25 pembentuk undang-undang pembentuk B.W. dan menurut ilmu
pengetahuan hukum. Apabila sistematika bentuk dan sistematika isi digabungkan maka dapat dilihat sistematika Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata KUHPerdata sebagai berikut : 1
Buku Ke satu, mengatur tentang Orang van personen, memuat ketentuan mengenai :
a Hukum Perorangan
b Hukum Keluarga
2 Buku Ke dua, mengatur tentang Benda van zaken, memuat
ketentuan mengenai : a
Hukum Benda b
Hukum Waris 3
Buku Ke tiga, mengatur tentang Perikatan van verbintenissen, memuat ketentuan mengenai Hukum Harta
Kekayaan 4
Buku Ke empat, mengatur tentang Pembuktian dan Daluwarsa van bewijs en verjaring, memuat ketentuan mengenai :
a Alat bukti
b Akibat daluwarsa Soeroso, 1999:52.
3. Tinjauan Umum tentang Hukum Perdata Islam
a. Sumber Hukum Islam
Sumber pokok Hukum Islam adalah Al-Qur’an, Sunnah Rasul, dan Ijtihad Abdul Ghofur Anshori, 2003:6. Dalam Hukum
Nasional atau hukum positif Republik Indonesia, sumber Hukum Islam terdapat pada :
1. Hukum Formil yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
tentang Peradilan Agama; 2.
Hukum Materiil yaitu Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
26 Al-Qur’an yang merupakan salah satu sumber Hukum
Islam, dalam beberapa ayat tertentu secara khusus mengatur tentang hal-hal yang menyangkut keperdataan. Hal tersebut dapat ditemukan
dalam ayat-ayat, antara lain : 1
Hukum Perkawinan a
Surat Al-Baqarah 2 ayat 221; b
Surat Al-Maidah 5 ayat 5; c
Surat An-nisa’ 4 ayat 22, 23, 24; d
Surat An-Nur 24 ayat 32; e
Surat Al-Mumtahanah 60 ayat 10,11. 2
Hukum Waris a
Surat An-nisa’ 4 ayat 7, 8, 9, 10, 11, 12, 176; b
Surat Al-Baqarah 2 ayat 180; c
Surat Al-Maidah 5 ayat 106. 3
Hukum Perjanjian a
Surat Al-Baqarah 2 ayat 279, 280, 282; b
Surat Al-Anfaal 8 ayat 56, 58; c
Surat At-Taubah 9 ayat 4. Selain ayat-ayat dalam masing-masing surat tersebut,
masih ada ayat-ayat lain yang berhubungan dengan masalah- masalah perdata Soeroso, 1999:60.
Hukum Perdata Islam terdiri dari : 1
Munakahat mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian, dan akibat-akibatnya.
2 Wirasah mengatur segala masalah yang berhubungan dengan
pewaris, ahli waris, harta peninggalan serta pembagian warisan. Ini disebut juga hukum fara’id.
3 Muamalat mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas
benda, serta tata hubungan manusia dalam hal jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, perserikatan, dan sebagainya
Amiek Sumindriyatmi, 2005:76-77
27 b.
Sistematika Kompilasi Hukum Islam Pada tanggal 21 Maret 1984 Ketua Mahkamah Agung
Republik Indonesia dan Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Bersama, yang isinya membentuk
sebuah panitia untuk mengumpulkan bahan-bahan dan merancang Kompilasi Hukum Islam menyangkut Hukum Perkawinan,
Kewarisan, dan Perwakafan yang akan dipergunakan Pengadilan Agama dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Dalam melaksanakan
tugasnya, panitia
ini mempergunakan 4 empat jalur, yaitu :
1 Pengkajian kitab-kitab fikih dengan bantuan beberapa tenaga
pengajar Fakultas Syari’ah IAIN di seluruh Indonesia; 2
Menghimpun pendapat ulama fikih terkemuka di tanah air; 3
Menghimpun yurisprudensi yang terhimpun dalam putusan- putusan Pengadilan Agama seluruh Indonesia sejak penjajahan
Belanda sampai dengan kompilasi ini tersusun; 4
Mengadakan studi perbandingan menyangkut pelaksanaan dan penegakan Hukum Islam di negara-negara muslim, terutama
negara-negara tetangga yang penduduknya beragama Islam.
Setelah keempat jalur itu selesai dilaksanakan, selanjutnya panitia perumus menyusun bahan-bahan dimaksud secara logis dan
sistematis dan seterusnya dituangkan ke dalam pasal-pasal dengan bahasa perundang-undangan yang berlaku di Indonesia Suhrawadi
K. Lubis dan Komis Simanjuntak, 2007:18. Kompilasi Hukum Islam berisi 3 tiga buku, dan masing-
masing buku dibagi ke dalam beberapa bab dan pasal. Ketiga buku dalam Kompilasi Hukum Islam tersebut terdiri dari :
1 Buku Ke satu mengatur tentang Perkawinan;
2 Buku Ke dua mengatur tentang Kewarisan;
3
Buku Ke tiga mengatur tentang Perwakafan.
28
4. Tinjauan Umum tentang Hukum Waris di Indonesia