ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI 2010-2013

  

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR

MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BEI 2010-2013

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Jurusan Akuntansi Oleh :

  

NORMA PARAMITHA

NIM : 2010310238

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

S U R A B A Y A

  

2015

  

PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

  N a m a : Norma Paramitha Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 15 Agustus 1992 NIM : 2010310238 Jurusan : Akuntansi Program Pendidikan : Strata 1 Konsentrasi : Keuangan J u d u l : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada

  Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI 2010- 2013

  Disetujui dan diterima baik oleh :

  Dosen Pembimbing, Tanggal : ............................

  (Prof. Dr. Drs. R. Wilopo, M.Si., Ak. CFE) Ketua Program Sarjana Akuntansi Tanggal : .............................

  (Dr.Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si.)

  1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR

  

MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BEI 2010-2013

Norma Paramitha

2010310238

  Email :

  

ABSTRACT

This study aimstodetermine the factorsthatinfluence thecapitalstructureona

miningcompanylisted onthe Indonesia Stock Exchange. Independent variables usedare firm

size, growth,profitability, ownership structure andbusinessrisks, while thedependent

variableused is thecompany's capital structure. The method usedispurposive sampling

methodandobtained a sample of8companies. Datawere analyzedbythe classical assumption,

namelynormality test,multicollinearityandheteroscedasticity testusingSPSSversion16.00.

Based on the resultsof this study concludedthatthe size ofthe company,growth,profitability,

ownership structureand the businessrisks has no influence onthe company's capitalstructure.

  Key words: Size, Growth, Profitability, Ownership Structure and Business Risk PENDAHULUAN

  Dunia usaha mengalami kemunduran saat ini. Banyak hal yang menyebabkan permasalahan keuangan yang berimbas pada sulitnya perusahaan mendapatkan pinjaman guna pendanaan perusahaan. Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri, tingkat suku bunga bank serta tingkat inflasi yang berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan untuk melakukan pinjaman. Fenomena yang terjadi saat ini adalah menurunnya harga minyak dalam pasar Cina yang menunjukkan situasi terburuk dalam lima tahun terakhir yang sampai pada tingkat terendah di tahun 2009. Pasar modal Amerika dan Eropa juga jatuh selama dua hari berturut - turut sejak dibuka awal pekan lalu. Hal ini diakibatkan kekhawatiran bahwa turunnya harga minyak akan mengakibatkan memburuknya perekonomian dunia. Dampak dari peristiwa ini, pasar saham

  Yunani sampai ajlok 13 persen. Contoh kejadian tersebut pastinya berdampak pada struktur modal perusahaan. Untuk menghadapi permasalahan tersebut perusahaan harus cermat dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan struktur modal.

  Struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen suatu perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan modal sendiri. Jika realisasi hutang dibawah target, maka memerlukan pinjaman lebih dan apabila rasio hutang melebihi target, maka saham akan dijual (Margaretha, 2011:112). Tujuan dari manajemen struktur modal adalah untuk menggabungkan berbagai sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasionalnya pada waktu tertentu (Ahmad dan Herni, 2010:138). Hasil yang akan didapatkanyaitu biaya modal yang minimum dan harga saham yang maksimum. Pengertian struktur

  • –2013 berpengaruh terhadap struktur modal? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dari ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, struktur modal dan risiko bisnis terhadap struktur modal di perusahaan sektor pertambangan.

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

  2 modal berbeda dengan struktur keuangan, dimana struktur keuangan menggambarkan susunan keseluruhan pos neraca sisi kredit yang terdiri dari hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang dan modal sendiri. Jadi, perbedaannya terletak pada sebagian atau keseluruhan hutang suatu perusahaan dengan modal sendiri.

  Adapun aspek-aspek yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan struktur modal yaitu, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, struktur kepemilikan dan risiko bisnis. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Saidi, 2004). Pertumbuhan perusahaan dianggap mampu untuk memberikan kesempatan berinvestasi bagi para investor serta aspek-aspek positif lainnya untuk mendukung kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Karena investor menilai perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi merupakan prospek yang menguntungkan sehingga diharapkan akan memberikan return yang tinggi pula. Profitabilitas memiliki prioritas penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup pada suatu usaha dalam periode jangka panjang. Hal ini dikarenakan profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat risiko yang akan ditanggung pemegang saham beserta rate of return yang diharapkan perusahaan yaitu besar kecilnya keputusan struktur modal suatu perusahaan.

  Penelitian tentang struktur modal telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti yang dilakukan Glenn Indrajaya, Herlina, Rini Setiadi (2011) yang meneliti pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, dan risiko bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan sector pertambangan yang listing di BEI periode 2004-2007, Seftianne & Ratih Handayani (2011) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur, Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui apakah ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, struktur modal dan risiko bisnis pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2010

  Trade-Off Theory Trade-Off Theory menyatakan bahwa tiap-

  tiap perusahaan dapat menentukan rasio hutang perusahaannya secara optimal. Dalam menentukan struktur modal yang optimal, perusahaan dapat memasukkan beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya yaitu biaya keagenan (agency

  costs), pajak dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap

  memperhatikan asumsi efisiensi pasar dan

  asymmetric information . Donaldson

  (1961) dalam Glenn (2011) melakukan riset terhadap struktur modal perusahaan di Amerika Serikat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan- perusahaan di Amerika Serikat yang memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung memiliki rasio hutang yang rendah. Hal ini berbanding terbalik dengan

  Trade-Off Theory dimana teori ini tidak

  dapat menjelaskan hubungan negatif antara tingkat profitabilitas dan rasio hutang. Dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan harus menentukan target struktur modal. Biaya dan keuntungan

  (return) akibat dari penggunaan hutang

  yaitu sama. Hal ini dikarenakan struktur modal pada perusahaan tersebut dapat memaksimalkan nilai perusahaannya.

  3 Agency Theory Teori ini menyatakan bahwa adanya hubungan agency yaitu hubungan mengenai adanya pemisahan antara pemilik dan pengelola (manajemen) dalam suatu perusahaan (Lina dan Joni, 2010).

  Pecking Order Theory tidak

  Ukuran Perusahaan

  Keputusan pendanaan adalah keputusan tentang asal mula dana yang diperoleh untuk membeli aktiva perusahaan. Terdapat dua macam sumber dana, yaitu dana pinjaman (hutang) atau biasa disebut sebagai sumber dana eksternal yang berasal dari luar perusahaan, seperti kreditur dan modal sendiri yang disebut sebagai sumber dana internal yang berasal dari dalam perusahaan seperti laba ditahan (I Made, 2011:3).

  Keputusan Pendanaan

  dengan investor (shareholder). Karena adanya asymmetric information dari waktu ke waktu, maka perusahaan harus menjaga kapasitas cadangan pinjamannya.

  Signaling Theory didasari oleh adanya asymmetric information antara manajer

  yang diambil manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor mengenai cara pandang manajemen terhadap prospek perusahaan, baik saat ini maupun dimasa yang akan datang (Brigham dan Houston, 2006:40).

  Signaling Theory Signal atau isyarat adalah suatu tindakan

  menjelaskan adanya target dalam struktur modal tetapi menjelaskan adanya tahapan dalam menggunakan pendanaan manakah yang akan digunakan berdasarkan tingkat risiko yang ada.

  Perusahaan dapat mengantisipasi apabila terjadi kekurangan atau kelebihan dari persediaan kas karena adanya faktor kebijakan dividen yang tetap serta adanya kesempatan untuk berinvestasi yaitu dengan mengambil portofolio investasi yang tersedia.

  Pemisahan ini dapat terjadi karena pemilik melakukan diversifikasi portofolio dengan mendelegasikan kewenangan dan pengambilan keputusan oleh manajer dalam mengelola financial perusahaannya. Teori ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda.

  d.

  Adanya kebijakan dividen yang tetap yaitu dimana perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran dividen yang tetap dan tidak terpengaruh dengan besar kecilnya perusahaan tersebut dalam memperoleh laba.

  c.

  Apabila perusahaan membutuhkan sumber dana eksternal, maka hal pertama yang akan dilakukan perusahaan yaitu memilih sekuritas yang paling aman yaitu hutang dengan tingkat risiko yang paling rendah. Kedua memilih hutang dengan tingkat risiko yang lebih tinggi sampai dengan pilihan terakhir yaitu memilih saham biasa.

  b.

  information yang dapat terjadi daripada sumber dana eksternal.

  Sumber dana internal akan lebih dipilih oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan sumber dana internal lebih dapat meminimalisir adanya asymmetric

  profitabilitas yang tinggi dalam suatu perusahaan maka memiliki hutang yang relatif kecil (Lina dan Joni, 2010). Teori ini menyatakan bahwa tidak terdapat adanya struktur modal yang optimal. Gitman (2009) mengatakan bahwa terdapat tahap-tahap dalam memilih sumber pendanaan perusahaan, yaitu: a.

  Pecking Order Theory Pecking Order Theory menyatakan bahwa

  Gambaran kemampuan financial suatu perusahaan pada waktu tertentu dapat tercermin dalam ukuran perusahaan. Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan merupakan cerminan seberapa besar tingkat risiko yang akan dihadapi oleh para investor sebelum mereka melakukan investasi pada perusahaan tersebut (Lina

  4 dan Joni, 2010). Seperti yang telah dijelaskan dalam Trade-Off Theory bahwa umumnya perusahaan besar memiliki kemungkinan yang kecil dalam menghadapi risiko kebangkrutan. Brigham dan Houston (2011:198) mengatakan bahwa keputusan struktur modal suatu perusahaan ditentukan dengan besar kecilnya ukuran suatu perusahaan.

  para investor (outsider) (Sugiarto, 2009:59). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa struktur kepemilikan merupakan bagian antara kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen dalam kepemilikan saham suatu perusahaan.

  (business risk) dan risiko keuangan (financial risk) (Margaretha, 2011:113).

  Terdapat dua jenis risiko, yaitu risiko binis

  Risiko Bisnis

  2. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan proporsi pemegang saham oleh manajemen yang berkontribusi secara aktif dalam pengambilan keputusan perusahaan selain direktur dan komisaris (Rimba, 2010). Kepemilikan saham oleh pihak manajerial oleh beberapa peneliti dipercaya mampu untuk pengendalian.

  1. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah proporsi saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan bank atau kepemilikan institusi lainnya (Elva, 2012). Institusi dapat diartikan sebagai suatu lembaga yang memiliki kepentingan cukup besar terhadap investasi, salah satunya yaitu investasi saham. Institusi memantau perkembangan terkait dengan investasi yang dijalankannya sehingga potensi adanya kecurangan dapat diminimalisir karena tingkat pengendalian yang tinggi diberikan terhadap tindakan manajemen dan institusi melakukannya secara profesional.

  Struktur kepemilikan umumnya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

  (insider) dengan jumlah yang dimiliki oleh

  Pertumbuhan Perusahaan

  Struktur kepemilikan merupakan susunan kepemilikan saham yang dimiliki. Susunan kepemilikan saham tersebut yakni perbdaningan antara jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam perusahaan

  Struktur Kepemilikan

  investasi maka perusahaan tersebut akan menggunakan hutang yang relatif rendah (Brigham dan Houston, 2011:198). Tingkat pengembalian (rate of retun) perusahaan yang tinggi memungkinkan perusahaan tersebut untuk membiayai kebutuhan pendanaannya dengan sumber dana internal. Selain itu profitabilitas dapat diartikan sebagai ukuran dalam menentukan keseluruhan efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh, baik melalui penjualan maupun dengan investasi (Fahmi, 2011:135).

  return) perusahaan yang sangat tinggi atas

  Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas dan modal (Harahap, 2013:304). Profitabilitas merupakan tingkat pengembalian (rate of

  Profitabilitas

  Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu cerminan dari perkembangan bisnis yang dikelola oleh suatu perusahaan pada periode saat ini yang kemudian dibandingkan dengan periode sebelumnya (Rachmawati dan Pancawati, 2012). Dapat disimpulkan pengertian pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukuran perusahaan. Perusahaan yang tumbuh dengan tinggi dapat terlihat dari keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut.

  Risiko bisnis merupakan risiko yang

  5 dihadapi perusahaan dari adanya kegiatan bisnisyang akan terjadi apabila perusahaan tidak menggunakan dana hutang yang dimilikinya. Sedangkan menurut Glenn dan Rini (2011), risiko bisnis merupakan risiko utama yang selalu dimiliki perusahaan dan risiko keuangan (financing

  risk) yang dianggap sebagai risiko lainnya

  di dalam perusahaan akibat penggunaan hutang oleh perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa risiko bisnis merupakan suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan oleh siapapun, baik saat ini maupun yang akan datang yang pasti akan dihadapi seluruh perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisninya.

  Modal

  Modal yaitu aktiva tetap yang digunakan untuk beroperasi (Margaretha, 2011:119). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal aktif dan modal pasif. Brigham dan Houston (2006:62) menyatakan bahwa modal adalah jumlah dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa, atau pos-pos tersebut ditambah dengan hutang jangka pendek yang dikenakan beban bunga. Definisi modal dalam Standar Akuntansi Keuangan ialah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi kewajiban (IAI, 2009:9). Modal dibagi menjadi dua jenis pengertian, yaitu : a.

  Modal Abstrak – Konkrit, modal abstrak/capital value suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu adalah relatatif permanen, sedangkan modal konkrit/capital goods mengalami perubahan atau tidak tetap.

  b.

  Modal Aktif – Pasif, modal aktif adalah modal yang berada disebelah debet dari neraca atau sebelah kanan dari neraca dimana modal menggambarkan sumber seluruh dana yang diperoleh perusahaan diutamakan. Sedangkan modal pasif adalah modal yang menggambarkan bentuk-bentuk asal mula dana yang diperoleh perusahaan. Pembagian modal aktif ini ditentukan oleh cara dan lamanya rotasi. Modal aktif terbagi antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Perbdaningan antara kedua aktiva tersebut akan menentukan besar kecilnya kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan. Selain itu aktiva juga bisa dibedakan berdasarkan fungsi bekerjanya yaitu modal aktif dibedakan dalam modal kerja (working capital

  assets) dan aktiva, modal aktif

  dibedakan dalam modal kerja (working

  capital assets) dan aktiva tetap (fixed capital assets). Pembagian modal pasif

  ditentukan berdasarkan asal mula dana tersebut diperoleh. Modal pasif terbagi atas modal sendiri dan modal asing. Selain itu dapat ditinjau berdasarkan dari lamanya penggunaan. Modal pasif terbagi antara modal jangka panjang dan modal jangka pendek.

  Struktur Modal

  Struktur modal adalah suatu pengkombinasian atau perimbangan antara hutang dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan modal (Sri, 2010:1). Struktur modal merupakan suatu bagian atau persentase dalam menentukan pemenuhan kebutuhan pembelanjaan perusahaan (Ahmad dan Herni, 2010:137). Menurut Fahmi (2012:185) struktur modal merupakan gambaran dari proporsi financial perusahaan antara modal yang dimiliki perusahaan dengan bersumber dari hutang jangka panjang dan modal sendiri untuk pembiayaan pembelanjaan perusahaan. Pengertian yang berbeda mengenai struktur modal perusahaan yaitu komposisi hutang dengan ekuitas (Suko, 2006). Tujuan struktur modal adalah “menggabungkan sumber pendanaan yang digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara memaksimalkan harga saham dan meminimalkan biaya modal serta menyeimbangkan antara risiko dengan tingkat pengembaliannya ” (Pratiwi, 2011). Dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan kombinasi antara hutang (dana

  6 luar) dan modal sendiri (dana dalam) perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk operasional perusahaan.

  FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL Ukuran Perusahaan

  Besar kecilnya suatu perusahaan dapat tercermin dalam ukuran perusahaan tersebut. Cerminan tersebut memberikan isyarat bahwa ukuran suatu perusahaan menentukan seberapa besar perusahaan tersebut untuk memiliki kesempatan di dalam mendapatkan sumber dana dari berbagai pihak, khususnya para investor. Perusahaan yang menggunakan modal asing relatif tinggi, biasanya terdapat pada perusahaan dengan ukuran yang besar. Dapat ditelaah bahwa perusahaan dengan ukuran besar jelas memiliki kebutuhan pendanaan yang lebih besar pula dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran kecil. H1 : ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal

  Pertumbuhan Perusahaan

  Brigham dan Houston (2011:198) mengatakan bahwa pertumbuhan suatu perusahaan yang lebih cepat harus dapat melebihi perusahaan dengan pertumbuhan yang lebih lambat dalam mengandalkan diri terhadap modal eksternal atau hutang. Namun, perusahaan selalu dihadapkan pada risiko yang lebih tinggi. Dengan demikian, perusahaan cenderung menurunkan minat mereka dalam penggunaan modal eksternal atau hutang. Hal ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Glenn dan Rini (2011) dimana semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula persentase hutang yang akan digunakan dalam perusahaan tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa perusahaan tersebut menggunakan modal yang lebih sedikit dibdaningkan dengan persentase hutang yang dimiliki.

  H2 : pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.

  Profitabilitas

  Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dengan jalan melakukan penjualan, total aktiva serta modal sendiri (Margaretha dan Lina, 2005). Kondisi keuangan perusahaan yang stabil atau baik, maka perusahaan tersebut akan menggunakan hutang yang relatif lebih sedikit walaupun kesempatan berhutang yang dimiliki lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kondisi keuangan yang buruk. Sehingga perusahaan lebih memilih mendanai sebagaian besar kebutuhan pendanaannya dengan sumber dana internal yang mereka miliki. Hal ini sejalan dengan Pecking Order Theory dimana perusahaan lebih memilih menggunakan sumber dana internal daripada menggunakan sumber dana eksternal. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi laba perusahaan yang dimiliki maka persentase modal yang dimiliki atau digunakan akan semakin tinggi pula. Hal ini menandakan bahwa persentase hutang yang akan digunakan perusahaan akan semakin menurun. H3 : profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal.

  Struktur Kepemilikan

  Struktur kepemilikan mencerminkan persentase atau bagian kepemilikan yang dimiliki dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang dikuasai oleh insider cenderung akan menggunakan hutang dalam mempertahankan efektifitas kontrol terhadap perusahaan. Dengan demikian semakin besar proporsi kepemilikan

  insider , maka akan semakin besar pula

  proporsi hutang dalam struktur modal perusahaan. H4: struktur kepemilikan berpengaruh terhadap struktur modal.

  

Risiko Bisnis digunakan perusahaan semakin rendah

  Gitman (2009), risiko bisnis adalah risiko sehingga hutang yang digunakan yang dihadapi perusahaan ketika perusahaan relatif kecil. perusahaan tidak mampu untuk membiayai H5: risiko bisnis berpengaruh terhadap kegiatan bisnisnya. Brigham dan Houston struktur modal. (2006) mengatakan bahwa meningkatnya risiko bisnis dalam suatu perusahaan

METODELOGI PENELITIAN

  diakibatkan oleh tingginya penggunaan Penelitian ini merupakan penelitian hutang oleh perusahaan. Akibat dari yang menggunakan data kuantitatif, data meningkatnya risiko bisnis ini maka bersifat data sekunder karena data adalah persentase kebangkrutan yang akan laporan keuangan perusahaan sektor dihadapi perusahaan semakin besar pula. pertambangan dari tahun 201

  • – 2013. Data

    Trade-Off Theory menjelaskan bahwa diperoleh dari ICMD da.

    semakin tinggi adanya kemungkinan Populasi dalam penelitian ini adalah terjadinya financial distress maka semakin perusahaan sektor pertambangan yang meningkat pula persentase terjadinya terdaftar di Bursa Efek Indonesia, metode

  

financial distress costs . Faktor inilah yang yang digunakan untuk memilih sampel

kemudian menyebabkan hutang yang adalah purposive sampling .

  Ukuran (X1)

  Pertumbuhan (X2)

  Profitabilitas Struktur Modal

  (X3) (Y)

  Struktur Kepemikikan

  (X4) Risiko Bisnis

  (X5)

  

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Identifikasi variabel :

  Variabel dependent : struktur modal diukur dengan rumus: Profitabilitas diukur dengan rumus:

  Variabel independent : Ukuran perusahaan diukur dengan rumus:

  Struktur kepemilikan diukur dengan Pertumbuhan perusahaan diukur dengan rumus: rumus:

  Risiko bisnis diukur dengan rumus:

  ) Teknik analisis data :

  Teknik analisis yang digunakan adalah SPSS for window yang terdiri dari analisis deskrivtif terlebih dahulu, kemudian melakukan uji asumsi klasik, yang dimulai dari uji normalitas menggunakan uji kolomogorof Smirnov jika nilai sifnifikansi diatas 0,05 kesimpulannya data terdistribusi Normal, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser dilihat dari nilai signifikansinya dan uji multikolonearitas dilihat dari

  Variance Inflation Factor (VIF), jika VIF

  dibawah 10 kesimpulannya variabel independent tidak memiliki korelasi satu sama lain. Kemudian melakukan uji hipotesis yaitu uji F, koefisien determinasi dan Uji t.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil uji statistik deskriptive yang dirangkum menjadi tabel 1 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai minimum dan maksimum yaitu 25.47 dan 30.72. Nilai minimum menunjukkan bahwa PT. Mitra Investindo Tbk pada tahun 2010 memiliki total asset yang lebih kecil dibandingkan dari tahun berikutnya. Hal ini menandakan bahwa terjadi peningkatan, baik dalam hal piutang maupun investasi yang dimiliki. PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk adalah perusahaan yang memiliki nilai paling tinggi dari perusahaan-perusahaan lainnya yang artinya PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk dapat memaksimalkan penggunaan asset yang dimiliknya dengan baik. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan hasil bahwa nilai minimum dan maksimumnya yaitu -0.12 dan 2.67. PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk adalah perusahaan yang memiliki nilai paling rendah dan nilai paling tinggi dari perusahaan lainnya. Hal ini menandakan bahwa terjadi penurunan dalam penggunaan asset yang dimiliki oleh PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk pada tahun 2012, akan tetapi pihak manajemen dapat memperbaikinya dengan cepat sehingga hasilnya dapat terlihat pada tahun 2013 yang dapat mencapai nilai tertinggi dari pada perusahaan lainnya. Profitabilitas menunjukkan hasil bahwa nilai minimum dan maksimumnya yaitu 0.0015 dan 0.27. PT. Citatah Industri Marmer Tbk adalah perusahaan yang memiliki nilai paling rendah dari yang lainnya. Hal ini menandakan bahwa PT. Citatah Industri Marmer Tbk pada tahun 2013 mengalami penurunan penjualan dari tahun sebelumnya dan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah perusahaan yang memiliki profitabilitas paling tinggi daripada perusahaan lainnya di tahun 2011. Struktur kepemilikan dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan hasil bahwa nilai minimum dan maksimum dari kepemilikan institusional yaitu sebesar 0.25 dan 1. PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk adalah perusahaan yang memiliki nilai paling rendah dari yang lainnya. Hal ini menandakan bahwa pada perusahaan PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk tidak memiliki sebuah lembaga yang dapat memantau perkembangan yang terjadi didalam perusahaannya. Kelemahan yang terjadi dimungkinkan karena pihak manajemen yang kurang dapat menarik para investor atau lembaga yang terkait untuk dapat memantau kinerjanya selama ini. PT. Golden Energy Mines Tbk adalah perusahaan yang memiliki nilai tertinggi

  • ,1211 2,6689 ,378234 ,6132854

  9 yang dapat diartikan bahwa perusahaan tersebut dapat menarik para investor atau lembaga yang dapat membantu pihak manajemen dalam mengendalikan perusahaan atau terkait dengan investasi yang dijalankan dengan tingkat professional yang tinggi. Nilai minimum dan maksimum dari kepemilikan manajerial yaitu sebesar 0.00 dan 0.75. PT.

  Golden Energy Mines Tbk adalah perusahaan yang memiliki nilai paling rendah dari yang lainnya. Hal ini menandakan bahwa PT. Golden Energy Mines Tbk tidak memiliki para pemegang saham yang berkontribusi secara aktif dalam pengambilan keputusan. PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk adalah perusahaan yang memiliki nilai paling tinggi dalam kepemilikan saham direksi. Manfaatnya yaitu keputusan yang diambil memberikan nilai positif dan bermanfaat bagi keseluruhan perusahaan dibandingkan dengan manfaat bagi para investor.Risiko bisnis menunjukkan hasil bahwa nilai minimum dan maksimumnya yaitu 52.23 dan 57.32. PT. Mitra Investindo Tbk adalah perusahaan yang memiliki nilai paling rendah dari yang lainnya. Hal ini menandakan bahwa PT. Mitra Investindo Tbk kurang dapat meminimalisir terjadinya risiko yang akan datang, sedangkan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah perusahaan yang dapat meminimalisir terjadinya risiko di masa mendatang. Struktur modal menunjukkan hasil bahwa nilai minimum dan maksimumnya yaitu 0.01 dan 0.28. PT. Golden Energy Mines Tbk adalah perusahaan yang memiliki nilai paling rendah dan paling tinggi. Hal ini menandakan bahwa PT. Golden Energy Mines Tbk pada tahun 2010 dapat menarik para investor karena perusahaan tersebut memiliki nilai hutang yang lebih kecil daripada nilai asset yang dimilikinya, akan tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan sehingga nilai hutang yang dimiliki lebih rendah daripada nilai assetnya.

  

Tabel 1

Ringkasan Hasil Uji Deskriptive

Variabel Minimum Maximum Mean Diatas Rata - rata Ukuran

  25,4675 30,7159 28,396790 1,6657558 Pertumbuhan

  Profitabilitas ,0015 ,2683 ,104449 ,0735708

  Kep. Institusional ,2532 1,0000 ,615202 ,2250656

  Kep. Manajerial ,0000 ,7468 ,328300 ,2405252

  Risiko Bisnis 52,2309 57,3165 55,013043 1,6668351

  Struktur Modal ,0068 ,2776 ,112865 ,0704467

  Sebelum melakukan pengujian hipotesisi data terlebih dahulu di uji asumsi klasik agar hasilnya terbebas dari bias. Berdasarkan tabel 3 diatas, uji normalitas yang dilakukan dengan uji kolomogorof smirnov mengatakan bahwa data normal terlihat dari nilai signifikansinya diatas

  0.05. Uji multikolinearitas menjelaskan berdasarkan nilai VIF yang berada dibawah 10 bahwa kelima variabel independen terdeteksi adanya multikolinearitas. Uji heteroskedastisitas menjelaskan bahwa terdapat variabel independen yang teridentifikasi heteroskedastisitas. Hal ini

  • – sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu struktur modal. Nilai signifikansi F nya diatas 0.05 yaitu 0.913

  10 dikarenakan nilai signifikansi t berada di bawah 0.05.

  

Tabel 2

Rangkuman Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik Hasil Kesimpulan Uji Normalitas kolomogorov smirnov

  Asymp Sig. (2- tailed) 0.686 Normal

  Uji Multikolinearitas

  VIF Ukuran 30.109 Teridentifikasi Multikolinearitas Pertumbuhan 1.670 Profitabilitas 3.243 Kep. Institusional 9.802 Kep. Manajerial 12.606 Risiko Bisnis 45.514

  Uji Heteroskedastisitas Uji glejser Sig. t Ukuran 0.876 Terdeteksi Heteroskedastisitas

  Pertumbuhan 0.888 Profitabilitas 0.487 Kep. Institusional 0.080 Kep. Manajerial 0.300 Risiko Bisnis 0.802

  Uji F

  Berdasarkana tabel 3 variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan risiko bisnis secara simultan bersama

  

Tabel 3

Uji Statistik F

ANOVA

Model F Sig

  Regression 0.334 0.913 Uji Koefisien determinasi

  Dari tabel 5 dilihat pada Adjusted R

  Square

  sebesar -0.148 atau 1.48 persen artinya adalah variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan risiko bisnisdapat menjelaskan variabel dependen yaitu struktur modal sebesar 1.48 persen, sedangkan sisanya yaitu 98.52 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar model

  • 0.124 0.902
  • 0.292 0.773
  • 0.254 0.802
  • 0.811 0.425

  11 Tabel 4

  

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R Square Adjusted R Square

  

1 0.074 -0.148

Tabel 5

Hasil Uji t

  

Coefficients

Model F Sig

(Constant)

  0.774 0.446 Ukuran

  0.892 0.381 Pertumbuhan

  Profitabilitas 1.043 0.307

  Kep. Institusional

  Kep. Manajerial

  Risiko Bisnis

  Uji statistik t

  Uji t yang dilakukan menyatakan bahwa dari enam variabel bebas tidak terdapat variabel bebas yang memberikan pengaruhnya secara parsial terhadap variabel terikat yaitu struktur modal. Berdasarkan tabel 5ukuran perusahaan dengan nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar 0.892 dengan signifikansi sebesar 0.381 > 0.05. Oleh karena itu ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.Tidak adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal dapat dimungkinkan merujuk pada konsistensi terhadap teori yang menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki fleksibilitas untuk mengakses pasar modal untuk mendapatkan dana eksternal.

  Pertumbuhan perusahaan dengan nilat t hitung dari hasil output SPSS sebesar -0.124 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.902 > 0.05. Artinya bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.Tidak adanya pengaruh dalam penelitian ini dimungkinkan karena perusahaan sektor pertambangan tidak maksimal dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki.

  Profitabilitas dengan nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar 1.043 dengan signifikansi sebesar 0.307 > 0.05 berarti profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.Tidak adanya pengaruh profitabilitas dalam penelitian ini dimungkinkan karena perusahaan sektor pertambangan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk membiayai kebutuhan investasinya dari sumber pendanaan internal.

  Kepemilikan institusional memiliki nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar -0.292 dengan signifikansi sebesar 0.773 > 0.05 yang artinya kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.Tidak adanya pengaruh pada penelitian ini dimungkinkan karena suatu lembaga keuangan atau institusi yang terdapat didalam perusahaan sektor pertambangan tidak memiliki kecenderungan untuk berkontribusi secara aktif didalam perusahaan.

  • –penyakit asumsi klasik. Berdasarkan uji normalitas data terdisribusi normal. Selain uji normalitas data juga melakukan uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

  12 Kepemilikan manajerial menunjukkan nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar -0.254 dengan signifikansi sebesar 0.802 > 0.05.Hal ini berarti H diterima dan H

  5 ditolak yang

  artinya bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.Tidak adanya pengaruh pada penelitian ini dimungkinkan karena pihak manajemen yang terdapat didalam perusahaan sektor pertambangan tidak maksimal dalam mengelola perusahaan.

  Risiko bisnis menunjukkan nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar - 0.811 dengan signifikansi sebesar 0.425 <

  0.05. Artinya bahwa risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.Tidak adanya pengaruh dari risiko bisnis terhadap struktur modal dapat dimungkinkan karena penurunan peluang terjadinya laba setelah menurunnya harga minyak dalam pasar Cina yang berakibat pada memburuknya perekonomian dunia dalam sektor pertambangan.

  KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN

  Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen yang dimaksud yaitu ukuran perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth) , profitabilitas

  (profitability) , struktur kepemilikan (ownership structure) dan risiko bisnis (business risk) sedangkan variabel

  dependennya yaitu struktur modal perusahaan (capital structure). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder, dimana berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Annual Report, dan penelitian terdahulu. Total perusahaan yang terdaftar selama periode penelitian yakni 41 perusahaan, namun setelah dilakukan purposive sampling data yang dapat diolah dan sesuai dengan criteria menjadi 8 perusahaan saja dan data yang dapat diolah sebanyak 32 data.

  Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi berganda, dimana sebelum melakukan regresi terlebih dahulu data di uji asumsi klasik agar mengetahui apakah data terbebas dari penyakit

  Data dalam penelitian ini terdeteksi adanya multikolinearitas dan heteroskedastisitas dari keenam variabel. Pengujian selanjutnya adalah uji F yang menjelaskan bahwa variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan risiko bisnis tidak berpengaruh secara simultan.

  Berdasarkan uji t, dari keenam variabel independen tidak ada variabel yang memberikan pengaruh yang signifikan secara parsial. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.Tidak adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal dapat dimungkinkan merujuk pada konsistensi terhadap teori yang menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki fleksibilitas untuk mengakses pasar modal untuk mendapatkan dana eksternal. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh dalam penelitian ini dimungkinkan karena perusahaan sektor pertambangan tidak maksimal dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki. Profitabilitas tidak berpengaruh profitabilitas dalam penelitian ini dimungkinkan karena perusahaan sektor pertambangan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk membiayai kebutuhan investasinya dari sumber pendanaan internal. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh dimungkinkan karena suatu lembaga keuangan atau institusi yang

DAFTAR RUJUKAN

  Pembelanjaan Perusahaan .

  “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan RisikoBisnis

  Bandung. Alfabeta. Glenn, Herlina dan Rini Setiadi. 2011.

  “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan ”. Fahmi Irham.2012.Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab .

  Salemba Empat. Fachrudin, Khaira Amalia. 2011.

  Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 4, Jakarta:

  Salemba Empat. Brigham, F Eugene and Houston. 2011.

  Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 2, Jakarta:

  Brigham, F Eugene and Houston. 2006.

  Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.

  13 terdapat didalam perusahaan sektor pertambangan tidak memiliki kecenderungan untuk berkontribusi secara aktif didalam perusahaan. Kepemilikan manajerial tidak menunjukkan pengaruhnya dimungkinkan karena pihak manajemen yang terdapat didalam perusahaan sektor pertambangan tidak maksimal dalam mengelola perusahaan.

  Begitu pula dengan risiko bisnis yang tidak berpengaruh terhadap struktur modal dapat dimungkinkan karena penurunan peluang terjadinya laba setelah menurunnya harga minyak dalam pasar Cina yang berakibat pada memburuknya perekonomian dunia dalam sektor pertambangan.

  Amelia, Eka.

  Manajemen Keuangan . Jakarta: Mitra Wacana Media.

  Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Ahmad Rodoni dan Herni Ali. 2010.

  ManajemenKeuangan: Teori dan Aplikasi.

  Agus Sartono. 2010.

  Keuangan Bisnis , Bogor: Ghalia Indonesia.

  Abdul Halim. 2007. Manajemen

  Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel independen lainnya seperti faktor-faktor ekstern yang dimungkinkan dapat menilai kebijakan struktur modal perusahaan, selain itu peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek penelitiannya sehingga teori yang diterapkan dapat valid.

  Adapun keterbatasan dalam penelitian ini, pertama dalam penelitian ini variabel yang digunakan hanya memperhatikan faktor-faktor intern perusahaan saja, kedua yaitu sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya berfokus pada sektor pertambangan saja. Hal ini terkait adanya latar belakang yang dipaparkan oleh peneliti dan didukung oleh adanya fenomena yang terjadi saat ini. Hasil dari penelitian ini tidak dapat menjadi cerminan untuk keseluruhan perusahaan yang melakukan kebijakan struktur modal. Ketiga dalam penelitian ini terdeteksi adanya multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial dan risiko bisnis. Keempat berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, maka tidak ditemukan adanya pengaruh secara parsial pada variabel independen terhadap variabel independen.

  2010. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Asset, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal”. Bambang Riyanto.2008. Dasar-dasar

  14 Terhadap Struktur Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ”.

  Public Di BEJ Tahun 1997-

  Pratiwi, Made, 2011. “Pengaruh Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan Terhadap Free Cash Flow dan Kebijakan Dividen Pada Perusahaan-Perusahaan yang Go

  Public

  Di Bursa Efeke Indonesia”, Tesis S2 Universitas Udayana Denpasar.

  Rachmawati dan Pancawati. 2012.

  “Determinan Kebijakan Hutang (Dalam Agency Theory dan

  Pecking Order Theory

  )”. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Hal 11-24.

  Saidi. 2004. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go

  2002”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 11, No 1, Hal 44-58.

  “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar Di Bursa Efek

  Seftianne dan Ratih Handayani, 2011.

  “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 13, No 1, Hal 39-56.

  Setiana, Esa.

  2012. “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

  ”.Journal of

  Accounting, Vol 4, No 3.

  Setyo, Dedy Adi Wibowo. 2007.

  “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2003- 2005

  Jakarta”. Majalah Sinergi, Edisi Khusus On Finance, hlm 1- 15.

  Prabansari, Yuke & Hadri Kusuma, 2005.

  Gitman, Lawrence. 2009. Principles of

  Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik . Jakarta: Penerbit Erlangga.

  Managerial Finance . Prentice Hall Hardi, Yusralaini dan Septi Dwiani. 2007.

  “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Listing Di Bursa Efek Indonesia”,Journal of Accounting.

  16 Hermuningsih, Sri.

  2013. “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di Inonesia”.

  Hidayati,Nurul.

  2009. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal Studi PadaPerusahaan yang Masuk Kelompok Jakarta Islamic Index ”.

  Journal of Accounting.