PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP BEBAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Listing di BEI tahun 2010-2013)

(1)

iii

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP BEBAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang

Listing di BEI tahun 2010-2013)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

Hardtam Perdana Putra 201010170311353

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat serta Hidayah-Nya, maka peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP BEBAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Listing di BEI tahun 2010-2013)”.

Disadari bahwa, tidaklah sanggup peneliti menyelesaikan skripsi ini seorang diri, maka dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah dan Ibu serta Adik-adikku, selaku motivator utama dalam

penyelesaian penelitian ini.

2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

3. Ibu Dra. Siti Zubaidah, M.M., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

4. Bapak Drs. Dhaniel Syam, M.M., Ak., CA dan Bapak Drs. A. Waluyo Jati,

M.M selaku Pembimbing Skripsi

5. Bapak dan Ibu Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas


(5)

vii

6. Semua pihak yang belum tercantum, terimakasih atas bantuan dan

motivasinya kepada penulis

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengaharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, September 2014


(6)

viii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu ... 7

B. Landasan Teori 1. Strukutur Modal a. Pengertian Struktur Modal ... 8

b. Komponen Struktur Modal ... 8

c. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 9

2. Pajak a. Pengertian Pajak ... 11

b. Jenis-Jenis Pajak ... 12

c. Pengertian Pajak Penghasilan ... 14

d. Objek Pajak Penghasilan ... 14

e. Bukan Objek Pajak Penghasilan ... 17

f. Biaya yang Bisa Mengurangi Penghasilan Bruto ... 19


(7)

ix

h. Tarif Pajak ... 23

i. Pajak Kini dan Pajak Tangguhan ... 24

j. Pengaruh Pajak terhadap Wajib Pajak Badan (Perusahaan) ... 25

C. Hipotesis Penelitian ... 26

D. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 26

III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 28

B. Jenis Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 28

D. Jenis dan Sumber Data ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen ... 30

2. Variabel Independen ... 30

G. Teknik Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif ... 31

2. Uji Normalitas ... 31

3. Uji Regresi Sederhana/ Tunggal ... 31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian 1. Struktur Modal ... 33

2. Beban Pajak Penghasilan ... 35

B. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 37

2. Uji Normalitas ... 38

3. Uji Regresi Tunggal/ Sederhana ... 39

C. Pembahasan ... 41

V. KESIMULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45


(8)

x

B. Keterbatasan ... 45 C. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA ... 47


(9)

xi

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Tabel 1 Tarif Pajak Untuk WP Badan 24

2. Tabel 2 Kriteria Pengambilan Sampel 29

3. Tabel 3 Descriptive Statistics 37

4. Tabel 4 Normalitas Data 38

5. Tabel 5 Model Sumarry 39

6. Tabel 6 Anova 40


(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

NO. Judul

1. Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan

2. Lampiran 2 Hutang Jangka Panjang Tahun 2010-2013

3. Lampiran 3 Ekuitas tahun 2010-2013

4. Lampiran 4 Rasio Debt to Equity tahun 2013

5. Lampiran 5 Rasio Debt to Equity tahun 2012

6. Lampiran 6 Rasio Debt to Equity tahun 2011

7. Lampiran 7 Rasio Debt to Equity tahun 2010

8. Lampiran 8 Rekapitulasi Rasio Debt to Equity Tahun 2010-2013

9. Lampiran 9 Rekapitulasi Beban Pajak Penghasilan 2010-2013


(11)

xiii

Daftar Pustaka

Agoes, Sukrisno dan Estralia Trisnawati. 2007. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2006. Management Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. Modul Pelatihan Perpajakan Brevet A dan B.Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

Pemerintah RI. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Jakarta.

Pemerintah RI. 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Jakarta.

Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak. Jakarta: Erlangga.

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Sari, Nita Dian. 2009. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Beban Pajak

Penghasilan. Skripsi tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4.

Yogyakarta: BPFE.

Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Setyawan, Setu. 2012. Diktat Mata Kuliah Perpajakan II. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Edisi Kedua. Malang: UMM Press.


(12)

xiv

Wibowo, Erik. 2009. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Beban Pajak Penghasilan. Skripsi tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Www.idx.co.id www.ortax.org Www.pajak.go.id

Zain, Muhamad. 2007. Manajemen Perpajakan Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beban pajak merupakan hal yang dianggap krusial bagi perusahaan, karena apabila beban pajak suatu perusahaan itu tinggi maka laba bersih yang nantinya akan diterima oleh perusahaan pun juga akan berkurang. Dewasa ini, banyak perusahaan menginginkan beban pajak seminim mungkin, sehingga mereka melakukan banyak cara untuk menekan beban pajaknya seminim mungkin, bahkan beberapa perusahaan menggunakan beberapa cara yang seharusnya tidak diperbolehkan menurut peraturan perpajakan.

Strategi yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk menekan beban pajak biasanya dengan mengelola taxable income dan deductible expenses. Taxable income dapat dikelola dengan cara melakukan penilaian sumber-sumber pendapatan perusahaan. Sementara salah satu cara untuk menekan beban pajak dengan mengelola deductible expenses dapat dilakukan dengan pilihan sumber-sumber pembiayaan perusahaan.

Utang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang berdampak pada beban pajak. Semakin besar sumber modal dari utang, maka semakin besar bunga yang harus dibayar. Dengan demikian beban perusahaan juga semakin besar dan beban pajak semakin rendah.

Masalah yang dihadapi perusahaan terkait dengan penambahan modal terutama mengenai dari mana sumber modal tersebut diperoleh dan bagaimana komposisinya. Modal dapat diperoleh melalui dua sumber, yaitu sumber internal


(14)

2

perusahaan yang berasal dari arus kas bersih dari hasil usaha dan sumber eksternal perusahaan melalui pernerbitan saham baru, atau mencari hutang melalui kreditur, baik dari lembaga keuangan/perbankan atau dengan menerbitkan obligasi di pasar modal.

Permasalahan yang sebenarnya akan muncul setelah perusahaan melakukan penambahan dana untuk modal, yaitu bagaimana komposisi modal atau lebih sering dikenal dengan istilah struktur modal perusahaan. Komposisi tersebut dipertimbangkan dalam rangka meminimalisir risiko yang mungkin akan terjadi dan harus ditanggung sebagai akibat dari sebuah keputusan yang diambil. Struktur modal yang optimal dapat menekan biaya modal (cost of capital) yang pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat pengembalian ekonomis (economic return) dan nilai perusahaan.

Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur modal secara matematis, scientific dan atas dasar penelitian yang terus-menerus. MM juga mengembangkan dalam kondisi ada pajak pengahasilan perusahaan. Perusahaan yang memiliki laverage akan memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan tanpa laverage. Kenaikan nilai perusahaan terjadi karena pembayaran bunga atas utang merupakan pengurang pajak oleh karena itu laba operasi yang mengalir kepada investor menjadi semakin besar (Sartono, 2012; 236).

Menurut Sartono (2010; 225) struktur modal adalah perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam


(15)

3

memaksimalkan labanya, perusahaan harus mampu menilai dan mengelola struktur modalnya yang akan berpengaruh terhadap laba perusahaan dan memahami risiko yang akan ditanggungnya. Keputusan pembiayaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan termasuk biaya modalnya, biaya modal perusahaan akan semakin menurun dengan semakin besarnya komposisi hutang yang dipergunakan. Penggunaan hutang akan menurunkan biaya modal dan meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi, semakin tinggi tingkat hutang akan meningkatkan risiko yang harus ditanggung perusahaan. Dengan propoorsi hutang yang makin besar akan berpengaruh pula pada kemungkinan perolehan rating perusahaan. Sehingga komposisi dan proporsi dalam penggunaan hutang dan sumber pendanaan lainnya harus dapat diperhitungkan dengan tepat karena keputusan penggunaan struktur modal yang buruk akan menimbulkan biaya modal yang tinggi, sehingga dapat menurunkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Ketika sebuah perusahaan berekspansi, perusahaan akan membutuhkan modal, dan modal tersebut dapat berasal dari utang maupun ekuitas. Utang memiliki dua keunggulan penting. Pertama, bunga yang dibayarkan dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan menurunkan biaya efektif utang tersebut. Kedua, kreditor akan mendapatkan pengembalian dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi keuntungannya jika bisnis berjalan dengan sangat baik.

Namun, utang juga memiliki kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio utang, maka perusahaan tersebut akan semakin berisiko, sehingga semakin tinggi pula biaya dari baik utang maupun ekuitasnya. Kedua, jika sebuah perusahaan


(16)

4

mengalami masa-masa sulit dan laba operasi tidak cukup untuk menutupi beban bunga, para pemegang sahamnya yang harus menutupi kekurangan tersebut, dan jika mereka tidak dapat melakukannya, maka akan terjadi kebangkrutan pada perusahaan tersebut (Brigham & Houston, 2007; 5).

Selain utang, sumber pendanaan juga dapat berasal dari modal sendiri yang berasal dari pemilik unit usaha dan dari mengedarkan saham biasa maupun saham preferen. Dengan penggunaan modal sendiri maka perusahaan akan mempunyai tingkat risiko yang rendah, namun tidak dapat mengurangkan jumlah pajak yang di bayar. Saham biasa maupun saham preferen berasal dari investor luar. Peredaran saham tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap beban pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan karena pembayaran dividen diambil dari laba setelah pajak, sehingga tidak mengurangi pembayaran pajak. Dari beberapa penjelasan mengenai bagian-bagian dari struktur modal, maka perusahaan harus mampu untuk mengupayakan perimbangan komposisi dalam perolehan sumber dana dengan optimal.

Sartono (2010; 248) mengungkapkan bahwa terlepas dari pendekatan mana yang akan diambil untuk menentukan struktur modal yang optimal, para manajer keuangan perlu mempertimbangkan faktor penting seperti struktur aset. Ditinjau dari struktur aset perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar, hal ini disebabkan karena dari skala perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang perusahaan.


(17)

5

Perusahaan pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang memiliki jumlah aset terutama aset tetap dalam jumlah besar. Hal ini juga dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pajaknya. Karena aset tetap dapat disusutkan secara bertahap sesuai masa manfaatnya. Penyusutan tersebut akan meringankan pajak yang akan dibayarkan. Mengingat perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang menghasilkan produk yang digunakan sebagai sumber energi terbesar untuk kehidupan. Segala yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tambang membutuhkan biaya dalam jumlah besar. Berdasarkan teori struktur modal yang telah dijelaskan bahwa keputusan pembiayaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan termasuk biaya modalnya, biaya modal perusahaan akan semakin menurun dengan semakin besarnya komposisi hutang yang dipergunakan. Penggunaan hutang akan menurunkan biaya modal dan meningkatkan nilai perusahaan dan dengan penggunaan hutang pada struktur modal dapat memberikan perlindungan pajak. Artinya melihat proporsi jumlah hutang pada perusahaan pertambangan secara otomatis akan mempengaruhi penekanan terhadap beban pajak yang dibayar perusahaan.

Berangkat dari paparan diatas, bahwa pengelolaan struktur modal berpengaruh terhadap laba perusahaan, sedangkan laba berpengaruh terhadap beban pajak penghasilan, maka peneliti berusaha membuktikan perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dengan cara pengelolaan struktur modal perusahaan. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian pengaruh struktur modal terhadap beban pajak penghasilan yang pernah dilakukan oleh Sari dan Wibowo dengan mengganti objek penelitian dari perusahaan manufaktur


(18)

6

dan jasa menjadi perusahaan pertambangan dan laporan keuangan yang dipakai merupakan laporan keuangan yang terbaru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan dalam latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalahnya adalah: “Apakah struktur modal berpengaruh terhadap beban pajak penghasilan?”

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dari penelitian ini terfokus pada rumusan masalah yang diajukan, maka penelitian difokuskan pada perusahaan-perusahaan pertambangan yang tedaftar di BEI tahun 2010-2013.

D. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada dan tidaknya pengaruh struktur modal pada perusahaan pertambangan terhadap beban pajak penghasilan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan hasil penelitian ini adalah untuk memberi bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal terhadap beban pajak penghasilan serta menambah keilmuan tentang struktur modal dan metode DER.


(1)

A. Latar Belakang

Beban pajak merupakan hal yang dianggap krusial bagi perusahaan, karena apabila beban pajak suatu perusahaan itu tinggi maka laba bersih yang nantinya akan diterima oleh perusahaan pun juga akan berkurang. Dewasa ini, banyak perusahaan menginginkan beban pajak seminim mungkin, sehingga mereka melakukan banyak cara untuk menekan beban pajaknya seminim mungkin, bahkan beberapa perusahaan menggunakan beberapa cara yang seharusnya tidak diperbolehkan menurut peraturan perpajakan.

Strategi yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk menekan beban pajak

biasanya dengan mengelola taxable income dan deductible expenses. Taxable

income dapat dikelola dengan cara melakukan penilaian sumber-sumber

pendapatan perusahaan. Sementara salah satu cara untuk menekan beban pajak

dengan mengelola deductible expenses dapat dilakukan dengan pilihan

sumber-sumber pembiayaan perusahaan.

Utang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang berdampak pada beban pajak. Semakin besar sumber modal dari utang, maka semakin besar bunga yang harus dibayar. Dengan demikian beban perusahaan juga semakin besar dan beban pajak semakin rendah.

Masalah yang dihadapi perusahaan terkait dengan penambahan modal terutama mengenai dari mana sumber modal tersebut diperoleh dan bagaimana komposisinya. Modal dapat diperoleh melalui dua sumber, yaitu sumber internal


(2)

perusahaan yang berasal dari arus kas bersih dari hasil usaha dan sumber eksternal perusahaan melalui pernerbitan saham baru, atau mencari hutang melalui kreditur, baik dari lembaga keuangan/perbankan atau dengan menerbitkan obligasi di pasar modal.

Permasalahan yang sebenarnya akan muncul setelah perusahaan melakukan penambahan dana untuk modal, yaitu bagaimana komposisi modal atau lebih sering dikenal dengan istilah struktur modal perusahaan. Komposisi tersebut dipertimbangkan dalam rangka meminimalisir risiko yang mungkin akan terjadi dan harus ditanggung sebagai akibat dari sebuah keputusan yang diambil. Struktur modal yang optimal dapat menekan biaya modal (cost of capital) yang

pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat pengembalian ekonomis (economic

return) dan nilai perusahaan.

Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur modal secara matematis, scientific dan atas dasar penelitian yang terus-menerus. MM juga mengembangkan dalam kondisi ada pajak pengahasilan perusahaan. Perusahaan yang memiliki laverage akan memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan tanpa laverage. Kenaikan nilai perusahaan terjadi karena pembayaran bunga atas utang merupakan pengurang pajak oleh karena itu laba operasi yang mengalir kepada investor menjadi semakin besar (Sartono, 2012; 236).

Menurut Sartono (2010; 225) struktur modal adalah perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam


(3)

memaksimalkan labanya, perusahaan harus mampu menilai dan mengelola struktur modalnya yang akan berpengaruh terhadap laba perusahaan dan memahami risiko yang akan ditanggungnya. Keputusan pembiayaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan termasuk biaya modalnya, biaya modal perusahaan akan semakin menurun dengan semakin besarnya komposisi hutang yang dipergunakan. Penggunaan hutang akan menurunkan biaya modal dan meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi, semakin tinggi tingkat hutang akan meningkatkan risiko yang harus ditanggung perusahaan. Dengan propoorsi hutang yang makin besar akan berpengaruh pula pada kemungkinan perolehan rating perusahaan. Sehingga komposisi dan proporsi dalam penggunaan hutang dan sumber pendanaan lainnya harus dapat diperhitungkan dengan tepat karena keputusan penggunaan struktur modal yang buruk akan menimbulkan biaya modal yang tinggi, sehingga dapat menurunkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Ketika sebuah perusahaan berekspansi, perusahaan akan membutuhkan modal, dan modal tersebut dapat berasal dari utang maupun ekuitas. Utang memiliki dua keunggulan penting. Pertama, bunga yang dibayarkan dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan menurunkan biaya efektif utang tersebut. Kedua, kreditor akan mendapatkan pengembalian dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi keuntungannya jika bisnis berjalan dengan sangat baik.

Namun, utang juga memiliki kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio utang, maka perusahaan tersebut akan semakin berisiko, sehingga semakin tinggi pula biaya dari baik utang maupun ekuitasnya. Kedua, jika sebuah perusahaan


(4)

mengalami masa-masa sulit dan laba operasi tidak cukup untuk menutupi beban bunga, para pemegang sahamnya yang harus menutupi kekurangan tersebut, dan jika mereka tidak dapat melakukannya, maka akan terjadi kebangkrutan pada perusahaan tersebut (Brigham & Houston, 2007; 5).

Selain utang, sumber pendanaan juga dapat berasal dari modal sendiri yang berasal dari pemilik unit usaha dan dari mengedarkan saham biasa maupun saham preferen. Dengan penggunaan modal sendiri maka perusahaan akan mempunyai tingkat risiko yang rendah, namun tidak dapat mengurangkan jumlah pajak yang di bayar. Saham biasa maupun saham preferen berasal dari investor luar. Peredaran saham tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap beban pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan karena pembayaran dividen diambil dari laba setelah pajak, sehingga tidak mengurangi pembayaran pajak. Dari beberapa penjelasan mengenai bagian-bagian dari struktur modal, maka perusahaan harus mampu untuk mengupayakan perimbangan komposisi dalam perolehan sumber dana dengan optimal.

Sartono (2010; 248) mengungkapkan bahwa terlepas dari pendekatan mana yang akan diambil untuk menentukan struktur modal yang optimal, para manajer keuangan perlu mempertimbangkan faktor penting seperti struktur aset. Ditinjau dari struktur aset perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar, hal ini disebabkan karena dari skala perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang perusahaan.


(5)

Perusahaan pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang memiliki jumlah aset terutama aset tetap dalam jumlah besar. Hal ini juga dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pajaknya. Karena aset tetap dapat disusutkan secara bertahap sesuai masa manfaatnya. Penyusutan tersebut akan meringankan pajak yang akan dibayarkan. Mengingat perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang menghasilkan produk yang digunakan sebagai sumber energi terbesar untuk kehidupan. Segala yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tambang membutuhkan biaya dalam jumlah besar. Berdasarkan teori struktur modal yang telah dijelaskan bahwa keputusan pembiayaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan termasuk biaya modalnya, biaya modal perusahaan akan semakin menurun dengan semakin besarnya komposisi hutang yang dipergunakan. Penggunaan hutang akan menurunkan biaya modal dan meningkatkan nilai perusahaan dan dengan penggunaan hutang pada struktur modal dapat memberikan perlindungan pajak. Artinya melihat proporsi jumlah hutang pada perusahaan pertambangan secara otomatis akan mempengaruhi penekanan terhadap beban pajak yang dibayar perusahaan.

Berangkat dari paparan diatas, bahwa pengelolaan struktur modal berpengaruh terhadap laba perusahaan, sedangkan laba berpengaruh terhadap beban pajak penghasilan, maka peneliti berusaha membuktikan perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dengan cara pengelolaan struktur modal perusahaan. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian pengaruh struktur modal terhadap beban pajak penghasilan yang pernah dilakukan oleh Sari dan Wibowo dengan mengganti objek penelitian dari perusahaan manufaktur


(6)

dan jasa menjadi perusahaan pertambangan dan laporan keuangan yang dipakai merupakan laporan keuangan yang terbaru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan dalam latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalahnya adalah: “Apakah struktur modal berpengaruh

terhadap beban pajak penghasilan?”

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dari penelitian ini terfokus pada rumusan masalah yang diajukan, maka penelitian difokuskan pada perusahaan-perusahaan pertambangan yang tedaftar di BEI tahun 2010-2013.

D. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada dan tidaknya pengaruh struktur modal pada perusahaan pertambangan terhadap beban pajak penghasilan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan hasil penelitian ini adalah untuk memberi bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal terhadap beban pajak penghasilan serta menambah keilmuan tentang struktur modal dan metode DER.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

0 75 93

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, BEBAN PAJAK, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI)

3 36 25

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (STUDI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG LISTING DI BEI TAHUN 2010-2013)

6 62 59

ANALISIS PENGARUH PAJAK TANGGUHAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI pada Tahun 2011-2013)

0 8 48

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di BEI Tahun 2010-2012.

0 0 24

Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

12 27 27

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI 2010-2013

0 0 17

PENGARUH BEBAN PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING. (Studi Empiris pada Perusahaan Multinasional yang Listing di BEI Periode 2015-2017)

1 10 19

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2013) - repository perpustakaan

0 0 19

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2013-2016)

0 1 16