Pendekatan Masalah Pertukaran gas CO2 udara-laut di perairan pesisir: studi kasus di Selat Nasik, Belitung dan Estuari Donan, Cilacap

Gambar 1. Skema pendekatan masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mengkaji fluks CO 2 udara–laut di perairan Selat Nasik Belitung dan perairan Estuari Donan Cilacap. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan kelautan di Indonesia, khususnya mengenai peranan perairan pesisir tropis dalam mengontrol fluks CO 2 . Perairan estuari Perairan Laut pesisir Perairan sekitar Terumbu karang Perairan sekitar Mangrove PERAIRAN EKOSISTEM PESISIR - Produktivitas Primer - Pasokan karbon organik dari serasah mangrove - Produktivitas Primer - Kalsifikasi - Produktivitas Primer - Produktivitas Primer - Pasokan karbon organik dari sungai Sistem Karbonat Laut pH, DIC, TA, pCO 2 Fluks CO 2 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem karbonat laut

Karbon dioksida CO 2 termasuk gas yang reaktif dan banyak terdapat dalam air laut. Keberadaan karbon dioksida di laut pada umumnya berasal dari udara melalui proses difusi, aktivitas metabolisme dari organisme laut terutama respirasi dan hasil penguraian zat organik oleh mikroorganisme. Total jumlah karbon di laut diperkirakan 50 kali lebih besar dibandingkan jumlah karbon yang ada di atmosfir, dan pertukaran karbon laut dan atmosfir terjadi dalam skala waktu beberapa ratus tahun IPCC, 2001. Karbon dioksida yang terlarut di dalam air laut ditemukan dalam tiga bentuk anorganik yang berbeda, yaitu CO 2 bebas ≈0,5 , bikarbonat 86,5 dan ion karbonat 13, penjumlahan dari ketiganya disebut sebagai dissolved inorganic carbon atau yang dikenal dengan DIC atau ƩCO 2 Zeebe and Wolf- Gladrow, 2001. Dalam berbagai literatur DIC juga disimbolkan dengan TCO 2 dan C T Dickson et al. 2007. Persamaannya adalah sebagai berikut: DIC ≡ ƩCO 2 ≡ C T = [CO 2 ] + [HCO 3 - ] + [CO 3 2- ]............................................... 1 Selanjutnya menurut Zeebe and Wolf-Gladrow 2001, di dalam air laut, CO 2 berpartisipasi dalam reaksi kesetimbangan yang dikenal sebagai sistem karbonat. Keseimbangan antara CO 2 CO terlarut, bikarbonat, ion karbonat, dan ion H+ memberikan suatu sistem pengaturan pH di laut. Reaksi keseimbangan ini dapat ditulis sebagai berikut: 2 + H 2 O H 2 CO 3 HCO 3 - + H + CO 3 = + 2H + ...... 2 Arah reaksi keseimbangan ini sangat tergantung pada pH air laut sehingga nilai pH dapat mengendalikan konsentrasi dan proporsi relatif dari spesies karbonat di laut, namun sebaliknya sistem karbonat adalah buffer alami untuk pH air laut. Apabila pH air laut turun maka reaksi keseimbangan akan bergeser kearah kiri yang menyebabkan karbonat dan bikarbonat akan terurai menjadi CO 2 . Sebaliknya bila pH air laut naik maka reaksi keseimbangan bergeser kekanan dan bikarbonat dan karbonat banyak terbentuk Zeebe and Wolf-Gladrow, 2001.