3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Penyusunan Data dan Pra Analisis
Tahap ini merupakan tahapan dalam penyusunan data. Setelah itu, dilakukan
analisis untuk menduga kestasioneran dari data yang akan digunakan. Jika terdapat data
yang tidak stasioner, maka akan dilanjutkan pada tahapan berikut.
3.3.2
Pengujian Batas
Uji batas merupakan landasan untuk menguji kenormalan suatu data yang salah
satunya dapat dilakukan dengan test Dixon Verma Quiroz 2006. Data yang tidak
stasioner akan diuji batas, sehingga dapat menghasilkan data yang stasioner. Data
sebanyak 12 bulan diuji dengan pendugaan batas pada data tertinggi atau terendah.
Menurut Barnett and Lewis 1994, persamaan yang digunakan sebagai berikut:
Untuk upper pair n=12, TN
12up
= X
n
– X
n-2
X
n
-X
2
Untuk lower pair n=12, TN
12lp
= X
3
– X
1
X
n-1
-X
1
3.3.3 Parameterisasi
dengan Model
Evapoklimatonomi
Dalam proses sirkulasi air, terdapat hubungan antara aliran ke dalam dan aliran
keluar pada suatu periode, dan biasanya disebut dengan necara air. Dalam hal ini aliran
ke dalam adalah presipitasi dan aliran keluar adalah
evapotranspirasi dan
limpasan. Hubungan antara keseimbangan tersebut
digambarkan sebagai berikut: P = E + N + dmdt 1
dimana: P = presipitasi
E = evapotranspirasi N = limpasan
dmdt= perubahan lengas tanah terhadap
waktu Dalam
evapoklimatonomi, terdapat
pemisahan yang tegas fluks-fluks aliran keluar menjadi dua bagian, yaitu bagian immediate
dan delayed. Hal inilah yang membedakan model evapoklimatonomi dengan model-
model keseimbangan yang lain. Immediate merupakan proses langsung dan delayed
merupakan proses tidak langsung. Proses
langsung disimbolkan dengan N’ limpasan langsung dan E’ evapotranspirasi langsung,
sedangkan proses tidak langsung disimbolkan dengan N” limpasan tidak langsung dan E”
evapotranspirasi tidak langsung. Sehingga persamaan 1 menjadi:
P = E’ + E” + N’ + N” + dmdt 2 Input energi radiasi yang diserap F dalam
satuan mmbulan, besarnya adalah 1-a G, dimana a adalah albedo dari permukaan dan G
adalah radiasi global mmbulan. Nilai albedo permukaan merupakan fungsi dari presipitasi
dan
albedo rata-rata
a=fP ,ā. Nilai
presipitasi mempengaruhi
nilai albedo,
dimana jika nilai presipitasi tinggi, maka nilai albedo menjadi rendah dan sebaliknya.
Sedangkan nilai albedo rata-rata diperoleh dari data observasi di daerah tersebut.
Sehingga
dari kedua
nilai yang
mempengaruhinya diperoleh nilai albedo untuk setiap bulan.
Evapotranspirasi langsung
merupakan bagian selisih antara presipitasi dan limpasan
yang tidak menjadi lengas tanah dmdt, dimana dilepaskan ke udara karena adanya
input energi radiasi surya yang diserap F.
Parameterisasi E’ sebagai berikut: E’ = e
p
P – N 1 – a G ̅ 3
dimana, e
p
adalah evaporiti langsung yang menunjukkan
kemampuan DAS
dalam menyerap energi radiasi surya untuk proses
evapotranspirasi pada waktu tertentu. Input massa terkoreksi P’ dapat
diperoleh dengan persamaan: P’ = P – N
obs
– E’ 4 Sedangkan untuk evapotranspirasi tidak
langsung, digambarkan dengan lengas tanah m yang dipengaruhi oleh rasio penguapan
ϑ
E
, parameterisasinya sebagai berikut: E” = ϑ
E
m 5 Limpasan langsung merupakan bagian dari
presipitasi yang
tidak menjadi
evapotranspirasi dan lengas tanah dmdt. Untuk parameterisasi proses ini, dibutuhkan
definisi nilai
ambang presipitasi
P
N
. Menurut Lettau dan Baradas 1973, nilai P
N
merupakan karakteristik fisik DAS, sehingga kemiringan lereng dan kondisi drainase
berpengaruh. Selain
nilai P
N
, terdapat
parameter lain yang juga menunjukkan karakteristik
fisik DAS
yaitu n
p
. Parameterisasi dari nilai limpasan langsung
sebagai berikut: N’ = n
p
P – P
N
6
Input massa terkoreksi pada proses langsung dapat digambarkan sebagai berikut:
P” = P – N’ – E’ 7 Limpasan tidak langsung merupakan
hubungan antara lengas tanah yang hilang akibat limpasan. Parameterisasi prosesnya
sebagai berikut:
N” = ϑ
N
m 8 dimana,
ϑ
N
merupakan besarnya lengas tanah yang hilang akibat limpasan dan m adalah
lengas tanah. Nilai
ϑ merupakan jumlah dari nilai ϑ
E
dan ϑ
N
. Dimana nilai ϑ dapat digunakan untuk
menentukan waktu tinggal residence time t yaitu dengan persamaan:
t = 1 ϑ 9
Persamaan untuk menentukan lengas tanah sebagai berikut:
m = M
E
+ m
i
i+1 – m
i
i ln Y 10 Dapat disimpulkan dalam proses langsung
terdapat tiga parameter, yaitu rasio limpasan langsung n
p
nilai ambang presipitasi P
N
dan evaporiti langsung e
p
. Sedangkan dalam proses tidak langsung terdapat dua parameter,
yaitu rasio penguapan terhadap lengas tanah ϑ
E
dan besarnya lengas tanah yang hilang akibat limpasan
ϑ
N
. 3.3.4
Eksperimentasi Model 3.3.4.1
Modifikasi Parameter
Modifikasi dilakukan pada parameter n
p
dan e
p
. Nilai n
p
menunjukkan ukuran fisik DAS yang dilihat dari penutupan lahan.
Semakin besar jumlah hutan yang hilang maka
nilai n
p
semakin bertambah.
Pertimbangan penurunan nilai e
p
adalah bahwa peningkatan limpasan langsung akan
mengurangi bagian dari curah hujan yang tersedia untuk dimanfaatkan oleh radiasi
global penguapan selama periode waktu tersebut.
3.3.4.2
Perubahan Masukan
Skenario dilakukan
dengan cara
modifikasi pada masukan curah hujan. Data curah hujan yang tersedia akan dihitung nilai
peluangnya dan akan dilihat pengaruhnya terhadap komponen neraca air.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Parameterisasi dan Kalibrasi Model