PERBANDINGAN KONSTRUKSI REALITAS POLITIK PILKADA DALAM MEDIA LOKAL (Analisis Wacana Kritis pada Berita Seputar Pilkada Kota Batu di Koran Malang Post, Radar Malang dan Surya Malang Edisi 19 Oktober – 5 November 2007)
PERBANDINGAN KONSTRUKSI REALITAS POLITIK PILKADA DALAM
MEDIA LOKAL(Analisis Wacana Kritis pada Berita Seputar Pilkada Kota
Batu di Koran Malang Post, Radar Malang dan Surya MalangEdisi 19
Oktober – 5 November 2007)
Oleh: Hidayatul Wathoni ( 04220029 )
Dept. of Communication Science
Dibuat: 20080408 , dengan 2 file(s).
Keywords: Konstruksi Realitas Politik, Pilkada, Media Lokal
Penelitian tentang perbandingan konstruksi realitas politik Pilkada dalam media lokal dilandasi
oleh pernyataan Farid M Ibrahim, dalam artikelnya, “Media Massa, Pilkada” (Tribun,
17/07/2007) mengatakan model jurnalisme yang mendominasi media massa lokal saat Pilkada
adalah jurnalisme pacuan kuda; dimana media begitu fokus pada kudakuda pacuan tanpa
memperhatikan kepentingan publik. Sengaja atau tidak, media lokal telah melakukan agenda
setting yang ikut menjauhkan publik dari proses politik yang sehat. Berangkat dari kenyataan ini,
penting kiranya untuk meneliti perbandingan konstruksi realitas politik Pilkada media massa
lokal yang mereka tunjukkan dalam beritaberita seputar Pilkada Batu 2007, terutama yang
berkaitan dengan para kandidat Wali Kota Batu yang ikut bertarung dalam Pilkada tersebut.
Sebagai salah satu Kota yang tergolong baru, tapi mengalami terpaan media yang begitu dahsyat,
tentu pertarungan tidak hanya diramaikan oleh calon Wali Kota yang maju dalam Pilkada, tapi
juga oleh mediamedia lokal yang berada di Kota Batu. Disinilah perlunya kita melihat
obyektifitas media dalam mengawal demokrasi ditingkat lokal. Maka dari itu, peneliti tertarik
untuk mengetahui: (1) Bagaimana konstruksi realitas politik Pilkada kota Batu dalam Media
Massa Lokal pada koran harian Malang Post, Radar Malang, dan Surya Malang Edisi 19
Oktober–5 November 2007, dan (2) Bagaimana perbandingan konstruksi realitas politik Pilkada
Kota Batu dalam beritaberita seputar Pilkada yang termuat dalam ketiga koran tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis
CDA). Penggunaan CDA ini dimaksudkan untuk memperlihatkan keterpaduan antara, analisis
teks, analisis proses produksi, konsumsi dan distribusi teks, serta analisis sosiokultural yang
berkembang di sekitar wacana itu. Karena itu, unit yang dianalisis dalam penelitian ini
difokuskan pada beritaberita seputar kampanye yang dilakukan oleh para calon Wali Kota yang
dimuat dalam tiga Koran tersebut. Dalam penelitian ini, unit yang dianalisis tidak hanya dibatasi
oleh struktur teks, tetapi bagaimana suatu teks diproduksi. Sementara untuk mendapatkan hasil
penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini menyatakan, ketiga media yang diteliti terlibat dalam klaimklaim politik
secara sepihak tentang kandidat Wali Kota yang diberitakannya. Hal itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti faktor ekonomi, kedekatan (Malang Post); faktor ekonomi, Politik
(Radar Malang); ekonomi, idealis (Surya Malang). Sehingga sangat terlihat jelas bahwa faktor
ekonomi sangat mempengaruhi ketiga media yang diteliti.
Konstruksi politik yang dibangun melalui beritaberita dalam ketiga media lokal tersebut terlihat
kurang sejalan dengan fungsi media sebagai pengawal demokrasi. Tapi, lebih banyak ikut
tergiring menjadi partisan salah satu kandidat. Sehingga, dapatlah dikatakan bahwa sebetulnya
perspers daerah masih dalam titik kritis. Artinya, sikap pers seperti yang ditunjukkan pada masa
Orde Baru (menjadi budak penguasa), belum sepenuhnya berubah. Pengabdian korankoran
daerah (bahkan mungkin juga koran nasional) masih terbatas pada dua pihak, yaitu penguasa
(kepentingan politik) dan pengusaha (kepentingan ekonomi).
Research about comparison on Pilkada political reality construction in local media based on
statement by Farid M. Ibrahim on his article “Media Massa, Pilkada” (Tribun, 17/07/207) says
that model of journalism which dominates local mass media in Pilkada is horse race journalism;
where media focuses on the horses without giving attention to the public needs. Intentionally or
not, local media has done setting agenda which force people to get away from “healthy” political
process. Start from this reality, it’s important to examine the comparison on Pilkada political
reality construction of local mass media which they have shown on the news around Pilkada
Batu 2007, especially related to the mayor candidates of Batu City who joined Pilkada. As one of
the new city, but had faced hard force from medias, of course the “battle” is had not only by the
candidates but also the local medias in Batu City. Here, we need to look on the media’s
objectivity in guarding local democracy. So, that is why the researcher interests to know: (1)
How is Batu City Pilkada political reality construction in local mass media in daily newspapers;
Malang Post, Radar Malang, and Surya Malang Edition October 19Novemer 5, 2007, and (2)
How is the comparison of Batu Pilkada political reality construction in the news around it which
were shown on those three newspapers.
The research method that is used here is Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis
CDA). The use of CDA here is meant to show the unity between text analysis, production
process analysis, consumption and text distribution, and sociocultural which had spread around
that issue. So, the unit which is analyzed is focused on the news around campaign by the
candidates that were shown by those three newspapers. In this research, the units which were
analyzed are not only on text structure, but also on how the text is made. Furthermore, in getting
suitable research result with the statement problems and the research goal, researcher used
collecting data technique by documenting and interviewing.
The result of this research showed that those three Medias had involved on onesided political
claims about the mayor candidates which were reported. It was influenced by several factors just
like economic factor, close relation factor (Malang Post); economic factor, politics (Radar
Malang); economic factor, idealism (Surya Malang). So, there is a clear vision that economic
factors had played the important role here.
Political construction which was built through the news on those three Medias seemed unfitted if
it was seen on the function of mass media itself as guard of democracy, but it was seemed as a
supporter of one candidate only. So, in other words, it can be said that local press is still on
chronicle point. It means press is still just like when it was in New Order (became slave of the
authority) and now it does not totally change yet. Local newspaper obedience (even for national
newspaper) are still on two sides; the authority (political will), and industrialists (economic will).
MEDIA LOKAL(Analisis Wacana Kritis pada Berita Seputar Pilkada Kota
Batu di Koran Malang Post, Radar Malang dan Surya MalangEdisi 19
Oktober – 5 November 2007)
Oleh: Hidayatul Wathoni ( 04220029 )
Dept. of Communication Science
Dibuat: 20080408 , dengan 2 file(s).
Keywords: Konstruksi Realitas Politik, Pilkada, Media Lokal
Penelitian tentang perbandingan konstruksi realitas politik Pilkada dalam media lokal dilandasi
oleh pernyataan Farid M Ibrahim, dalam artikelnya, “Media Massa, Pilkada” (Tribun,
17/07/2007) mengatakan model jurnalisme yang mendominasi media massa lokal saat Pilkada
adalah jurnalisme pacuan kuda; dimana media begitu fokus pada kudakuda pacuan tanpa
memperhatikan kepentingan publik. Sengaja atau tidak, media lokal telah melakukan agenda
setting yang ikut menjauhkan publik dari proses politik yang sehat. Berangkat dari kenyataan ini,
penting kiranya untuk meneliti perbandingan konstruksi realitas politik Pilkada media massa
lokal yang mereka tunjukkan dalam beritaberita seputar Pilkada Batu 2007, terutama yang
berkaitan dengan para kandidat Wali Kota Batu yang ikut bertarung dalam Pilkada tersebut.
Sebagai salah satu Kota yang tergolong baru, tapi mengalami terpaan media yang begitu dahsyat,
tentu pertarungan tidak hanya diramaikan oleh calon Wali Kota yang maju dalam Pilkada, tapi
juga oleh mediamedia lokal yang berada di Kota Batu. Disinilah perlunya kita melihat
obyektifitas media dalam mengawal demokrasi ditingkat lokal. Maka dari itu, peneliti tertarik
untuk mengetahui: (1) Bagaimana konstruksi realitas politik Pilkada kota Batu dalam Media
Massa Lokal pada koran harian Malang Post, Radar Malang, dan Surya Malang Edisi 19
Oktober–5 November 2007, dan (2) Bagaimana perbandingan konstruksi realitas politik Pilkada
Kota Batu dalam beritaberita seputar Pilkada yang termuat dalam ketiga koran tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis
CDA). Penggunaan CDA ini dimaksudkan untuk memperlihatkan keterpaduan antara, analisis
teks, analisis proses produksi, konsumsi dan distribusi teks, serta analisis sosiokultural yang
berkembang di sekitar wacana itu. Karena itu, unit yang dianalisis dalam penelitian ini
difokuskan pada beritaberita seputar kampanye yang dilakukan oleh para calon Wali Kota yang
dimuat dalam tiga Koran tersebut. Dalam penelitian ini, unit yang dianalisis tidak hanya dibatasi
oleh struktur teks, tetapi bagaimana suatu teks diproduksi. Sementara untuk mendapatkan hasil
penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini menyatakan, ketiga media yang diteliti terlibat dalam klaimklaim politik
secara sepihak tentang kandidat Wali Kota yang diberitakannya. Hal itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti faktor ekonomi, kedekatan (Malang Post); faktor ekonomi, Politik
(Radar Malang); ekonomi, idealis (Surya Malang). Sehingga sangat terlihat jelas bahwa faktor
ekonomi sangat mempengaruhi ketiga media yang diteliti.
Konstruksi politik yang dibangun melalui beritaberita dalam ketiga media lokal tersebut terlihat
kurang sejalan dengan fungsi media sebagai pengawal demokrasi. Tapi, lebih banyak ikut
tergiring menjadi partisan salah satu kandidat. Sehingga, dapatlah dikatakan bahwa sebetulnya
perspers daerah masih dalam titik kritis. Artinya, sikap pers seperti yang ditunjukkan pada masa
Orde Baru (menjadi budak penguasa), belum sepenuhnya berubah. Pengabdian korankoran
daerah (bahkan mungkin juga koran nasional) masih terbatas pada dua pihak, yaitu penguasa
(kepentingan politik) dan pengusaha (kepentingan ekonomi).
Research about comparison on Pilkada political reality construction in local media based on
statement by Farid M. Ibrahim on his article “Media Massa, Pilkada” (Tribun, 17/07/207) says
that model of journalism which dominates local mass media in Pilkada is horse race journalism;
where media focuses on the horses without giving attention to the public needs. Intentionally or
not, local media has done setting agenda which force people to get away from “healthy” political
process. Start from this reality, it’s important to examine the comparison on Pilkada political
reality construction of local mass media which they have shown on the news around Pilkada
Batu 2007, especially related to the mayor candidates of Batu City who joined Pilkada. As one of
the new city, but had faced hard force from medias, of course the “battle” is had not only by the
candidates but also the local medias in Batu City. Here, we need to look on the media’s
objectivity in guarding local democracy. So, that is why the researcher interests to know: (1)
How is Batu City Pilkada political reality construction in local mass media in daily newspapers;
Malang Post, Radar Malang, and Surya Malang Edition October 19Novemer 5, 2007, and (2)
How is the comparison of Batu Pilkada political reality construction in the news around it which
were shown on those three newspapers.
The research method that is used here is Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis
CDA). The use of CDA here is meant to show the unity between text analysis, production
process analysis, consumption and text distribution, and sociocultural which had spread around
that issue. So, the unit which is analyzed is focused on the news around campaign by the
candidates that were shown by those three newspapers. In this research, the units which were
analyzed are not only on text structure, but also on how the text is made. Furthermore, in getting
suitable research result with the statement problems and the research goal, researcher used
collecting data technique by documenting and interviewing.
The result of this research showed that those three Medias had involved on onesided political
claims about the mayor candidates which were reported. It was influenced by several factors just
like economic factor, close relation factor (Malang Post); economic factor, politics (Radar
Malang); economic factor, idealism (Surya Malang). So, there is a clear vision that economic
factors had played the important role here.
Political construction which was built through the news on those three Medias seemed unfitted if
it was seen on the function of mass media itself as guard of democracy, but it was seemed as a
supporter of one candidate only. So, in other words, it can be said that local press is still on
chronicle point. It means press is still just like when it was in New Order (became slave of the
authority) and now it does not totally change yet. Local newspaper obedience (even for national
newspaper) are still on two sides; the authority (political will), and industrialists (economic will).