Prosedur Impor Jika terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, maka dibuat perjanjian Supplier menyerahkan Invoice, Packing List lembar asli kepada Bank L N Importir menyerahkan dokumen – dokumen surat kuasa ke EMKL.

xxviii

2. Prosedur Impor

Bagan Prosedur Impor Gambar 2.1 xxix Keterangan Gambar : 1. Importir dalam negeri dan Supplier di Luar Negeri mengadakan korespondensi dan tawar – menawar harga yang akan di import.

2. Jika terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, maka dibuat perjanjian

jual – beli sales contract . 3. Importir membuka LC ke Bank Devisa dalam negeri. 4. Bank Devisa Dalam Negeri memberitahukan kepada Bank Korespondensi LN tentang pembukaan LC nya. 5. Bank Koresponden LN menghubungi Exportir LN. 6. Exportir LN pesan tempat ruangan ke agen – agen pelayaran, dengan maksud agar dapat dimuat – dikirim. 6a. Kapal menuju Pelabuhan Indonesia.

7. Supplier menyerahkan Invoice, Packing List lembar asli kepada Bank L N

dan menarik weselnya sedangkan duplikat dokumen – dokumen diatas dikirim langsung kepada Importir. 8. Bank LN mengirim dokumen kepada Bank Devisa Dalam Negeri. 9. Bank Devisa DN menyerahkan dokumen – dokumen asli kepada importir.

10. Importir menyerahkan dokumen – dokumen surat kuasa ke EMKL.

11. EMKL menukar konosemen asli dengan DO kepada agen perkapalan dan membuat PPUD berdasarkan dokumen, serta membayar bea masuk PPN importir dll. 12. Barang keluar ke peredaran bebas diserahkan kepada importir. xxx Proses Penyelesaian Barang Impor 1. Impor hanya dapat dilakukan oleh perusahaan berbentuk badan hukum yang telah mendapat izin dari Departemen Perdagangan. Izin impor tersebut adalah : a. API Angka Pengenal Impor untuk importir umum, berlaku selama perusahaan yang memilikinya masih menjalankan usaha. b. APIS Angka Pengenal Impor Sementara, berlaku untuk jangka 2 tahun dan tidak dapat diperpanjang. c. APIS diberikan kepada perusahaan produksiindustri di luar PMA Penanaman Modal Asing PMDN Penanaman Moal Dalam Negeri. d. APIT Angka Pengenal Impor Terbatas, untuk perusahaan PMAPMDN. Untuk memperoleh APIS, perusahaan wajib memiliki : a. Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP Perusahaan Besar atau Menengah. b. Kemampuan dan keahlian yang lazim diperlukan dalam perdagangan impor, berupa: pegawai yang mampu mengelola kegiatan perdagangan impordan hubungan dengan luar negeri. c. Referensi bank devisa. d. Bukti adanya kewajiban pajak. Untuk memperoleh API, perusahaan : a. Wajib memiliki APIS xxxi b. Telah melaksanakan impor sekurang-kurangnya 4 kali dan telah mencapai nilai minimal US 100,000.00. c. Tidak pernah membatalkan atau ingkar kontrak impor kecuali karena kedaan memaksa di luar kemampuan bencana alam atau force meajure. APIS atau API Umum diberikan kepada perusahaan yang hanya melakukan kegiatan perdagangan. API atau API Produsen diberikan kepada perusahaan yang selain melakukan kegiatan impor bahan baku atau penolong untuk pross produksi atau industrinya sendiri di luar PMA dan PMDN. Untuk memperoleh API atau APIS, perusahaan wajib mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Kakanwildepdag tempat perusahaan berdomisili. 2. Importir mengetahui spesifikasi barang. 3. Di Bank, importir menyelesaikan kewajiban kepabeanan.menyerahkan PIB, STS BM, STS PPH, STS Pi, BL, PL, INV, ASS, COO, dan membayar Bea Masuk ke Bea Cukai dan pajak dalam rangka impor. 4. Bank menyerahkan ke Bea Cukai untuk dilakukan pemeriksaan dan perekaman dokumen. Di Bea Cukai ada PFPD I Pejabat Fungsional Pemeriksaan Dokumen yang akan memutuskan menerima atau menolak dokmen. xxxii 5. Pejabat Fungsional Pemeriksaan Dokumen PFPD I akan menolak apabila dokumen tidak lengkap dan barang yang diimpor adalah barang yang dilarang atau tidak memenuhi kriteria impor. 6. Apabila diterima PFPD I akan menentukan jalur impornya. a. Jalur Merah, kriterianya yaitu: 1. Importir baru 2. Importir yang termasuk dalam kategori resiko tinggi high risk importir 3. Barang impor sementara 4. Barang operasional perminyakan golongan II 5. Barang Re-Impor 6. Terkena pemeriksaan acak 7. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah 8. Barang impor yang temasuk dalam komoditi berisiko tinggi danatau berasal dari negara ynag berisiko tinggi b. Jalur Hijau, kriterianya yaitu: Impotir dan importasi yang tidak termasuk dalam kriteria jalur merah. c. Jalur Prioritas, kriterianya yaitu: Importir yang ditetapkan sebagai importir jalan perioritas. Penetapan Sebagai Importir Jalur Perioritas 1. Mengajukan permohonan kepada Dierjen Bea Cukai melalui kapala kantor wilayah, dengan persyaratan: 2. Bidang Usaha Nature of Business yang jelas. xxxiii 3. Tidak pernah menyalah gunakan fasilitas di bidang kepabeanan selama 1 tahun terakhir. 4. Tidak memberitahukan jumlah dan jenis barang serta nilai pabean yang berbeda dengan yang diimpor selama 1 tahun terakhir. 5. Telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak pernah mendapatkan opini disclaimer. 6. Tidak mempunyai tunggakan utang karena kekurangan pembayaran BM kepada Dirjen Bea Cukai. d. Jalur Mita, kriterianya yaitu: Importir yang mempunyai prestasi. 7. Kemudian dilakukan pemeriksaan oleh PFPD II, yaitu pejabat ahli yang menganalisis pemeriksaan barang. a. SPPB Surat Perintah Pengeluaran Barang, apabila pemeriksaan sesuai dan tepat. b. SPPB dan NP Nota Pembelian, pembayaran berlebih, sisanya akan dikembalikan. Dan apabila menarik kembali ada nota pembetulan. c. NP pembayaran kurang, kekuranganya akan ditagih dan ada nota pembetulan, baru keluar SPPB. 8. Apabila semua lengkap dan memenuhi syarat, kemudian melakukan release. xxxiv

3. Dokumen-dokumen Impor