± 0.1 35 Uji daya hasil galur-galur harapan kedelai hitam (Glycine max (L.) Merr) pada lahan sawah di Kabupaten Majalengka

33 Tabel 13. Bobot 100 Butir dan Bobot Biji per Ubinan serta Potensi Hasil per Hektar Galur-Galur Harapan Kedelai Hitam dan Pembanding di Lahan Sawah Keterangan: Angka yang diikuti berbeda nyata dengan varietas pembanding terbaik berdasarkan uji Dunnet pada taraf 5. No. Galur Bobot 100 Butir g Bobot Biji per Ubinan g Potensi Hasil per Hektar tonha 1 SSD-7 8.27 ± 0.3 469.5 ± 165.9 2.35 ± 0.8 2 SSD-10 9.08 ± 0.6 440.5 ± 54.1 2.20 ± 0.3 3 SSD-13 9.66 ± 0.3 425.5 ± 140.2 2.13 ± 0.7 4 SSD-17 10.11 ± 0.4 509.7 ± 96.6 2.55 ± 0.5 5 SSD-18 10.27 ± 0.3 448.9 ± 114.4 2.24 ± 0.6 6 SSD-20 9.37 ± 0.3 563.0 ± 59.6 2.82 ± 0.3 7 SSD-21 9.24 ± 1.0 446.0 ± 91.8 2.23 ± 0.5 8 SSD-23 9.49 ± 0.2 558.2 ± 73.5 2.79 ± 0.4 9 SSD-24 9.75 ± 0.4 488.8 ± 125.5 2.44 ± 0.6 10 SSD-27 9.88 ± 0.5 400.7 ± 228.0 2.00 ± 1.1 11 SSD-28 9.28 ± 0.7 433.7 ± 113.8 2.17 ± 0.6 12 SSD-33 9.82 ± 0.7 486.3 ± 98.8 2.43 ± 0.5 13 SSD-38 9.39 ± 0.4 245.8 ± 51.3 1.23 ± 0.3 14 SSD-39 10.05 ± 0.4 533.4 ± 108.5 2.67 ± 0.5 15 SSD-44 8.81 ± 0.1 462.6 ± 47.8 2.31 ± 0.2 16 SSD-46 9.67 ± 0.7 554.9 ± 93.4 2.77 ± 0.5 17 SSD-47 10.21 ± 0.1 496.3 ± 53.4 2.48 ± 0.3 18 SSD-51 9.77 ± 0.1 568.0 ± 126.9 2.84 ± 0.6 19 SSD-54 10.12 ± 0.3 388.5 ± 65.0 1.94 ± 0.3 20 SSD-66 8.65 ± 1.3 631.4 ± 49.5 3.16 ± 0.2 21 SSD-69 10.26 ± 0.4 494.8 ± 252.1 2.47 ± 1.3 22 SSD-75 10.01 ± 0.2 548.5 ± 65.0 2.74 ± 0.3 23 SSD-80 9.74 ± 0.4 534.2 ± 98.3 2.67 ± 0.5 24 SSD-81 10.45 ± 0.1 550.5 ± 34.9 2.75 ± 0.2 25 SSD-82 9.99 ± 0.3 497.2 ± 102.3 2.49 ± 0.5 26 SSD-84 8.11 ± 0.5 462.8 ± 21.7 2.31 ± 0.1 27 SSD-91 9.94 ± 0.2 499.6 ± 28.2 2.50 ± 0.1 28 SSD-94 9.82 ± 0.3 597.5 ± 165.6 2.99 ± 0.8 29 SSD-96 9.63 ± 0.2 654.5 ± 232.2 3.27 ± 1.2 30 SSD-101 9.70 ± 0.5 566.3 ± 22.9 2.83 ± 0.1 31 SSD-102 10.19 ± 0.2 538.4 ± 64.1 2.69 ± 0.3 32 SC-39-1 9.26 ± 0.2 555.4 ± 119.5 2.78 ± 0.6 33 SC-86-2 9.38 ± 0.1 591.1 ± 72.8 2.96 ± 0.4 Rata-rata 9.6 504.3 2.52 34 SINDORO 9.77 ± 0.6 479.7 ± 12.3

2.40 ± 0.1 35

CIKURAY 9.65 ± 0.3 156.1 ± 51.4 0.78 ± 0.3 36 CENENG 10.05 ± 0.7 480.5 ± 106.4 2.40 ± 0.5 37 WILIS 10.28 ± 0.4 413.8 ± 119.4 2.07 ± 0.6 Rata-rata 9.9 382.5 1.91 34 Menurut Adie et al. 2007 bobot 100 butir biji biasa digunakan untuk menentukan ukuran besar atau kecilnya biji. Pengelompokan ukuran biji kedelai berbeda antar negara, di Indonesia kedelai dikelompokan menjadi berukuran besar berat lebih besar dari 14 g100 butir, sedang 10-14 g100 butir, dan kecil kurang dari 10 g100 butir. Bobot 100 butir dari penelitian ini lebih besar dibandingkan bobot 100 butir hasil penelitian Rohaeni 2010 yang mendapatkan bobot 100 butir untuk galur yang diseleksi dengan SSD berkisar antara 5.61-8.31 g dengan nilai tengah 7.11 g. Berdasarkan pengelompokan ukuran biji tersebut diketahui bahwa galur SSD-17, SSD-18, SSD-39, SSD-47, SSD-54, SSD-69, SSD-75, SSD-81, SSD-102 termasuk galur yang memiliki ukuran biji sedang 14 g100 butir, sedangkan galur-galur yang lainnya memiliki ukuran kecil 10 g 100 butir. Bobot per ubinan pada galur-galur kedelai hitam yang diuji berkisar antara 156.1-654.5 g dengan nilai tengah 504.3 g Tabel 8. Bobot per ubinan varietas pembanding memiliki nilai tengah 382.5 g. Varietas Ceneng memiliki bobot per ubinan terbaik dibandingkan dengan varietas lainnya sehingga varietas Ceneng dijadikan varietas pembanding untuk karakter bobot per ubinan. Hasil uji Dunnett, menunjukan bahwa galur-galur yang diuji memiliki bobot per ubinan yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Ceneng. Hal ini menunjukan bahwa semua petak percobaan memiliki bobot per ubinan yang sama dengan varietas pembanding Ceneng. Nilai tengah potensi hasil per hektar galur-galur harapan kedelai hitam yang diuji berkisar antara 0.78-3.27 tonha dengan nilai tengah 2.52 tonha Tabel 8. Nilai tengah potensi hasil per hektar varietas pembanding memiliki nilai tengah 1.91 tonha Tabel 13. Di antara empat varietas pembanding, varietas Sindoro dan Ceneng memiliki potensi hasil per hektar terbaik 2.40 tonha sehingga varietas Sindoro dan Ceneng dijadikan sebagai varietas pembanding untuk karakter potensi hasil per hektar. Hasil uji Dunnett, menunjukan bahwa galur semua galur tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding terbaik untuk karakter potensi hasil per hektar. Hal ini berarti bahwa secara statistik galur-galur harapan yang diuji memiliki potensi 35 hasil tonha yang sama dengan varietas pembanding terbaik Sindoro dan Ceneng. Karakter potensi hasil per hektar yang sama dengan varietas pembanding terbaik menunjukan bahwa galur-galur yang diuji memiliki potensi hasil yang baik. Keragaman Genetik Galur – Galur Harapan Kedelai Hitam Menurut Djaelani et al. 2001 cara yang umum untuk mengenali galur ideal adalah dengan menguji sejumlah galur harapan pada beberapa lingkungan. Berdasarkan hasil analisis variannya akan diketahui ada atau tidak interaksi genotipe × lingkungan g × e. Jika tidak terjadi interaksi g × e, penentuan galur ideal akan sangat mudah dilakukan yaitu dengan memilih galur-galur harapan dengan rataan hasil yang lebih tinggi. Komponen ragam terdiri dari ragam fenotifik, ragam genetik, dan ragam lingkungan. Dalam penelitian diperoleh bahwa nilai ragam genetik tertinggi terdapat pada jumlah polong bernas 117.47 dan terendah pada karakter jumlah polong hampa 0.24. Nilai koefisien keragaman genetik terendah terdapat pada karakter umur panen 1.94, sedangkan koefisien keragaman tertinggi dimiliki oleh karakter bobot biji pertanaman 26.55 Tabel 14. Keragaman genetik yang tinggi menunjukan adanya pengaruh genetik yang lebih dominan daripada pengaruh lingkungan. Sebaliknya, koefisien keragaman genetik yang rendah menunjukan adanya pengaruh lingkungan yang lebih dominan daripada pengaruh genetiknya. Heritabilitas berfungsi untuk penaksiran secara kuantitatif tentang peran genotipe dan lingkungan terhadap sifat penotipe. Besar kecilnya nilai heritabilitas erat hubungannya dengan kemampuan tanaman untuk melakukan perbaikan sifat melalui seleksi tanaman itu serta keturunan generasi berikutnya. Heritabilitas dengan nilai 0 berarti keragaman penotipenya hanya disebabkan oleh lingkungan, sedangkan keragaman dengan nilai 1 berarti keragaman penotipe hanya disebabkan oleh keragaman genotipenya. Nilai heritabilitas yang semakin 36 mendekati 1 dinyatakan heritabilitasnya semakin tinggi, sebaliknya semakin mendekati 0 nilai heritabilitasnya semakin rendah. Poespodarsono, 1988. Stanfield 1983 menyatakan heritabilitas arti luas dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu rendah h 2 ≤ 20 , sedang 20 ≤ h 2 ≤ 50 , dan tinggi h 2 50 . Tabel 14 menunjukan bahwa nilai heritabilitas untuk karakter yang diamati kecuali untuk karakter tinggi tanaman saat panen dan jumlah polong hampa berada pada kisaran tinggi. Kisaran heritabilitas untuk beberapa karakter tanaman yaitu 63.07 - 90.64 . Hanya karakter tinggi tanaman saat panen 44.02 termasuk heritabilitas sedang, jumlah polong bernas 17.39 termasuk heritabilitas rendah. Nilai heritabilitas yang tinggi untuk karakter tersebut menunjukan bahwa penampilan penotipenya banyak dikendalikan oleh faktor genotipe dibandingkan dengan faktor lingkungan. Tabel 14. Nilai Komponen Ragam dan Koefisien Keragaman Genetik Beberapa Karakter dari Galur-Galur Kedelai Hitam di Lahan Sawah Karakter σ 2 p σ 2 g σ 2 e h 2 bs KKG Umur Berbunga 3.21 2.03 3.53 63.24 3.40 Umur Panen 3.91 3.16 2.26 80.82 1.94 Tinggi Tanaman Saat Panen 45.16 19.88 75.83 44.02 8.97 Jumlah Cabang Produktif 1.23 0.79 1.33 64.23 15.32 Jumlah Buku Produktif 27.39 21.44 17.85 78.28 15.43 Jumlah Polong Bernas 186.24 117.47 206.31 63.07 13.74 Jumlah Polong Hampa 1.38 0.24 3.43 17.39 13.61 Bobot Biji Pertanaman 16.67 15.11 4.67 90.64 26.44 Bobot 100 butir 0.74 0.66 0.23 89.19 8.46 Koefisien Korelasi Antar Karakter Agronomi Galur -Galur Harapan Kedelai Hitam di Lahan Sawah Berdasarkan korelasi Pearson Tabel 15 terdapat hubungan korelasi positif antara karakter jumlah cabang produktif, jumlah buku produktif, dan jumlah polong bernas terhadap bobot biji per tanaman. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak jumlah cabang produktif, jumlah buku produktif, dan jumlah polong bernas maka bobot per tanaman akan semakin bertambah. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana 2010 yang menyatakan 37 bahwa karakter jumlah cabang produktif, jumlah buku produktif, dan jumlah polong bernas, berkorelasi positif terhadap bobot biji per tanaman. Jumlah cabang produktif, jumlah buku produktif, dan jumlah polong bernas berkorelasi positif terhadap bobot biji per tanaman karena polong yang bernas terletak pada buku produktif, dan buku produktif terletak pada cabang produktif. Jika jumlah cabang produktif bertambah maka jumlah buku produktif akan bertambah bertambah, jika buku produktif bertambah maka jumlah polong pun akan bertambah pula yang pada akhirnya akan meningkatkan bobot biji per tanaman. Berdasarkan analisis korelasi Pearson karakter tinggi tanaman saat panen berkorelasi negatif terhadap bobot biji per tanaman. Hal ini hampir sama dengan hasil penelitian Januarini 2007 di lahan kering yang menyatakan bahwa karakter tinggi tanaman tidak berkorelasi dengan hasil. Pengamatan di lapangan menunjukan jika tinggi tanaman bertambah maka jarak antar buku pada batang utama semakin panjang ruas batang utama semakin panjang yang menyebabkan jumlah buku produktif berkurang. Jumlah buku produktif berkorelasi positif dengan karakter bobot biji per tanaman sehingga ketika jumlah buku produktif berkurang maka bobot biji per tanaman pun akan berkurang. Karakter umur berbunga dan umur panen tidak berkorelasi dengan bobot biji per tanaman. Hal ini menunjukan bahwa pada penelitian ni karakter umur berbunga dan karakter umur panen tidak berkorelasi terhadap karakter bobot biji per tanaman. 38 Tabel 15. Koefisien Korelasi Pearson Antar Karakter pada Galur-Galur Harapan Kedelai Kedelai Hitam dan Varietas Pembanding UP TTSP JCP JBP JPB BT B100 UB -0.1227 tn -0.2312 0.0886 tn 0.2513 0.0834 tn 0.1067 tn 0.0433 tn 0.1995 0.0146 0.3552 0.0078 0.3840 0.2652 0.6515 UP 0.1910 0.0420 tn -0.2999 -0.2479 0.0125 tn 0.2850 0.0447 0.6616 0.0014 0.0087 0.8964 0.0024 TTSP -0.2741 -0.1375 tn -0.2909 -0.3118 -0.2741 0.0036 0.1502 0.0019 0.0009 0.0036 JCP 0.6101 0.5034 0.3311 0.0632 tn 0.0001 0.0001 0.0004 0.5098 JBP 0.6783 0.4039 0.2073 0.0001 0.0001 0.0291 JPB 0.6229 0.0297 tn 0.0001 0.7572 BTAN 0.2782 0.0031 Keterangan: UB = Umur Berbunga; UP = Umur Panen; TTSP = Tinggi Tanaman Saat Panen; JCP = Jumlah Cabang Produktif; JBP = Jumlah Buku Produktif; JPB = Jumlah Polong Bernas; BTAN = Bobot Biji per Tanaman; B100 = Bobot 100 Butir; Angka cetak tebal = nilai koefisien korelasi Pearson; Angka cetak tipis = nilai probability dari koefisien korelasi Pearson; = berbeda nyata; = berbeda sangat nyata; tn = tidak berbeda nyata. 38 39 Seleksi Galur-galur Terbaik Kedelai Hitam Seleksi pada penelitian ini dilakukan berdasarkan bobot per ubinan dengan memilih 15 galur harapan yang memiliki nilai tengah untuk karakter bobot biji per ubinan yang tertinggi. Berdasarkan Tabel 13 diperoleh 15 galur yang memiliki bobot biji per ubinan tertinggi dan tidak bersegregasi yaitu SC-86-2, SSD-51, SSD-20, SSD-23, SSD-39, SSD-46, SSD-75, SSD-102, SSD-80, SC-39-1, SSD-17, SSD-91, SSD-82, SSD-47, SSD-69. Galur-galur hasil seleksi ini merupakan galur harapan yang selanjutnya dapat diuji dalam uji multilokasi. Deskripsi Lima Belas Galur Terbaik Galur yang dideskripsikan di sini adalah 15 galur yang memiliki potensi hasil terbesar. Galur-galur tersebut yaitu SC-86-2, SSD-51, SSD-20, SSD-23, SSD-39, SSD-46, SSD-75, SSD-102, SSD-80, SC-39-1, SSD-17, SSD-91, SSD-82, SSD-47, SSD-69. Berikut adalah deskripsi lima belas galur terbaik berdasarkan penelitian ini. Galur SC-86-2 Galur SC-86-2 merupakan galur hasil persilangan antara tetua betina varietas Slamet dan tetua jantan varietas Ceneng. Galur ini memiliki umur berbunga 41.7 HST dan umur panen 92 HST. Tinggi tanaman saat panen galur ini mencapai 49.58 cm dengan jumlah cabang produktif 5.3 dan jumlah buku produktif 28.6. Galur SC-86-2 memiliki jumlah polong bernas 81.6, jumlah polong hampa 2.8, bobot 100 butir 9.38 g, dan bobot biji per tanaman 14.5 g. Galur SC-86-2 yang diuji pada penelitian ini menunjukan keunggulan potensi hasil per ha dibandingkan varietas Ceneng yang merupakan asal tetua dari galur ini dan merupakan varietas pembanding terbaik untuk karakter potensi hasil. Galur SC-86-2 memiliki potensi hasil mencapai 2.96 tonha, sedangkan varietas Ceneng yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini hanya memiliki potensi hasil 2.40 tonha Tabel 6. Fase pertumbuhan kedelai yang diamati pada penelitian ini dimulai dari fase pemunculan Ve, yaitu pada saat kotiledon muncul hingga fase matang penuh R8, yaitu pada saat 95 polong telah berwarna polong matang kuning 40 kecoklatan. Fase pemunculan hingga fase mulai berbunga pada galur SC-86-2 membutuhkan waktu 35 HST. Fase mulai berbunga R1 hingga fase berbiji penuh R6 pada galur SC-86-2 membutuhkan waktu 36 hari, sedangkan dari fase berbunga R1 hingga fase matang penuh membutuhkan waktu 57 hari. Keunggulan dari SC-86-2 yaitu memiliki jumlah cabang dan jumlah buku yang cukup tinggi dibandingkan dengan galur lain yang diuji. Memiliki potensi per ha yang tinggi daripada hasil rata-rata dari galur-galur F7 yang diuji menjadi salah satu keunggulannya. SSD-51 Galur SSD-51 merupakan galur hasil persilangan antara tetua betina varietas Ceneng dan tetua jantan varietas Godeg. Huruf SSD menandakan bahwa galur ini merupakan hasil persilangan secara single seed descent. Galur ini memiliki umur berbunga 42 HST dan umur panen 91 HST. Tinggi tanaman saat panen galur ini mencapai 44.43 cm dengan jumlah cabang produktif 6.4 dan jumlah buku produktif 34.4. Galur SSD-51 memiliki jumlah polong bernas 110.9, bobot 100 butir 9.8 g. Galur SSD-51 yang diuji pada penelitian ini memiliki potensi hasil sebesar 2.84 tonha. Kondisi pertanaman di lapangan menunjukan bahwa galur SSD-51 mengalami sedikit kerebahan. Keunggulan dari galur SSD-51 yaitu memiliki jumlah cabang produktif, dan potensi hasil per ha tertinggi daripada hasil rata-rata dari galur-galur F7 setelah CG-86-2. SSD-20 Galur SSD-20 merupakan galur hasil persilangan dari tetua varietas Ceneng dan varietas Godeg dengan menggunakan metode single seed descent. Galur SSD-20 memiliki umur berbunga 41.3 HST dan umur panen 89.7 HST. Galur ini memiliki tinggi tanaman saat panen sebesar 53.7 cm dengan jumlah cabang produktif 5.2 dan jumlah buku produktif 29.1 buku produktif. Galur SSD-20 memiliki jumlah polong bernas 82.8 polong bernas dengan bobot 100 butir mencapai 9.4 g. Bobot biji per tanaman untuk galur SSD-20 adalah sebesar 14.2 g. 41 Galur SSD-20 memiliki potensi hasil sebesar 2.82 tonha. Galur SSD-20 tidak tahan terhadap rebah. SSD-23 Galur SSD-23 merupakan galur hail persilangan antara tetua betina varietas Ceneng dan tetua jantan varietas Godeg. Huruf SSD menandakan bahwa galur ini merupakan hasil persilangan secara single seed descent. Galur ini memiliki umur berbunga 40.7 HST dan umur panen 90.3 HST. Tinggi tanaman saat panen galur ini mencapai 54.52 cm dengan jumlah cabang produktif 4.2 dan jumlah buku produktif 28 galur SSD-23 memiliki jumlah polong bernas 71.9, bobot 100 butir 9.49 g, dan bobot biji pertanaman 10.6 g. Galur SSD-23 memiliki potensi hasil mencapai 2.79 tonha. Fase pemunculan Ve hingga vase berbunga R1 pada galur SSD-23 membutuhkan waktu 37 HST. Keunggulan galur SSD-23 yaitu memiliki potensi hasil 2.79 tonha dan galur SSD-23 memiliki sifat tahan rebah. SC-39-1 Galur SC-39-1 merupakan galur hail persilangan antara tetua betina varietas Slamet dan tetua jantan varietas Ceneng. Galur ini memiliki umur berbunga 44.3 HST dan umur panen 88.3 HST. Tinggi tanaman saat panen galur ini mencapai 55.57 cm dengan jumlah cabang produktif 4.1 dan jumlah buku produktif 25.8. Galur SC-39-1 memiliki jumlah polong bernas 64.1, bobot 100 butir 9.26 g, dan bobot biji pertanaman 12.6 g. Galur SC-39-1 memiliki potensi hasil mencapai 2.78 tonha. Fase pemunculan Ve hingga vase berbunga R1 pada galur SC-39-1 membutuhkan waktu 35 HST. SSD-46 Galur SSD-46 merupakan galur hasil persilangan dari tetua varietas Ceneng dan varietas Godeg dengan menggunakan metode single seed descent. Galur SSD- 46 memiliki umur berbunga 40.7 HST dengan umur panen 90.3 HST. Galur ini memiliki tinggi tanaman saat panen 48.9 cm dengan jumlah cabang produktif 7.9 dan jumlah buku produktif 37.9 buku produktif. Galur SSD-94 memiliki jumlah 42 polong bernas sebanyak 84.3 polong bernas dan bobot 100 butir sebanyak 9.7 g. Galur SSD-94 memiliki potensi hasil sebesar 2.77 tonha. Berdasarkan pengamatan visual di lapangan, galur ini mengalami kerebahan setengah dari populasi SSD-49 yang ada di lapangan. SSD-75 Galur SSD-75 merupakan hasil persilangan dari tetua varietas Ceneng dan varietas Godeg dengan menggunakan metode single seed descent. Galur SSD-75 memiliki umur berbunga 41.3 HST dan umur panen 92.3 HST. Galur ini memiliki tinggi tanaman saat panen 56.2 cm dengan jumlah cabang produktif 5.8 buah cabang produktif dan jumlah buku produktif 28.6 buku produktif. Galur SSD-75 memiliki jumlah polong bernas sebanyak 82.8 polong dan bobot dari 100 butir galur ini mencapai 10.0 dengan bobot biji per tanaman 14.5 g. Galur SSD-75 yang diuji pada penelitian ini memiliki potensi hasil mencapai 2.74 tonha. Galur SSD-75 memiliki sifat kurang tahan terhadap kerebahan. Berdasarkan pengamatan visual di lapangan, galur ini mengalami kerebahan hampir setengah dari populasi SSD-75 yang ada di lapangan. SSD-102 Galur SSD-102 merupakan galur hasil persilangan dari tetua varietas Ceneng dan varietas Godeg dengan menggunakan metode single seed descent. Galur SSD-102 memiliki umur berbunga 40.7 HST dengan umur panen 93.7 HST. Galur ini memiliki tinggi tanaman saat panen 45.2 cm dengan jumlah cabang produktif mencapai 6.9 buah cabang produktif dan jumlah buku produktif 27.7 buah cabang produktif. Galur SSD-102 memiliki jumlah polong bernas 77.8 polong bernas dan bobot 100 butir galur ini mencapai 10.2 g serta memiliki bobot biji pertanaman 15.4 g. Galur SSD-102 memiliki potensi hasil mencapai 3.08 tonha. Berdasarkan pengamatan visual di lapangan, galur ini mengalami kerebahan setengah dari populasi SSD-102 yang ada di lapangan. 43 SSD-80 Galur SSD-80 merupakan galur hasil persilangan dari tetua varietas Ceneng dan varietas Godeg dengan menggunakan metode single seed descent. Galur SSD-80 memiliki umur berbunga 42.3 HST dengan umur panen 92.3 HST. Galur ini memiliki tinggi tanaman saat panen 46.3 cm dengan jumlah cabang produktif mencapai 5.6 buah cabang produktif dan jumlah buku produktif 26.3 buah cabang produktif. Galur SSD-80 memiliki jumlah polong bernas 70.3 polong bernas dan bobot 100 butir galur ini mencapai 9.74 g serta memiliki bobot biji pertanaman

13.1 g. Galur SSD-80 memiliki potensi hasil mencapai 2.67 tonha. SSD-39