DM. Hipertensi sering dijumpai pada penderita DM. Penderita diabetik hipertensi lebih sering menderita penyakit kardiovaskuler dibanding diabetik normotensi. Pada studi epidemiologi dilaporkan mortalitas kardiovaskuler 2-3 kali lebih tinggi pada penderita diabetik hipertensi dibanding diabetik normotensi.(9,10,11)


(22)

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi

adalah meningkatnya kadar LDL kolesterol pada penderita DM tipe 2 .(13).

Studi Framingham melaporkan bahwa LDL kolesterol merupakan suatu komponen yang aterogenik mempunyai dampak klinis pada penyakit kardiovaskuler.(12,13)

Insidensi dan keparahan aterosklerosis sangat ditingkatkan oleh faktor resiko lain seperti merokok, hipertensi dan diabetes.(14)

Dari penelitian Cooper pada 2000 laki-laki yang sehat didapatkan peningkatan kadar kolesterol total dengan bertambahnya umur. Akan tetapi kadar HDL kolesterol akan tetap konstan sedangkan kadar LDL kolesterol cenderung meningkat. Sedangkan pada 589 perempuan didapatkan respons peningkatan kolesterol sedikit berbeda yaitu kadar LDL kolesterol cenderung meningkat lebih cepat sedangkan kadar HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio kadar kolesterol total/HDL menjadi rendah. Rasio yang rendah tersebut akan mencegah penebalan dinding arteri sehingga perempuan cenderung lebih sedikit terjadi risiko PJK.(15)

Berdasarkan penelitian Hamid Nasri et al tahun 2006 di Universitas Shahrekord, Iran, melakukan penelitian terhadap 122 subjek DM tipe 2 yaitu 40 laki-laki dan 82 perempuan terdapat adanya peningkatan kadar LDL-kolesterol dengan hipertensi pada pasien dengan DM tipe 2 dengan p< 0,031.(16)


(23)

Pada penelitian H.A.H. Asdie dkk tahun 2005 di RS.DR. Sardjito, Yogyakarta, melakukan penelitian terhadap 72 subjek DM tipe 2 yaitu 56 orang yang hipertensi dan 16 orang yang normotensi menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara LDL kolesterol dengan kejadian hipertensi pada populasi DM tipe 2 dengan p < 0,002.(17)

Idogun ES dkk di Universitas Benin Teaching, Nigeria, melakukan penelitian terhadap 52 subjek DM tipe 2 yaitu 23 orang yang diabetik normotensi, 16 orang diabetik hipertensi dan 13 orang diabetik nefrropati menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara LDL kolesterol dengan kejadian hipertensi pada populasi DM tipe 2 dengan p < 0,0001.(18)

Dengan dasar teori di atas menimbulkan keinginan peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan LDL dengan hipertensi pada DM tipe 2.

I.2. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Apakah ada perbedaan kadar LDL kolesterol pada DM tipe 2 dengan hipertensi dibanding LDL kolesterol pada DM tipe 2 non hipertensi.


(24)

I.3. Hipotesa Penelitian

Ada perbedaan kadar LDL kolesterol pada DM tipe 2 dengan atau tanpa hipertensi.

I.4. Tujuan penelitian

I.4.1. Tujuan Umum

Untuk melihat peningkatan LDL kolesterol pada DM tipe 2 dengan atau tanpa hipertensi.

I.4.2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui perbedaan kadar LDL pada DM tipe 2 dengan atau tanpa hipertensi

I.5. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat :

a. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pencegahan terjadinya dislipidemia pada penderita Diabetes Melitus mengingat pada Diabetes Melitus merupakan salah satu penyebab kematian utama pada PJK.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai pertimbangan dalam melakukan pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap pada penderita Diabetes Melitus


(25)

Kerangka Konseptual

DIABETES MELITUS TIPE 2

 

HIPERTENSI NON

HIPERTENSI

LDL KOLESTEROL


(26)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

II.1. LIPID DAN LIPOPROTEIN

Setiap jenis lipoprotein mempunyai Apo tersendiri. Sebagai contoh untuk VLDL, IDL, dan LDL mengandung Apo B 100, sedang Apo B48 ditemukan pada kilomikron. Apo A1, Apo A2, dan Apo A3 ditemukan terutama pada lipoprotein HDL dan kilomikron.(19)

Setiap lipoprotein akan terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserid, fosfolipid, dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik dan mempunyai inti trigliserid dan kolesterol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol bebas. Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein.(19)

Setiap partikel LDL mengandung sekitar 1500 molekul kolesterol ester dalam inti berminyak. Inti ini dikelilingi oleh mantel mengandung kolesterol 500 molekul, 800 molekul fosfolipid, dan satu molekul apoprotein B100.(20)

Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan komposisi apoprotein.(19)


(27)

Gambar 1. Struktur Lipidprotein

II.1.1. METABOLISME LIPOPROTEIN(19)

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur

metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse

cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan

metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserid, sedang jalur reverse

cholesterol transport khusus mengenai metabolisme kolesterol-HDL.

Jalur Metabolisme Eksogen

Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen.(19)


(28)

Jalur Metabolisme Endogen(19,20)

Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserid dalam VLDL

akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL

berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol dalam LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SRA) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat okdidasi seperti :

• Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti

pada sindrom metabolik dan diabetes melitus.

• Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar kolesterol –HDL akan


(29)

Jalur Reverse Cholester Transport

Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke

hepar. HDL merupakan lipoprotein yang berperan pada jalur ini.(21)

II.2. DIABETES MELITUS

II.2.1. Defenisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang ditandai dengan adanya hiperglikemi sebagai akibat berkurangnya produksi insulin, ataupun gangguan aktivitas dari insulin ataupun keduanya. Keadaan ini akan mengakibatkan perubahan-perubahan metabolisme terhadap karbohidrat, lemak maupun protein.(22,23,24,25)

II.2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Ada berbagai klasifikasi DM yang dipakai sekarang ini, seperti klasifikasi DM menurut American Diabetes Association (ADA), World

Health Organization (WHO).(25,26) Klasifikasi DM yang dipakai di Indonesia

menurut Konsensus PERKENI (Perkumpulan Endokrin Indonesia) 2006

sesuai dengan klasifikasi DM menurut ADA 1997.(22,47) Dalam hal ini DM


(30)

Tabel 1. Klasifikasi DM menurut PERKENI (22)

1.

2.

3.

4.

Diabetes Melitus Tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut).

Diabetes Melitus Tipe 2 (bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin)

DM Tipe Lain

A. Defek genetik fungsi sel beta B. Defek genetik kerja insulin C. Penyakit Endokrin Pankreas D. Endokrinopati

E. Karena obat/zat kimia F. Infeksi

G. Sebab imunologi yang jarang

H. Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

Diabetes Melitus Gestasional

II.2.3. Kriteria Diagnostik Diabetes Melitus

Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, lemah, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Jika dijumpai keluhan yang

khas dan pemeriksaan kadar glukosa darah (KGD) sewaktu ≥ 200 mg/dl

sudah cukup untuk menegakkan diagnosa DM. Hasil pemeriksaan KGD


(31)

kelompok tanpa keluhan khas DM, hasil pemeriksaan KGD yang baru satu kali saja abnormal, belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapatkan sekali lagi angka

abnormal, baik KGD puasa ≥ 126 mg/dl, KGD sewaktu ≥ 200 mg/dl pada

hari yang lain, atau hasil tes toleransi glukosa oral (TTGO) yang abnormal.(22,27,28,29,30)

Tabel 2. Kriteria Diagnostik Diabetes Melitus22

1 Gejala klasik DM + KGD sewaktu ≥200 mg/dl atau

2 Gejala klasik DM + KGD puasa ≥ 126 mg/dl atau

3 KGD 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dl

II.2.4. Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes Melitus Tipe 2, Diabetes melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) umumnya ditemukan pada usia dewasa (resiko tinggi pada usia di atas 40

tahun), walaupun dapat terjadi pada anak-anak. Jumlah penderita DM tipe

2 diperkirakan 90-95 % dari total penderita DM.Penyebab utama DM tipe


(32)

insulin ditemukan pada lebih 90 % kasus dan merupakan penyebab terbanyak pada DM tipe 2.(31,32,33)

II.3. HIPERTENSI

II.3.1. Definisi hipertensi

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg yang diukur berulang-ulang, sekurang-kurangnya 2 kali pengukuran tekanan darah pada waktu yang berbeda, dengan atau tanpa pemakaian obat antihipertensi.(34)

Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi yaitu dengan penyebab yang tidak diketahui (hipertensi esensial/primer atau idiopatik) dan diketahui (hipertensi sekunder). (35)

Hipertensi essensial (essential hypertension, EHT) atau hipertensi

primer adalah hipertensi dimana penyebabnya tidak diketahui terjadi pada ± 90-95% kasus hipertensi. Patogenesis hipertensi essensial adalah multifaktorial. Dalam terjadinya hipertensi essensial terlibat berbagai faktor patofisiologik antara lain faktor genetik, peningkatan aktivitas saraf simpatis, kemungkinan berkaitan dengan stres psikososial, produksi hormon yang menahan garam dan menyebabkan vasokonstriksi. Dilaporkan pula adanya kelainan fungsional dan struktur vaskular,


(33)

disfungsi endotel, stres oksidatip, remodeling dan berkurangnya elastisitas pembuluh darah.(36)

Tabel 3. Menurut The seventh Report of the Joint National Comitte on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC), klasifikasi tekanan darah orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan Hipertensi derajat 2.

Klasifikasi Tekanan

Darah

Tekanan Darah Sistolik

(mmHg)

Tekanan Darah Diastolik

(mmHg)

Normal < 120 < 80

Prahipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100

Sumber : The Seventh Report of The Joint Commite on Prevention Evaluation and Treatment of high Blood Pressure (18)

II.3.2. Patogenesis hipertensi pada DM tipe 2

Patogenesis hipertensi pada penderita DM tipe 2 sangat kompleks, banyak faktor berpengaruh pada peningkatan tekanan darah. Pada diabetes faktor tersebut adalah resistensi insulin, kadar gula darah plasma, obesitas, selain faktor lain pada sistem otoregulasi pengaturan tekanan darah.(37)


(34)

II.3.3. Dislipidemia pada Diabetes

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL.(38,39,40)

Dislipidemia pada diabetes ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida dan menurunnya kadar HDL kolesterol. Kadar LDL kolesterol tidak banyak berbeda dengan yang ditemukan pada individu non diabetes, namun lebih didominasi oleh bentuk yang lebih kecil dan padat (small dense LDL). Partikel-partikel LDL kecil padat ini secara intrinsik lebih bersifat aterogenik daripada partikel-partikel LDL yang lebih besar (buoyant LDL particles). Selanjutnya, karena ukurannya yang lebih kecil, kandungan di dalam plasma lebih besar jumlahnya, sehingga lebih meningkatkan risiko aterogenik. Trias dari abnormalitas profil lipid ini dikenal dengan istilah “dislipidemia diabetik”.(41)

II.4. PATOFISIOLOGI DISLIPIDEMIA PADA DIABETES

Akhir-akhir ini semakin banyak penyakit kardiovaskuler terjadi pada pasien dengan diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Tetapi, hubungan antara diabetes dan aterosklerosis belum dapat dimengerti sepenuhnya. Beberapa kelainan metabolik yang sering terjadi pada pasien dengan diabetes mempengaruhi proses produksi dan pembuangan lipoprotein plasma. (42)


(35)

Kerusakan kerja insulin dan keadaan hiperglikemia akan menyebabkan perubahan lipoprotein plasma pada pasien denga diabetes. Pada diabetes tipe 2, obesitas atau kekacauan metabolisme yang resisten terhadap insulin dapat menjadi penyebab dislipidemia, selain hiperglikemia itu sendiri. (43)

II.4.1. Komplikasi Diabetes

Percepatan aterosklerosis pada penderita diabetik adalah suatu hal yang kompleks, dan lebih cepat dari nondiabetik. Kecenderungan penderita diabetik salah menghasilkan bahan bakar, terutama lemak, menyebabkan kadar lemak beredar lebih tinggi, terutama LDL kolesterol yang bisa menumpuk dalam dinding pembuluh darah. Kemungkinan lain adalah perubahan pada pembuluh darah terkecil, mikroangiopati, yang bisa menyebabkan peningkatan kebocoran protein dan lemak pada dinding pembuluh darah dan dengan demikian akan terjadi aterosklerosis berat. Ketiga dan paling menarik, adalah penderita diabetik mempunyai kelainan sel difus menyebabkan penuaan sel-sel tertentu, dan penuaan prematur ini terutama mengenai dinding pembuluh darah dan akibatnya

merusak dinding pembuluh darah.(7)

Komplikasi makrovaskuler misalnya pembuluh darah koroner, pembuluh darah otak, pembuluh darah kaki dan komplikasi mikrovaskuler


(36)

Tabel 4. Kategori risiko kadar LDL Kolesterol (40)

Kelompok Risiko

LDL Kolesterol (mg/dl)

Risiko tinggi < 100

Faktor risiko multipel (≥ 2 faktor risiko) < 130

Risiko rendah (0-1 faktor risiko) < 160

Mengacu pada NCEP ATP III maka sasaran kadar kolesterol LDL disesuaikan dengan banyaknya faktor risiko yang dimiliki seseorang. Berdasarkan banyaknya faktor risiko, maka terdapat 3 kelompok risiko (41):

1. Risiko tinggi

a. Mempunyai riwayat PJK.

b. Mereka yang mempunyai risiko yang disamakan dengan PJK :

- Diabetes Melitus

- Bentuk lain penyakit aterosklerotik yaitu strok, penyakit arteri perifer, aneurisma aorta abdominalis.

- Faktor risiko multipel (> 2 faktor risiko) dan mempunyai risiko PJK dalam waktu 10 tahun > 20 % (lihat skor risiko Framingham).

2. Risiko multipel (≥ 2 faktor risiko) dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 20%.


(37)

3. Risiko rendah (0-1 faktor risiko) dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 10 tahun.

II.5. PATOGENESIS ATEROSKLEROSIS

Aterosklerosis merupakan penyakit vaskuler yang ditandai dengan timbulnya ateroma, yaitu suatu dungkul pada dinding arteri. Timbulnya ateroma ini menimbulkan penyempitan lumen arteri, dan apabila dungkul tersebut lepas, akan menimbulkan emboli yang selanjutnya mengakibatkan penyumbatan lumen. Gangguan aliran darah ini dapat menimbulkan iskemia dan kematian jaringan di daerah aliran arteri, khususnya pada organ-organ yang miskin kolateral seperti jantung dan otak.(11)

Penyebab aterosklerosis bersifat multifaktoral, sebagian penyebabnya bersifat genetis, sebagian lainnya karena faktor lingkungan, misalnya karena kebiasaan makan. Walaupun penyakit aterosklerosis digolongkan sebagai penyakit sistemik, namun ateroma tak timbul di sembarang tempat, melainkan pada tempat-tempat predileksi khusus. Faktor lain yang memicu timbulnya aterosklerosis adalah hiperkolesterolemia yang menyebabkan peningkatan kadar LDL. Dalam patogenesitas aterosklerosis, ikut pula berperan sejumlah sel, sebagian berupa sel yang terdapat di dalam darah (monosit, limfosit) dan sebagian lagi berasal dari dinding arteri (sel endothelium, sel otot polos, fibroblast).(35)


(38)

Hiperkolesterolemia merupakan faktor terpenting dalam patogenesis aterosklerosis. Kadar kolesterol yang tinggi disebabkan oleh kenaikan kadar LDL. Perjalanan hidup LDL dimulai dengan sintesis dan sekresi VLDL oleh sel-sel hati (hepatosit). VLDL mengandung kolesterol dan trigliserida (TG). Setelah memasuki aliran darah, VLDL mulai kehilangan kandungan TG-nya karena TG mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi asam lemak dan gliserol, sehingga kandungan ester kolesterol semakin lama semakin tinggi. Dengan proses ini VLDL mula-mula berubah menjadi IDL dan akhirnya berubah menjadi LDL. Selanjutnya LDL akan diendositosis oleh sel-sel jaringan perifer dan hepatosit setelah terlebih dahulu diikat oleh reseptor LDL (LDL-R).(35)

Kadar LDL yang tinggi pada dasarnya disebabkan oleh dua hal,

yaitu :sintesis VLDL yang berlebihan atau gangguan ambilan (uptake) LDL

oleh sel-sel jaringan. Penyebabnya dapat bersifat genetis atau pengaruh dari faktor lingkungan. Sintesis VLDL yang berlebih misalnya terjadi pada

diabetes mellitus dan kebiasaan makan makanan tinggi kolesterol. (35)

II.6. TAHAPAN ATEROSKLEROSIS

Aterosklerosis tak terjadi secara mendadak, melainkan terjadi melalui sejumlah tahapan, masing-masing tahap memerlukan waktu untuk mencapai tahap berikutnya. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :


(39)

a. Tahap dini.

Pada tahap paling awal ini, secara makroskopik, belum terlihat perubahan pada dinding sel arteri, tapi secara mikroskopik pada sub intima ditemukan sekelompok sel yang dalam sitoplasmanya terlihat gelembung-gelembung mirip busa sabun, karenanya disebut sel busa (foam cell). Sel busa ini berasal dari makrofag dan gelembung mirip busa tersebut berisi ester kolesterol.(35)

b. Tahap pembentukan garis lemak (fatty streak).

Pada tahap ini terjadi penumpukkan sel-sel busa sehingga mendesak endotelium. Secara makroskopik terlihat dinding arteri

sedikit menonjol ke dalam lumen membentuk geligir.(35)

c. Tahap pembentukkan ateroma.

Pada tahap ini, di samping sel busa terlihat pula tumpukan lemak ekstrasel yang terjadi karena nekrosis sel busa. Di dalam sub intima juga dijumpai limfosit, sel-sel otot polos dan serat kolagen. Keberadaan serat kolagen ini menimbulkan nama fibrous plaque (bercak berserat). Walaupun dalam keadaan terdesak, sel-sel endotelium masih terlihat utuh. Secara makroskopis terlihat sebagai


(40)

d. Tahap lesi lanjut.

Pada tahap ini terjadi nekrosis endotelium yang memicu terjadinya thrombus.(35)

Dari hasil peneltian epidemiologi diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan merangsang terbentuknya aterosklerosis. Faktor ini disebut faktor risiko. Faktor risiko ada yang dapat dimodifikasi

dan ada yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat

dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan penyakit aterosklerosis.(45)

II.6.1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

Beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah : 1. Hipertensi

Hipertensi adalah faktor risiko yang penting pada usia di atas 45 tahun. Penyakit jantung iskemik 5 kali lebih sering pada individu di mana tekanan darah > 160/95 mmHg daripada normotensi

( < 140/90 mmHg ). (45,46,47)

2. Merokok

Orang yang merokok > 10 batang / hari mempunyai risiko 3 kali lebih besar. Hubungan rokok dan ateroskerosis dikaitkan dengan adanya faktor karbon monooksida yang menyebabkan injuri sel endotel. (45,46,47)


(41)

3. Diabetes Melitus

Semua pasien yang menderita diabetes mellitus > 10 tahun mempunyai aterosklerosis signifikan. (45,46,47)

4. Hiperlipidemia

Adanya hiperlipidemia merupakan faktor risiko yang kuat terjadinya aterosklerosis pada pasien < 45 tahun. Dijumpai total kolesterol serum > 240 mg/dl, LDL > 160 mg/dl, Trigliserida > 250 mg/dl. (45,46,47)

5. HDL yang rendah

Nilai HDL koletserol < 35 mg/dl. HDL yang rendah umumnya terjadi pada perokok, DM, orang inaktif yang tidak teratur berolah raga, dan pasien dengan Trigliserida yang tinggi. Latihan yang teratur dapat meningkatkan HDL kolesterol plasma. (45,46,47)

II.7. Pengertian Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah : suatu keadaan terjadinya gangguan respons metabolik terhadap kerja insulin, akibatnya untuk kadar glukosa plasma tertentu dibutuhkan kadar insulin yang lebih banyak

daripada “normal” untuk mempertahankan keadaan normoglikemia.(48)

Akibat resistensi insulin (endogen), maka diperlukan jumlah insulin yang tinggi sebagai kompensasi untuk mengontrol gula darah agar tetap normal, jika sel beta pankreas masih adekuat untuk menghasilkan insulin, ini yang disebut hiperinsulinemia.


(42)

Hiperinsulinemia suatu respon kompensasi yang tipikal karena menurunnya aksi insulin pada sel target, kondisi ini disebut sebagai resisten insulin atau sensitifitas insulin di sel target telah menurun.(49) Hiperinsulinemia akan mencegah terjadinya intoleransi glukosa atau hanya sedikit terganggu, mencegah hiperglikemia atau manifesnya diabetes. Bila sel beta pankreas lelah, muncul keadaan hiperglikemia, asam lemak bebas meningkat. Resistensi insulin ditemui pada penderita NIDDM, obesitas, hipertensi. Derajat gangguan toleransi glukosa berbeda-beda diberbagai kelompok tersebut, ini ditentukan

oleh kemampuan sel beta pankreas untuk memghasilkan insulin(49)

II.8. SINDROMA METABOLIK(50)

Sesuai dengan perkembangannya, maka definisi SINDROMA

METABOLIK (SM) juga mengalami variasi. Pada tahun 1998

World Health Organization (WHO) memberikan definisi SM sebagai gangguan metabolisme glukosa atau RI ditambah 2 atau lebih kelainan antara lain obesitas, dislipidemia, hipertensi, dan mikroalbuminuria.


(43)

Pada tahun 2001 the National Cholesterol Education Program’s Adult Traetment Panel III (NCEP: ATP III) memberikan definisi SM adalah tiga atau lebih kelainan berikut ini :

1. Obesitas sentral : lingkar pinggang ≥ 102 cm (pria),≥ 88 cm

(wanita).

2. Trigliserida (> 150 mg / dL).

3. HDL <40mg/dL pada pria atau <50 mg / dL pada wanita. 4. Glukosa puasa > 110 mg / dL.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional (potong lintang) bentuk observasi (non eksperimental). Pengukuran variabel dilakukan hanya satu kali.

3.2. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan bekerja sama dengan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus sampai dengan bulan November 2010

3.3. Populasi dan Subjek Penelitian

Kelompok kasus adalah semua penderita DM tipe 2 dengan hipertensi bekerja sama dengan Poliklinik sub divisi Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan dan sebagai kelompok pembanding adalah penderita DM tipe 2 dengan yang non hipertensi. Seluruh peserta yang ikut dalam penelitian ini diberikan informed-consent dan telah mendapat penjelasan tentang prosedur penelitian.


(45)

3.3.1. Kriteria Inklusi

1. Bersedia ikut dalam penelitian

2. Penderita DM tipe 2 sesuai kriteria ADA 2002, berdasarkan :

- Gejala Klinis diabetes

- Pemeriksaan Laboratorium :

KGD Puasa : > 126 mg/dl dan KGD 2 jam PP : > 200 mg/dl

3. Penderita DM dengan hipertensi 4. Usia > 40 tahun

3.3.2. Kriteria Eksklusi

1. Penderita DM tipe 1 2. Umur < 40 tahun

3. Sekunder hiperglikemia, seperti pemakaian obat kortikosteroid

4. Gagal ginjal


(46)

3.4. Perkiraan Besar Sampel

Sampel dipilih secara consecutive sampling dengan perkiraan besar sampel minimum dan subjek yang diteliti dipakai rumus uji Hipotesa dua kelompok berpasangan :

N1 =N2 =

(Zα + Z β) Sd 2

  d 

      

=

= 35,9∼ 36

Dimana : Zα = 1,96 α = 0,05

Zβ = 1,282 β = 0,10 Dimana :

Zα = Nilai batas normal dari tabel Z yang besar nya tergantung pada nilai

α yang ditentukan. Untuk α = 0,05 dan Zα = 1,96.

Zβ = Nilai batas normal dari tabel Z yang besar nya tergantung pada

nilai β yang ditentukan. Untuk β = 0,10 dan Zβ = 1,282

Sd = Standar deviasi LDL pada penderita DM tipe 2 adalah 37

2 (1,96 + 1,282).37         

       20 


(47)

D = Presisi rerata (tingkat ketepatan)

Besar sampel untuk masing – masing kelompok minimal adalah 36 orang.

3.5. Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan statistik. Untuk melihat gambaran karakteristik penderita disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan. Untuk melihat hubungan antara LDL dengan hipertensi dan non hipertensi pada populasi DM tipe 2 digunakan uji T berpasangan. Hasil tes dikatakan bermakna bila nilai p < 0.05. Pengolahan data dan analisa statistik pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0.

3.6. Ethical clearance dan Inform Consent

Ethical clearance diperoleh dari komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Inform consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang menyatakan bersedia ikut dalam penelitian setelah mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian ini.


(48)

3.7. Bahan dan Cara Kerja

3.7.1. Bahan yang diperlukan

Sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah darah tanpa anti koagulan.

3.7.2. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik

Anamnese dilakukan dengan wawancara berpedoman pada daftar pertanyaan pada status dan keterangan yang ada pada status. Pemeriksaan fisik dilakukan pada posisi penderita berbaring . Seluruh data dan hasil pemeriksaan dicatat dalam status khusus penelitian.

3.7.3. Pengambilan dan Pengolahan Sampel

3.7.3.1. Pengambilan sampel darah.

Sampel darah diambil dari darah vena mediana cubiti. Sebelumnya pasien dipuasakan 10-12 jam. Tempat punksi vena terlebih dahulu dilakukan tindakan aseptik dengan alkohol 70 % dan dibiarkan kering, kemudian dilakukan punksi. Pengambilan darah dilakukan tanpa stasis yang berlebihan dengan disposable syringe 5 cc, darah diambil 5 cc tanpa antikoagulan untuk pemeriksaan kadar LDL Kolesterol , kadar gula darah serta creatinin darah.


(49)

3.7.3.2 Pengolahan Sampel

Darah tanpa antikoagulan dibiarkan dalam suhu ruangan selama 30 menit, kemudian disentrifus dengan kecepatan 3000 g selama 15 menit, serum dipisahkan secara hati-hati ke dalam 2 tabung plastik. Tabung plastik pertama untuk pemeriksaan Kadar Gula Darah dan creatinin dengan alat Cobas 6000 automatic analyzer. Tabung kedua

segera disimpan dalam refrigerator, dengan suhu 2-8 0C sampai waktu

pemeriksaan LDL Kolesterol.

3.7.4. Pemeriksaan Laboratorium

3.7.4.1. Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Pemeriksaan ini dilakukan dengan metoda enzimatik berdasarkan

reaksi hexokinase (UV test) dengan alat Automatic Cobass 6000 C 501. Sampel yang digunakan adalah serum.

3.7.4.2. Pemeriksaan LDL kolesterol

3.7.4.2.1. Tes enzimatik kolorimetrik

Sampel : serum Prinsip :

LDL kolesterol ester kolesterol+asam lemak bebas


(50)

LDL kolesterol + 02 ∆4 -kolestenone+H2O

Kolesterol oxidase

peroxidase

2H2O2 + 4-aminoantipyrine + HSDA +H2O + H pigmen

Biru ungu+5H2O

(Abs.max=585 nm)

HSDA = Sodium N-(2-hydroxy-3-sulfopropyl)-3,5-dimethoxyaniline

Intensitas warna zat biru-ungu ini yang terbentuk secara langsung sebanding dengan konsentrasi kolesterol yang diukur dengan photometer. Reagen - working solutions :

R1 MOPS (3-morpholinopropane sulfonic acid buffer) : 20,1 mmol/L. pH

6,5 ; HSDA : 0,96 mmlo/L ; ascorbate oxidase : ≥ 50 μkat/L, peroxidase (horseradish): 167 μkat/L ; preservative

R2 MOPS (3-morpholinopropane sulfonic acid buffer) : 20,1 mmol/l. pH

6,8 ; MgSO4.7H2O : 8,11 mmlo/l ; 4-aminoantipyrine : 2,46 mmol/L

cholesterol esterase : ≥ 50 μkat/L, cholesterol oxidase : 33,3 μkat/L ; peroxidase (horseradish): 334 μkat/L ; detergent ; preservative.

Cara Kerja : Alat dan program ready

Kadar LDL kolesterol diukur secara automatisasi pada panjang gelombang 600 nm. Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam mg/dl.

Kalkulasi analit dengan faktor konversi :


(51)

3.7.5. PEMANTAPAN KUALITAS

Hasil dari suatu pemeriksaan laboratorium dapat berkualitas baik bila dilakukan pemantapan kualitas. Pemantapan kualitas penting untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan. Untuk itu sebelum melakukan pemeriksaan perlu dilakukan persiapan yang cukup untuk meningkatkan kualitas dari pemeriksaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan di antaranya adalah : prosedur pemeriksaan, penggunaan alat-alat yang harus sesuai dengan petunjuk, ataupun reagensia yang digunakan. Pemeriksaan laboratorium klinik baik apabila test tersebut teliti (precision) dan akurat dengan batas nilai yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya (ada nilai target).

Untuk pemeriksaan creatinin darah digunakan assay control Precinorm U dan Precipath U. Untuk pemeriksaan LDL kolesterol digunakan assay control Precinorm L.

Untuk pemantapan kualitas pemeriksaan LDL kolesterol dilakukan dengan menggunakan control sera assay C.f.a.s lipid. Pemantapan kwalitas dilakukan dengan cara mengerjakan sample penelitian bersama-sama dengan assayed control sera dengan nilai target 82 – 136 mg/dl.

Bila hasil pemeriksaan control sera assayed masuk dalam nilai target, maka sample penelitian dianggap terkontrol. Setelah itu dilakukan


(52)

Tabel 5. Pemantapan kualitas menggunakan Kontrol Precinorm Lipid pada pemeriksaan Kadar LDL Kolesterol.

NO Kelompok

Pemeriksaan

Tanggal Pemeriksaan

Precinorm Lipid (mg/dl)

Nilai Target LDL Kolesterol

(mg/dl)

1 20 29 Okt ‘10 101,9 82 – 136

2 20 01 Nov ‘10 103,4 82 – 136

3 20 06 Nov ‘10 101,2 82 – 136

4 12 12 Nov ‘10 101,8 82 – 136

3.8. Batasan dan Definisi Operasional

a. Diabetes Melitus

Disebut DM apabila didapati gejala klinis dan pada pemeriksaan

laboratorium didapatkan KGD puasa ≥126 mg / dl, KGD 2 jam PP

≥ 200 mg/dl.

b. Hipertensi

Yang dimaksud dengan penderita hipertensi adalah penderita dengan riwayat hipertensi atau pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya hipertensi. Kriteria hipertensi sesuai dengan ketetapan JNC VII 2003 ( The Seventh Report of The Joint National Commite on Detection, Evaluation dan Treatment of High Blood Pressure)

yaitu: bila terdapat tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau


(53)

c. Gagal ginjal

Gagal ginjal ditentukan berdasakan riwayat penyakit seperti penderita hemodialisa regular, pemeriksaan fisik dengan adanya hipertensi, edema dan pucat, dan atau penetapan Estimation Glomerular Filtration Rate (EGFR) yang direkomendasikan The National Kidney Foundation dengan kalkulasi Cocroft-Gault berdasarkan pemeriksaan kreatinin serum.

EGFR = Berat badan (kg) x (140 – umur ) Kadar creatinin serum x 72 Pada wanita hasil x 0,85

d. IMT

Ditentukan berdasarkan IMT (Indeks Masa Tubuh), digunakan untuk membuat penggolongan apakah seseorang tersebut obesitas, overweight, ataukah normal.Untuk orang Asia, disebut obesitas bila IMT > 25 kg/m2 , overweight bila IMT 23-24,9 kg/m2

dan normal bila IMT 18,5-22,9 kg/m2 , berat badan kurang

( underweight) bila IMT < 18,5 kg/m2


(54)

Kerangka Kerja  

Inklusi : Bersedia ikut dalam penelitian, penderita DM tipe 2 sesuai kriteria ADA 2002, Penderita DM dengan Hipertensi, Usia >40 tahun  

Populasi : Penderita DM tipe 2 dengan hipertensi

Kadar LDL Kolesterol

Ekslusi : Tidak bersedia ikut dalam penelitian, Penderita DM tipe 1, penderita DM non Hipertensi, Usia <40 tahun


(55)

3.9. Perkiraan Biaya Penelitian

1. Pengadaan alat tulis Rp. 1.200.000,-

2. Pengadaan Reagensia Rp. 4.500.000,-

3. Pengadaan alat – alat disposibel Rp. 500.000,-

4. Pengolahan hasil statistik Rp. 500.000,-

5. Biaya tak terduga Rp. 300.000,-

Total biaya Rp. 7.000.000,-

3.9.1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Juni 2010

Agustus- November

2010

Desember 2010

1. Proposal/

Kolokium

X

2. Kumpul Data X X

3. Analisa Data X


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara studi cross sectional yang telah dilaksanakan mulai Agustus sampai November 2010. Didapatkan 36 pasien DM tipe 2 dengan hipertensi dan 36 orang kelompok kontrol pasien DM tipe 2 yang non hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berkunjung ke Poliklinik Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan.

4.1. Gambaran Umum Peserta Penelitian

Pada penelitian ini, kelompok DM tipe 2 dengan hipertensi terdiri dari 13 orang pria (36,1%) dan 23 orang wanita (63,9%) dengan umur rerata 54,72±5,86, sedangkan pada DM tipe 2 non hipertensi terdiri dari 22 orang pria (36,1%) dan 14 orang wanita (63,9%) dengan umur rerata 52,22±6,44. Hasil penelitian tersebut diuraikan dalam tabel sebagai berikut


(57)

Tabel 6. Karakteristik penderita DM tipe 2 dengan hipertensi dan non Hipertensi Variabel DM Hipertensi (n=36) DM Non Hipetensi (n=36) P

Jenis kelamin (n,%) Laki-laki Perempuan 13 (36,1) 23 (63,9) 22 (61,1) 14 (38,9)

0,034 *

Umur (n,%)

41 - 50 tahun 51-60 tahun >60 tahun 8(22,2) 21(58,3) 7(19,5) 15(41,7) 17(47,2) 4(11,1)

0,185 **

Keterangan :

* Uji Chi-Square ** Uji Anova

Pada tabel 6 terlihat bahwa proporsi jenis kelamin perempuan yang menderita hipertensi dengan dislipidemia 19 orang (57,6%) lebih tinggi dibandingkan laki-laki 14 orang (42,4%). Dalam hal ini jenis kelamin dijumpai perbedaan bermakna antara laki-laki dan perempuan pada kelompok hipertensi dengan dislipidemia dengan non dislipidemia (p<0,05).


(58)

Berdasarkan kelompok umur, pada kedua kelompok terbanyak pada rentang usia 51 sampai 60 tahun 21(58,3%), tidak dijumpai perbedaan bermakna pada kelompok DM dengan hipertensi dan non hipertensi ( p > 0,05).

Tabel 7. Karakteristik penderita DM tipe 2 dengan hipertensi dan non

Hipertensi

Variabel

DM Hipertensi

(x±SD) (n=36)

DM Non Hipetensi

(x±SD) (n=36)

P

IMT (kg/m2) 25,69±2,87 25,19±1,99 0,34 *

Lama DM 1,83±1,29 3,69±2,12 0,0001**

TD Sistole 148,89±11,89 119,72±9,41 0,0001 **

TD Diastole 94,17±7,70 75,28±6,08 0,0001 **

KGD Puasa 175,50±70,95 166,39±68,38 0,581 *

KGD 2 jam PP 287,78±114,73 269,92±109,81 0,502 *

LFG 90,32±23,51 102,82±38,86 0,103 *


(59)

Keterangan : * Uji T

** Uji Wilcoxon

Gambaran Indek Masa tubuh pada kedua kelompok didapati rerata 25,69±2,87 pada kelompok DM dengan hipertensi dan rerata 25,19±1,99 pada kelompok non hipertensi. Dalam hal ini tidak dijumpai perbedaan bermakna antara Indek Masa Tubuh pada kelompok DM dengan hipertensi dan non hipertensi ( p > 0,05).

Untuk lamanya terdiagnosa DM pada kedua kelompok didapati rerata 1,83±1,29 pada kelompok DM dengan hipertensi dan rerata 3,69±2,12 pada kelompok non hipertensi. Dalam hal ini dijumpai perbedaan bermakna antara lamanya terdiagnosa DM pada kelompok DM dengan hipertensi dan non hipertensi ( p < 0,05).

Pada pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik didapati rerata tekanan daran sistolik pada kelompok DM dengan hipertensi adalah 148,89±11,89 dan pada kelompok non hipertensi adalah 119,72±9,40. Dijumpai perbedaan bermakna antara tekanan darah sistolik pada kelompok DM dengan hipertensi dan non hipertensi (p <0,05), sedangkan pada pengukuran tekanan darah diastolik pada kelompok DM dengan hipertensi didapati rerata tekanan darah


(60)

75,28±6,08. Dalam hal ini dijumpai dijumpai perbedaan bermakna antara tekanan darah diastolik pada kelompok DM dengan hipertensi dan non hipertensi ( p < 0,05).

Pada KGD Puasa pada kedua kelompok didapati rerata 175,50±70,95 pada kelompok DM dengan hipertensi dan rerata 166,39±68,38 pada kelompok non hipertensi. Dalam hal ini tidak dijumpai perbedaan bermakna antara KGD Puasa pada kelompok DM dengan hipertensi dan non hipertensi ( p > 0,05).

Pada KGD 2 jam PP pada kedua kelompok didapati rerata 287,78±114,73 pada kelompok DM dengan hipertensi dan rerata 269,92±109,81 pada kelompok non hipertensi. Dalam hal ini tidak dijumpai perbedaan bermakna antara KGD 2 jam PP pada kelompok DM dengan hipertensi dan non hipertensi ( p > 0,05).

Pada LFG pada kedua kelompok didapati rerata 90,32±23,51 pada kelompok DM dengan hipertensi dan rerata 102,82±38,86 pada kelompok non hipertensi. Dalam hal ini tidak dijumpai perbedaan bermakna antara LFG pada kelompok DM dengan hipertensi dan non hipertensi ( p > 0,05).


(61)

Tabel 8. Perbandingan Kadar LDL Kolesterol Pada DM tipe 2 dengan Hipertensi dan non Hipertensi

Variabel N LDL Kolesterol

(x±SD)

P

DM Hipertensi

36 151,08±35,55

0,0001 *

DM Non Hipertensi Keterangan : * Uji T

36 113,75±31,12

Pada pemeriksaan LDL pada kelompok DM tipe 2 dengan hipertensi didapati rerata kadar LDL adalah 151,08±35,55 mg/dl, lebih tinggi dibandingkan pada kelompok non hipertensi dengan rerata adalah 113,75±31,12 mg/dl dan secara statistik dijumpai perbedaan bermakna kadar LDL pada kedua kelompok dengan nilai p<0,05.


(62)

Tabel 9. Perbandingan Kadar LDL Kolesterol Pada DM tipe 2 dengan Hipertensi dan non Hipertensi pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan

LDL Kolesterol

(mg/dl)

N DM tipe 2

Hipertensi (Mean±SD)

DM tipe 2 Non Hipertensi (Mean±SD)

P

Laki-Laki 36 136,23±31,76 114,54±27,94 0,058 *

Perempuan 36 159,48±35,44± 113,30±33,38 0,91 *

Keterangan :

* Uji Chi-Square

Pada pemeriksaan LDL kolesterol pada laki-laki didapati rerata 136,23±31,76 mg/dl pada kelompok DM tipe 2 dengan hipertensi dan didapati rerata 114,54±27,94 mg/dl pada kelompok non hipertensi. Sementara pada perempuan didapati rerata 159,48±35,44 mg/dl pada kelompok DM tipe 2 dengan hipertensi dan didapati rerata 113,30±33,38

mg/dl pada kelompok non hipertensi. Dalam hal ini tidak dijumpai


(63)

BAB V

PEMBAHASAN

Aterosklerosis merupakan proses yang bersifat kompleks. Dalam pembentukannya melibatkan disfungsi endotel, gangguan lipid, stres oksidatif, aktivasi otot polos pembuluh darah, faktor genetik, dan akhir-akhir ini juga diketahui secara luas adanya peranan inflamasi pada setiap tahapan terbentuknya aterosklerosis. Hubungan sindroma metabolik dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler adalah terjadinya proses aterosklerosis yang menggambarkan terjadinya disfungsi endotel. Faktor tekanan darah, obesitas abdominal, hiperinsulinemia dan dislipidemia ini diawali dengan keadaan resistensi insulin. Dari beberapa penelitian membuktikan bahwa peningkatan dari kadar LDL Kolesterol dihubungkan dengan peningkatan resiko kejadian penyakit kardiovaskular sesuai dengan penelitian Hamid Nasir pada tahun 2006(16)

Pada penelitian ini pemeriksaan kadar LDL Kolesterol dilakukan pada dua kelompok yaitu kelompok DM tipe 2 dengan hipertensi sebanyak 36 orang dengan karakteristik jenis kelamin terdiri dari 13 laki-laki (36,1%) dan 23 perempuan ( 63,9%),dengan usia rata-rata 54,72±5,863 dengan penyebaran terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun, dan indek masa tubuh rata-rata 25,69±2,87.


(64)

Kelompok DM tipe 2 non hipertensi ( kontrol ) sebanyak 36 orang dengan karakteristik jenis kelamin terdiri dari 22 laki-laki (61,1%) dan perempuan 14 (38,9%) dengan usia rata-rata 52,22±6,44 dengan penyebaran terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun dan indek masa tubuh rata-rata 25,19±1,99. Pada kedua kelompok ini memperlihatkan ada perbedaan bermakna pada jenis kelamin penderita DM tipe 2 dengan hipertensi dengan penderita non hipertensi ( p<0,05) dan tidak ada perbedaan bermakna pada umur dan IMT kelompok penderita DM tipe 2 dengan hipertensi dan penderita non hipertensi ( p>0,05).

H.A.H. Asdie,dkk tahun 2005, menyatakan dari 72 subjek DM tipe 2 yang memenuhi kriteria kelompok DM tipe 2 dengan hipertensi sebanyak 56 orang dengan karakteristik jenis kelamin terdiri dari 21 laki-laki (29,16%) dan 35 perempuan (48,61%) dengan usia rata-rata 60,13±8,508, dengan indek masa tubuh rata-rata 22,17±2,772.

Kelompok DM tipe 2 non hipertensi sebanyak 16 orang dengan karakteristik jenis kelamin terdiri dari 8 laki-laki (11,11%) dan perempuan 8 (11,11%) dengan usia rata-rata 56,45±10,56 dengan indek masa tubuh rata-rata 23,08±2,769. Pada kedua kelompok ini memperlihatkan tidak ada perbedaan bermakna pada umur dan IMT penderita DM tipe 2 dengan hipertensi dan non hipertensi (p>0,05). (17)


(65)

Pada penelitian ini dijumpai perbedaan yang bermakna antara kadar LDL kolesterol pada DM tipe 2 dengan hipertensi (p < 0,05) sesuai dengan penelitian Idogun ES et al yang dilakukan pada tahun 2006 dan pada penelitian H.A.H. Asdie,dkk tahun 2005 (p < 0,05).

Pada penelitian ini juga dijumpai perbedaan bermakna pada pengukuran parameter seperti lama DM, tekanan Diastole dan tekanan darah Sistole pada DM tipe 2 dengan hipertensi (p <0,05) dan tidak dijumpai perbedaan bermakna antara KGD Puasa dan KGD 2 jam PP, pada DM tipe 2 dengan hipertensi (p <0,05) sesuai dengan penelitian H.A.H. Asdie,dkk yang dilakukan pada tahun 2005.


(66)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. KESIMPULAN

Pada penelitian ini dijumpai :

1. Peningkatan kadar LDL Kolesterol pada DM tipe 2 dengan hipertensi berbeda yang bermakna bila dibandingkan dengan non hipertensi (p < 0,05).

2. Peningkatan tekanan darah sistole dan tekanan darah diastole pada DM tipe 2 dengan hipertensi berbeda bermakna bila dibandingkan dengan non hipertensi (p < 0,05).

VI.2. SARAN

1. Penderita DM tipe 2 dengan hipertensi dianjurkan untuk


(67)

DAFTAR PUSTAKA

1. Malloy Mary J, Kane John P. Agen yang digunakan dalam hiperlipidemia. Dalam : Katzung Bertram. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika, 2002.h. 421-2

2. Corwin Elizabeth J. Buku saku patofisiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi 1. Jakarta : EGC, 2009.h.477

3. Applegate WB, Basile JN, Carey R, Dzau P, Egan BM, Falkner B et all. The Sevent Report of The Joint Commite on Prevention, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure. US Departement of Health and Human Services. 2003 : 3-15

4. Libby Peter, The pathogenesis of atherosclerosis. In: Kasper Dennis L, Fauci Anthony S, Longo Dan L, et al. Harrison’s principles of internal medicine. Sixteenth Edition,USA : McGraw-Hill, 2005.h.1425-33.

5. Marks Dawn B, Marks Allan D, Smith Colleen M. Biokimia kedokteran dasar : Sebuah pendekatan klinis, Edisi 1, Jakarta, : EGC, 2000.h.513-30

6. Kurniasih Rita, Wijaya Andi, Kadar LDL-teroksidasi suatu petanda biokimiawi untuk menentukan resiko penyakit jantung koroner. Dalam : Donosepoetro Marsetio, Suhandi Budhianto,dkk. Forum


(68)

7. Piliang Sjafii. Sejarah diabetes mellitus. Dalam : Piliang Sjafii, Syukran OK Alfien, Bahri Chairul, et al. The 1st workshop on insulin and type 2 diabetes. Medan : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2004.h.5-11

8. Nolte Martha S, Karam John H. Hormon pankreas dan obat anti hipertensi. Dalam : Katzung Bertram. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika, 2002.h. 671

9. Bakri Syakib, What have we learn about ARB, especially for diabetes hypertension. Dalam Kongres nasional X pernefri, Annual meeting.h.97

10. Boestan Iwan N, Baedowi Andrianto. The role of interventional

cardiology in coronary artery disease with diabetes. Dalam: Adi Soebagijo, Nasronudin, Sutjahjo Ari, et al. Naskah lengkap pendidikan kedokteran berkelanjutan XXII. Surabaya: Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UNAIR, 2007.h.557

11. Waspadji Sarwono. Penyulit Kronik Dan Pencegahannya. Dalam: Soegondo Sidartawan, Soewondo Pradana, Subekti Imam. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke-6. Jakarta : FK UI, 2007.


(69)

12. Yates A. John, DeFronzo Ralph A. Kelainan metabolisme. Dalam: Stein Jay H. Panduan klinik ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: EGC, 2001.h.660

13. Tjokroprawiro A, Hendromartono, Piliang S. Simposium Dimensi Baru Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin 1996; h 1-3

14. Neal Michael J. At a glance farmakologi medis : Obat penurun lipid. Edisi kelima. Jakarta : EMS, 2005.h.47.

15. Anwar Bahri T. Faktor risiko Penyakit Jantung Koroner. FK-USU, 2004. h. 9

16. Nasri hamid, Yazdani Mohammad. The relationship between serum LDL-cholesterol, HDL-cholesterol and systolic blood pressure in patirnts with type 2 diabetes.

17. Asdie HAH, Pramono Bowo, Susatyo Eddy, Hubungan LDL

dengan Hipetensi pada populasi DM tipe 2. Dalam The International Journal of Internal Medicine, Palembang, 2006.

18. ES Idogun, EI Unuigbe, PS Ogunro et al. Assessment of serum lipids in Nigerians with type 2 Diabetes Mellitus complications. 19. Adam John MF. Dislipidemia. Dalam : Sudoyo Aru W, Setiyohadi

Bambang, Alwi Idrus dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi IV, Jakarta : FK-UI, 2006.h 1926-28.


(70)

20. Goldberg IJ. Diabetic Dyslipidemia: Causes and Consequenses, Clinical Review. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2001 ; 86(3) : 965-71.

21. Hilbert Timothy, Lifshitz MS. Lipids and Dyslipoproteinemia In: Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 21th ed. Saunders Elsevier. 2007 : 201- 17

22. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. PB PERKENI, Jakarta 2006 : 1-47.

23. Bennet PH, Knowler WC. Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and Glucose Homeostasis. In: Joslin’s Diabetes Mellitus 14th ed. Lippincott Williams & Wilkins, USA 2006 : 332-41. 24. International Diabetes Federation. IDF Clinical Guidelines Task

Force. Global Guideline for type 2 diabetes. Brussels, 2005.

25. American Diabetes Association. ADA Position Statement : Standard of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care 2005 ; 29 (suppl 1) : S4-S42

26. World Health Organization : Diabetes Mellitus : Report of a WHO Study Group. Geneva, WHO, 2005

27. Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jakarta 2006 :1852-56.


(71)

28. Suyono S. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes. Dalam : Soegondo S, Soewondo P, Subekti I. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Balai Penerbitan FKUI Jakarta 2004 : 1-4.

29. World Health Organization. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycemia : Report of WHO/IDF Consultation. World Health Organization, Geneva, Switzerland 2006 : 1-35.

30. American Diabetes Association. Standard of Medical Care in Diabetes 2008. diabetes Care Vol.31, 2008, Supplement

31. Laakso M. Epidemiology of Type 2 Diabetes. In : Goldstein BJ.

Type 2 Diabetes Mellitus, Principles and Practice, 2nd ed. Informa

Healthcare, USA 2008 : 1-13.

32. Leahy JL. Pathogenesis of Type 2 Diabetes Mellitus. In : Feinglos MN, Bethel MA. Type 2 Diabetes Mellitus, An Evidence-Based Approach to Practical Management. Humana Press, USA 2008 : 17-34.

33. Buse JB, Polonsky KS, Burant CF. Type 2 Diabetes Mellitus. In : Larsen PR, Kronenberg HM, Melmed S, Polonsky KS. Williams Textbook of Endocrinology, 10th ed. WB Saunders, Philadelphia, 2003 : 1427-64.


(72)

34. Chobanian A et al. Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Pressure. American Heart Association 2003; 1206-11.

35. Suryohudoyo Purnomo. Dasar Molekuler Penyakit Aterosklerosis dalam Kapita selekta Ilmu Kedokteran Molekuler, Sagung Seto, Cetakan II, Jakarta, 2007 : 58-64.

36. Kaplan NM. Primary Hypertension : pathogenesis. Kaplan’s clinical hypertension. 8th edition . Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2002 : 56-135.

37. Hikmat Permana. Pengelolaan Hipertensi pada Diabetes Melitus tipe 2 . Sub bagian Endokrinologi dan metabolisme bagian Ilmu Penyakit Dalam. UNPAD. Bandung

38. Suhartono T. Dislipidemia pada Diabetes Melitus, dalam Diabetes Melitus ditinjau dari berbagai aspek penyakit dalam. 2007: 31-35

39. Anwar BT. Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung

koroner. FK USU.2004.1-10

40. PERKENI. Petunjuk Praktis Penatalaksanaa Dislipidemia. PB

PERKENI. Cetakan 1, 2004; 1-15.

41. Shahab Alwi. Penatalaksanaan dislipidemia pada DM tipe 2. Subbagian Endokrinologi Metabolisme Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unsri/RS MH Palembang.h. 1-2.


(73)

42. Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, et al. Diabetes Melitus,

Endocrinology In Harrison’s Principle of Internal Medicine 17thed,

2008 ; 2291-96.

43. Paul S, Jellinger MD, FACE. The American association of Clinical Endocrinologists Medical Guidelines for Clinical Practice for the Diagnosis and Treatment of Dyslipidemia and Prevention of Atherogenesis 2002 Amended Version, Endocrine Practice 2000; 6: 170-7.

44. Soemantri Djoko. Hipertensi Sebagai Faktor Risiko Penyakit

Kardiovaskuler pada Diabetes Melitus. Dalam : Suryawan Rurus, Herwanto Bambang. Holistic Management of Cardiovascular Disease, Surabaya : UNAIR, 2003. h 197-9

45. Carleton Ford Penny, Boldt A Marjorie. Penyakit Aterosklerotik Koroner. Dalam : Price A Sylvia, Wilson M Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Jakarta, EGC, 1994, h 531 46. Masud I. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. EGC, Jakarta,

2002.

47. Gustaviani R. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jakarta 2006 :1857-1859.

48. Enrico Merentek. Resistensi Insulin pada Diabetes Melitus Tipe 2. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta. Kalbe Farma, 2006, h 39.


(74)

49. Tedjasukmana P, Pengobatan Hipertensi dengan Penyakit Penyerta. Dalam : Kaligis RWM, Kalim Harmani, Yusak Muhammad, dkk. Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi Sindrom Koroner Akut dan Gagal Jantung. Jakarta : Balai Penerbit Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, 2001.h. 42-62.

50. Marzuki Suryaatmadja. Lipid Test ; An Important Factor For

Prevention of Metabolic Sydrome. Dalam Kongres Nasional VI & Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik, Makassar, 2007, h 28-29

51. Mukhtar Zulfikri. Hipertensi, resistens insulin, hiperinsulinemia, dan NIDDM. Dalam : Mukhtar Zulfikri. Perubahan hemodinamik dan terapi hipertensi dari aspek kardiovaskular. Jakarta : Bamboedoea, 1996.h. 133

52. Ganong William F. Buku ajar fisiologi kedokteran : Fungsi endokrin pankreas & pengaturan metabolisme karbohidrat. Edisi 17. Jakarta : EGC, 1999.h.338


(75)

   

DATA PENELITIAN PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DAN NON HIPERTENSI

NO

INITIAL

NAMA USIA SEX KLP BB TB Ri

w D

M TDS TDD KOL Total TG

HDL Kol

LDL Kol

IMT Kr LFG

KGD PUASA

KGD Ad Random

1 MM 62 PR 1 65 153 2 140 100 235 201 39

158

27,77 0,99 60.46 166

166

2 DH 60 PR 1 73 155 2 180 120 164 145 24

143

30,38 0,9 70,61 170

170

3 WB 54 LK 1 70 170 1 150 100 213 204 27

132

24,22 1 83,61 158

158

4 MT 54 PR 1 60 150 3 140 90 275 163 39

198

26,67 0,4 152,29 156

156

5 DS 53 PR 1 55 155 1 140 90 152 123 51

164

22,89 0.56 100,87 91

91

6 MY 64 PR 1 56 152 5 140 90 305 521 33

175

24,24 0,96 52,33 199

199

7 MG 52 LK 1 70 170 1 140 90 146 177 24

92

24,22 0,8 106,94 177

177

8 RBM 49 LK 1 58 155 4 140 100 215 143 39

128

24,14 1,01 72,58 109

109

9 MS 45 LK 1 70 170 1 140 90 241 99 35

210

24,22 0,76 121,53 220

220

10 NN 46 PR 1 51 150 1 150 100 333 175 62

225

22,67 0,42 134,75 111

111

11 DPS 55 PR 1 61 150 1 140 90 168 162 38

134

27,11 0,83 73,75 135

135

12 CS 43 PR 1 60 155 3 150 90 217 203 31

170

24,97 0,9 76,33 125

125

13 SY 62 PR 1 55 145 1 160 90 184 424 29

156

26,16 0,62 81,68 216

216

14 DA 65 PR 1 55 153 1 140 90 259 667 27

99

23,49 0,8 60,87 189

189

15 NG 45 LK 1 65 170 5 140 90 233 74 23

186

22,49 0,88 97,46 170

170


(76)

   

17 MMS 61 PR 1 55 150 1 140 90 219 95 55

144

24,44 0,77 66,61 115

115

18 SUT 52 PR 1 72 160 4 160 100 198 88 37

143

28,12 0,74 101,08 214

214

19 ER 53 PR 1 81 155 2 150 90 249 340 30

179

33,71 0,82 101,45 214

214

20 SMS 55 PR 1 60 150 2 140 90 162 99 26

109

26,67 0,56 107,52 88

88

21 RM 57 PR 1 65 155 1 170 120 312 119 61

229

27,05 0,74 86,07 277

277

22 WY 58 PR 1 80 160 1 140 90 223 97 56

134

31,25 0,7 110,64 119

119

23 HS 54 LK

1

52 150 1 140 90 219 269 34

140

23,11 0,91 68,25 187

187

24 AS 49 PR

1

60 150 3 170 100 191 105 39

132

26,67 0,6 107,43 270

270

25 KS 63 LK

1

68 168 1 140 90 207 162 43

143

24,09 0,93 79,19 125

125

26 NY 62 PR

1

62 152 2 170 100 286 375 43

197

26,83 1,01 56,52 319

319

27 BS 59 PR

1

68 170 1 140 90 245 110 41

172

23,53 0,72 90,31 162

162

28 M 53 LK

1

68 160 1 170 100 210 496 34

108

26,56 1,01 81,35 96

96

29 RG 57 PR

1

63 150 1 140 90 259 218 28

182

28 0,68 90,78 440

440

30 FD 55 LK

1

70 160 1 160 90 181 166 33

123

27,34 1,16 71,24 104

104

31 ST 46 PR

1

63 155 1 150 90 190 108 42

127

26,22 0,8 87,39 214

214

32 BG 52 LK

1

72 170 1 150 90 216 96 47

148

24,91 0,9 97,78 137

137

33 MN 59 LK

1

70 166 1 140 90 181 73 33

132

25,4 0,75 105 187

187

34 RS 52 LK

1

51 150 1 140 90 190 91 48

117

22,67 0,82 76,02 125

125

35 NML 48 PR

1

74 155 1 160 90 172 112 44

105

30,8 0,6 133,95 217 44


(77)

   

1 SD 47 LK 2 70 160 5 100 80 142 84 15 114 27,34 1,05 86,11 97 115

2 PB 52 LK

2

63 171 5 110 70 113 103 14 108 21,54 0,57 135,09 272 420

3 AA 52 LK

2

71 165 1 130 80 241 55 42 159 26,08 1,16 74,81 202 237

4 SE 67 LK

2

65 165 6 120 80 172 100 30 106 23,87 0,92 71,63 164 357

5 TG 45 LK

2

55 160 2 110 70 242 191 34 164 21,48 0,9 80,63 159 416

6 FH 55 PR

2

55 150 7 110 80 174 292 29 83 24,44 0,75 73,58 202 237

7 BY 53 PR

2

58 155 5 110 70 138 159 14 72 24,14 0,99 60,17 221 365

8 PKK 46 LK

2

65 165 2 120 80 201 128 37 147 23,87 0,98 86,59 104 313

9 AVT 47 PR

2

61 150 5 130 70 208 165 41 129 27,11 0,66 101,47 232 475

10 SR 51 PR

2

60 150 1 130 80 178 144 50 111 26,67 0,53 118,95 159 237

11 HP 56 LK

2

62 160 2 110 80 126 110 27 87 24,22 1,14 63,45 318 548

12 OS 56 LK

2

65 165 5 130 70 125 149 30 65 23,87 1,23 61,65 94 104

13 R 50 PR

2

60 150 2 110 70 172 95 30 118 26,67 0,41 155,49 98 109

14 AS 47 LK

2

55 150 4 120 70 184 242 29 114 24,44 0,6 118,4 122 209

15 JA 60 LK

2

60 160 4 120 80 172 112 51 103 23,4375 1,1 60,6 97 306

16 AS 55 LK

2

72 170 1 110 60 207 170 29 152 24,91 0,9 94,44 191 313

17 P 48 LK

2

54 155 1 110 70 169 145 34 110 22,48 0,73 94,52 159 209

18 RW 43 PR

2

65 155 1 110 80 154 82 26 114 27,05 0,62 120,05 112 137

19 ES 42 LK

2

70 168 2 120 70 257 196 35 178 24,8 0,62 153,67 100 253

20 SD 47 LK

2


(78)

   

21 KP 61 PR

2

60 150 5 120 70 171 96 39 115 26,67 0,66 84,78 125 234

22 EN 50 LK

2

70 155 2 120 80 135 69 45 64 29,14 0,74 118,24 103 124

23 KPG 57 LK

2

60 160 7 120 80 192 281 37 123 23,4375 1,1 62,87 186 261

24 TM 60 PR

2

56 155 2 120 80 258 168 37 200 23,31 0,62 85,31 350 450

25 MH 53 LK

2

68 165 1 130 80 159 117 38 93 24,98 0,92 89,31 164 220

26 LY 52 PR

2

62 155 5 130 80 187 222 17 110 25,81 0,3 214,7 232 338

27 HN 47 PR

2

63 150 3 130 80 179 74 37 125 28 0,66 104,79 103 151

28 TS 41 LK

2

68 160 2 130 70 227 296 36 152 26,56 0,9 103,89 331 459

29 ST 62 LK

2

70 176 7 130 80 169 101 41 104 22,59 0,48 157,99 116 252

30 KP 62 PR

2

65 155 5 130 80 182 153 42 112 27,05 0,68 88,02 145 221

31 DH 52 PR

2

64 155 7 130 80 153 128 32 92 26,64 0,79 84,16 202 309

32 MB 60 PR

2

55 150 6 130 80 179 143 33 116 24,44 0,85 61,12 150 232

33 HH 58 LK

2

55 155 6 130 80 183 118 31 116 22,89 1 62,64 139 255

34 RS 43 LK

2

72 165 1 110 70 119 120 30 71 26,45 0,54 179,63 138 215

35 RN 48 LK

2

70 153 6 120 80 153 108 26 80 29,9 0,48 186,34 101 209

36 FD 55 PR

2


(79)

   

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK FK-USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta manfaat dan resiko

penelitian yang berjudul Perbandingan Kadar LDL Kolesterol pada DM Tipe

2 dengan atau tanpa hipertensi dan memahami bahwa subyek dalam penelitian ini sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dalam keikut-sertaannya maka saya setuju ikut penelitian ini dan bersedia berperan serta dengan mematuhi semua ketentuan yang telah disepakati.

Medan, 2010

Mengetahui Yang menyatakan

Penaggung jawab Penelitian Peserta Penelitian


(80)

   

STATUS PASIEN

Nama : Tanggal / Lahir : Jenis Kelamin : Suku / Bangsa : Alamat Sekarang :

Keluhan Umum : Anamnese :

RPO : RPT :


(1)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Bapak / Ibu Yth,

Saya dr. Jelita Siregar saat ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik di RSUP H. Adam Malik Medan dan saya sedang melakukan penelitian yang berjudul : “Perbandingan Kadar LDL Kolesterol pada DM Tipe 2 dengan atau tanpa hipertensi“. Penelitian ini mengenai kadar LDL kolesterol yang dapat meningkat pada penderita DM. Untuk membuktikan hubungan penyakit hipertensi yang disertai dengan peningkatan kadar LDL kolesterol dalam tubuh maka saya akan mengikutsertakan Bapak dan Ibu dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui apakah Bapak dan Ibu yang menderita DM dan hipertensi, akan terjadi peningkatan pada kadar LDL kolesterolnya.

Untuk itu saya mencatat identitas Bapak / Ibu, tanggal berobat, No Rekam Medik, Nama, Umur, Jenis Kelamin, Tekanan Darah, Berat Badan, Tekanan Darah, Berat Badan, Pekerjaan, Alamat. Selanjutnya saya akan mengambil darah Bapak / Ibu sebanyak 5 cc pada lengan Bapak / Ibu. Dalam penelitian Bapak / Ibu tidak dikenakan biaya apa-apa.

Manfaat yang akan Bapak / Ibu peroleh dari penelitian ini adalah dengan mengetahui kadar LDL kolesterol pada Bapak / Ibu yang menderita DM maka Bapak / Ibu dapat mengetahui secara dini perjalanan penyakit DM


(2)

Bapak / Ibu sehingga dapat mencegah perkembangan penyakit lainnya seperti penyakit jantung yang sering terjadi pada penderita DM.

Bapak / Ibu Yth

Pemeriksaan ini umum dilakukan sehingga tidak membahayakan Bapak / Ibu. Namun apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan Bapak / Ibu dapat menghubungi saya ( HP : 08126061273 / 061 77722003 ) Departemen Patologi Klinik RSUP H. Adam Malik Medan setiap hari kerja. Saya akan bertanggung jawab untuk memberikan pertolongan / biaya / pengobatan / membantu mengatasi masalah / efek samping tersebut.

Bapak / Ibu Yth

Partisipasi Bapak / Ibu bersifat suka rela, semua biaya penelitian ini tidak dibebankan kepada Bapak / Ibu. Tidak akan terjadi perubahan mutu pelayanan dari dokter, apabila Bapak / Ibu tidak bersedia ikut dalam penelitian ini. Bila masih belum jelas maka Bapak / Ibu dapat menanyakan langsung pada saya. Pada penelitian ini identitas Bapak / Ibu akan disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat data Bapak / Ibu.


(3)

Kerahasiaan data bapak ibu sepenuhnya akan dijamin. Setelah baoak/ibu memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan bapak/ibu yang telah terpilih pada penelitian ini dapat mengisi dan menandatangani lembar persetujuan penelitian.

Medan,... 2010

Peneliti


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS

Nama : dr. JELITA SIREGAR

Tempat/Tgl Lahir : MEDAN, 1 JUNI 1978

Suku/Bangsa : BATAK / INDONESIA

Agama : ISLAM

Alamat : JL. KARYA CIPTA NO 29 MEDAN JOHOR

KELUARGA

Suami : dr. ASRI LUDIN TAMBUNAN

Anak : 1. ADAM YAFIQ ZAHRAN TAMBUNAN

2. RAISA NABILA TAMBUNAN PENDIDIKAN

1. SD HARAPAN 2 MEDAN : Tahun 1990

2. SMP NEGERI 1 MEDAN : Tahun 1993

3. SMA NEGERI 1 MEDAN : Tahun 1996

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : Tahun 2004 5. Mengikuti Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik FK USU /

RSUP. H. Adam Malik Medan, mulai 1 Juli 2007 2007 s/d sekarang.


(5)

PERKUMPULAN PROFESI

1. ANGGOTA IDI MEDAN

2. ANGGOTA MUDA PDS PATKLIN MEDAN

PARTISIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH

SEBAGAI PEMBICARA NASIONAL

1. PIT PATOLOGI KLINIK DI PADANG THN 2008

PELATIHAN / WORKSHOP

1. Pelatihan Dasar Etik Penelitian Kesehatan dan Sosialisasi Peran Komisi Etik Penelitian Kesehatan tahun 2008.

2. A Paradigm Change In The Hematology Laboratory Testing tahun 2010

3. WORKSHOP BIOMOLEKULER : Pemeriksaan Biomolekuler dengan Teknik Lightcycler Real Time PCR tahun 2010.

JOURNAL READING

1. Modified Fish Meal Extract Agar : A New Medium for the Selective 1 Solution of P.aeruginosa.

2. Neutrophil hypersegmentation and Trombositosis in Children with Iron Defesiensi Anemia.


(6)

3. CRP-Guided Approach May Shorten Length of Antimicrobial Treatment of Culture-Proven Late onset Sepsis. An Tntervention Study.

TULISAN

1. Pola Kuman pada Kultur Darah dan Sensitivity Di RUP. HAM.

2. Peran Sitokin pada Hematopoetik System Khususnya Eritropoetik System.

3. Hepatitis C.

4. Sepsis yang Disebabkan oleh S.aureus. 5. Anemia Aplastik.