d. Vagina Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna. Introitus
vaginae tertutup pada himen selaput dara, suatu lipatan selaput setempat. Pada seorang virgo selaput daranya masih utuh, dan lubang selaput dara hiatus
himenalis umumnyya hanya dapat dilalui oleh jari kelingking. Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan belakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira –
kira sejajar dengan arah pinggir bawah simfisis ke promontorium.
8
VI. PATOFISIOLOGI
Kebanyakan kasus salpingitis terjadi dalam 2 tahap. Pertama melibatkan akuisisi infeksi vagina atau leher rahim. Yang kedua melibatkan peningkatan saluran kelamin
bagian atas. Meskipun mekanisme yang tepat untuk peningkatan tidak diketahui, siklus menstruasi mundur dan pembukaan leher rahim selama menstruasi tapi hal
tersebut merupakan faktor yang dapat meningkatkan infeksi. Proses membedahan seperti biopsi endometrium, kuret dan hysteroscopies,
merupakan predisposisi wanita untukinfeksi ini. Perubahan dalam lingkungan mikro cervicovaginal dihasilkan dari terapi antibiotik, ovulasi, menstruasi atau penyakit
menular seksual PMS dapat mengganggu keseimbangan flora endogen, nonpatogenik biasanya menyebabkan organisme untuk berkembang biak sangat cepat
dan akan naik ke saluran bagian atas. Faktor – faktor ini juga dapat memfasilitasi peningkatan bakteri patogen, seperti
neisseria gonorrhoeae atau chlamdia trachomatis. Intercourse juga dapat berkontribusi untuk peningkatan infeksi dengan kontraksi rahim secara mekanis membujuk
organisme untuk meningkat. Selainitu sperma dapat membawa organisme ke saluran kelamin bagin atas pada saat hubungan seksual.
4
8
VII. DIAGNOSIS
A. Gambaran klinis •
Salpingitis akut Salpingitis akut, saluran tuba menjadi merah dan bengkak, dan
mengeluarkan cairan tambahan sehingga dinding-dinding bagian dalam tabung sering tetap bersatu. Tabung mungkin juga tetap berpegang pada
struktur terdekat seperti usus. Kadang-kadang, sebuah tabung tuba bisa mengisi dan mengasapi dengan nanah. Dalam kasus yang jarang terjadi,
tabung pecah dan menyebabkan infeksi yang berbahaya dalam rongga perut peritonitis.
2
Diambil dari kepustakaan 9 : Gambaran salpingitis Akut
9
• Salpingitis kronis biasanya mengikuti suatu serangan akut. Infeksi ini
lebih ringan, lebih tahan lama dan mungkin tidak menghasilkan banyak terlihat gejala.
2
Di ambil dari kepustakaan 10 : Gambaran salpingitis kronik
Dalam kasus ringan, salpingitis mungkin tidak memiliki gejala. Ini berarti saluran tuba bisa menjadi rusak tanpa wanita bahkan menyadari bahwa ia
memiliki infeksi. Gejala salpingitis dapat mencakup: •
Vagina abnormal, seperti warna atau bau yang tidak biasa •
Bercak antara periode •
Dismenorea menyakitkan periode
10
• Sakit saat ovulasi
• Tidak nyaman atau sakit saat hubungan seksual
• Demam
• Sakit perut di kedua sisi
• Nyeri punggung bawah
• Sering buang air kecil
• Mual dan muntah
• Gejalanya biasanya muncul setelah periode menstruasi.
1,2
B. Gambaran Radiologis 1. USG
Meskipun ultrasonografi USG adalah tidak diindikasikan untuk diagnosa penyakit ini, ini adalah tes diagnostik pilihan untuk evaluasi kemungkinan
TOA. ultrasonografi juga mungkin dapat membantu dalam mengatur keluar beberapa etiologi dalam diferensial, seperti kista ovarium, ovarium torsi, dan,
mungkin, apendisitis atau endometriosis. USG Transabdominal tidak mampu membedakan antara pyosalpinx,
hydrosalpinx, akut salpingitis, tuboovarian kompleks, atau TOA, dan diferensiasi ini ditingkatkan dengan USG transvaginal.
4
11
Di ambil dari kepustakaan 11 : Gambaran USG Salpingitis
2. HSG Salpingitis isthmica nodosa dapat di diagnosis menggunakan pemeriksaan
radiograpi. Histerosalpingogram atau HSG menunjukkan banyaknya diverticuli atau kantong luar yang menonjol dari lumen tuba sampai ke
dinding dari isthmic yang melewati porsi dari tuba fallopian. Karena itu dengan pemeriksaan HSG gambaran radiologis dari tuba diverticulosis
kelihatan.
12,13
12
Dikutip dari kepustakaan 12 : Gambaran HSG dari salpingitis
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksan cairan dari serviks Kuldosentesis
Laparoskopi
16
VIII. DIAGNOSA BANDING