Simpulan EKOLOGI TROFIK KOMUNITAS IKAN DI PERAIRAN SEGARA MENYAN

tingkat kematian ikan yang tinggi terjadi pasca penglepasan kembali ikan yang tertangkap Bartholomew Bohnsack 2005; Cerdá et al. 2010. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan juga perlu mendapat perhatian karena wilayah penangkapan nelayan akan berkurang saat zona segara ditetapkan sebagai wilayah penangkapan terbatas. Hal ini tentu akan menimbulkan pengaruh buruk, walaupun juga mendatangkan keuntungan dari penyewaan perahu untuk kegiatan pemancingan rekreasi ini. Aspek ini tidak menjadi bahasan pada penelitian ini, karena penelitian ini dititikberatkan pada aspek ekologi dan biologi ikan. Regulasi perikanan tangkap Pengaturan penangkapan tidak saja difokuskan pada kegiatan pemancingan rekreasi sebagaimana dipaparkan di atas. Namun menjadi hal penting untuk diperhatikan adalah kegiatan perikanan tangkap. Sejauh ini kegiatan perikanan yang berlangsung di Segara Menyan adalah kegiatan perikanan artisanal. Nelayan melakukan penangkapan sehari one day fishing dengan alat tangkap berupa jaring insang, jaring rampus, jaring arad, dogol, dan pukat pantai. Kegiatan penangkapan ikan tidak saja dilakukan oleh masyarakat setempat, melainkan dilakukan juga oleh nelayan lain yang datang dari berbagai wilayah. Tumpang tindih kegiatan yang besar antara perikanan rekreasi dan perikanan tangkap terkait wilayah penangkapan dikhawatirkan menimbulkan konflik antar-masyarakat terhadap pemanfaatan sumber daya ikan. Oleh sebab itu, kegiatan perikanan tangkap perlu dilakukan pengaturan. Pengaturan perikanan tangkap yang dimaksud adalah penggunaan alat tangkap, musim dan wilayah penangkapan, serta ukuran ikan tangkapan. Pada dasarnya pengaturan ini sama dengan pengaturan pada perikanan rekreasi terkait musim, wilayah, ukuran ikan target penangkapan; sedikit yang membedakan adalah pada wilayah penangkapan dan penggunaan alat tangkap. Pada bagian ini, alat tangkap yang dimaksud adalah jaring insang, rampus, arad, dogol, dan pukat pantai. Penggunaan jaring tidak diperkenankan untuk digunakan di zona segara sepanjang tahun, karena zona ini diproyeksikan sebagai wilayah pemulihan sumber daya ikan. Penangkapan dengan jaring hanya boleh dilakukan pada zona pantai dan sungai dengan tetap memperhatikan musim pemijahan, seperti ikan blama N. soldado, ikan tetet J. belangerii, ikan baji-baji G. scaber, I. japonica, ikan petek L. equulus yang memijah pada musim penghujan Novitriana et al. 2004; Yuniarti et al. 2005; Rahardjo 2006 a ; Rahardjo Simanjuntak 2007. Ukuran ikan yang boleh ditangkap adalah ukuran ikan yang telah mencapai dewasa, setidaknya telah melangsungkan pemijahan satu kali. Namun, penggunaan jaring yang merupakan alat tangkap non selektif, tidak dapat memisahkan ukuran- ukuran tersebut. Oleh karena itu, pengaturan musim dan wilayah penangkapan adalah langkah efektif di wilayah perairan Segara Menyan. Pengelolaan habitat fauna ikan Estuari dengan segala variasi habitat yang terbentuk di dalamnya merupakan area yang nyaman bagi kehidupan ikan, yang tidak hanya spesies penetap estuari melainkan spesies peruaya atau spesies yang hanya sekadar singgah untuk keperluan hidupnya termasuk persembunyian. Wilayah estuari bervegetasi mangrove seperti di Segara Menyan merupakan satu habitat penting bagi ikan. Namun, kondisi vegetasi mangrove di perairan ini telah mengalami kerusakan akibat perambahan untuk lahan tambak dan abrasi pantai. Dua hal ini tentunya berdampak pada kehidupan ikan karena mereka kehilangan habitat sebagai tempat hidup. Oleh sebab itu, perlu upaya pengelolaan habitat, setidaknya kerusakan ekosistem mangrove tidak semakin parah dan masih memiliki kemampuan dalam penyediaan habitat bagi ikan. Vegetasi mangrove yang tumbuh di estuari memegang peranan penting dalam penyediaan nutrisi bagi biota yang menempati ekosistem ini. Sumber materimakanan di ekosistem estuari berasal dari dalam ekosistem otoktonus dan dari luar ekosistem aloktonus. Materi otoktonus diperoleh dari bahan organik yang bersumber dari mangrove, mikrofitobentos, lamun, fitoplankton, dan makroalga; sedangkan materi aloktonus didapatkan dari masukan bahan organik dari sungai ataupun yang berasal dari laut Elliot et al. 2002. Persediaan nutrien yang cukup mendukung kehidupan fitoplankton, yang diikuti oleh kehadiran zooplankton sebagai peramban tingkat I hingga biota pada level trofik di atasnya ikan dan avertebrata air. Kondisi yang terjadi di Segara Menyan, ikan-ikan zooplanktivora banyak ditemukan. Kelimpahan zooplanktivora tentunya didukung oleh kelimpahan zooplankton. Pada beberapa kasus menyebutkan bahwa zooplankton merupakan komponen penting dalam rantai makanan di perairan dan menjadi penyokong bagi tingkat trofik di atasnya Hajisamae Ibrahim 2008; Etilé et al. 2009. Selain peran mangrove sebagai penyedia nutrisi, melalui sistem perakarannya yang rumit dapat melindungi berbagai spesies terutama ikan-ikan berukuran kecil dari pemangsa dan menjadi padang penggembalaan bagi larva dan juwana ikan Laegdsgaard Johnson, 2001; Valiela et al. 2001; FAO 2007. Berangkat dari fakta yang menunjukkan peran penting vegetasi mangrove, maka langkah yang perlu diambil dalam rangka pengelolaan habitat fauna ikan adalah melakukan rehabilitasi dengan penanaman vegetasi mangrove bila dimungkinkan sampai pada tingkat restorasi ekosistem mangrove. Cara ini sangat efektif dalam meningkatan jumlah spesies, densitas, dan biomassa sumber daya ikan sebagaimana dilaporkan oleh Rönnbäck et al. 1999 dan Crona Rönnbäck 2007. Densitas dan biomassa ikan di lokasi pemulihan mangrove di Filipina terutama dipengaruhi oleh tinggi pasang surut dan jenis mangrove Rönnbäck et al. 1999. Sementara di Kenya, pemulihan mangrove Sonneratia alba berdampak pada peningkatan stok ikan, khususnya pada spesies ekonomis Crona Rönnbäck 2007. Dalam hal kegiatan pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan, zona segara dapat diusulkan sebagai kawasan lindung daerah atau kawasan konservasi perairan. Hal ini dinilai sesuai karena wilayah ini memiliki tekanan degradasi yang cukup kuat, padahal wilayah ini memiliki fauna ikan yang melimpah dengan ragam yang tinggi. Disamping itu, ekosistem mangrove mampu mendukung kehidupan fauna ikan dengan peran fungsional yang ditampilkan.

5.3. Penutup

Pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di estuari Segara Menyan. Kedua tindakan ini perlu memegang prinsip kehati-hatian dalam penerapannya, karena boleh jadi strategi yang ingin diterapkan mendapat pertentangan dari masyarakat lokal, yang pada disertasi ini aspek sosial ekonimi tidak menjadi bahasan. Strategi pengelolaan dan konservasi yang ditawarkan lahir dari kajian ilmiah dan menjadi tugas pembuat kebijakan untuk menerapkan strategi tersebut.