PERAN PANWAS DALAM PENGAWASAN TAHAPAN PILKADA 2008 DI KOTA MALANG

PERAN PANWAS DALAM PENGAWASAN TAHAPAN PILKADA 2008 DI
KOTA MALANG
Oleh: Redi Susanto ( 03230001 )
Goverment Science
Dibuat: 2009-06-19 , dengan 2 file(s).

Keywords: Panwas, Pilkada
ABSTRAK
Peranan panwas dalam pilkada adalah sarana dalam mewujudkan demokrasi dan kedaulatan
rakyat. Panwas pilkada dalam bekerja dituntut secara akuntabilitas, independensi, terukur dan
berkeadilan demi terwujudnya hakikat kedaulatan rakyat di tingkat lokal, mengingat pilkada
adalah pintu untuk memasuki pelaksanaan kedaulatan rakyat secara langsung yang dimotori oleh
perahu layar partai politik dengan KPUD sebagai navigatornya. Lebih dari itu, karena panwas
pilkada dalam menjalankan tugasnya, menggunakan dana yang tidak sedikit jumlahnya,
bersumber dari uang rakyat yang dialokasikan melalui APBN dan APBD. Panwas pilkada patut
memiliki kemampuan membangun jaringan kerja sama dan kemitraan dengan berbagai pihak,
terutama unsur-unsur yang menjadi stakeholders (baik formal maupun informal) dalam
terselenggaranya pilkada agar pelaksaanaan secara LUBER dan JURDIL dapat dimaksimalkan.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran panwas dalam pengawasan tahapan pilkada 2008 di Kota Malang, Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yaitu dengan cara analisis yang menggambarkan keadaan obyek

berdasarkan data yang dikumpulkan dari lapangan penelitian dan tidak menggunakan data
statistik. Dengan kata lain penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk menggambarkam
secara tepat tentang karakteristik dari obyek yang diteliti atau menggambarkan suatu fenomena.
Pilkada Malang yang dilaksanakan pada 23 Juli 2008 terdapat beberapa pelanggaran yang
dilakukan oleh pihak beberapa Tim Sukses Cawali. Sedangkan sengketa pilkada didasari pada
adanya data yang tidak sesuai. Gugatan sengketa hasil Pemilihan Kepala daerah kota Malang
yang ditolak oleh pengadilan Tinggi Jawa Timur, mengakhiri proses Pilkada di Kota Malang
yang cukup melelahkan, yang pada akhirnya KPU Kota Malang memberikan hasil penetapan
pasangan calon terpilih dan kutipan putusan Pengadilan Tinggi Tersebut ke DPRD Kota Malang
untuk dilanjutkan proses pengusulan pelantikan ke Presiden melalui Menteri dalam Negeri.
Pada akhirnya walikota dan wakil Walikota Malang terpilih, yaitu Drs. Peni Suparto, M.AP dan
Drs. Bambang Prio Utomo, dilantik oleh Pj Gubernur Jawa Timur dalam rapat paripurna
istimewa DPRD Kota Malang, pada tanggal 13 September 2008. Akan tetapi bagi KPU Kota
Malang pelantikan tersebut bukan berarti tidak menyisakan masalah, karena Pasangan calon H.
Hasanudin Abdul Latief, SH dan Ir. Arif Darmawan melalui kuasa hukumnya, menggugat SK
KPU No. 37 tahun 2008, ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya, yang proses
gugatan sengketa hasil Pilkada tersebut ke Mahkamah Agung (MA) yang putusannya bersifat
final dan mengikat.
Pemilihan Kepala Daerah dan wakil kepada daerah kota Malang tahun 2008 berlangsung relatif
aman, damai dan kondusif. Hal ini mencerminkan bentuk kongkrit betapa elit politik di Kota

Malang sudah siap berkompetisi secara sehat dan wajar dan disisi yang lain masyarakat kota
Malang sudah siap berkompetisi secara sehat dan wajar disisi yang lain masyarakat kota Malang
sudah dewasa dan siap menyikapi perbedaan pilihan politik. Tidak ada sengketa pilkada yang
diperluas menjadi perpecahan di antara masyarakat yang dapat menimbulkan situasi dan kondisi

yang mencekam dan berpotensi kerusuhan. Masyarakat kota Malang perlu mendapatkan
apresiasi yang baik bagi daerah lain dalam melaksanakan pemilihan kepala daerah yang
berlangsung aman, damai dan kondusif.
ABSTRACT
The role of Commission in The Region Election is medium to create democration and public
souvereignty. The region election commission was claimed to work accountabilitily,
independence, measured and have a justice to create essence of public souvereignty in local,
remembering the region election is tools to enter implementation of public souvereignty directly
that was lead by political party with KPUD as navigator. More, because operational fund used by
the region election commission was so much comes from APBN and APBD, so that it has to be
ability to build cooperation and partnership network with various party, specially elements that
become stakeholders (formal or informal), therefore region election as LUBER and JURDIL can
be maximized.
The objective of this research was to find out role of commission in controlling phases of the
region election 2008 in Malang. This research was descriptive research by analysis describes

object situation based on data was collected from research field and didn’t use statistical data. In
the other word, this research has purpose to explain correctly about characteristic of object was
researched or explain a phenomenon.
Some violation occurred on the region election in Malang was held on 23th July 2008 was
conducted by some success team of mayor candidate. Whereas region election dispute based on
unaccurate data. Claimed to result of region election Malang was refused by high court East
Java. It was finished the region election process in Malang, at the last KPU Malang gives
decision result of elected candidate and verdict citation of high court to DPRD Malang to be
continued proposed process of investiture to President through minister of domestic affairs.
At the last, elected mayor and vice mayor of Malang, that was Drs. Peni Suparto, M.AP and Drs.
Bambang Prio Utomo, was inducted by East Java Governor ad interim in special plenary
assembly DPRD Malang, on 13th September 2008. That investiture was still leave behind much
problem, because a candidate couple H. Hasanudin Latief, SH and Ir. Arif Darmawan through
their lawyer claimed SK KPU No. 37 Year 2008, to civil service arbitration tribunal (PTUN)
Surabaya, which is processed of that claimed to Supreme Court has final and fixed decision.
The region election 2008 in Malang occurred relatively safe, peace and condusive. This was
reflect concrete form how elite politic in Malang had ready to compete fairly. In the other side,
community of Malang had ready toward differences of political chosen. There was no region
election dispute that was larger become cleavage among community appear uncondusive
situation and has disturbance potention. The community of Malang need to get great appreciation

for another region on holding election that occurred safe, peace and condusive.