Indek Harga Konsumen IHK

IHK t : Indeks Harga Konsumen bulan ke t IHK t-1 : Indeks Harga Konsumen bulan ke t-1

2.1.2 Indek Harga Konsumen IHK

Indeks Harga Konsumen IHK merupakan persentase yang digunakan untuk menganalisis tingkat laju inflasi. IHK juga merupakan indikator yang digunakan pemerintah untuk mengukur inflasi di Indonesia.Di Indonesia badan yang bertugas untuk menghitung Indeks Harga Konsumen IHK adalah Badan Pusat Statistik BPS. Penghitungan IHK dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa. Jika PDB mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, IHK mengubah berbagai harga barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga Rosidi dan Wibowo, 2005. Badan Pusat Statistik menimbang jenis-jenis produk berbeda dengan menghitung harga sekelompok barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen tertentu. IHK adalah harga sekelolmpok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar. IHK adalah indeks yang sering dipakai namun bukanlah satu-satunya indeks yang dipakai untuk mengukur laju inflasi. Masih ada indeks yang dapat digunakan yakni indeks Harga Produsen IHP, yang mengukur harga sekelompok barang yang dibeli perusahaan produsen bukannya konsumen. Adapun rumus untuk menghitung IHK adalah: IHK= P n P n ×100 Dimana, P n = Harga sekarang P o = Harga pada tahun dasar 11 .................................................................................. 2.2 Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur stabilitas ekonomi adalah kestabilan harga. Harga yang merupakan resultante atau hasil interaksi antara permintaan demand dan penawaran supply barang dan jasa yang beredar di masyarakat, perlu dipantau perkembangannya sebagai salah satu indikator penentu kebijakan pemerintah di bidang pendapatan, fiskal maupun moneter.Untuk memperoleh gambaran mengenai kenaikan harga berbagai barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dari waktu ke waktu dilakukan dengan menghitung indeks harganya.Di Indonesia dikenal dua macam indeks harga yaitu Indeks Harga Konsumen IHK dan Indeks Harga Sembilan Bahan Pokok BIP. Secara sederhana IHK merupakan perbandingan antara harga dengan suatu paket komoditas dari suatu kelompok barang atau jasa market basket pada suatu periode waktu terhadap harganya pada periode waktu yang telah ditentukan tahun dasar. Berdasarkan IHK inilah kemudian didapat besaran angka inflasideflasi, yaitu besarnya persentase perubahan IHK antar periode. Angka inflasideflasi mencerminkan kemampuan daya beli dari uang yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Semakin tinggi inflasi maka semakin rendah daya beli dari uang dan dengan sendirinya semakin rendah pula daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa kebutuhan rumah tangga. Laju inflasi yang tidak terlalu tinggi akan membuat stabilitas tetap terjaga dan roda perekonomian dapat terus bergulir. Secara berkesinambungan sejak tahun 1960- an, BPS telah melakukan pemantauan angka indeks harga. Seiring dengan kemajuan teknologi, penggunaan metode penghitungan angka inflasi, jumlah komoditas, dan cakupan penelitian senantiasa mengalami perkembangan. Harga Konsumen, adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual pedagang eceran dan pembeli konsumen secara eceran. Eceran yang dimaksud adalah membeli suatu barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk dipakai atau 12 dikonsumsi, contoh: sayuran dengan satuan ikat, beras dengan satuan kg, emas dengan satuan gr, dll. Pedagang Eceran, adalah orangpihak yang menjual barangjasanya langsung kepada konsumen atas dasar harga yang disetujui bersama antara kedua belah pihak. Biasanya para konsumenpembeli mengkonsumsi barangjasa yang dibeli tersebut dan tidak diperdagangkan lagi. Tujuan penghitungan IHK dan angka inflasi adalah untuk memantau gejolak perubahan harga di sektor riil yang terjadi di masyarakat. Selain itu, IHK juga dapat dimanfaatkan sebagai: 1. Indikator untuk melihat pertumbuhan ekonomi dan penentuan kebijakan ekonomi secara makro. 2. Dasar penyesuaian atau perbaikan ekskalasi dalam penentuan tingkat upah buruhpekerjakaryawan di suatu daerah. 3. Sebagai deflator penghitungan PDRB. 4. Asumsi dalam penghitungan APBN. 5. Indikator moneter untuk melihat perkembangan nilai mata uang. Mulai juni 2008 penghitungan IHK didasarkan atas pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup SBH 2007. Survei tersebut dilakukan di 66 kota, yang terdiri dari 33 ibukota propinsi dan 33 kabupatenkota 27 kota dan 6 ibukota kabupaten di Indonesia dan mencakup sebanyak 284 – 444 jenis komoditas. Cakupan wilayah dan jumlah komoditas pada pelaksanaan SBH tahun 2007 jauh lebih banyak jika dibanding dengan SBH yang dilakukan pada periode sebelumnya. Sedangkan untuk pengelompokkan setiap jenis komoditas yang pada SBH 2002 terdiri dari 7 kelompok pengeluaran dan 35 sub- kelompok pengeluaran, maka pada SBH 2007 masih sama yaitu dikelompokkan menjadi 7 kelompok pengeluaran dan 35 sub kelompok pengeluaran. Ketujuh kelompok pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut: 13 1. Kelompok Bahan Makanan; 2. Kelompok Makan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau; 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar; 4. Kelompok Sandang; 5. Kelompok Kesehatan; 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga; 7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan. Pencatatan harga barang dan jasa dilakukan dengan frekuensi berbeda-beda sesuai dengan sifat dari masing-masing komoditas barang dan jasa. Pengumpulan data harga konsumen, dan Pemilihan Sampel Pasar. Sebelum melakukan penghitungan IHK, dilakukan pemilihan sampel pasar dan sampel pedagang yang akan dijadikan tempat pencatatanpemantauan data harga barang dan jasa. Pemilihan sampel pasar dilakukan secara purposive random sampling. Beberapa kriteria pasar yang akan dijadikan sebagai tempat pemantauan harga adalah: 1. Relatif besar dan oleh masyarakat setempat pasar tersebut dijadikan sebagai patokanrujukanpembanding baik harga komoditas maupun kualitasmerk dari pasar lainnya di kota yang bersangkutan. 2. Terletak di daerah perkotaan. 3. Berbagai komoditas barang dan jasa dapat ditemui di sana, sehingga uang yang beredar cukup banyak. 4. Banyak masyarakat yang berbelanja di sana. 5. Waktu keramaian berbelanja cukup panjang. Berdasarkan kriteria tersebut, maka pasar yang dipilih sebagai tempat observasipemantauan harga konsumen di Kabupaten Bantul adalah Pasar bantul dan Swalayan. 14 Pemilihan Sampel Pedagang, dari pasar terpilih tersebut, dipilih sampel pedagang eceran yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Berdagang pada tempat yang permanentetaptidak berpindah-pindah. 2. Terjaminnya kesinambungankontinuitas data yang dipantau. 3. Mempunyai persediaan barang yang cukup banyak, baik kuantitasjumlah maupun jenis komoditasnya. 4. Harga yang dipantau dari pedagang bersangkutan merupakan price leader, yaitu cukup berpengaruh terhadap harga bagi pedagang lainnya. Selain pedagang eceran, responden pencatatan data harga konsumen juga mencakup tempat-tempat yang memberikan pelayanan jasa seperti praktek dokter, tempat pangkas rambut, salon kecantikan, rumah sakit, sekolahperguruan tinggi, pengelola parkir, bengkel kendaraan bermotor, pembantu rumah tangga, usaha kostkontrakan, dan lainnya. Untuk setiap komoditas barang dan jasa dipilih sebanyak tiga sampai empat sampel pedagang sebagai responden. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur stabilitas ekonomi adalah kestabilan harga.Harga yang merupakan resultante atau hasil interaksi antara permintaan demand dan penawaran supply barang dan jasa yang beredar di masyarakat, perlu dipantau perkembangannya sebagai salah satu indikator penentu kebijakan pemerintah di bidang pendapatan, fiskal maupun moneter.Untuk memperoleh gambaran mengenai kenaikan harga berbagai barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dari waktu ke waktu dilakukan dengan menghitung indeks harganya.Di Indonesia dikenal dua macam indeks harga yaitu Indeks Harga Konsumen IHK dan Indeks Harga Sembilan Bahan Pokok BIP. Secara sederhana IHK merupakan perbandingan antara harga dengan suatu paket komoditas dari suatu kelompok barang atau jasa market basket pada suatu periode 15 waktu terhadap harganya pada periode waktu yang telah ditentukan tahun dasar.Berdasarkan IHK inilah kemudian didapat besaran angka inflasideflasi, yaitu besarnya persentase perubahan IHK antar periode.Angka inflasideflasi mencerminkan kemampuan daya beli dari uang yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.Semakin tinggi inflasi maka semakin rendah daya beli dari uang dan dengan sendirinya semakin rendah pula daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa kebutuhan rumah tangga. Laju inflasi yang tidak terlalu tinggi akan membuat stabilitas tetap terjaga dan roda perekonomian dapat terus bergulir. Secara berkesinambungan sejak tahun 1960-an, BPS telah melakukan pemantauan angka indeks harga.Seiring dengan kemajuan teknologi, penggunaan metode penghitungan angka inflasi, jumlah komoditas, dan cakupan penelitian senantiasa mengalami perkembangan.

2.1.3 ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average