Rasio likuiditas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang minuman. Dalam melakukan aktivitas usahanya yang sebagai industri minuman yakni tahun 2006 sd tahun 2010 mengalami peningkatan. Oleh karena itulah perlu adanya analisis rasio keuangan, sehingga dalam penelitian ini lebih ditekankan pada periode tahun pengamatan tahun 2006 sd tahun 2010. Adapun rasio keuangan pada PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk dapat dilihat melalui perhitungan dibawah ini :

5.1 Rasio likuiditas

Rasio likuiditas adalah suatu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga dalam pembahasan ini maka jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah net working capital, rasio lancar current rasio dan rasio cepat quick rasio. Adapun rasio likuiditas untuk tahun 2006 sd tahun 2010 adalah sebagai berikut : a Net Working Capital Net Working Capital adalah bertujuan untuk menghitung berapa kelebihan aktiva lancer di atas utang lancar. Sehingga rasio net working capital untuk tahun 2006 sd tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut : Net Working Capital = Aktiva Lancar – Utang Lancar 47 Dari hasil persamaan tersebut di atas, maka dapat dilakukan perhitungan net working capital dari tahun 2006 sd tahun 2010 melalui perhitungan berikut ini : Net Working Capital 2006 = 421.543.148.031 – 355.875.724.706 = 65.667.423.325 Net Working Capital 2007 = 651.946.694.997 – 232.730.774.018 = 418.215.920.979 Net Working Capital 2008 = 804.960.763.556 – 424.216.545.112 = 380.740.218.444 Net Working Capital 2009 = 813.389.917.761 – 384.341.997.966 = 429.047.919.795 Net Working Capital 2010 = 955.441.890.578 – 477.577.754.724 = 478.384.135.854 Untuk lebih jelasnya dapat disajikan hasil perhitungan mengenai rasio net working capital untuk tahun 2006 – 2010 yang dapat dilihat pada tabel 5.1 yaitu sebagai berikut : 48 Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Net Working Capital Tahun 2006 - 2010 Tahun Hasil Perhitungan Net Working Capital Rp 2006 65.667.423.325 2007 418.215.920.979 2008 380.740.218.444 2009 429.097.919.795 2010 478.384.135.854 Sumber : Hasil olahan data Dari tabel 5.1 yakni hasil perhitungan net working capital untuk 5 tahun terakhir, tampak bahwa untuk tahun 2007, 2009 dan tahun 2010 ternyata nilai net working capital mengalami kenaikan adanya kenaikan aktiva lancar yang terjadi dalam 3 tahun terakhir sedangkan tahun 2008 mengalami penurunan karena adanya kenaikan utang yang terjadi dalam tahun 2008. b Rasio Lancar Current ratio Rasio lancar Current ratio adalah dimaksudkan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Sehingga ratio lancar untuk tahun 2006 sd tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : Aktiva lancar Rasio Lancar = Utang Lancar 421.543.148.031 Rasio Lancar 2006 = x 100 355.875.724.706 49 = 1,1845 atau 118,45 551.946.694.997 Rasio Lancar 2007 = x 100 232.730.774.008 = 2,3716 atau 237,16 804.960.763.556 Rasio Lancar 2008 = x 100 424.216.545.112 = 1,8975 atau 189,75 813.389.917.761 Rasio Lancar 2009 = x 100 384.341.997.966 = 2,1163 atau 211,63 955.441.890.578 Rasio Lancar 2010 = x 100 477.557.754.724 = 2,00 atau 200 Berdasarkan hasil perhitungan mengenai rasio lancar untuk tahun 2006 sd tahun 2010 yang menunjukkan bahwa untuk tahun 2006 setiap Rp. 1,- utang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar 1,1845 atau 118,45 , tahun 2007 sebesar 2,3716 atau 237,16 , tahun 2008 sebesar 1,8975 atau 189,75 , tahun 2009 sebesar 2,1163 atau 211,63 dan tahun 2010 sebesar 2,00 atau 200 . Dari hasil perhitungan tersebut di atas maka besarnya peningkatan rasio lancar untuk tahun 2006 sd tahun 2010 dapat dilihat melalui tabel 5.2 berikut ini : Tabel 5.2 50 Perkembangan Current Ratio Rasio Lancar Tahun 2006 sd Tahun 2010 Tahun Current Ratio Peningkatan Current Ratio 2006 118,45 - 2007 237,16 118,71 2008 189,75 -47,41 2009 211,63 21,88 2010 200 -11,63 Rata-rata 191,40 20,39 Sumber : Hasil olahan data Tabel 5.2 yakni perkembangan rasio lancar current ratio dalam tahun 2006 – 2010 maka rata-rata rasio lancar pertahun meningkat sebesar 191,40. Hal ini dapat dilihat bahwa untuk tahun 2007 rasio lancar meningkat yang cukup tajam karena adanya kenaikan jumlah aktiva lancar, sedangkan tahun 2008 menurun sebab adanya kenaikan utang lancar, sedangkan tahun 2009 rasio lancar meningkat yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aktiva lancar dan tahun 2010 menurun sebab jumlah aktiva lancar meningkat. c Acid Test Ratio Quick Ratio Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban- kewajiban atau utang lancar dengan aktiva yang lebih likuid. Sehingga rasio cepat untuk tahun 2006 sd tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio = x 100 Utang Lancar 421.543.148.031 – 147.844.571.046 Quick Ratio 2006 = x 100 355.875.724.706 51 = 0,7690 atau 76,90 551.846.694.997 – 291.483.008.089 Quick Ratio 2007 = x 100 232.730.774.018 = 1,1187 atau 111,87 804.960.763.556 – 284.292.916.789 Quick Ratio 2008 = x 100 424.216.545.112 = 1,2227 atau 122,27 813.389.917.761 – 383.588.600.255 Quick Ratio 2009 = x 100 384.341.997.966 = 1,1182 atau 111,82 955.441.890.578 – 357.743.682.574 Quick Ratio 2010 = x 100 477.577.754.724 = 1,2515 atau 125,15 Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui tabel dibawah ini : 52 Tabel 5.3 Besarnya Pertumbuhan Quick Ratio Tahun 2006 – 2010 Tahun Rasio Cepat Quick Ratio Pertumbuhan 2006 76,90 - 2007 111,87 34,97 2008 122,27 140,40 2009 111,82 -10,45 2010 125,15 13,33 Rata-rata Peningkatan 12,06 Sumber : Hasil olahan data Tabel 5.3 yaitu pertumbuhan rasio cepat tahun 2006 sd tahun 2010 maka rata-rata rasio cepat pertahun nampak sebesar 12,06. Hal ini dapat dilihat untuk tahun 2007 rasio cepat nampak sebesar 34,97, hal ini disebabkan karena adanya kenaikan dalam jumlah aktiva yang likuid, sedangkan dalam tahun 2008 rasio cepat quick ratio meningkat, karena jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan meningkat cukup tinggi, selanjutnya untuk tahun 2009 rasio cepat menurun karena jumlah hutang lancar menurun. Sedangkan untuk tahun 2010 rasio cepat meningkat karena adanya kenaikan aktiva yang likuid dalam perusahaan.

5.2 Ratio Aktivitas