Pengaruh penerapan multimedia macromedia flash terhadap perkembangan persepsi visual siswa dalam pemebelajaran matematika

PENGARUH PENERAPAN MULTIMEDIA MACROMEDIA
FLASH TERHADAP PERKEMBANGAN PERSEPSI VISUAL
SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

RASWATY
105017000474

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Multimedia Macromedia Flash
terhadap Perkembangan Persepsi Visual Siswa dalam Pembelajaran

Matematika” disusun oleh RASWATY dengan Nomor Induk Mahasiswa
105017000474, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Fakultas.

Jakarta, Agustus 2010

Yang Mengesahkan

Pembimbing I

Pembimbing II

Tita Khalis Maryati, S.Si., M.Kom

Drs. Rachmat Mulyono, M.Si., Psi.

NIP. 19690924 199903 2 003


NIP. 19650220 199903 1 003

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH
Skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Multimedia Macromedia Flash
terhadap Perkembangan Persepsi Visual Siswa dalam Pembelajaran
Matematika” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munaqasah pada tanggal 26 Agustus 2010 dihadapan dewan penguji. Oleh karena
itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Matematika.
Jakarta, Agustus 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal

Tanda Tangan

………………

………………


………………

………………

………………

………………

………………

………………

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Maifalinda Fatra, M.Pd.,
NIP. 19700528 199603 2 002
Sekretaris (Sekretaris Jurusan)
Otong Suhyanto, M.Si.,
NIP. 19681104 199903 1 001
Penguji I
Dra. Afidah Mas’ud,

NIP. 19610926 198603 2 004
Penguji II
Maifalinda Fatra, M.Pd.,
NIP. 19700528 199603 2 002
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
NIP. 19571005 198703 1 003

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: RASWATY

NIM

: 105017000474


Jurusan/Semester

: Pendidikan Matematika / X (Sepuluh)

Angkatan

: 2005

Alamat

: Jl. As-Syafi’iyah Kp. Payangan Rt.001 /07 No. 47 Jati Sari
Jati Asih Bekasi 17426

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Multimedia Macromedia
Flash terhadap Perkembangan Persepsi Visual Siswa dalam Pembelajaran
Matematika adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama

: Tita Khalis Maryati, S.Si., M.Kom.


NIP

: 19690924 199903 2 003

Dosen Jurusan

: Pendidikan Matematika

2. Nama

: Drs. Rachmat Mulyono, M.Si., Psi.

NIP

: 19650220 199903 1 003

Dosen

: Psikologi


Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya siap
menerima segala konsekuensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, Agustus 2010
Yang Menyatakan,

(Raswaty)

ABSTRAK

RASWATY (105017000474), ”Pengaruh Penerapan Multimedia
Macromedia Flash terhadap Perkembangan Persepsi Visual Siswa dalam
Pembelajaran Matematika”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Agustus 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan multimedia
khususnya macromedia flash terhadap perkembangan persepsi visual siswa dalam
pembelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan di SDIT Roudhotul Jannah
kota Bekasi tahun ajaran 2009/2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode Quasi Eksperimen dengan desain penelitian The Post-test Only
Control Group Design. Sekitar 60 siswa dari SDIT Roudhotul Jannah dijadikan
sebagai subjek penelitian. Yang dibagi atas dua kelompok, yakni kelompok
eksperimen (pembelajaran matematika dengan multimedia Macromedia Flash)
dan kelompok kontrol (pembelajaran matematika dengan multimedia
PowerPoint), dengan masing-masing kelompok terdiri dari 30 siswa. Kelompok
eksperimen dipilih berdasarkan hasil prapenelitian dengan menggunakan Tes
Frostig sebagai instrument tes dalam penelitian. Tes Frostig digunakan untuk
mengukur lima kemampuan persepsi visual, yaitu koordinasi gerak mata, gambar
latar, pengenalan bentuk, kedudukan benda dalam ruang dan hubungan ruang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung > ttabel (3,05 > 2,00), sehingga
H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa rata-rata tingkat perkembangan persepsi visual
pada siswa yang menggunakan multimedia Macromedia Flash lebih tinggi dari
rata-rata tingkat perkembangan persepsi visual pada siswa yang menggunakan
multimedia PowerPoint khususnya dalam pembelajaran matematika. Dengan kata
lain, proses pembelajaran matematika dengan menggunakan multimedia
Macromedia Flash dapat mempengaruhi tingkat perkembangan persepsi visual
siswa secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
multimedia PowerPoint.
Kata Kunci: Macromedia Flash, Persepsi Visual, Pembelajaran Matematika.


ABSTRACT
RASWATY (105017000474), “The Effect of Using Macromedia Flash
Multimedia on The Development of Students Visual Perception in Mathematics
Learning”. Thesis for Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiyah
and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta,
August 2010.
This research due to determine the effect of using Macromedia Flash
multimedia on the development of students visual perception especially in
mathematics learning. The research was conducted at SDIT Roudhotul Jannah
Bekasi City for academic year 2009/2010. The method which is used in this
research was quasi experimental method by The Post-test Only Control Group
Design. About 60 students of SDIT Roudhotul Jannah were involved in this
research. They were separated in two groups i.e. experimental group
(mathematics learning with Macromedia Flash multimedia) and control group
(mathematics learning with PowerPoint multimedia), each of group consist of 30
students. The experimental group has been chosen by based on pre-tests result of
Frostig Test as a research instrument. The Frostig Test seeks to measure 5 visual
perceptual skills which are eye-motor coordination, figure ground, constancy of
shape, position in space and spatial relationships.

The result of research revealed that tscore > ttable (3,05 > 2,00), so the
conclution is denied H0 . Its mean that the means of students Perceptual Quotient
with Macromedia Flash multimedia is higher than students Perceptual Quotient
with PowerPoint multimedia especially in mathematics learning. In another
words, the process of mathematics learning with Macromedia Flash multimedia
can give an effect to the development of students visual perception significant
more higher than PowerPoint multimedia.
Key Words: Macromedia Flash, Visual Perception, Mathematics Learning.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Untaian puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
atas segala limpahan karunia, inayah dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam tak lupa
penulis haturkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suri
tauladan bagi para pengikutnya dalam menelusuri perjalanan hidup yang lika-liku ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan di bidang Matematika. Disertai ketulusan
dan kesadaran penuh akan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis, maka

proses penyelesaian skripsi ini tentunya disertai akan pengarahan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis
sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
4. Ibu Tita Khalis Maryati, S.Si., M.Kom., selaku pembimbing I dan Bapak Drs.
Rachmat Mulyono, M.Si., Psi. selaku pembimbing II yang dengan ketulusan dan
keikhlasannya telah meluangkan waktu,

tenaga

dan pikirannya untuk

memberikan bimbingan, pengarahan dan nasehat kepada penulis sehingga
akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku penasihat akademik yang selalu memberikan
bimbingan dan nasihat kepada penulis selama proses perkuliahan.
6. Bapak H. Idris Abdurrahman, Lc., selaku kepala sekolah SDIT Roudhotul Jannah
kota Bekasi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
7. Ibu Rinrin dan Ibu Nurhalimah, selaku guru pamong yang senantiasa
memberikan arahan dan ilmunya yang bermanfaat selama proses penelitian.
i

8. Orang tua tercinta, Ayahanda (alm.) Drs. H. Mohd. Yazid Yusuf serta Ibunda
Sitti Rahmah, yang tiada henti memberikan dukungan sepenuhnya baik dalam
jiwa maupun raga kepada penulis selama ini. Kasih sayang dan perngorbananmu
selama ini takkan pernah dapat ku tuliskan dalam untaian kata-kata.
9. Abang dan kakakku tersayang Fakhrurrazy S.E., Sitti Mulyani S.Pd. dan Gusfian
Muslim Lc., M.Hum., Nurrahmy S.Pd. dan Agus M. Zein, Fadlurrahman S.Kom.
beserta keponakanku tercinta Rahmatunnisa (Nisa) dan Amira Tsurayya Fauziah
(De’ Aya) yang selalu mewarnai kehidupan penulis dengan tangis, canda maupun
tawa. Terima kasih atas kehadiran kalian di dunia ini, semoga kebersamaan kita
abadi di dunia maupun di akhirat. Amin.
10. Siswa dan siswi kelas III SDIT Roudhotul Jannah Kota Bekasi, yang telah
mengisi hari-hari penulis dengan kebahagiaan selama penelitian berlangsung.
11. Teman-temanku tercinta, Dwi Rachmi Restiani (Teh Dwie) sebagai Miss
Motivation, Alief Suciati (Kak Alive), Stiawati Amatillah (Teh Achie) dan Heni
Wuri Handayani. Kalian adalah sahabat terbaik dalam suka maupun duka,
semoga persahabatan kita abadi selamanya.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005 Jurusan Pendidikan Matematika.
Terima kasih banyak atas perhatian dan motivasi yang sangat berarti, semoga
masa-masa kita akan menjadi kisah klasik untuk masa depan.
Penulis turut mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga amal
ibadah dan jasa kalian tercatat sebagai kebaikan yang tak terukir di sisi Allah SWT.
Pintu kritik, saran dan ide tak lupa penulis buka dengan penuh suka cita.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis

sendiri,

namun juga berperan serta dalam khazanah ilmu pengetahuan. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Agustus 2010
Penulis
(Raswaty)
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................

i

DAFTAR ISI ...............................................................................................

iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

viii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN ....................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................

1

B. Identifikasi Masalah ............................................................

6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .....................................

6

D. Tujuan Penelitian ................................................................

7

E. Manfaat Penelitian ...............................................................

7

LANDASAN TEORI ................................................................

8

A. Pembelajaran Matematika ......................................................

8

1. Pengertian Pembelajaran ...............................................

8

2. Pengertian Matematika ...................................................

9

3. Hakikat Pembelajaran Matematika .................................

12

B. Perkembangan Persepsi Visual..............................................

14

1. Pengertian Persepsi .......................................................

14

2. Proses Terjadinya Persepsi .............................................

16

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................

17

4. Hakikat Perkembangan Persepsi Visual ..........................

19

C. Multimedia dan Pembelajaran Berbasis Multimedia ...............

23

1. Definisi Multimedia

.....................................................

23

2. Multimedia sebagai Media Pembelajaran Matematika ......

25

3. Microsoft PowerPoint dan Macromedia Flash sebagai
Media Pembelajaran Matematika ...................................

28

a. Microsoft PowerPoint sebagai Media Pembelajaran....

28

iii

BAB III.

b. Macromedia Flash sebagai Media Pembelajaran .........

31

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................

35

E. Hipotesis Penelitian................................................................

35

METODOLOGI PENELITIAN ...........................................

36

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................

36

1. Tempat Penelitian ...........................................................

36

2. Waktu Penelitian ............................................................

36

B. Metode dan Desain Penelitian .............................................

36

C. Populasi dan Sampel ...........................................................

37

1.

Populasi .........................................................................

37

2.

Sampel ...........................................................................

37

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...........................

37

1.

Teknik Pengumpulan Data ............................................

37

2.

Instrumen Pengumpulan Data ........................................

38

3.

Teknik Tabulasi Data Instrumen ....................................

40

a. Raw Score (Skor Kasar) .............................................

40

b. Perceptual Age (Umur Persepsual) ............................

41

c. Chronological Age (Umur Kronologis) ......................

42

d. Scale Score (Skor Skala) ............................................

42

e. Perceptual Quotient (PQ) ..........................................

42

E. Teknik Analisis Data ...........................................................

42

1.

Analisis Deskriptif ........................................................

42

a. Menghitung Mean ......................................................

43

b. Menghitung Standar Deviasi Skor Hasil Tes Frostig ..

43

Analisis Persyaratan ......................................................

43

a. Uji Normalitas ...........................................................

43

b. Uji Homogenitas ........................................................

44

Analisis Inferensial ........................................................

45

a. Uji-t untuk Sampel yang Homogen ............................

45

b. Uji-t untuk Sampel yang Tak Homogen (Heterogen)...

46

F. Hipotesis Statistik .................................................................

47

2.

3.

iv

BAB IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................

48

A. Deskripsi Hasil Prapenelitian .................................................

48

1.

Skor Skala .... .................................................................

48

2.

Perceptual Quotient (PQ) .... .........................................

49

B. Deskripsi Hasil Desain Media Pembelajaran Matematika
dengan Multimedia Macromedia Flash ..................................

50

1.

Persegi ..........................................................................

51

2.

Persegi Panjang ..............................................................

52

3.

Pengayaan ......................................................................

53

C. Deskripsi Hasil Analisis Data ................................................

54

1.

Hasil Perceptual Quotient Kelompok Eksperimen .... ....

54

2.

Hasil Perceptual Quotient Kelompok Kontrol .... ...........

56

D. Uji Prasyarat Analisis ............................................................

59

1.

Hasil Uji Normalitas .....................................................

59

2.

Hasil Uji Homogenitas .... ..............................................

59

E. Pengujian Hipotesis ...............................................................

60

F. Pembahasan ...........................................................................

61

G. Keterbatasan Penelitian .........................................................

64

PENUTUP ..............................................................................

65

A. Kesimpulan .........................................................................

65

B. Saran ... .. ...............................................................................

65

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

67

BAB V.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blue Print Tes Frostig................................................................

39

Tabel 3.2. Penilaian Skor Item Tes Frostig .................................................

40

Tabel 3.3. Konversi Skor Kasar - Umur Persepsual .....................................

41

Tabel 4.1. Persentase Skor Skala ≤ 8 Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...

49

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Perceptual Quotient
Kelompok Eksperimen................................................................

54

Tabel 4.3. Statistik Data Kelompok Eksperimen..........................................

56

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Perceptual Quotient
Kelompok Kontrol......................................................................

56

Tabel 4.5. Statistik Data Kelompok Kontrol ................................................

58

Tabel 4.6. Perbedaan Statistik Data Kelompok Eksperimen dan Kontrol .....

58

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Normalitas Data dengan Uji Kai Kuadrat...........

59

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Homogenitas Data dengan Uji Fisher ................

59

Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Pengujian Hipotesis dengan t-test ...................

60

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Proses Persepsi .........................................................................

16

Gambar 2.2. Contoh Desain Presentasi Microsoft PowerPoint ......................

31

Gambar 2.3. Contoh Desain Presentasi Macromedia Flash ...........................

33

Gambar 3.1. Desain Penelitian ......................................................................

36

Gambar 4.1. Skema Naskah Media Pembelajaran Flash ................................

50

Gambar 4.2. Tampilan Awal Media ..............................................................

51

Gambar 4.3. Materi Persegi...........................................................................

51

Gambar 4.4. Materi Persegi Panjang .............................................................

52

Gambar 4.5. Materi Pengayaan .....................................................................

53

Gambar 4.6. Grafik Histogram dan Poligon:
Hasil Perceptual Quotient Kelompok Eksperimen ....................

55

Gambar 4.7. Grafik Histogram dan Poligon:
Hasil Perceptual Quotient Kelompok Kontrol...........................

57

Gambar 4.8. Daerah Penerimaan H0 ..............................................................

60

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)
Kelompok Eksperimen (Multimedia Macromedia Flash).......

Lampiran 2.

70

Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)
Kelompok Kontrol (Multimedia PowerPoint) ........................

87

Lampiran 3.

Tes Frostig............................................................................. 102

Lampiran 4.

Data Umur Kronologis saat Prapenelitian............................... 120

Lampiran 5.

Data Umur Kronologis saat Posttest....................................... 123

Lampiran 6.

Hasil Desain Media Pembelajaran Matematika
Multimedia Macromedia Flash.............................................. 126

Lampiran 7.

Hasil Prapenelitian................................................................. 152

Lampiran 8.

Hasil Posttest ......................................................................... 158

Lampiran 9.

Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median,
Modus, Varians, Simpangan Baku, Kemiringan, dan Kurtosis
Kelompok Eksperimen........................................................... 164

Lampiran 10. Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median,
Modus, Varians, Simpangan Baku, Kemiringan, dan Kurtosis
Kelompok Kontrol ................................................................. 167
Lampiran 11. Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ............... 170
Lampiran 12. Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol...................... 172
Lampiran 13. Perhitungan Uji Homogenitas ................................................ 174
Lampiran 14. Perhitungan Uji Hipotesis Statistik......................................... 175
Lampiran 15. Hasil Wawancara dengan Guru Wali Kelas III SDIT
Roudhotul Jannah Bekasi....................................................... 177
Lampiran 16. Luas Di Bawah Kurva Normal............................................... 179
Lampiran 17. Tabel Chi Square ................................................................... 180
Lampiran 18. Tabel F (Uji Fisher) ............................................................... 181
Lampiran 19. Tabel t .................................................................................. 184
Lampiran 20. Tabel Percentile Ranks of Perceptual Quotients .................... 185
viii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana demi terciptanya
suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif. Sehingga peserta
didik dapat memiliki kekuatan berupa kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang akan diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa maupun negara.1
Salah satu dari tujuan pendidikan adalah untuk mengoptimalkan
kemampuan peserta didik dan membantu mengembangkan kemampuan yang
sempurna secara fisik, intelektual dan emosi. Menurut seorang ilmuwan
Leopoll Kronecker menyatakan bahwa “Tuhan menciptakan bilangan asli,
yang lainnya buatan manusia”.2 Hal ini mengimplikasikan bahwa manusia
pada hakikatnya mempunyai akal untuk berpikir, namun akal tidak akan
sempurna jika tidak adanya pengembalian kepada Dzat yang hakiki yakni
beriman kepada-Nya, sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf
ayat 52:



“Dan sungguh kami telah datangkan kepada mereka satu tulisan (Kitab),
maka kami terangkan dia atas dasar ilmu pengetahuan sebagai petunjuk dan
rahmat untuk kaum yang beriman”. (Al-A’raf : 52)
Melalui ayat diatas, menegaskan pula bahwa pendidikan merupakan unsur
terpenting untuk mendapatkan rahmat dari Sang Pencipta.
1
Undang-Undang RI nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan,
(Surabaya: Kesindo Utama, 2009), h. 128
2
Max A. Sobel dan Evan M. Maletsky, Mengajar Matematika: Sebuah Buku Sumber Alat
Peraga, Aktivitas dan Strategi, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 11

1

2

Dalam pendidikan, matematika merupakan salah satu disiplin ilmu
dasar yang harus dikuasai siswa untuk menunjang keberhasilan belajarnya
dalam menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari siswa sekolah
dasar hingga mahasiswa perguruan tinggi sebagai pemicu (trigger) untuk
meningkatkan konsep diri positif anak, yakni untuk membekali siswa dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
kemampuan bekerja sama. Penanaman konsep tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan benda-benda konkret dan alat peraga matematika agar
anak dapat memvisualisasikan objek, sehingga dapat berlanjut pada
pengenalan simbol atau lambang.3
Mata

pelajaran

matematika

merupakan

mata

pelajaran

yang

menyenangkan jika guru dapat mengajarkan matematika secara kreatif. Jika
siswa dapat menyelesaikan berbagai permasalahan matematis berarti siswasiswa sudah terlatih untuk teliti, berpikir kritis dan praktis. Namun, kesan
buruk siswa terhadap matematika masih menjadi problema mendasar dalam
pendidikan. Sebagaimana hasil interaksi langsung oleh Agus Nggermanto
(penulis buku best seller SEPIA dan Quantum Quotient) terhadap siswasiswa di sekolah umum yang masih beranggapan bahwa matematika itu
bersifat abstrak, tidak nyata, tidak dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari dan hanya dikhususkan untuk orang pintar. 4 Selain itu, matematika dapat
menimbulkan pada ‘ketidakbisaan’ dalam diri siswa. Karena merasa sulit
mempelajari matematika, anak-anak merasa bahwa dirinya “tidak mampu”.5
Hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif bagi siswa dalam mencapai
hasil belajar yang optimal.
Menurut taksonomi Bloom, jenis proses/hasil belajar yang harus dicapai
siswa terbagi dalam tiga kategori, yaitu kemampuan kognitif, afektif dan

3

Agustina dan Heribertus, Magicmathic’s-Cara Kreatif Belajar Matematika,
(Yogyakarta: ANDI, 2007), h. 2
4
Agus Nggermanto, APIQ: Inovasi Pembelajaran Matematika Kreatif, (Bandung: OASE
Media, 2008), h. 75
5
Agustina dan Heribertus, Magicmathic’s- …, h. 3

3

psikomotorik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan paling
mendasar dalam menentukan hasil belajar adalah adanya kemampuan
kognitif, sedangkan kemampuan yang lain merupakan pelengkap bagi
terciptanya hasil belajar yang optimal. Kemampuan-kemampuan kognitif
yang paling utama adalah adanya kemampuan persepsi, kemampuan
mengingat, dan kemampuan untuk berfikir.6
Kemampuan persepsi dicirikan sebagai proses memahami sesuatu
berdasarkan yang diterima oleh inderanya. Sehingga persepsi terbagi atas
persepsi auditoris (pendengaran), visual (penglihatan), taktil (perabaan) dan
kinestetik (pergerakan). Kemampuan persepsi mempunyai hubungan yang
relatif dekat dengan kemampuan intelektual. Berdasarkan uji standardisasi tes
Frostig (tes untuk mengukur perkembangan persepsi visual) yang diteliti oleh
Frostig, Lefever, dan Whittlesey (1964) terhadap 374 anak dari berbagai TK
di Amerika menunjukkan adanya korelasi yang sangat signifikan dengan
penyesuaian diri di kelas, koordinasi gerak dan fungsi intelektual. Secara
berurutan koefisien korelasinya adalah 0,441, 0,502 dan 0,497.7 Dengan
demikian, telah terbukti bahwa kemampuan persepsi visual memang erat
kaitannya dengan kemampuan intelektual seseorang.
Dalam proses belajar matematika, persepsi visual sangat mempengaruhi
proses maupun hasil belajar matematika. Analisis yang menarik tentang
persepsi visual melalui studi diskriminasi visual sebagai suatu prediktor
prestasi belajar di tingkat SD yang telah dibuat oleh Barrett, menyimpulkan
bahwa ada tiga tugas diskriminasi visual sebagai prediktor; kemampuan
membaca huruf dan angka, kemampuan menyalin bentuk-bentuk geometrik,
dan kemampuan memasangkan kata-kata tertulis. Implikasi dari hasil studi
tersebut adalah perlunya pembelajaran langsung untuk mengembangkan
persepsi visual yang dapat meningkatkan kemampuan belajar akademik

6

Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 111
Soejanto Sandjaja, ” Hubungan antara Kemampuan Persepsi Visual dan Tingkat
Pendidikan Orang Tua dengan Kemampuan Membaca di SD Kanisius Semarang Barat”, Tesis
Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, (Yogyakarta: Tidak diterbitkan, 1993), h. 47-48
7

4

anak.8 Namun, masih kurangnya kesadaran akan pentingnya persepsi visual
menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran
khususnya dalam bidang matematika yang identik dengan pemahaman simbol
ataupun bentuk.
Rendahnya tingkat kemampuan persepsi visual anak dapat terlihat pada
hasil observasi langsung yang sekaligus menjadi data kemampuan persepsi
visual awal dalam penelitian ini, tes Frostig diujikan kepada 60 orang siswa
kelas III SDIT Roudhotul Jannah, Bekasi yang berusia antara 8-10 tahun.
Hasil observasi tersebut menyatakan bahwa rata-rata kemampuan persepsi
visual anak hanya memiliki Percentile Rank antara 1 – 30 yang terletak pada
kuartil bawah dengan nilai Perceptual Quotient (PQ) antara 64 – 96 dalam
skala PQ tertinggi dalam tabel sebesar 125. Hal ini menunjukkan masih
rendahnya tingkat kemampuan persepsi visual dalam rata-rata usia pada
masanya. Selain itu, hal tersebut mengindikasikan bahwa anak-anak tersebut
masih mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran matematika yang
sangat identik dengan kemampuan pemahaman simbol ataupun bentuk.
Pada tahun 1922, sang inventor terkenal Thomas Alfa Edison
sebagaimana dikutip oleh Richard E. Mayer dalam bukunya memprediksi
bahwa ”Gambar gerak ditakdirkan untuk merevolusi sistem pendidikan kita.
Dalam beberapa tahun mendatang, ia akan menggantikan sebagian besar -jika
tidak semuanya- buku-buku teks”.9 Bobbi De Porter mengemukakan pula
bahwa manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang
dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), 30% dari
apa yang dilihatnya saja, 20% dari apa yang didengarnya saja, dan 10% dari
apa yang dibaca.10 Kemudian, Richard E. Mayer mendefinisikan mengenai
multimedia learning yakni “belajar dari kata-kata dan gambar-gambar”.11
8
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999), h. 161
9
Richard E. Mayer, Multimedia Learning: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), h. 12
10
Priyanto Hidayatullah, dkk., Making Educational Animation using Flash, (Bandung:
Informatika, 2008), h. 3
11
Richard E. Mayer, Multimedia Learning: …, h. 12

5

Berdasarkan pandangan para ahli tersebut, terlihat jelas bahwa multimedia
pada akhirnya akan mempunyai partisipasi yang besar dalam proses
pembelajaran. Selain itu, multimedia dapat membantu siswa untuk menyerap
materi secara kompleks melalui persepsi visual mereka.
Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) pada masa
sekarang telah mendapatkan akses untuk menyajikan berbagai materi secara
visual. Pembelajaran berbasis multimedia semakin dikembangkan di berbagai
lembaga formal maupun non-formal. Hal ini dikarenakan adanya manfaat dari
multimedia tersebut, yang diantaranya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Yanti Harlanti, dkk (2007) yang mengadakan penelitian terhadap 52
orang siswa MTs Cimahi menyatakan bahwa nilai rata-rata retensi kelompok
multimedia lebih baik dari pada kelompok non multimedia. Rata-rata retensi
kelompok non multimedia berkurang 2,87%, sebaliknya pada kelompok
multimedia terjadi peningkatan retensi sebesar 10,29%.12 Dari penelitian
tersebut, terlihat jelas bahwa multimedia dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu program multimedia yang bisa
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran adalah Macromedia Flash. Namun
tak dapat dipungkiri, bahwa penggunaan multimedia dalam proses
pembelajaran masih kurang memadai.
Dari berbagai kendala atau permasalahan tersebut yang disertai dengan
adanya arus diferensiasi pada kurikulum pendidikan dan perkembangan
teknologi, maka penulis berusaha untuk meneliti proses pembelajaran
matematika berdasarkan perkembangan persepsi visual siswa dengan
menggunakan peranan multimedia yang dikhususkan pada software
Macromedia Flash.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
masalah tersebut dengan rumusan judul “Pengaruh Penerapan Multimedia
Macromedia Flash terhadap Perkembangan Persepsi Visual Siswa
dalam Pembelajaran Matematika”.
12

Yanti Harlanti, Nuryani dan Wawan, “Jurnal: Kontribusi Wacana Multimedia terhadap
Pemahaman dan Retensi Siswa”, dari
http://upi0608513.blog.upi.edu/category/metodepenelitian/tugas-1/, 14 Juli 2009, 9.26

6

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang akan dibahas
dalam pembahasan ini diidentifikasikan sebagai berikut :
1.

Bagaimanakah proses kegiatan belajar mengajar matematika berbasis
multimedia?

2.

Bagaimanakah tingkat perkembangan persepsi visual siswa

dalam

pembelajaran matematika?
3.

Bagaimanakah hubungan multimedia terhadap perkembangan persepsi
visual siswa?

4.

Apakah kegiatan pembelajaran matematika berbasis multimedia dapat
mengembangkan persepsi visual siswa?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Adapun untuk kemudahan pembahasan, maka permasalahan dibatasi
pada:
1.

Pembelajaran

matematika

yang

diteliti

yaitu

proses

kegiatan

pembelajaran matematika khususnya materi yang berkaitan dengan
“Bangun Datar”.
2.

Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas III SD/MI.

3.

Multimedia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah software
(perangkat lunak) untuk pembelajaran matematika, seperti multimedia
presentasi program aplikasi Macromedia Flash dan PowerPoint.
Berdasarkan pembahasan dalam latar belakang masalah, maka

permasalahan yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah
rata-rata

tingkat

perkembangan

persepsi

visual

siswa

yang

menggunakan multimedia Macromedia Flash lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan multimedia PowerPoint dalam proses
pembelajaran matematika?”

7

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan peneliti dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan persepsi visual setelah
menggunakan multimedia Macromedia Flash dalam proses pembelajaran
matematika.
2. Untuk melihat efektivitas penggunaan multimedia Macromedia Flash
sebagai media dalam pembelajaran matematika.

E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Peneliti, agar dapat menambah wawasan dalam proses pembelajaran
matematika

yang

berbasis

pemanfaatan

multimedia

khususnya

Macromedia Flash.
2. Siswa, agar dapat meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran
sehingga dapat berimplikasi pada hasil belajar yang meningkat.
3. Berbagai pihak lembaga formal maupun informal, agar dapat menambah
literatur pendidikan guna mencapai sumber daya manusia yang kompeten.
4. Pengguna tes psikologi, agar dapat memberikan rujukan mengenai
informasi penggunaan tes psikologi khususnya tes Frostig (tes untuk
mengukur perkembangan persepsi visual).
5. Para pembaca, agar dapat memberikan referensi mengenai hubungan
antara persepsi visual dengan multimedia khususnya dalam pembelajaran
matematika.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Pembelajaran
Menurut Harold Spears yang dikutip oleh Alisuf Sabri dalam
bukunya “Psikologi Pendidikan”, mengatakan “Learning is to observe,
to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction”.1

Berarti

bahwa

belajar

merupakan

tindakan

untuk

mengamati, membaca, meniru, mengalami sendiri, mendengar dan
mengikuti petunjuk. Secara lebih rinci Clifford T. Morgan menjelaskan
dalam bukunya Introduction to Psychology yang dikutip oleh Alex
Sobur bahwa belajar sebagai “Suatu perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang
lalu”.2 Proses belajar (learning process) dapat terlaksana dengan baik
apabila dilengkapi dengan empat hal, yaitu sikap mental (attitude),
pengetahuan (knowledge), kemampuan mempraktikkan (practise), dan
keahlian (skill).3
Selanjutnya, pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan
peserta didik. Karena itu, pembelajaran menaruh perhatian pada
“bagaimana membelajarkan peserta didik”, bukan pada “apa yang
dipelajari peserta didik”. Dengan demikian, pembelajaran menempatkan
peserta didik sebagai subjek bukan sebagai objek. Agar pembelajaran

1

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 54
2
Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2003), h. 219
3
Amir Tengku Ramly dan Erlin Trisyulianti, Pumping Student : Memompa Prestasi
Menjadi Sang Bintang, (Jakarta:Kawan Pustaka, 2006), h.25

8

9

dapat mencapai hasil yang optimal, maka guru perlu memahami
karakteristik peserta didik. 4
Dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah proses pendidikan
dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dari proses pembelajaran
adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah,
seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman sesama siswa.
Menurut

konsep

komunikasi,

pembelajaran

adalah

proses

komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan
siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi
kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai
komunikator,

siswa

sebagai

komunikan,

dan

materi

yang

dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu pengetahuan. Pola interaksi
antara guru dengan siswa pada hakekatnya adalah hubungan antar dua
pihak yang setara, yaitu interaksi antara dua manusia yang tengah
mendewasakan diri, meskipun yang satu telah ada pada tahap yang
seharusnya lebih maju dalam aspek akal, moral, maupun emosional.
Dengan kata lain, guru dan siswa merupakan subyek, karena masingmasing memiliki kesadaran dan

kebebasan secara

aktif serta

memungkinkan keterlibatan mental siswa secara optimal dalam
merealisasikan pengalaman belajar. Pengertian inilah yang dinamakan
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
2. Pengertian Matematika
Seperti kata Abraham s. Lunchins dan Edith N. Luchins (1973):
“The question what is mathematics? May be answered difficulty
depending on when the question is answered, where it is answered, who
answer it, and what is regarded as being included in mathematics.”5
Artinya: “Apakah matematika itu? dapat dijawab secara berbeda-beda
4

Hamzah B. Uno, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 4
5

Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
JICA, 2003), h. 15

10

tergantung pada bilamana dan dimana pertanyaan itu dijawab, siapa yang
menjawab, dan apa sajakah yang termasuk dalam matematika.”
Istilah mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique
(Perancis), matematicc (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick/
wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani, μαθηματικός (mathematikós)
yang diartikan sebagai "relating to learning". Perkataan itu mempunyai
akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge,
science). Perkataan mathematike berhubungan erat dengan kata lain,
yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).6
Jadi berdasarkan etimologis, perkataan matematika berarti “ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. Hal ini dimaksudkan
bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, namun dalam
matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran),
sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau
eksperimen selain penalaran. Menurut salah seorang ilmuwan Paul Erdos
menyatakan bahwa “Matematika adalah satu-satunya aktivitas manusia
yang tanpa batas”.7 Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran
manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Pada
tahap awal, matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam
dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas manusia
kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara
analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif
sehingga sampailah pada kesimpulan berupa konsep-konsep matematika.
Agar konsep matematika yang telah terbentuk dapat dipahami orang lain,
maka digunakan notasi dan istilah yang cermat dan disepakati bersama
secara global yang dikenal dengan bahasa matematika.

6
7

Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran ..., h. 15-16

Max A. Sobel dan Evan M. Maletsky, Mengajar Matematika: Sebuah Buku Sumber Alat
Peraga, Aktivitas dan Strategi, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 11

11

Erman Suherman, dkk. mengemukakan pandangan beberapa ahli
berkenaan dengan istilah matematika, antara lain:8
1. James dan James (1976) dalam kamus matematikanya menyatakan
bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu sama
lain dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang,
yaitu aljabar, analisis dan geometri.
2. Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa
matematika

adalah

pola

berpikir,

pola

mengorganisasikan,

pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa
bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
3. Reys, dkk (1984) menyatakan bahwa matematika adalah telaah
tentang pola dan hubungan, suatu pola berpikir, seni, bahasa dan alat.
4. Kline (1973) menyatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
Meskipun banyak definisi dari berbagai ahli atau matematikawan,
namun dapat terlihat adanya kesamaan atau karakteristik yang dapat
dirangkum dari pengertian matematika secara umum, yaitu:9
a) Memiliki objek kajian abstrak
b) Bertumpu pada kesepakatan
c) Berpola pikir deduktif
d) Memiliki simbol yang kosong dari arti
e) Memperhatikan semesta pembicaraan
f) Konsisten dalam sistemnya
8

Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran …, h. 15-16
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 13
9

12

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah ilmu yang bersifat abstrak, aksiomatik dan deduktif yang
mempelajari tentang

kuantitas,

struktur,

ruang dan

perubahan.

Matematika dikembangkan melalui penggunaan abstraksi dan penalaran
logis, mulai dari penghitungan, studi bentuk maupun gerak objek fisik.
3. Hakikat Pembelajaran Matematika
Nesher mengonsepsikan karakteristik matematika terletak pada
kekhususannya dalam mengkomunikasikan ide matematika melalui
bahasa numerik. Dengan bahasa numerik, memungkinkan seseorang
dapat melakukan pengukuran secara kuantitatif.10 Sedangkan sifat
kekuantitatifan dari matematika tersebut dapat membantu seseorang
dalam memecahkan masalah dan memberikan kebenaran dengan alasan
yang logis dan sistematis. Psikolog pendidikan dari Fakultas Psikologi
UI, Gagan Hartana, M.Psi. mengatakan, kecerdasan matematika
diartikan kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kebutuhan matematika sebagai solusinya.11
Menurut Cornelius sebagaimana yang dikutip oleh Mulyono
Abdurrahman menyatakan 5 alasan pentingnya mempelajari matematika,
yaitu matematika merupakan sarana :12
1. Berpikir jelas dan logis,
2. Untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari–hari,
3. Mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman,
4. Untuk mengembangkan kreativitas, dan
5. Untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Sedangkan Cockroft mengemukakan bahwa matematika perlu bagi
siswa karena:13
10

Hamzah B. Uno, Mengelola Kecerdasan ..., h. 109
Hamzah B. Uno, Mengelola Kecerdasan ..., h. 116
12
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999), h. 253
11

13

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi ..., h. 253

13

(1) Selalu digunakan dalam segala kehidupan,
(2) Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang
sesuai,
(3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas,
(4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara,
(5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan
(6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
Berdasarkan pandangan dari kedua pakar diatas, terlihat jelas
betapa pentingnya seseorang untuk mempelajari matematika. Sehingga
timbul kesadaran untuk mengetahui makna sebenarnya dari hakikat
belajar matematika itu sendiri. Dalam bukunya “Mengelola Kecerdasan
dalam Pembelajaran”, Hamzah B. Uno menyatakan bahwa hakikat
belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti
dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian diterapkannya
pada situasi nyata. 14
Menurut Kepala Sekolah Tara Salvia, Angie Siti Anggari, anak
menyukai matematika karena faktor pola pengajaran guru atau orang tua
yang menyenangkan dan kreatif.15 Unsur terpenting dalam proses
pembelajaran matematika adalah guru dan pihak terkait sebagai
perancang proses pembelajaran, siswa sebagai pelaksana kegiatan belajar
dan matematika sebagai objek yang mendasari terjadinya proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, pada hakikatnya pembelajaran matematika
adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan
suasana lingkungan yang memungkinkan siswa untuk melaksanakan
proses belajar mengajar matematika.

14
15

Hamzah B. Uno, Mengelola Kecerdasan ....., h. 110
Hamzah B. Uno, Mengelola Kecerdasan ....., h. 120

14

B.

Perkembangan Persepsi Visual
1. Pengertian Persepsi
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception,
berasal dari bahasa Latin perceptio; dari percipere, yang artinya
menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah
penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan
dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978).16
Persepsi

berkaitan

dengan

pengaturan

informasi-informasi

keinderaan yang masuk, yang dikelola oleh otak, menjadi bentuk
pengalaman langsung.17 Persepsi berlangsung saat seseorang menerima
stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang
kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir
yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini
yang kurang lebih disebut persepsi.18.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) persepsi memiliki
dua definisi, pertama persepsi sebagai tanggapan (penerimaan) langsung
dari sesuatu, serapan; kedua, persepsi sebagai proses dimana seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Berikut ini merupakan pandangan beberapa ahli berkenaan dengan
istilah persepsi, antara lain:
1. Atkinson (1987) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses
dimana seseorang mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimuli
dalam lingkungannya.19
2. Lerner (1988: 282) yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman dalam
bukunya menyatakan bahwa persepsi adalah batasan yang digunakan
pada proses memahami dan menginterpretasikan informasi sensoris,

16

Alex Sobur, Psikologi Umum ...... , h. 445
Clifford T. M., Psikologi Sebuah Pengantar, (Jakarta: Pradnya Paramitha, 1986), h. 72
18
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 86
19
Alex Sobur, Psikologi Umum ...... , h. 446

17

15

atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang
diterima oleh berbagai indera.20
3. Quinn (1995) yang dikutip oleh Sarlito Wirawan Sarwono dalam
buku ”Pengantar Psikologi Umum” karangannya menyatakan bahwa
persepsi merupakan proses kombinasi dari sensasi yang diterima oleh
organ dan hasil interpretasinya (hasil oleh otak).21
4. Pareek (1996) yang dikutip oleh Alex Sobur. dalam buku ”Psikologi
Umum” karangannya memberikan definisi yang lebih luas mengenai
persepsi ini, dikatakan: ”Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses
menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji,
dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data.”22
5. Jalaludin Rahmat (2000), persepsi adalah suatu pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan

informasi

dan

menafsirkan

pesan.

Persepsi

menurutnya dapat memberikan makna pada stimuli inderawi
(sensory stimuli).23
6. Chaplin

(2004)

memandang

persepsi

sebagai

suatu

proses

mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objek dengan bantuan
indera. Sedangkan persepsi menurutnya bergantung pada faktorfaktor perangsang, cara belajar, keadaan jiwa, atau suasana hati dan
faktor motivasional.24
Dari beberapa uraian para ahli diatas mengenai persepsi, dapat
disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pemahaman
melalui panca inderanya yang akan membentuk suatu penilaian atau
penafsiran terhadap rangsangan panca indera atau data yang masuk
(input).

20

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi ..., h. 151
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi ..., h. 93
22
Alex Sobur, Psikologi Umum ...... , h. 446
23
Alex Sobur, Psikologi Umum ...... , h. 446
24
Alex Sobur, Psikologi Umum ...... , h. 446

21

16

2. Proses Terjadinya Persepsi
Bagi setiap makhluk hidup, terdapat proses alamiah untuk
menerima stimulus dari dunia luar yang kemudian akan ditangkap
melalui alat-alat indranya. Namun, informasi yang datang dari organorgan indera, perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan
sebelum dapat dimengerti; dan proses ini dinamakan persepsi (Hardy
dan Heyes, 1988).25
Seseorang dalam mempersepsikan sesuatu tidak terjadi begitu saja,
namun ada unsur-unsur yang mempengaruhi terjadinya proses persepsi.
Menurut Walgito (1994), proses terjadinya persepsi adalah:
a. Stimulus mengenai alat indera (sensory stimulation), ini merupakan
proses yang bersifat natural.
b. Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris.
Proses ini merupakan proses fisiologis.
c. Otak sebagai pusat su