BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1.Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar
variabel baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti, kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori Nursalam,
2009.Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan fungsimanajerial perawat pelaksana di ruang penyakit dalam
RSUDdr.H.Yuliddin Away Tapaktuan, Kabupaten AcehSelatan.Kerangka konsep penelitian ini digambarkan seperti pada skema 3.1.
Baik
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Fungsi manajerial Perawat Pelaksana:
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pengarahan
Kurang Cukup
Universitas Sumatera Utara
3.2. Definisi operasional
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini seperti yang terlihatpada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Defenisi Operasional Variabel
No Variabel
Defenisi operasional Alat ukur
Hasil ukur Skala
1 Fungsi
manajerial Perawat
Pelaksana Mencakup;
perencanaankegiatan keperawatan di ruang
rawat inap tentang hal yang akan dilakukan
untuk mempermudah kegiatan untuk mencapai
tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan,
pengorganisasianyaitu langkah untuk
menetapkan, dan mengatur berbagai
macam kegiatan, menetapkan tugas pokok
dan wewenang serta pendelegasian yang
diterima perawat pelaksana dari ketua tim
atau kepala ruangan, dan pengorganisasian,yaitu
kegiatan memantau dan menyesuaikan
perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan
efisien mencapai tujuanpelayanan dan
asuhan keperawatan kepada klien.
Lembar Observasi dengan checklist
yang terdiri dari 15 item
- Baik bila
skor 11-15. -
Cukup Bila skor 6-10
- Kurang bila
skor 0-5. Ordinal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif.Penelitian diskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi Nursalam,
2009. Rancangan penelitian ini untuk mengidentifikasi pelaksanaan
fungsimanajerial perawat pelaksana dengan pendekatan observasi di ruang penyakit dalam
di RSUD dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. 4.2.Populasi dan sampel
4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto, 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap penyakit dalam
RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan yang berjumlah 22 orang.
4.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo, 2010.Pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik totalsampling yaitu mengambil seluruh jumlah populasi untuk dijadikan responden, yaitu sebanyak 22
perawat pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
4.3.Tempat Dan Waktu Penelitian
Setting penelitian adalah tempat dan kondisi atau keadaan dimana studi penelitian yang sebenarnya berlangsung.Penelitian ini dilaksanakan di ruang
perawatan penyakit dalam RSUD dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian inidilaksanakan padabulan September sd Oktober 2015.
4.4.Pertimbangan Etik
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan ethical clearence kepada Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan.
Selanjutnya peneliti mengajukan permohonan surat izin penelitian kepada Dekan Fakultas Keperawatan yang ditujukan kepada Direktur dr.H.Yuliddin Away
Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. Kemudian setelah mendapatkan izin penelitian dari rumah sakit, peneliti meminta izin kepala ruangan perawatan
penyakit dalam dan menjelaskan maksud penelitian.Selama penelitian peneliti tetap mempertahankan dan menjunjung tinggi etika, meliputi: self determinan, privacy,
anonymity, confidentially, dan protection from discomfort Setiadi, 2007. 4.4.1. Self Determinan
Sebelum penelitian dilaksanakan, perawat pelaksana yang menjadi subjek penelitian diberikan informasi. Informasi yang diberikan meliputi manfaat
intervensi, rencana dan tujuan penelitian.Penjelasan dilakukan secara resmi tertulis dengan perawat pelaksana. Sebagai responden atau subjek penelitian diberi
kebebasan dalam menentukan hak dan kesediaannya untuk terlibat dalam penelitian ini secara sukarela dengan menandatangani “Informed concent” yang disediakan
Universitas Sumatera Utara
lihat lampiran. Apabila terjadi hal-hal yang memberatkan maka diperbolehkan untuk mengundurkan diri.
4.4.2. Privacy
Peneliti tetap menjaga kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan oleh perawat pelaksana sebagai responden dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian.
4.4.3. Anonymity
Peneliti tidak mencantumkan nama responden, dan diganti dengan nomor kode responden.
4.4.4. Confidentially
Peneliti menjaga kerahasiaan identitas perawat pelaksana dan informasi yang diberikannya. Semua catatan atau data responden akan dimusnahkan setelah
proses penelitian berakhir.
4.4.5. Protection form discomfort
Responden bebas dari rasa tidak nyaman. Peneliti menjelaskan dan menekankan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam penelitian ini tidak akan
menimbulkan kerugian, baik secara psikologis maupun sosial.
4.5.Instrument Penelitian
Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kiusioner dalam bentuklembar observasi. Kuisioner terdiri dari data demografi responden dan
lembar observasi berupa pernyataan yang terkait dengan pelaksanaan fungsi manajerial perawat pelaksana dalam manajemen asuhan keperawataan pada pasien.
Adapun data demografi responden dalam kuisioner ini berisi tentang umur, jenis
Universitas Sumatera Utara
kelamin, pendidikan,masa dan kerja. Lembar Observasi pelaksanaan fungsi manajerial perawat pelaksana sebanyak 15 item pernyataan yang terdiri dari
perencanaan 4 item, pengorganisasian 5 item dan pengarahan 6 item. Pengukuran dilakukan dengan checklist, hasil ukur tigakatagori yaitu baik, cukup dan kurang.
Pengkategorian variabel dilakukan dengan menggunakan rumus panjang kelas berikut:
� =
range interval
=
15 −0
3
= 5. Berdasarkan panjang kelas yang didapat yaitu 5, maka pengkategorian hasil
ukur fungsi manajerial perawat pelaksana adalah; baik jika nilai yang didapat 11 sd 15, cukup jika nilai yang didapat 6 sd 10, dan kurang jika nilai yang didapat 0
sd 5.
4.6.Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti, oleh karena itu penting dilakukan uji validitassebelum melakukan pengumpulan data. Validitas adalah
suatu indeks yang yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang
diukur Notoatmodjo, 2010.
Uji validitas dilakukan dengan metode Content Validity Index CVI atau validitas isi, yaitu mensyaratkan bahwa instumen dibuat mengacu pada konsep. Uji
validitasinstrument ini dilakukan oleh 2 dua orang expert yang terdiri dari 1 orang dari Fakultas Keperawatan USU dan 1 orang dari Program Studi
Keperawatan STIKesSU.Hasil Conten Validity Indeks CVI yang dilakukan oleh 2 expert terhadap 15 item pertanyaan fungsi manajerial perawat pelaksana dinyatakan
Universitas Sumatera Utara
relevan namun perlu dilakukan revisi pada item pertanyaan nomor1, 5, 8, 13, 14 dan 15. Total nilai CVI dari 2expert untuk instrumen fungsi manajerial perawat
pelaksana adalah 0,89. Dengan demikian kuisioner lembar observasi dinyatakan valid untuk dilanjutkan ke penelitian.
Selanjutnya untuk uji reliabilitas, instrumen lembar observasi ini tidak perlu dilakukan uji reliabilitas.Hal ini dikarenakan kuisioner ini berbentuk lembar
observasi yang digunakan untuk mengobservasi responden berdasarkan pelaksanaan fungsi manajerialnya.
4.7.Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti mengajukan surat
permohonan izin penelitian di bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU. 2.
Setelah izin penelitian keluar, peneliti mengajukan permohonan izin ke RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
3. Setelah mendapat izin dari rumah Sakit peneliti menemui kepala ruangan dan
calon responden, peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan menjelaskan hak-hak calon responden. Setelah responden bersedia, maka responden akan
menandatangani informed consent. 4.
Setelah renponden mengisi informed consent, peneliti menjelaskan bagaimana cara peneliti melakukan observasi dan memberikan kesempatan
bagi responden untukbertanya jika ada yang kurang jelas, kemudiian melakukan observasi.
Universitas Sumatera Utara
5. Setelah selesai, peneliti mengumpulkan kembali semua lembar observasi
untuk kemudian diseleksi dan dilakukan pengolahan data.
4.8. Pengolahan dan Analisa Data 4.8.1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan oleh peneliti dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1.
Editing, dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan data dan kejelasan semua data dari hasil pengukuran yang diperoleh dari responden.
2.
Coding, coding adalah merumuskan atau menetapkan kode pada variabel yang dibutuhkan. Coding data dilakukan dengan mengunakan tehnologi
komputer
3.
Clening data, data yang telah dimasukan diperiksa kembali, untuk memastikan bahwa data telah bersih dari kesalahan. Baik kesalahan dalam
pengkodean maupun dalam membaca kode sehingga data siap untuk dianalisis
4.
Entry data, dalam kegiatan ini data akan dimasukkan sesuai dengan nama- nama variabel yang telah dibuat. Paket program komputer digunakan untuk
mempermudah dan membantu peng-entry dari kesalahan-kesalahan pengisian sekaligus untuk dianalisis lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
4.8.2. Analisa Data
Pada umumnya analisis hanya menggunakan hasil distribusi dan persentase tiap variabel Notoatmodjo, 2010.Setelah data terkumpul, kemudian data dianalisis
menggunakan komputer dengan program excel dan program statistik. Analisis data dilakukan secara deskriptif analisis univariat dengan pengukuran terhadap hasil
observasi masing-masing responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi, dan persentase. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan persentase, untuk melihat bagaimana pelaksanaan fungsi manajerial perawat pelaksana di ruang penyakit dalam
RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan,
Kabupaten Aceh Selatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai
pelaksanaan fungsimanajerial perawat pelaksana di ruang rawat inap
penyakit dalam BLUD RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Pengumpulan data ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 September sd 10
Oktober 2015 dengan jumlah responden sebanyaak 22 orang perawat pelaksana.
5.1.Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dibagi dalam dua bagian yaitu hasil distribusi karakteristik perawat dan hasil observasi
pelaksanaan fungsimanajerial perawat pelaksana
diruangan penyakit dalam RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 22 orang
perawat pelaksana.
5.1.1. Karakteristik Perawat Pelaksana
Data demografi perawat pelaksana yang menjadi responden seperti yang terlihat pada tabel 5.1, peneliti membagi usia pasien tersebut dalam 2 dua
kategori, yaitu usia kurang dari atau sama dengan 30 tahun dan usia diatas 30 tahun. Sebagian besar responden berusia kurang dari atau sama dengan 30 tahun, yaitu
sebanyak 77,3. Mayoritas responden dengan jenis kelamin perampuan yaitu 81,8. Semua responden100 berpendidikan DIII Keperawatan dan sebagian
besar responden memiliki masa kerja dibawah 5 tahun, yaitu sebanyak 63,6. Selengkapnya pada tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1.Gambaran distribusi karakteristik responden n=22 Karakteristik
Jumlah n Persentase
Usia
= 30 tahun 17
77,3 30 tahun
5 22,7
Jenis Kelamin
Laki - laki 4
18,2 Perempuan
18 81,8
Pendidikan
D III Keperawatan 22
100,0
Masa Kerja
5 tahun 14
63,6 5 - 10 tahun
6 27,3
10 tahun 2
9,1
5.1.2. Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana
Berdasarkan tabel 5.2terlihat bahwa sebagian besar perawat pelaksana sudah melaksanakan fungsi manajerialnya dengan baikyaitu 68,2, dan yang
melaksanakan fungsi manajerialnya kurang sebanyak 9.1.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana
diruang penyakit dalam RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan n=22.
Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana
Jumlah n Persentase
Baik 15
68,2 Cukup
5 22,7
Kurang 2
9,1
Total 22
100.0
Universitas Sumatera Utara
5.2.Pembahasan 5.2.1. Karakteristik Perawat Pelaksana
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar perawat pelaksana yang jadi responden masih berusia dibawah atau sama dengan 30 tahun yaitu sebanyak
77,3. Banyaknya jumlah perawat pelaksana yang masih berusia muda di ruangan perawatan penyakit dalam RSUD dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan dikarenakan
peningkatan karier perawat senior yang menjadi kepala ruangan, ketua tim dan mengisi jabatan – jabatan lainnya. Selain itu sebagian perawat pelaksana yang
senior dan sudah bosan di ruang perawatan rumah sakit, mereka meminta pindah ke puskesmas di wilayah kabupaten yang sama.
Mayoritas perawat pelaksana berjenis kelamin perempuan, yaitu 81,8 dari 22 perawat pelaksana di ruangan perawatan penyakit dalam RSUD dr.H.Yuliddin
Away Tapaktuan. Di seluruh dunia, mayoritas perawat adalah perempuan. Di Indonesia, disemua rumah sakit juga mayoritas perempuan yang jadi perawat.
Hampir semua tokoh – tokoh yang membuat teori dan konsep dalam keperawatan juga perempuan.Namun demikian, tidak ada perbedaan produktifitas kerja antara
jenis kelamin.Menurut Hasibuan 2005jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan sifat pekerjaan, waktu mengerjakan, dan peraturan perburuhan.Tidak
terdapat perbedaan yang konsisten pada pria dan wanita dalam hal kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, pendorong persaingan, motivasi,
sosiabilitas, atau kemampuan belajar Robbins, 2006. Selanjutnya tentang pendidikan responden, semua perawat pelaksana di
ruangan perawatan penyakit dalam RSUD dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan
Universitas Sumatera Utara
berpendidikan DIII Keperawatan.Kepala ruangan 2 orang masing – masing dengan pendidikan S1Keperawatan.Beberapa orang dari perawat pelaksana sedang dalam
proses kuliah melanjutkan ke S1 Keperawatan. Sebagian besarperawat pelaksana dengan masa kerja kurang dari 5 tahun,
yaitu sebanyak 63.6.Hanya 9,1 perawat pelaksana yang sudah bekerja selama lebih dari 10 tahun.Hal ini disebabkan oleh rotasi dan mutasi kerja serta masuknya
perawat – perawat baru ke rumah sakit tersebut.Perawat – perawat yang sudah senior dengan masa kerja di atas 5 tahun sebagian sudah mendapat peningkatan
karier, sebagian lagi mengalami mutasi.Menurut Siagian 1999, bahwa seseorang yang sudah lama bekerja pada satu organisasi tidak identik dengan produktivitas
yang tinggi. Orang yang masa kerjanya lama tidak berarti bahwa yang bersangkutan memiliki tingkat kemangkiran yang rendah.
5.2.2. Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana
Tercapainyatujuan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer dalam melaksanakan fungsi manajemen keperawatan dan sejauh mana keterlibatan
perawat pelaksana dalam menjalankan fungsimanajerial tersebut. Manajemen keperawatan merupakan bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber
keperawatan dengan menerapkan proses manajemen keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan Huber, 2000.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, sebagian besar perawat pelaksana sudah melaksanakan fungsi manajerialnya dengan baikyaitu 68,2, dan
yang melaksanakan fungsi manajerialnya kurang sebanyak 9.1. Hasil ini menegaskan bahwa secara umum perawat pelaksana sudah menjalankan
Universitas Sumatera Utara
fungsimanajerialnya dengan baik, yang artinya perawat pelaksana sudah bekerja dengan baik sesuai peran dan fungsinya. Hasil ini juga mencerminkan pelaksanaan
fungsi manajerial kepala ruangan yang baik dalam me-manage perawat pelaksana. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Kusumaningrum 2013dimana pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan, mayoritas
diaplikasikan dengan baik oleh perawatpelaksana.Fungsi manajerialkepala ruang mempengaruhi kinerja perawatpelaksana dalam menjalankan fungsi manajerialnya
melaksanakan asuhankeperawatan, artinya bila kepala ruangmemberikan fungsi manajemen yangbaik maka dapat diaplikasikan meningkatkan kinerjaperawat
pelaksana dalam melaksanakan fungsi manajerialnya Kusumaningrum, 2013. Penelitian Parmin 2010 juga mendapatkan hasil bahwa fungsi manajemen
kepala ruangan di ruang rawat inap RSUP Undata Palu pada masing-masing sub variabel pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan menunjukkan rata-rata
dilaksanakan dengan baik oleh perawat pelaksana, kecuali pada sub variabel perencanaan yang menunjukkan kurang baik.Demikian pula hasil penelitian
Rohmawati 2006, bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan fungsi manajerial perawat pelaksana dalam memberi asuhan keperawatan yang baik
dengan fungsi manajerial kepala ruangan yang efektif. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Mulyaningsih2012 yang
mendapatkan hasil bahwa mayoritas perawat pelaksana memilikipersentase kurang baik
dalam kinerjanya menjalankan fungsi manajerial, kondisi ini menggambarkanbahwa perawat seharusnya bekerja dengan baik
Universitas Sumatera Utara
melaksanakanfungsi manajerialnyaagardapat memberikan pelayanankeperawatan yang baik dan memuaskan bagi klien dan keluarga.
Keberhasilan manajemen keperawatan yang dilakukan oleh manajer tidak terlepas dari peran perawat pelaksana.Fungsi manajerial dilaksanakan mulai dari
perencanaan.Marquis Huston 2010 menyatakan bahwa tanpa perencanaan yang adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal.Perencanaan yang baik
akan memudahkan pelaksanaan dalam mencapai tujuan.Marquis Huston 2010 juga menyatakan bahwa kepala ruangan harus melibatkan seluruh individu dan unit
organisasi dalam menjalankan fungsi manajemen keperawatan.Setelah perencanaan diperlukan pengorganisasian dalam manajemen keperawatan.Pengorganisasian
adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang
oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan Muninjaya, 2004. Dalam menjalankan tugas dan wewenang yang diberikan oleh perawat
manajer, perawat pelaksana harus menjalankan fungsi manajerial tersebut dengan baik.Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan pada perawat
pelaksana dengan saling memberi motivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan pendelegasian, menggunakan komunikasi yang efektif, melakukan
kolaborasi dan koordinasi Swanburg, 2000. Pelaksanaan fungsi manajerial perawat pelaksana di ruangan perawatan
penyakit dalam RSUD dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan sudah berjalan dengan baik disebabkan oleh fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh kepala ruangan yang
sudah baik. Kekompakan tim perawat manager dan perawat pelaksana dalam
Universitas Sumatera Utara
menjalankan peran dan fungsi perawat di ruang penyakit dalam RSUD dr.Yuliddin Away Tapaktuan juga sudah berjalan baik. Pelaksanaan fungsi manajemen
keperawatan yang baik mencerminkan kinerja yang baik juga.Namun dalam penelitian ini tidak mengukur motivasi dan tingkat kepuasan kerja perawat
pelaksana dalam bekerja di RSUD dr.Yuliddin Away Tapaktuan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN