Implementasi Sistem IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1. Implementasi Sistem

Untuk mengembangkan suatu perangkat lunak tahapan selanjutnya adalah tahapan implementasi. Proses implementasi sistem yang terjadi di dalam aplikasi yang dirancang, yaitu implementasi sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Profile matching dan TOPSIS untuk memilih tempat gym terbaik di kota Medan. 4.1.1. Form menu utama Di dalam form menu data menampilkan data-data yang telah diinputkan oleh user. Terdapat pula button input data untuk memasukkan data responden, button edit data untuk mengubah data jika ada kesalahan dalam penginputan data dan button delete untuk menghapus data jika ada yang salah. Tampilan form menu utama dapat dilihat pada gambar 4.1.1. berikut ini: Gambar 4.1.1. Tampilan form menu utama Universitas Sumatera Utara 31 4.1.2. Input data Gambar 4.1.2. Tampilan form input data 4.1.3. Form Profile Matching Gambar 4.1.3. Tampilan form Profile Matching Universitas Sumatera Utara 32 4.1.4. Form TOPSIS Gambar 4.1.4. Tampilan form TOPSIS 4.1.5. Form Perbandingan Gambar 4.1.5. Tampilan form Perbandingan 4.2. Pengujian Sistem Pengujian sistem merupakan merepresentasikan tinjauan ulang yang menyeluruh terhadap spesifikasi, desain dan pengkodean. Glen Myers menetapkan beberapa aturan yang dapat dilihat sebagai tujuan dari ujicoba: a. Ujicoba merupakan proses eksekusi program dengan tujuan menemukan kesalahan. Universitas Sumatera Utara 33 b. Sebuah ujicoba kasus yang baik adalah yang memiliki probabilitas yang tinggi dalam menemukan kesalahan-kesalahan yang belum terungkap. c. Ujicoba yang berhasil adalah mengungkap kesalahan yang belum ditemukan. Dapat diartikan bahwa tujuan dari ujicoba tersebut adalah mendesain serangkaian tes yang secara sistematis mengungkap beberapa jenis kesalahan yang berbeda dan melakukannya dalam waktu dan usaha yang minim.Juga menunjukkan bahwa fungsi perangkat lunak telah bekerja sesuai spesifikasi dan kebutuhan fungsi telah tercapai. Sebelum masuk ke proses pengujian kedua metode tersebut, berikut data-data responden. Data responden ini sama-sama digunakan kedalam kedua metode tersebut. Dapat dilihat seperti pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2. Data Responden No Nama gym Fasilitas Harga Keamanan Kenyamanan 1 The gym center 7 8 8 8 2 Manurung gym 5 4 5 5 3 Antony futsal gym 6 6 6 6 4 Olympus gym 8 8 8 8 5 Metro gym 7 5 6 6 6 Mandala gym 4 6 5 6 7 Body fit gym 6 7 7 7 8 Gold gym 9 10 10 9 9 Milala gym 6 5 6 4 10 Tuasan gym 5 5 6 6 4.2.1. Pengujian proses Profile matching Langkah-langkah pemecahan masalah untuk menentukan tempat gym terbaik di kota Medan dengan menggunakan metode Profile matching sebagai berikut: Prosedur dalam metode profile matching adalah sebagai berikut Kusrini, 2007 : 1. Pemetaan gap Gap yang dimaksud adalah perbedaan antara profil pendaftar dengan profil ideal peserta didik atau bisa ditunjukkan pada rumus di bawah ini: ��� = ������ ��������� − ������ ����� ������� ����� Dapat dilihat pada tabel 4.2.1.berikut ini: Universitas Sumatera Utara 34 Tabel 4.2.1. Perhitungan GAP No Nama gym Fasilitas Harga Keamanan Kenyamanan 1 The gym center 7 8 8 8 2 Manurung gym 5 4 5 5 3 Antony futsal gym 6 6 6 6 4 Olympus gym 8 8 8 8 5 Metro gym 7 5 6 6 6 Mandala gym 4 6 5 6 7 Body fit gym 6 7 7 7 8 Gold gym 9 10 10 9 9 Milala gym 6 5 6 4 10 Tuasan gym 5 5 6 6 Nilai Ideal 8 7 7 6 1 The gym center -1 1 1 2 2 Manurung gym -3 -3 -2 -1 3 Antony futsal gym -2 -1 -1 4 Olympus gym 1 1 2 5 Metro gym -1 -2 -1 6 Mandala gym -4 -2 -1 -1 7 Body fit gym -2 1 8 Gold gym 1 3 3 3 9 Milala gym -2 -2 -1 2 10 Tuasan gym -3 -2 -1 2. Pembobotan Setelah diperoleh gappada masing-masing pendaftar, setiap profil diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai gap. Tabel berikut adalah tabel bobot nilai gap: dilihat pada tabel 4.2.2.berikut ini: Tabel 4.2.2.Pembobotan No Selisih Bobot Nilai 1 5 2 1 4,5 3 -1 4 4 2 3,5 5 -2 3 6 3 2,5 7 -3 2 8 4 1,5 9 -4 1 Universitas Sumatera Utara 35 Tabel 4.2.3.Normalisasi No Nama gym Fasilitas Harga Keamanan Kenyamanan 1 The gym center 4 4,5 4,5 3,5 2 Manurung gym 2 2 3 4 3 Antony futsal gym 3 4 4 5 4 Olympus gym 5 4,5 4,5 3,5 5 Metro gym 4 3 4 5 6 Mandala gym 1,5 3 4 4 7 Body fit gym 3 5 5 4,5 8 Gold gym 4,5 2,5 2,5 2,5 9 Milala gym 3 3 4 3 10 Tuasan gym 2 3 4 5 3. Perhitungan dan pengelompokan core dan secondary factor Setelah menentukan bobot nilai gap untuk seluruh kriteria, setiap subkriteria dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu core factordan secondary factor. Perhitungan core factor ditunjukkan menggunakan rumus di bawah ini: ��� = ∑ �� ∑ �� Keterangan: NCF : nilai rata-rata core factor NC : jumlah total nilai core factor IC : jumlah item core factor Sementara itu, perhitungan secondary factor bisa ditunjukkan dengan rumus berikut: ��� = ∑ �� ∑ �� Keterangan: NCF : nilai rata-rata secondary factor NC : jumlah total nilai secondary factor IC : jumlah item secondary factor Contoh perhitungan core factor dan secondary factor sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 36 kriteria yang akan menjadi core factor adalah fasilitas dan harga. Sedangkan kenyamanan dan keamanan adalah secondary factor. ��� �ℎ� ������ ��� = 4,5 + 4 2 = 8,5 2 = 4,25 ��� �ℎ� ������ ��� = 4,5 + 3,5 2 = 8 2 = 4 Tabel 4.2.4.Perhitungan dan pengelompokan core dan secondary factor No Nama gym Fasilitas Harga Keamanan Kenyamanan Core factor Secondary factor 1 The gym center 4 4,5 4,5 3,5 4,35 4 2 Manurung gym 2 2 3 4 2 3,5 3 Antony futsal gym 3 4 4 5 3,5 4,5 4 Olympus gym 5 4,5 4,5 3,5 4,75 4 5 Metro gym 4 3 4 5 3,5 4,5 6 Mandala gym 1,5 3 4 4 2,25 4 7 Body fit gym 3 5 5 4,5 4 4,75 8 Gold gym 4,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 9 Milala gym 3 3 4 3 3 3,5 10 Tuasan gym 2 3 4 5 2,5 4,5 4. Perhitungan penentuan ranking Perhitungan penentuan ranking dapat ditunjukkan dengan rumus berikut: ����� ��ℎ�� = ∑�� 5 Semakinbesar nilai akhir,maka akan semakin besar kesempatan untuk menjadi peringkat teratas. Perhitungan nilai akhir dengan persentase kriteria 60 dan 40 adalah sebagai berikut: ����� ��ℎ�� = 60 × 4,5 + 40 × 4 = 4,15 Universitas Sumatera Utara 37 Sehingga peringakat gym menggunakan metode profile matching adalah : Tabel 4.2.5.Perankingan metode Profile matching No Nama gym 1 Olympus gym 2 Body fit gym 3 The gym center 4 Metro gym 5 Antony futsal gym 6 Milala gym 7 Tuasan gym 8 Gold gym 9 Mandala gym 10 Manurung gym Gambar 4.2.1. Tampilan form Profile Matching 4.2.2. Pengujian proses metode TOPSIS Metode TOPSIS merupakan sebuah teknik berdasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun memiliki jarak terpanjangdarisolusi negatif Kusumadewi, 2006. Berikut adalah prosedur metode TOPSIS Sachdeva, 2009: 1. Membangun matriks perbandingan kriteria pada TOPSIS � = �� �� � 1 . Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 4.2.6.Data responden No Nama gym Fasilitas Harga Keamanan Kenyamanan 1 The gym center 7 8 8 8 2 Manurung gym 5 4 5 5 3 Antony futsal gym 6 6 6 6 4 Olympus gym 8 8 8 8 5 Metro gym 7 5 6 6 6 Mandala gym 4 6 5 6 7 Body fit gym 6 7 7 7 8 Gold gym 9 10 10 9 9 Milala gym 6 5 6 4 10 Tuasan gym 5 5 6 6 X= ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ 7 8 8 8 5 4 6 6 8 8 7 5 4 6 6 7 9 10 6 5 5 5 5 5 6 6 8 8 6 6 5 6 7 7 10 9 6 4 6 6 ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ 2. Normalisasi matriks perbandingan kriteria asli Digunakan persamaan berikut untuk mengubah setiap elemen �� �� � yang diberikan di bawah ini: � �� = � �� �∑ � �� 2 � �=1 2 � 11 = � 11 �∑ � �� 2 5 �=1 = 7 √7 2 + 5 2 + 6 2 + 8 2 + 7 2 + 4 2 + 6 2 + 9 2 + 6 2 + 5 2 = 7 √417 = 7 20,42 = 0,343 Maka didapatkan matriks � �� sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 39 r ij = ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ 0,343 0,381 0,368 0,380 0,244 0,192 0,293 0,286 0,391 0,381 0,343 0,238 0,194 0,286 0,293 0,333 0,440 0,476 0,293 0,238 0,244 0,238 0,230 0,237 0,276 0,285 0,368 0,380 0,276 0,285 0,230 0,285 0,322 0,332 0,460 0,427 0,276 0,190 0,276 0,285 ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ 3. Membangun matriks ternormalisasi terbobot Nilai bobot masing-masing kriteria ditentukan dengan skala satu sampai tiga berdasarkan prioritas tiap kriteria. Tabel 4.2.6.Pembobotan No Kriteria Nilai Bobot w 1 Fasilitas 2 2 Harga 3 3 Kenyamanan 2 4 Keamanan 1 Digunakan persamaan berikut untuk mendapatkan elemen y ij dari elemen r ij yang diberikan di bawah ini: � �� = � � � �� 3 y ij = ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ 0,686 1,143 0,736 0,380 0,488 0,576 0,586 0,858 0,782 1,143 0,686 0,741 0,388 0,858 0,586 0,999 0,880 1,428 0,586 0,714 0,488 0,714 0,460 0,237 0,552 0,285 0,736 0,380 0,552 0,285 0,460 0,285 0,644 0,332 0,920 0,427 0,552 0,190 0,552 0,285 ⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ 4. Penetapan solusi ideal positif � + dan solusi ideal negatif � − Untuk untuk menghitung solusi ideal positif � + dan solusi ideal negatif � − dari masing-masing kriteria digunakan persamaan berikut: Universitas Sumatera Utara 40 � + = ���� �1 , max � �2 , … , max ⁡� �� = � 1 + , � 2 + , … , � � + 4 � − = ���� �1 , min � �2 , … , min ⁡� �� = � 1 − , � 2 − , … , � � − 5 � + = 0,880 ; 1,428; 0,920; 0,427 � − = 0,388; 0,576; 0,460; 0,190 5. Perhitungan jarak pada setiap kriteria antara solusi ideal positif � + dan solusi ideal negatif � − . Untuk menghitung jarak euclideandari setiap alternatif ke � 1 + dan � 1 − menggunakan persamaan berikut: � + = �∑ �� � + − � �� � 2 � � =1 6 � − = �∑ �� �� − � � − � 2 � � =1 7 Untuk pendaftar pertama: � + = � 0,880 − 0,686 2 + 1,428 − 1,143 2 + 0,920 − 0,736 2 + 0,427 − 0,380 2 = �0,194 2 + 0,285 2 + 0,184 2 + 0,047 2 = 0,398 � − = � 0,686 − 0,388 2 + 1,143 − 0,576 2 + 0,736 − 0,460 2 + 0,380 − 0,190 2 = �0,298 2 + 0,567 2 + 0,276 2 + 0,190 2 = 1,167 Universitas Sumatera Utara 41 Gambar4.2.2. Tampilan form TOPSIS 4.2.3. Perbandingan Pada form perbandingan ini, menampilkan hasil perbandingan perhitungan antara metode Profile Matching dan TOPSIS dengan membandingkan kecepatan perhitungan diantara kedua metode tersebut. Dapat dilihat pada gambar 4.2.11.berikut ini: Gambar 4.2.3. Tampilan form perbandingan Dalam form ini menampilkan running time metode Profile Matching dan TOPSIS. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN