vi “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba yang belum dipungut jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba,
maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat dari pengambilan riba, maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.” QS Al Baqarah 2 : 278 dan 279
3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvesional
Perbedaan antara bank syariah dan bank konvesional dapat disajikan dalam Tabel II.1 berikut ini.
Bank Syariah Bank Konvesional
Melakukan investasi yang halal Investasi yang halal dan haram
Berdasarkan pada prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa
Memakai perangkat bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan nasabah alam dalam bentuk hubungan kemitraan
Hubungan dengan
nasabah dalam bentuk debitor-debitor
Penghimpunan dan penyaluran dana harus disesuaikan dengan fatwa Dewan
Tidak terdapat dewan sejenis
vi
4. Prinsip-Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah
Pengelolaan bank syariah memang harus dibedakan dengan mengelola bank konvesional. Menyamakan begitu saja tentu akan menimbulkan
kesulitan. Namun dapat dipahami pula, bahwa sebagian besar pengelola bank syariah berasal dari bank konvesional. Oleh karena itu diperlukan
pemahaman yang sangat dalam tentang kemudaratan sistem bunga, falsafah lembaga keuangan syariah, kemudian tentang prinsip dasar operasional
lembaga keuangan syariah, dan dampaknya secara luas terhadap kehidupan masyarakat dalam relevansinya dengan pembangunan ekonomi.
Bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menangung resiko usaha dan berbagai hasil usaha antara
pemilik dana shahibul mail dan pengelola dana mudharib. Oleh karena itu hubungan antara shahibul mail dengan mudharib dihubungkan dengan akad.
Akad merupakan perjanjian anatara shahibul mail dengan mudharib. Akad sendiri akan membantu dalam operasional bank sehingga menjadi lebih
efisien dan meningkatkan kepastian hukum oleh berbagai pihak termasuk bagi pengawas dan auditor bank syariah.
Pengurus syariah
vi Kegiatan operasional bank syariah berdasarkan akad inilah yang
mendorong ditemukannya produk-produk perbankan syariah yaitu sebagai berikut.
a. Prinsip simpanan murni Al-Wadi’ah Prinsip simpanan murni merupakakan fasilitas yang diberikan bank islam
dalam memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-wadi’ah.
b. Prinsip bagi hasil Syirkah Sistem ini adalah sistem yang meliputi tata cara pembagian bagi hasil
usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. c. Prinsip jual beli Al-Tijarah
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau
mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasbah dengan
harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan margin. d. Prinsip sewa Al-Ijarah
Prinsip ini secara garis besar terbagi kepada dua jenis yaitu:
vi 1 Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat
produk lainnya operating lease. Dalam teknisnya bank perlu membeli dahulu equipment yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakannya
dalam waktu yang telah disepakati bersama. 2
Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk
memiliki barang pada akhir masa sewa financial lease
e. Prinsip feejasa Al-Ajr Walumullah Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan oleh
bank, meliputi bank garansi, kliring, inkanso dan jasa transfer.
5. Bagi Hasil