BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang minuman. Dalam melakukan aktivitas usahanya yang sebagai industri minuman yakni tahun 2006 s/d tahun 2010 mengalami peningkatan. Oleh karena itulah perlu adanya analisis rasio keuangan, sehingga dalam penelitian ini lebih ditekankan pada periode tahun pengamatan tahun 2006 s/d tahun 2010.
Adapun rasio keuangan pada PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk dapat dilihat melalui perhitungan dibawah ini :
5.1 Rasio likuiditas
Rasio likuiditas adalah suatu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga dalam pembahasan ini maka jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah net working capital, rasio lancar (current rasio) dan rasio cepat (quick rasio). Adapun rasio likuiditas untuk tahun 2006 s/d tahun 2010 adalah sebagai berikut :
a) Net Working Capital
Net Working Capital adalah bertujuan untuk menghitung berapa kelebihan aktiva lancer di atas utang lancar. Sehingga rasio net working capital untuk tahun 2006 s/d tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut :
(2)
Dari hasil persamaan tersebut di atas, maka dapat dilakukan perhitungan net working capital dari tahun 2006 s/d tahun 2010 melalui perhitungan berikut ini : Net Working Capital 2006 = 421.543.148.031 – 355.875.724.706
= 65.667.423.325
Net Working Capital 2007 = 651.946.694.997 – 232.730.774.018 = 418.215.920.979
Net Working Capital 2008 = 804.960.763.556 – 424.216.545.112 = 380.740.218.444
Net Working Capital 2009 = 813.389.917.761 – 384.341.997.966 = 429.047.919.795
Net Working Capital 2010 = 955.441.890.578 – 477.577.754.724 = 478.384.135.854
Untuk lebih jelasnya dapat disajikan hasil perhitungan mengenai rasio net working capital untuk tahun 2006 – 2010 yang dapat dilihat pada tabel 5.1 yaitu sebagai berikut :
(3)
Tabel 5.1
Hasil Perhitungan Net Working Capital Tahun 2006 - 2010
Tahun Hasil Perhitungan Net Working Capital
(Rp)
2006 65.667.423.325
2007 418.215.920.979
2008 380.740.218.444
2009 429.097.919.795
2010 478.384.135.854
Sumber : Hasil olahan data
Dari tabel 5.1 yakni hasil perhitungan net working capital untuk 5 tahun terakhir, tampak bahwa untuk tahun 2007, 2009 dan tahun 2010 ternyata nilai net working capital mengalami kenaikan adanya kenaikan aktiva lancar yang terjadi dalam 3 tahun terakhir sedangkan tahun 2008 mengalami penurunan karena adanya kenaikan utang yang terjadi dalam tahun 2008.
b) Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio lancar (Current ratio) adalah dimaksudkan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Sehingga ratio lancar untuk tahun 2006 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut :
Aktiva lancar Rasio Lancar =
Utang Lancar
421.543.148.031
Rasio Lancar 2006 = x 100 %
(4)
= 1,1845 atau 118,45 % 551.946.694.997
Rasio Lancar 2007 = x 100 %
232.730.774.008 = 2,3716 atau 237,16 % 804.960.763.556
Rasio Lancar 2008 = x 100 % 424.216.545.112
= 1,8975 atau 189,75 % 813.389.917.761
Rasio Lancar 2009 = x 100 % 384.341.997.966
= 2,1163 atau 211,63 % 955.441.890.578
Rasio Lancar 2010 = x 100 % 477.557.754.724
= 2,00 atau 200 %
Berdasarkan hasil perhitungan mengenai rasio lancar untuk tahun 2006 s/d tahun 2010 yang menunjukkan bahwa untuk tahun 2006 setiap Rp. 1,- utang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar 1,1845 atau 118,45 %, tahun 2007 sebesar 2,3716 atau 237,16 %, tahun 2008 sebesar 1,8975 atau 189,75 %, tahun 2009 sebesar 2,1163 atau 211,63 % dan tahun 2010 sebesar 2,00 atau 200 %.
Dari hasil perhitungan tersebut di atas maka besarnya peningkatan rasio lancar untuk tahun 2006 s/d tahun 2010 dapat dilihat melalui tabel 5.2 berikut ini :
(5)
Perkembangan Current Ratio (Rasio Lancar) Tahun 2006 s/d Tahun 2010
Tahun Current Ratio Peningkatan Current
(%) Ratio (%)
2006 118,45
-2007 237,16 118,71
2008 189,75 -47,41
2009 211,63 21,88
2010 200 -11,63
Rata-rata 191,40 20,39
Sumber : Hasil olahan data
Tabel 5.2 yakni perkembangan rasio lancar (current ratio) dalam tahun 2006 – 2010 maka rata-rata rasio lancar pertahun meningkat sebesar 191,40%. Hal ini dapat dilihat bahwa untuk tahun 2007 rasio lancar meningkat yang cukup tajam karena adanya kenaikan jumlah aktiva lancar, sedangkan tahun 2008 menurun sebab adanya kenaikan utang lancar, sedangkan tahun 2009 rasio lancar meningkat yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aktiva lancar dan tahun 2010 menurun sebab jumlah aktiva lancar meningkat.
c) Acid Test Ratio (Quick Ratio)
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban atau utang lancar dengan aktiva yang lebih likuid. Sehingga rasio cepat untuk tahun 2006 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut :
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio = x 100 % Utang Lancar
421.543.148.031 – 147.844.571.046
Quick Ratio 2006 = x 100 % 355.875.724.706
(6)
= 0,7690 atau 76,90%
551.846.694.997 – 291.483.008.089
Quick Ratio 2007 = x 100 % 232.730.774.018
= 1,1187 atau 111,87%
804.960.763.556 – 284.292.916.789
Quick Ratio 2008 = x 100 % 424.216.545.112
= 1,2227 atau 122,27%
813.389.917.761 – 383.588.600.255
Quick Ratio 2009 = x 100 % 384.341.997.966
= 1,1182 atau 111,82%
955.441.890.578 – 357.743.682.574
Quick Ratio 2010 = x 100 % 477.577.754.724
= 1,2515 atau 125,15%
(7)
Tabel 5.3
Besarnya Pertumbuhan Quick Ratio Tahun 2006 – 2010
Tahun Rasio Cepat (Quick Ratio)(%) Pertumbuhan (%)
2006 76,90
-2007 111,87 34,97
2008 122,27 140,40
2009 111,82 -10,45
2010 125,15 13,33
Rata-rata Peningkatan (%) 12,06
Sumber : Hasil olahan data
Tabel 5.3 yaitu pertumbuhan rasio cepat (tahun 2006 s/d tahun 2010) maka rata-rata rasio cepat pertahun nampak sebesar 12,06%. Hal ini dapat dilihat untuk tahun 2007 rasio cepat nampak sebesar 34,97%, hal ini disebabkan karena adanya kenaikan dalam jumlah aktiva yang likuid, sedangkan dalam tahun 2008 rasio cepat (quick ratio) meningkat, karena jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan meningkat cukup tinggi, selanjutnya untuk tahun 2009 rasio cepat menurun karena jumlah hutang lancar menurun. Sedangkan untuk tahun 2010 rasio cepat meningkat karena adanya kenaikan aktiva yang likuid dalam perusahaan.
5.2 Ratio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah suatu rasio untuk mengukur seberapa efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya, sehingga rasio aktivitas untuk tahun 2006 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut :
(8)
Rasio perputaran piutang adalah menunjukkan seberapa cepat penagihan piutang. Adapun rasio perputaran piutang dapat ditentukan sebagai berikut :
Penjualan Rasio perputaran piutang =
Piutang rata-rata 835.229.966.049 Rasio perputaran piutang 2006 =
116.880.980.697 = 7,15 x
1.126.799.918.436 Rasio perputaran piutang 2007 =
136.538.097.684 = 8,25 x
116.880.980.697 + 156.195.214.670
Piutang rata-rata = = 136.538.097.684 2
1.362.606.580.492 Rasio perputaran piutang 2008 =
152.657.575.882 = 8,92 x
156.195.214.670 + 149.119.937.094
Piutang rata-rata = = 152.657.575.882 2
1.613.927.991.404 Rasio perputaran piutang 2009 =
162.356.884.584 = 9,94 x
(9)
Piutang rata-rata = = 162.356.884.584 2
1.404.945.733.980 Rasio perputaran piutang 2010 =
183.254.288.117 = 7,67 x
175.593.832.074 + 190.914.744.160
Piutang rata-rata = = 183.254.288.117 2
Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil perkembangan perputaran aktiva yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.4
Hasil Perkembangan Perputaran Piutang Tahun 2006 s/d Tahun 2010
Tahun Perputaran Piutang
(dalam kali)
Perkembangan (dalam kali)
2006 7,15 x
-2007 0,25 x 1,10 x
2008 8,92 x 0,67 x
2009 9,94 x 1,02 x
2010 7,67 x -2,27 x
Rata-rata peningkatan (penurunan) 0,13 x
Sumber : Hasil olahan data
Berdasarkan tabel 5.4 yakni perkembangan perputaran piutang yang terjadi selama 5 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa perputaran piutang untuk tahun 2007 – 2009 mengalami kenaikan, faktor yang menyebabkan adanya kenaikan dalam perputaran piutang karena adanya kenaikan penjualan untuk 3 tahun terakhir
(10)
sedangkan tahun 2010 mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena adanya penurunan penjualan yang terjadi selama tahun 2010.
2. Rasio perputaran persediaan (Inventory Turnover)
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal., yang dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan Rasio perputaran persediaan =
Rata-rata persediaan 583.343.412.477 Rasio perputaran persediaan 2006 =
147.844.571.046 = 3,95 x
804.228.233.740 Rasio perputaran persediaan 2007 =
219.663.789.568 *) = 3,66 x
147.844.571.046 + 291.483.008.089
Persediaan rata-rata = = 219.663.789.568 2
1.101.875.796.134 Rasio perputaran persediaan 2008 =
287.887.962.439 = 3,82 x
291.483.008.089 + 284.292.916.789
Persediaan rata-rata = = 287.887.962.439 2
(11)
Rasio perputaran persediaan 2009 =
333.940.768.522 = 3,57 x
284.292.916.789 + 383.588.600.255
Persediaan rata-rata = = 333.940.768.522 2
987.349.46.901 Rasio perputaran persediaan 2010 =
370.666.151.415 = 2,66 x
383.588.620.255 + 357.743.682.574
Persediaan rata-rata = = 370.666.151.415 2
Berdasarkan hasil perhitungan rasio perputaran persediaan, akan dapat disajikan melalui tabel 5.5 yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.5
Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan Untuk Tahun 2007 s/d Tahun 2010
Tahun Perputaran Persediaan
(dalam kali)
Perkembangan Perputaran Persediaan (dalam kali)
2006 3,95
-2007 3,66 -0,29
2008 3,82 0,16
2009 3,57 -0,25
2010 2,66 -0,91
Rata-rata Peningkatan -0,32
Sumber : Hasil olahan data
Tabel 5.5 yakni hasil perhitungan perputaran persediaan yang sebagaimana telah diuraikan, nampak bahwa untuk tahun 2007, 2009 – 2010 terjadi penurunan
(12)
selama 3 tahun terakhir, faktor yang menyebabkan terjadi penurunan sebab adanya kenaikan HPP. Sedangkan untuk tahun 2008 mengalami kenaikan sebab adanya kenaikan rata-rata persediaan terjadi selama tahun 2010.
3. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)
Rasio ini mengukur perputaran dari semua asset yang dimiliki perusahaan, dengan rumu :
Penjualan Bersih Perputaran Total Aktiva = Total Aktiva 835.229.966.049 Perputaran total aktiva 2006 = 1.249.080.371.256 = 0,67 x
1.126.799.918.436 Perputaran total aktiva 2007 = 1.362.829.538.011 = 0,83 x
1.362.606.580.492 Perputaran total aktiva 2008 =
1.718.997.392.028 = 0,79 x
1.613.927.991.404 Perputaran total aktiva 2009 =
1.732.701.994.634 = 0,93 x
1.404.945.733.980 Perputaran total aktiva 2010 =
(13)
= 0,70 x
Untuk lebih jelasnya akan dapat disajikan melalui tabel berikut ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.6
Hasil Perhitungan Perputaran Total Aktiva Tahun 2006 – 2010
Tahun Perputaran Aktiva
(dalam kali)
Perkembangan (kali)
2006 0,67
-2007 0,83 0,16
2008 0,74 -0,09
2009 0,93 0,19
2010 0,70 -0,23
Rata-rata Peningkatan 0,008
Sumber : Hasil olahan data
Dari tabel 5.6 yakni hasil perhitungan perputaran aktiva untuk 5 tahun terakhir (tahun 2006 – 2010) terlihat bahwa rata-rata perputaran aktiva pertahun meningkat sebesar 0,008 x. Hal ini dapat dilihat bahwa untuk tahun 2007 dan 2010 mengalami kenaikan dimana disebabkan karena adanya peningkatan total aktiva selama 3 tahun terakhir, sedangkan untuk tahun 2008 dan 2010 perputaran aktiva menurun, hal ini disebabkan karena adanya penurunan penjualan.
5.3 Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dapat dibiayai dengan utang. Adapun yang termasuk dalam rasio leverage dapat diuraikan sebagai berikut :
(14)
1. Rasio total utang terhadap total aktiva
Ratio total utang terhadap total aktiva dimaksudkan untuk mengukur berapa besar bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan hutang. Sehingga rasio total hutang dan total aktiva dapat dihitung sebagai berikut :
Total hutang Rasio total utang =
Total harta
433.176.977.307
Rasio total utang 2006 = --- x 100% 1.249.080.371.258
= 0,3467 atau 34,67%
530.491.711.953 Rasio total utang 2007 = --- x 100% 1.362.829.538.011
= 0,3891 atau 38,91%
582.346.892.443 Rasio total utang 2008 = --- x 100% 1.718.997.392.078
= 0,3387 atau 33,87% 538.164.224.542
Rasio total utang 2009 = --- x 100% 1.732.701.994.634
= 0,3105 atau 31,05%
705.472.336.001 Rasio total utang 2010 = --- x 100% 2.006.595.762.260
(15)
Untuk lebih jelasnya dapat disajikan hasil perhitungan rasio total utang untuk tahun 2007 – 2010 yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.7
Hasil Perhitungan Rasio Utang Tahun 2006 - 2010
Tahun Rasio Utang
(%)
Perkembangan (%)
2006 34,67
-2007 38,91 4,24
2008 33,87 -5,04
2009 31,05 -2,82
2010 35,15 4,10
Rata-rata Peningkatan (%) 0,12
Sumber : Hasil olahan data
Dari tabel 5.7 yakni rasio utang khususnya pada PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk. maka perkembangan rasio utang untuk tahun 2007 dan 2010 meningkat karena adanya kenaikan total aktiva untuk tahun 2007 dan 2010. Kemudian untuk tahun 2008 dan 2009 mengalami kenaikan rasio utang, faktor yang menyebabkan adanya kenaikan rasio utang karena adanya kenaikan jumlah utang yang terjadi dalam tahun 2008 dan 2009.
2. Ratio Debt to Equity
Rasio ini menghitung perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, sehingga rasio debt equity dapat dihitung sebagai berikut :
Utang Jangka Panjang Debt to equity =
(16)
70.712.428.813 Debt to equity 2006 = --- x 100%
814.798.910.791 = 0,0867 atau 8,67% 274.092.900.000
Debt to equity 2007 = --- x 100% 831.156.954.996
= 0,3297 atau 32,97% 143.179.109.760
Debt to equity 2008 = --- x 100% 1.135.323.298.598
= 0,1261 atau 12,61% 137.838.188.702
Debt to equity 2009 = --- x 100% 1.191.583.178.276
= 0,1156 atau 11,56% 116.754.519.638
Debt to equity 2010 = --- x 100% 1.409.023.787.864
= 0,0828 atau 8,28%
Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui tabel 5.8 yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.8
Hasil Perhitungan Rasio Debt to Equity Tahun 2006 – 2010
Tahun Rasio Debt to Equity
(%)
Perkembangan (%)
(17)
-2007 32,97 24,30
2008 12,61 -20,36
2009 11,56 -1,05
2010 8,28 -3,28
Sumber : Hasil olahan data
Dari tabel 5.8 yakni hasil perhitungan rasio debt to equity, nampak bahwa dalam tahun 2007 mengalami kenaikan karena adanya kenaikan modal (ekuitas), sedangkan tahun 2008 s/d 2010 menurun, faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan khususnya dalam 3 tahun terakhir sebab utang jangka panjang mengalami kenaikan dari tahun ketahun.
3. The debt to Total Capitalization
Rasio ini mengukur berapa bagian utang jangka panjang yang terdapat di dalam modal jangka panjang perusahaan, sehingga rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas untuk tahun 2006 s/d tahun 2010 dapat ditentukan melalui perhitungan dibawah ini :
Hutang jangka panjang The debt to Total Capitalization =
Utang jangka panjang + modal
70.712.428.813
The debt to Total Capitalization 2006 = --- 100 % 885.511.339.604
= 0,079 atau 7,9 % 274.092.900.000
The debt to Total Capitalization 2007 = --- x 100 % 1.105.249.854.996
(18)
= 0,2479 atau 24,79 % 143.179.109.760
The debt to Total Capitalization 2008 = --- x 100 % 1.278.502.708.358
= 0,11198 atau 11,98 % 137.838.188.702 The debt to Total Capitalization 2009 = 1.329.421.366.978 = 0,1036 atau 10,36 % 116.754.519.638
The debt to Total Capitalization 2010 = --- x 100 % 1.525.778.307.002
= 0,0765 atau 7,65 %
Untuk lebih jelasnya akan dapat disajikan melalui tabel berikut ini :
Tabel 5.9
Hasil Perhitungan The Debt to Total Capitalization Tahun 2006 - 2010
Tahun Rasio The Debt to Total Capitalization (%)
Pertumbuhan (%)
(19)
-2007 24,79 16,89
2008 11,98 -12,01
2009 10,36 -1,62
2010 7,65 -2,71
Rata-rata Peningkatan 0,1375
Sumber : Hasil olahan data
Berdasarkan tabel 5.9 yakni hasil perhitungan rasio, yang menunjukkan bahwa untuk tahun dalam 3 tahun terakhir yakni tahun 2008 – 2010 mengalami penurunan. Faktor yang menyebabkan adanya penurunan karena adanya penurunan utang jangka panjang yakni untuk tahun 2008 s/d tahun 2010.
5.4Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan mengenai laba operasional. Sehingga perhitungan rasio profitabilitas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin yaitu mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan.
Laba Kotor
Gross Profit Margin =
Penjualan
251.886.553.572
Gross Profit Margin2006 = x 100 % 835.229.966.049
= 0,3015 atau 30,15 %
322.571.684.696
(20)
1.126.799.918.436 = 0,2862 atau 28,62 %
260.730.784.358
Gross Profit Margin2008 = x 100 % 1.362.606.580.492
= 0,1913 atau 19,13 %
421.894.870.285
Gross Profit Margin2009 = x 100 % 1.613.927.991.404
= 0,2614 atau 26,14%
417.596.327.079
Gross Profit Margin2010 = x 100 % 1.404.945.733.980
= 0,2972 atau 29,72 %
Berdasarkan hasil perhitungan margin laba bersih selama 5 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa margin laba bersih untuk tahun 2006 sebesar 30,15 %, tahun 2007 sebesar 28,62 %, tahun 2008 sebesar 19,13 %, tahun 2009 sebesar 26,14 % dan tahun 2010 sebesar 29,72 %. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan melalui tabel 5.10 berikut ini :
Tabel 5.10
Hasil Perkembangan Rasio Gross Profit Margin
Tahun 2006 s/d Tahun 2010
Tahun Gross Profit Margin
(%)
Peningkatan (%)
2006 30,15
-2007 28,62 -1,53
(21)
2009 16,14 7,01
2010 29,72 3,58
Sumber : Hasil olahan data
Berdasarkan tabel 5.10 yakni hasil peningkatan rasio gross profit margin, yang menunjukkan bahwa dalam 2 tahun terakhir (tahun 2007 dan tahun 2008) terjadi penurunan yang disebabkan karena naiknya harga pokok penjualan sedangkan tahun 2009 – 2010 meningkat karena adanya kenaikan pendapatan usaha.
2. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih sesudah pajak. Rumus yang digunakan yaitu :
Laba Bersih sesudah Pajak
Net Profit Margin = --- x 100% Penjualan
14.731.717.256
NPM 2006 = --- x 100% 835.229.966.049
= 0,0176 atau 1,76 % 30.316.644.576
NPM 2007 = --- x 100% 1.126.799.918.436
= 0,0269 atau 2,69% 303.711.501.204
NPM 2008 = --- x 100% 1.362.606.580.492
= 0,2228 atau 22,28 % 61.152.852.190
(22)
NPM 2009 = --- x 100% 1.613.927.991.404
= 0,0378 atau 3,78 % 95.713.080.420
NPM 2010 = --- x 100% 1.404.945.733.980
= 0,0681 atau 6,81 %
Dalam hubungan dengan uraian tersebut diatas, akan dapat disajikan melalui tabel berikut ini yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.11
Hasil Perhitungan Net Profit Margin
Tahun 2006 – 2010
Tahun Net Profit Margin
(%)
Peningkatan (%)
2006 1,76
-2007 2,69 0,93
2008 22,28 19,59
(23)
2010 6,81 3,03
Rata-rata Peningkatan (%) 5,43
Sumber : Hasil olahan data
Tabel 5.11 yakni hasil perhitungan net profit margin untuk tahun 2006 – 2010 yang menunjukkan bahwa untuk tahun 2007, 2008 dan 2010 meningkat yang disebabkan karena adanya pendapatan usaha perusahaan. Sedangkan dalam tahun 2009 menurun sebab adanya penurunan pendapatan usaha.
3. Return on Investment (ROI)
Rasio ini mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan, dengan rumus :
Laba Bersih Sesudah Pajak
Return on Investment (ROI) = --- x 100% Total Aktiva
14.731.717.216
ROI 2006 = --- x 100% 1.249.080.371.256
= 0,0117 atau 1,17 % 30.316.644.576
ROI 2007 = --- x 100% 1.362.829.538.011
= 0,0222 atau 2,22 % 303.711.501.204
ROI 2008 = --- x 100% 1.718.997.392.028
= 0,1766 atau 17,66 % 61.152.852.190
(24)
ROI 2009 = --- x 100% 1.732.701.994.634
= 0,0352 atau 3,52 % 95.713.080.440
ROI 2010 = --- x 100% 2.006.595.762.260
= 0,0476 atau 4,76 %
Untuk lebih jelasnya akan dapat disajikan hasil perhitungan return on investment untuk tahun 2006 – 2010 yang dapat dilihat pada tabel 5.12 yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.12 Hasil Perhitungan ROI
Tahun 2006 – 2010
Tahun ROI
(%)
Peningkatan (%)
2006 1,17
-2007 2,22 1,05
2008 17,66 15,44
2009 3,52 -14,14
2010 4,76 0,91
(25)
Sumber : Hasil olahan data
Dalam hubugannya dengan tabel 5.12 maka untuk 2 tahun terakhir mengalami penurunan sebab adanya penurunan EAT, sedangkan dalam tahun 2009 – 2010 meningkat karena adanya kenaikan EAT yang terjadi selama 2 tahun terakhir.
Dalam kaitannya dengan uraian tersebut diatas, dapat disajikan perkembangan kinerja keuangan untuk tahun 2006 - 2010 pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
(26)
Tabel 5.13
Hasil Penilaian Kinerja Keuangan pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk
Tahun 2006 s/d tahun 2010
No Jenis Rasio
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Rasio Likuiditas - Net working
capital
- Current ratio
- Quick Ratio
65.667.423.325 118,45% 76,90% 418.215.920.979 237,16% 111,87% 380.740.218.444 189,75% 122,27% 429.097.919.795 211,63% 111,82% 478.384.135.854 200% 125,15%
2 Rasio Aktivitas - Receivable turnover - Inventory turnover - Total asset turnover 7,15x 3,95x 0,67x 0,25x 3,66x 0,83x 8,92x 3,82x 0,74x 9,94x 3,57x 0,93x 7,67x 2,66x 0,70x 3 Rasio Leverage
- Rasio total utang - rasio debt to Equity
- The debt to total Capitalization 34,67% 8,67% 7,9% 38,91% 32,97% 24,79% 33,87% 12,61% 11,98 31,05% 11,56% 10,36 33,15% 8,28% 7,65% 4 Rasio Profitabilitas
- Gross profit Margin
- Net profit margin - ROI 30,15% 1,76% 1,17% 28,62% 2,69% 2,22% 19,13% 22,28 17,66% 16,14% 3,78 3,52% 29,72 6,81 4,76%
Sumber : Hasil olahan data
Berdasarkan tabel 5.13 hasil penilaian kinerja keuangan khususnya pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk yang menunjukkan bahwa dilihat dari rasio likuiditras
(27)
nampak bahwa untuk curent ratio dalam tahun 2010 mengalami penurunan sedangkan untuk quick ratio mengalami kenaikan. Faktor yang menyebabkan perubahan naik/turunnya rasio likuiditas adalah karena naik/turunnya utang lancar dalam 5 tahun terakhir. Kemudian dilihat dari rasio aktivitas (perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva) yang terjadi dalam 5 tahun terakhir karena adanya tingkat persediaan piutang terjadi kenaikan (penurunan) hal ini mengakibatkan tingkat aktiva yang dimiliki oleh perusahaan fluktuasi.
Kemudian dilihat dari rasio leverage (rasio utang) dalam 5 tahun terakhir (tahun 2006 – 2010) yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2010 mengalami peningkatan dan tahun 2006, 2007, 2008 dan tahun 2009 mengalami kenaikan sedangkan tahun 2009 mengalami penurunan. Selanjutnya dilihat dari rasio profitabilitas perusahaan nampak bahwa dalam tahun 2010 mengalami kenaikan yang disebabkan karena adanya peningkatan laba khususnya pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk.
Oleh karenanya, penulis mencoba merumuskan hasil penelitian PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk dari sudut pandang manajemen keuangan dalam hal ini rasio-rasio keuangan maka perusahaan tersebut dapat dikategorikan sangat sehat. Hal tersebut
dapat di lihat dari indikator utama baik pada rasio likuiditas (net working capital,
current ratio, dan quick ratio) menunjukkan angka yang signifikan positif (lihat tabel 5.13).
Begitu pula dengan rasio aktivitas, rasio leverage (rasio totang utang, rasio
(28)
BDR dan DER yang menggambarkan bahwa perusahaan tersebut berdasarkan konsep kinerja keuangan memiliki nilai asset yang jauh lebih besar dibanding total utangnya.
Sedangkan pada rasio profitabilitas yang menjadi gambaran umum dalam manajemen investasi portofolio menjelaskan tentang seberapa besar perusahaan dapat memberikan margin terhadap investasi asset relatif kecil namun dalam kurun waktu lima tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan sebagaimana yang ditunjukkan dalam ROI, NPM maupun gross profit margin.
Dari berbagai indikator rasio-rasio keuangan pada tabel 5.13 khususnya pada tahun 2008 terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya secara agregat. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut merupakan puncak krisis keuangan global disebabkan karena nilai kurs global yang seringkali terjadi fluktuasi yang menyentuh hampir di semua lini ekonomi dunia tidak terkecuali PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk dimana karena dampak krisis tersebut menyebabkan terjadi penurunan daya beli
(29)
BAB VI
P E N U T U P
6.1 SimpulanDari hasil analisis mengenai pengukuran rasio keuangan yang dilakukan pada PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1) Hasil analisis kinerja keuangan dilihat dari rasio likuiditas, dimana net working capital tahun 2007, 2009, dan 2010 mengalami peningkatan sedangkan dalam tahun 2008 menurun, faktor yang menyebabkan adanya penurunan untuk tahun 2008 karena adanya kenaikan utang lancar yang terjadi selama tahun 2008. 2) Dari hasil analisis kinerja keuangan untuk rasio aktivitas dan leverage nampak
mengalami fluktuasi khususnya dalam 5 tahun terakhir, faktor yang menyebabkan adanya fluktuasi rasio aktivitas dan levarage karena tingginya jumlah utang, persediaan dan piutang dalam perusahaan.
3) Hasil analisis rasio profitabilitas nampak bahwa untuk rasio profitabilitas terjadi dalam perusahaan selama 5 tahun terakhir terjadi fluktuasi.
6.2 Saran-saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka adapun saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :
1) Disarankan agar perlunya perusahaan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan biaya operasional
(30)
2) Disarankan pula agar perlunya perusahaan meningkatkan rasio perusahaan yakni dengan melakukan efektivitas dalam pengelolaan operasional perusahaan.
(31)
(1)
Tabel 5.13
Hasil Penilaian Kinerja Keuangan pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk Tahun 2006 s/d tahun 2010
No Jenis Rasio
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Rasio Likuiditas - Net working
capital - Current ratio - Quick Ratio
65.667.423.325 118,45% 76,90% 418.215.920.979 237,16% 111,87% 380.740.218.444 189,75% 122,27% 429.097.919.795 211,63% 111,82% 478.384.135.854 200% 125,15%
2 Rasio Aktivitas - Receivable turnover - Inventory turnover - Total asset turnover 7,15x 3,95x 0,67x 0,25x 3,66x 0,83x 8,92x 3,82x 0,74x 9,94x 3,57x 0,93x 7,67x 2,66x 0,70x 3 Rasio Leverage
- Rasio total utang - rasio debt to Equity
- The debt to total Capitalization 34,67% 8,67% 7,9% 38,91% 32,97% 24,79% 33,87% 12,61% 11,98 31,05% 11,56% 10,36 33,15% 8,28% 7,65% 4 Rasio Profitabilitas
- Gross profit Margin
- Net profit margin - ROI 30,15% 1,76% 1,17% 28,62% 2,69% 2,22% 19,13% 22,28 17,66% 16,14% 3,78 3,52% 29,72 6,81 4,76%
Sumber : Hasil olahan data
Berdasarkan tabel 5.13 hasil penilaian kinerja keuangan khususnya pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk yang menunjukkan bahwa dilihat dari rasio likuiditras
(2)
nampak bahwa untuk curent ratio dalam tahun 2010 mengalami penurunan sedangkan untuk quick ratio mengalami kenaikan. Faktor yang menyebabkan perubahan naik/turunnya rasio likuiditas adalah karena naik/turunnya utang lancar dalam 5 tahun terakhir. Kemudian dilihat dari rasio aktivitas (perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva) yang terjadi dalam 5 tahun terakhir karena adanya tingkat persediaan piutang terjadi kenaikan (penurunan) hal ini mengakibatkan tingkat aktiva yang dimiliki oleh perusahaan fluktuasi.
Kemudian dilihat dari rasio leverage (rasio utang) dalam 5 tahun terakhir (tahun 2006 – 2010) yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2010 mengalami peningkatan dan tahun 2006, 2007, 2008 dan tahun 2009 mengalami kenaikan sedangkan tahun 2009 mengalami penurunan. Selanjutnya dilihat dari rasio profitabilitas perusahaan nampak bahwa dalam tahun 2010 mengalami kenaikan yang disebabkan karena adanya peningkatan laba khususnya pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk.
Oleh karenanya, penulis mencoba merumuskan hasil penelitian PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk dari sudut pandang manajemen keuangan dalam hal ini rasio-rasio keuangan maka perusahaan tersebut dapat dikategorikan sangat sehat. Hal tersebut dapat di lihat dari indikator utama baik pada rasio likuiditas (net working capital, current ratio, dan quick ratio) menunjukkan angka yang signifikan positif (lihat tabel 5.13).
Begitu pula dengan rasio aktivitas, rasio leverage (rasio totang utang, rasio debt to equity) yang mengidentifikasi bahwa perusahaan ini sangat likuid melihat
(3)
BDR dan DER yang menggambarkan bahwa perusahaan tersebut berdasarkan konsep kinerja keuangan memiliki nilai asset yang jauh lebih besar dibanding total utangnya.
Sedangkan pada rasio profitabilitas yang menjadi gambaran umum dalam manajemen investasi portofolio menjelaskan tentang seberapa besar perusahaan dapat memberikan margin terhadap investasi asset relatif kecil namun dalam kurun waktu lima tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan sebagaimana yang ditunjukkan dalam ROI, NPM maupun gross profit margin.
Dari berbagai indikator rasio-rasio keuangan pada tabel 5.13 khususnya pada tahun 2008 terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya secara agregat. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut merupakan puncak krisis keuangan global disebabkan karena nilai kurs global yang seringkali terjadi fluktuasi yang menyentuh hampir di semua lini ekonomi dunia tidak terkecuali PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk dimana karena dampak krisis tersebut menyebabkan terjadi penurunan daya beli konsumen.
(4)
BAB VI
P E N U T U P
6.1 Simpulan
Dari hasil analisis mengenai pengukuran rasio keuangan yang dilakukan pada PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1) Hasil analisis kinerja keuangan dilihat dari rasio likuiditas, dimana net working capital tahun 2007, 2009, dan 2010 mengalami peningkatan sedangkan dalam tahun 2008 menurun, faktor yang menyebabkan adanya penurunan untuk tahun 2008 karena adanya kenaikan utang lancar yang terjadi selama tahun 2008. 2) Dari hasil analisis kinerja keuangan untuk rasio aktivitas dan leverage nampak
mengalami fluktuasi khususnya dalam 5 tahun terakhir, faktor yang menyebabkan adanya fluktuasi rasio aktivitas dan levarage karena tingginya jumlah utang, persediaan dan piutang dalam perusahaan.
3) Hasil analisis rasio profitabilitas nampak bahwa untuk rasio profitabilitas terjadi dalam perusahaan selama 5 tahun terakhir terjadi fluktuasi.
6.2 Saran-saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka adapun saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :
1) Disarankan agar perlunya perusahaan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan biaya operasional
(5)
2) Disarankan pula agar perlunya perusahaan meningkatkan rasio perusahaan yakni dengan melakukan efektivitas dalam pengelolaan operasional perusahaan.
(6)