dimensi yang merupakan hasil solusi numerik soliton DNA model PBD ini.
Solusi numerik
yang diperoleh
kemudian dianalisa dengan melihat tingkat kestabilan serta karakteristik dari
dinamika DNA model PDB yang telah diberi gangguan serta mengetahui bahwa
program yang telah dibuat sudah benar.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Simulasi Perambatan Soliton pada Kondisi Stabil
Hasil-hasil analisis numerik dari DNA model PBD dengan karakteristik
solusi hingga orde-5 akan dibahas pada bagian ini. Parameter numerik yang
digunakan adalah parameter yang sudah ada
di literatur
sehingga akan
difokuskan pada hasil numerik pada tiga keadaan yakni keadaan stabil tanpa
gangguan, dengan gangguan serta interaksi dua buah solusi soliton.
Dengan menggunakan metode finite- difference dan interpolasi Lagrange
sebagai syarat batas terkait maka akan diperoleh solusi numeriknya dalam
bentuk grafik tiga dimensi dan dua dimensi.
Keadaan pertama yakni pada stabil tanpa gangguan dapat terlihat pada
Gambar 4 bahwa pada keadaan ini karakteristik stabil sejak waktu awal
T=1 hingga waktu akhirnya. Dari gambar terlihat bahwa solusi yang
diperoleh untuk keadaan stabil tanpa gangguan yakni bentuk dari profil
soliton dengan amplitudo yang cukup stabil.
Gambar 4. Karakteristik solusi persamaan NLS soliton DNA model PBD hingga orde lima stabil.
a profil soliton DNA dalam tiga dimensi b plot hubungan y
n
pm terhadap nl pm, dimana grafik berwarna merah menunjukkan grafik pada saat T
awal
, dan grafik biru menunjukkan grafik pada saat T
akhir
.
a
b
yn p
m
nl pm
nl pm T s
yn p
m
4.2 Simulasi Perambatan Soliton Akibat Gangguan pada Amplitudo
Keadaan kedua yakni karakteristik solusi
hingga orde-5
yang diberi
gangguan. Gangguan yang diberikan yakni terhadap amplitudonya dengan
mengalikan persamaan stabil �
1
, � dengan suatu nilai
1 + . Untuk keadaan ini nilai ɛ yang digunakan
adalah 0.5.
Penjelasan mengenai
perubahan yang terjadi saat keadaan stabil dengan keadaan saat diberikan
gangguan dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6 sebagai berikut ini:
Gambar 5. Karakteristik solusi persamaan NLS soliton DNA model PBD hingga orde
lima Perturbasi I. a profil soliton DNA dalam tiga dimensi
b plot hubungan y
n
pm terhadap nl pm, dimana grafik berwarna merah menunjukkan grafik pada saat T
awal
, grafik biru menunjukkan grafik pada saat T
akhir
. a
a
b
nl pm T s
nl pm
yn p
m
nl pm T s
yn p
m yn
p m
Gambar 6. Karakteristik solusi persamaan NLS soliton DNA model PBD hingga orde
lima Perturbasi II a profil soliton DNA dalam tiga dimensi
b plot hubungan y
n
pm terhadap nl pm, dimana grafik berwarna merah menunjukkan grafik pada saat T
awal
, dan grafik biru menunjukkan grafik pada saat T
akhir
Dari kedua gambar diatas terlihat perbedaan antara solusi stabil tanpa
gangguan dengan solusi yang diberi gangguan. Pada soliton DNA yang
diberi gangguan terbentuk undulasi. Pada saat undulasi terjadi penyempitan yang
diiringi dengan kenaikan amplitudonya. Gambar 5 dan 6 menunjukkan bahwa
amplitudo untuk solusi gangguan lebih tinggi dibandingan dengan solusi stabil
sehingga menunjukkan bahwa gangguan yang
diberikan pada
anzatz mempengaruhi amplitudo dari soliton.
Perubahan profil pada soliton itu sendiri juga terjadi, hal ini terlihat dengan
perubahan amplitudo yang terjadi serta soliton yang mengalami dispersi lebih
besar dari keadaan stabilnya. Hal ini dapat berarti gangguan yang diberikan
juga mempengaruhi hubungan dispersi pada persamaan Hamiltoniannya.
Pada kasus ini terdapat dua keadaan yakni solusi perturbasi I dengan nilai
1 + yang dikalikan hanya pada satu parameter
sedangkan pada
solusi perturbasi II terdapat dua parameter yang
dikalikan dengan 1 + . Dari Gambar 5
dan 6 dapat terlihat bahwa undulasi pada solusi II tampak lebih lebar daripada
solusi I namun nilai amplitudo undulasi pada solusi II lebih kecil dari solusi I.
Undulasi pada keadaan solusi perturbasi ini mengakibatkan pengurangan jumlah
nukleotida dalam proses denaturasi. Dalam hal ini, nukleotida pada solusi II
berkurang lebih sedikit jika dibandingan dengan jumlah nukleotida pada solusi I.
Hasil numerik yang dapat dijelaskan dari solusi perturbasi I dan II yakni
terjadi peristiwa undulasi pada keduanya. Peristiwa undulasi terjadi ketika soliton
mengalami penyempitan karena efek nonlinier
mengalami ketidakstabilan
yang lebih dominan daripada efek dispersinya. Pada peristiwa ini terjadi
pengurangan jumlah eksitasi nukleotida yang terlibat dalam proses denaturasi
dimana
nukleotida yang
awalnya meregang menjadi terhalangi akibat efek
nonlinier ini.
4.3 Simulasi Interaksi Dua Buah Soliton