Analisis Isi Pada Film Animasi Horor Komedi Frankenweenie Karya Tim Burton

(1)

SKRIPSI

TEKNIK KOMUNIKASI PADA FILM ANIMASI HOROR 3D

(Analisis Isi pada Film Animasi Horor Komedi Frankenweenie Karya Tim Burton)

Oleh:

Nur Sella Rakhmadhona 201110040311183 Dosen pembimbing: 1. Zen Amirudin, M.Med.Kom

2. Isnani Dzuhrina, M.Adv

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Unsur Pesan Horor Gothic Satanisme Pada Film Animasi 3D”. Salawat serta salam bagi Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW atas hidayahnya, penulis tetap semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Tidak lupa penulis haturkan banyak terimakasih, kepada yang terhormat Pembimbing pertama Bapak Zen Amirudin, M.Med.Kom dan Pembimbing kedua Ibu Isnani Dzuhrina, M.Adv yang telah mengajarkan serta mengarahkan selama penelitian ini hingga selesai.

Skripsi ini peneliti buat dalam rangka penyelesaian tugas akhir, di perkuliahan dengan jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dengan harapan skripsi ini dapat menjadi pacuan peneliti berikutnya dengan tema yang sama, dan bermanfaat bagi seluruh pembaca dalam memahami pesan gothic satanisme yang tersirat dalam media apapun termasuk film.

Demikian kata pengantar ini peneliti buat, kurang lebihnya peneliti mohon maaf.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 15 Januari 2016 Penulis,


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

DAFTAR ISI ………. ii

DAFTAR TABEL ……… v

LEMBAR PENGESAHAN………. vi

KATA PENGANTAR ……….… vii

LEMBAR PERSETUJUAN ………..………...……….. viii

PERNYATAAN ORISINALITAS ………...……….. ix

LEMBAR PERSEMBAHAN ………. xi

ABSTRAKSI ………..………. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Akademis ... 5

1.4.2 Manfaat Praktis... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi ... 6

2.1.1. Unsur- Unsur Komunikasi... 6

2.1.2. Teknik Komunikasi ... 9

2.2 Komunikasi Massa ... 10

2.2.1.Pengertian Komunikasi Massa ... 12

2.2.2.Fungsi Komunikasi Massa ... 14

2.2.3.Karakteristik Komunikasi Massa ... 14

2.2.4.Ruang Lingkup Komunikasi Massa ... 17

2.2.5.Ciri-Ciri Komunikasi Massa ... 17

2.3 Macam- macam Media Komunikasi Massa ... 18

2.4 Pengertian Film Sebagai Media Komunikasi Massa ... 19


(5)

2.4.2. Unsur- unsur Film ... 24

2.4.3. Jenis- jenis Film... 27

2.5 Film Animasi Horor ... 28

2.6 Definisi Konseptual ... 31

2.7 PenelitianTerdahulu ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PendekatanPenelitian ... 36

3.2 Struktur Kategori ... 37

3.3Ruang Lingkup dan Fokus Penelitian ... 38

3.4 Unit Analisis dan Satuan Ukur ... 38

3.5 Jenis dan Teknis Pengumpulan Data ... 39

3.5.1 Jenis Data ... 39

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data... 39

3.6 Teknik Analisis Data... 41

3.7 Uji Reliabilitas ... 42

BAB IV OBYEK PENELITIAN 4.1 SekilasTentang Film Frankenweenie ... 44

4.2 Pengisi Suara Karakter Utama Dalam Film Frankenweenie……… 44

4.3 Pengisi Suara Frankenweenie ... 46

1. Charlie Tahan ... 46

2. Atticus Shaffer ... 47

3. Martin Short dan Catherine O’ Hara ... 47

4.4 Profil Produser ... 47

4.5 Profil Sutradara……….48

4.5 Hal Yang DitelitiDalam Film Frankenweenie ... 49

BAB V SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Penyajian dan Analisis Data ... 53

5.1.1. Analisis scene Kemunculan Kategori Informatif……… .. 54

5.1.2. Analisis scene Kemunculan Kategori Persuasif……….. .. 59

5.1.3. Analisis scene Kemunculan Kategori Koersif………... 64


(6)

5.3 Pembahasan... 73

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 76

6.2 Saran ... 76

6.2.1 Akademis…... 76

6.2.2 Praktis…... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Kategorisasi Teknik Komunikasi dalam Film Frankenweenie……… 35

Tabel 3.1 Lembar Koding... 41

Table 3.2 Distribusi Frekuensi Scene Kategori Informatif……… 42

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Scene Kategori Persuasif………. 42

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Scene Kategori Koersif……… 42

Tabel 5.1Frekuensi Kemunculan Teknik Komunikasi dalam Film Frankenweenie……….. 55

Tabel 5.1.1.1Tabel Distribusi Frekuensi Scene Sub Kategori Berdasarkan Fakta………. 57

Tabel 5.1.1.2Tabel Distribusi Frekuensi Scene Sub Kategori Tidak Mengurangi Isi Pesan dan Bersifat Apa Adanya……….. 59

Tabel 5.1.2.1Tabel Distribusi Frekuensi Scene Sub Kategori Ajakan Seseorang Terhadap Komunikannya……… 62

Tabel 5.1.2.2Tabel Distribusi Frekuensi Scene Sub Kategori Argumen Komunikator………. 63

Tabel 5.1.3.1Tabel Distribusi Frekuensi Scene Sub Kategori Sikap Pemaksaan……… 66


(8)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Aplinet, 2013, Buku Panduan Pelatihan Aplikasi Teknologi Informasi, edisi ketujuh, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang hal 2.

Cangara, H. Hafied, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, hal 23. Cangara, H. Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Effendy, O. U, 2009, Human Relation & Public Relation, Bandung: CV. Mandar Maju, hal 81- 82.

Eriyanto. 2011. Analisis Isi. Jakarta : Kencana Prenasa Media Grup. h 281.

Hamidi, 2007.Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press. h 4.

H.A. Widjaja, 2000, Ilmu Komunikasi Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta, hal 32- 33

Moleong Lexy J. 2000.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : RemajaRosdakarya. h 6. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosda, Bandung, 2008.

Nurudin, 2007, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT Grafindo, hal 16.

Nazir Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. h 54 S J. Baran. 2011, PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA, Jakarta: Salemba Humanika, hal 5.

S J. Baran. 2010. Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan, Jakarta: Salemba Humanika, hal 116.

Suprapto Tommy, 2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi.Yogyakarta: Media Pressindo


(9)

Vera Nawiroh, 2014, Semiotika dalam Riset Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia , hal 95 Winarni, 2003, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang, hal 33

William L. Rivers, Jay W. Jensen dkk. 2008. Media Massa & Masyarakat Modern (Edisi Kedua), Jakarta: Kencana, hal 19 – 20.

Wimmer, R.D., dan Dominick, J.R. 2000. Mass Media Research:An Introduction. New York: Wadsworth. h 157.

Web

Admin, “Pengertian Penokohan Dalam Drama Teater”, diakses pada tanggal 22 November 2014 20:29WIB,http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2013/09/pengertian-penokohan-dalam-drama-teater.html

http://kbbi.web.id/film diakses pada tanggal 10 July 2015 pukul 16:39 WIB.

http://www.boxofficemojo.com/movies/?id=frankenweenie.htm , diakses pada 20 April 2015 pukul 05:18 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Tim_Burton, diakses pada 7 Oktober 2015 pukul 15:23 WIB. http://tobingjr.blogspot.co.id/2011/07/noir-dan-neo-noir-apa-bedanya.html diakses pada 7


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan (ide, gagasan/ informasi) dari komunikator kepada salah satu komunikannya. Komunikasi bisa terjadi dari satu orang ke orang lain, dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Pada umumnya, komunikasi dapat dilakukan dengan cara verbal atau nonverbal yang dapat dimengerti oleh pelaku komunikasi.

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dan dengan akibat atau hasil apa? (who, says what? In which channel? To whom? With what effect? (Lasswell: 1960).

Pada proses penyampaian pesan, dari komunikator kepada komunikan ada pula aspek yang perlu dipahami yaitu teknik komunikasi. Di dalam teknik komunikasi terdapat empat unsur yakni pesan yang memiliki muatan informative, persuasif, koersif dan humanity/ manusiawi.

Melalui media komunikasi dapat menjadi lebih efektif, salah satu media yang dipilih adalah film. Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Dikatakan sebagai media komunikasi massa karena menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, dalam artian berjumlah banyak, tersebar dimana- mana, khalayaknya heterogen dan anonim, dan menimbulkan efek tertentu.


(11)

Film memiliki cara khusus dalam menyampaikan pesan, dengan alur cerita yang diangkat itulah yang menjadi nilai tersendiri dari film. Selain itu dalam mendukung penyampaian pesan film, film yang dibuat harus lebih efektif agar sampai ke khalayak. Maka dari itu dibuat berbagai macam tanda atau unsur cerita yang diangkat dalam film. Film harus memiliki nilai hiburan dan edukasi untuk menjamin agar para penonton merasa terhibur dan memperbaiki mood

seseorang.

Film adalah sebuah karya seni yang berkecimpung di dunia komunikasi massa audio visual yang diciptakan oleh sutradara beradasarkan asas sinematografi dan direkam di pita video, piringan atau bahkan teknologi yang canggih. Film sebagai salah satu bentuk media massa dipandang mampu memenuhi permintaan dan selera masyarakat akan hiburan dikala penat menghadapi aktifitas hidup sehari- hari.

Genre film yang diangkat dalam penelitian ini adalah film Animasi. Film animasi adalah suatu karya seni gambar bergerak yang dibuat secara matang dan tidak sembarangan memilih alur cerita. Diawali dengan sebuah ide lalu terbentuklah keinginan dan melalui goresan tangan dapat menjadi sebuah karya seni yang dihargai. Film animasi biasanya identik dengan film anak- anak, namun seiring berkembangnya teknologi saat ini animasi bisa serupa dengan gambar dunia nyata sehingga kini juga diminati orang dewasa.

Film memiliki beragam genre, salah satunya film horror.Jenis film ini menghibur penontonnya dengan mengaduk-aduk rasa takut dan ngeri. Ceritanya selalu melibatkan kematian dan alam gaib. Peneliti memilih aliran


(12)

Film Animasi Horor sebagai subjek penelitian yang diambil dari Film berjudul

Freankenweenie karya Tim Burton.

Film Frankenweenie ini sukses pada peluncuran awalnya di Amerika Serikat. Dengan sukses pada awal peluncurannya, film ini dapat membukukan pemasukan sebesar $81,491,068 dari 3.005 bioskop diseluruh dunia dan menduduki peringkat ke 5 box office pada tahun peluncurannya 2012.

Frankenweenie adalah film keluarga 3D stop motion komedi-horor karya Tim Burton dengan menggandeng Don Hahn sebagai produser. (http://www.boxofficemojo.com/movies/?id=frankenweenie.htm)

Film ini masih kental dengan suasana gothic khususnya untuk urusan visualisasi karakternya.Beberapa sosok karakter terkesan menyeramkan dengan mayoritas punya mata besar dan karakterisasi yang unik. Tapi sekali lagi Burton masih membuat film ini lebih bersahabat bagi anak-anak jika dibandingkan film-filmnya (khususnya yang animasi) sebelumnya. Hal itu bisa dilihat dari sosok Sparky yang terlihat lucu dan menggemaskan. Disamping desain karakternya, konten ceritanya sendiri tetap sedikit terasa menyeramkan bagi anak-anak, mulai dari membangkitkan anjing yang telah mati, berbagai eksperimen aneh hingga selipan komedi hitamnya yang mungkin akan dilihat sebagai hal yang menyeramkan dan bukan lucu oleh penonton berusia anak- anak. Dalam film ini Tim Burton menggunakan teknik stop motion sehingga dalam pembuatannya memakan waktu hingga hampir dua tahun, juga pemilihan warna hitam putih pada film yang menjadikan ciri khas Tim yang identik dengan aliran gothic nya.


(13)

Mengenai istilah aliran gothic pada film, ini berkaitan dengan horoisme yang dianut sebuah aliran setan atau lebih dikenal dengan sebutan gothic setanisme. Gothic setanisme dikenal sebagai aliran yang dianut di sebuah daerah di Amerika Serikat dan pedalaman Jerman yang menyembah setan dan ritual- ritual mistis yang menjadi satu kegiatan wajib dilakukan untuk menyembah setan.

Realitas ini yang membuat peneliti tertarik mengangkat film

Frankenweenie untuk diteliti.Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Komunikasi Sebagai Aktivitas Penyampaian Pesan, sebagai acuan untuk memperkuat penelitian ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti mengambil langkah untuk meneliti permasalahan tersebut lebih jauh dengan mengambil judul “Teknik Komunikasi Pada Film Animasi 3D (Analisis isi

Film Animasi Horor Komedi Frankenweenie Karya Tim Burton).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Seberapa besar tingkat kemunculan Teknik Komunikasidalam film animasi horor “Frankenweenie” karya Tim Burton (2012)?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemunculan teknik komunikasi yang ada dalam film Frankenweeniekarya Tim Burton.


(14)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Akademis

Untuk menambah kajian ilmiah dalam bidang Tenik Komunikasi pada film animasi horor. Terutama mahasiswa/i yang tertarik pada kajian analisis isi film animasi horor, juga khususnya yang mengambil konsentrasi Audio Visual.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, untuk mengetahui seberapa kuat teknik komunikasi dalam sebuah film animasi horor dalam menyampaikan sebuah pesan.


(1)

Vera Nawiroh, 2014, Semiotika dalam Riset Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia , hal 95 Winarni, 2003, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang, hal 33

William L. Rivers, Jay W. Jensen dkk. 2008. Media Massa & Masyarakat Modern (Edisi Kedua), Jakarta: Kencana, hal 19 – 20.

Wimmer, R.D., dan Dominick, J.R. 2000. Mass Media Research:An Introduction. New York: Wadsworth. h 157.

Web

Admin, “Pengertian Penokohan Dalam Drama Teater”, diakses pada tanggal 22 November 2014 20:29WIB,http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2013/09/pengertian-penokohan-dalam-drama-teater.html

http://kbbi.web.id/film diakses pada tanggal 10 July 2015 pukul 16:39 WIB.

http://www.boxofficemojo.com/movies/?id=frankenweenie.htm , diakses pada 20 April 2015 pukul 05:18 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Tim_Burton, diakses pada 7 Oktober 2015 pukul 15:23 WIB. http://tobingjr.blogspot.co.id/2011/07/noir-dan-neo-noir-apa-bedanya.html diakses pada 7


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan (ide, gagasan/ informasi) dari komunikator kepada salah satu komunikannya. Komunikasi bisa terjadi dari satu orang ke orang lain, dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Pada umumnya, komunikasi dapat dilakukan dengan cara verbal atau nonverbal yang dapat dimengerti oleh pelaku komunikasi.

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dan dengan akibat atau hasil apa? (who, says what? In which channel? To whom? With what effect? (Lasswell: 1960).

Pada proses penyampaian pesan, dari komunikator kepada komunikan ada pula aspek yang perlu dipahami yaitu teknik komunikasi. Di dalam teknik komunikasi terdapat empat unsur yakni pesan yang memiliki muatan informative, persuasif, koersif dan humanity/ manusiawi.

Melalui media komunikasi dapat menjadi lebih efektif, salah satu media yang dipilih adalah film. Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Dikatakan sebagai media komunikasi massa karena menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, dalam artian berjumlah banyak, tersebar dimana- mana, khalayaknya heterogen dan anonim, dan menimbulkan efek tertentu.


(3)

Film memiliki cara khusus dalam menyampaikan pesan, dengan alur cerita yang diangkat itulah yang menjadi nilai tersendiri dari film. Selain itu dalam mendukung penyampaian pesan film, film yang dibuat harus lebih efektif agar sampai ke khalayak. Maka dari itu dibuat berbagai macam tanda atau unsur cerita yang diangkat dalam film. Film harus memiliki nilai hiburan dan edukasi untuk menjamin agar para penonton merasa terhibur dan memperbaiki mood

seseorang.

Film adalah sebuah karya seni yang berkecimpung di dunia komunikasi massa audio visual yang diciptakan oleh sutradara beradasarkan asas sinematografi dan direkam di pita video, piringan atau bahkan teknologi yang canggih. Film sebagai salah satu bentuk media massa dipandang mampu memenuhi permintaan dan selera masyarakat akan hiburan dikala penat menghadapi aktifitas hidup sehari- hari.

Genre film yang diangkat dalam penelitian ini adalah film Animasi. Film animasi adalah suatu karya seni gambar bergerak yang dibuat secara matang dan tidak sembarangan memilih alur cerita. Diawali dengan sebuah ide lalu terbentuklah keinginan dan melalui goresan tangan dapat menjadi sebuah karya seni yang dihargai. Film animasi biasanya identik dengan film anak- anak, namun seiring berkembangnya teknologi saat ini animasi bisa serupa dengan gambar dunia nyata sehingga kini juga diminati orang dewasa.

Film memiliki beragam genre, salah satunya film horror.Jenis film ini menghibur penontonnya dengan mengaduk-aduk rasa takut dan ngeri. Ceritanya selalu melibatkan kematian dan alam gaib. Peneliti memilih aliran


(4)

Film Animasi Horor sebagai subjek penelitian yang diambil dari Film berjudul

Freankenweenie karya Tim Burton.

Film Frankenweenie ini sukses pada peluncuran awalnya di Amerika Serikat. Dengan sukses pada awal peluncurannya, film ini dapat membukukan pemasukan sebesar $81,491,068 dari 3.005 bioskop diseluruh dunia dan menduduki peringkat ke 5 box office pada tahun peluncurannya 2012.

Frankenweenie adalah film keluarga 3D stop motion komedi-horor karya Tim Burton dengan menggandeng Don Hahn sebagai produser. (http://www.boxofficemojo.com/movies/?id=frankenweenie.htm)

Film ini masih kental dengan suasana gothic khususnya untuk urusan visualisasi karakternya.Beberapa sosok karakter terkesan menyeramkan dengan mayoritas punya mata besar dan karakterisasi yang unik. Tapi sekali lagi Burton masih membuat film ini lebih bersahabat bagi anak-anak jika dibandingkan film-filmnya (khususnya yang animasi) sebelumnya. Hal itu bisa dilihat dari sosok Sparky yang terlihat lucu dan menggemaskan. Disamping desain karakternya, konten ceritanya sendiri tetap sedikit terasa menyeramkan bagi anak-anak, mulai dari membangkitkan anjing yang telah mati, berbagai eksperimen aneh hingga selipan komedi hitamnya yang mungkin akan dilihat sebagai hal yang menyeramkan dan bukan lucu oleh penonton berusia anak- anak. Dalam film ini Tim Burton menggunakan teknik stop motion sehingga dalam pembuatannya memakan waktu hingga hampir dua tahun, juga pemilihan warna hitam putih pada film yang menjadikan ciri khas Tim yang identik dengan aliran gothic nya.


(5)

Mengenai istilah aliran gothic pada film, ini berkaitan dengan horoisme yang dianut sebuah aliran setan atau lebih dikenal dengan sebutan gothic setanisme. Gothic setanisme dikenal sebagai aliran yang dianut di sebuah daerah di Amerika Serikat dan pedalaman Jerman yang menyembah setan dan ritual- ritual mistis yang menjadi satu kegiatan wajib dilakukan untuk menyembah setan.

Realitas ini yang membuat peneliti tertarik mengangkat film

Frankenweenie untuk diteliti.Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Komunikasi Sebagai Aktivitas Penyampaian Pesan, sebagai acuan untuk memperkuat penelitian ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti mengambil langkah untuk meneliti permasalahan tersebut lebih jauh dengan mengambil judul “Teknik Komunikasi Pada Film Animasi 3D (Analisis isi Film Animasi Horor Komedi Frankenweenie Karya Tim Burton).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Seberapa besar tingkat kemunculan Teknik Komunikasidalam film animasi horor “Frankenweenie” karya Tim Burton (2012)?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemunculan teknik komunikasi yang ada dalam film Frankenweeniekarya Tim Burton.


(6)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Akademis

Untuk menambah kajian ilmiah dalam bidang Tenik Komunikasi pada film animasi horor. Terutama mahasiswa/i yang tertarik pada kajian analisis isi film animasi horor, juga khususnya yang mengambil konsentrasi Audio Visual.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, untuk mengetahui seberapa kuat teknik komunikasi dalam sebuah film animasi horor dalam menyampaikan sebuah pesan.