Analisis Finansial Usahatani Jambu Mete

74 Dengan net BC kecil 0,89 dan IRR besar 15,76 serta NPV yang relatif rendah Rp528.683,97 belum mampu mengatasi permasalahan kemiskinan petani kopi di Kabupaten Muna. Oleh karena itu nilai net BC dan IRR dari usahatani kelapa perlu ditingkatkan melalui peningkatan teknologi, penciptaan pasar produk kelapa yang kompetitif, adanya diversifikasi produk dan pemanfaatan produk samping oleh petani akan dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani yang selanjutnya diharapkan akan dapat mengurangi kemiskinan petani kopi. Kecilnya nilai NPV tersebut karena harga kopi yang masih rendah di tingkat petani yaitu sebesar Rp 3.000kg. Kecilnya nilai NPV, net BC dan IRR menunjukan bahwa usahatani yang diguluti oleh petani kopi selama ini belum dapat meningkatkan kesejahteraan petani, hanya mampu mencukupi kebutuhan pokok minimal mereka. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi perlu memperbaiki teknologi dan posisi tawar terhadap mitra usaha. Selain itu tingkat produktivitas kopi masih rendah yaitu rata-rata 0,32 tonha.

5.2.2.3 Analisis Finansial Usahatani Jambu Mete

Pada usahatani jambu mete di Kabupaten Muna secara finansial sangat layak karena nilai NPV yang diperoleh cukup besar Rp 2.886.725,48, nilai net BC Ratio 2,14 serta nilai IRR 27,87 persen. Nilai IRR yang diperoleh cukup besar dari suku bunga tabungan yang berlaku di lokasi kajian yaitu sekitar 12 persen. Artinya daripada modal yang dimiliki disimpan di Bank maka akan lebih bermanfaat kalau diinvestasikan pada usahatani jambu mete karena selisinya cukup besar. Nilai IRR tersebut masih jauh lebih besar bila dibandingkan dengan suku bunga pinjaman yang berlaku dilokasi kajian yaitu sekitar 18 persen. Kondisi ini mengidentifikasikan bahwa bila usahatani jambu mete harus menggunakan dana pinjaman atau kredit Bank maka dapat dikatakan layak untuk diusahakan. Nilai IRR tersebut dapat juga mengandung makna pada tingkat suku bunga atau tingkat diskonto sebesar nilai IRR tersebut maka manfaat keuntungan yang dihasilkan NPV adalah bernilai nol. Sedangkan nilai net BC Ratio sebesar 2,14 mengandung makna untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan atau dikeluarkan akan memberikan manfaat masing-masing sebesar Rp 2,14 atau dengan kata lain manfaat yang diperoleh adalah 2,14 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. 75 Nilai NPV sebesar Rp 2.886.725,48, artinya usahatani jambu mete rakyat di Kabupaten Muna memberikan keuntungan sebesar nilai NPV tersebut selama kurun waktu 15 tahun menurut nilai sekarang per satu hektar kebun jambu mete. Nilai NPV tersebut relatif cukup besar, jika dibandingkan dengan resiko kegagalan yang akan dihadapi selama kurun waktu produksi 15 tahun. Dengan net BC kecil 2,14 dan IRR besar 27,87 persen serta NPV yang relatif cukup besar Rp 2.886.725,48 namun belum mampu mengatasi permasalahan kemiskinan jambu mete di Kabupaten Muna . Oleh karena itu nilai net BC dan IRR dari usahatani jambu mete perlu ditingkatkan melalui peningkatan teknologi, penciptaan pasar produk kelapa yang kompetitif, adanya diversifikasi produk dan pemanfaatan produk samping oleh petani akan dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani yang selanjutnya diharapkan akan dapat mengurangi kemiskinan petani jambu mete. Kecilnya nilai NPV tersebut karena harga jambu mete yang masih rendah di tingkat petani yaitu sebesar Rp 5.000kg. Kecilnya nilai NPV, net BC dan IRR menunjukan bahwa usahatani yang diguluti oleh petani jambu mete selama ini belum dapat meningkatkan kesejahteraan petani, hanya mampu mencukupi kebutuhan pokok minimal mereka. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani jambu mete perlu memperbaiki teknologi dan posisi tawar terhadap mitra usaha. Selain itu tingkat produktivitas jambu mete masih rendah yaitu rata-rata 0,31 tonha.

5.2.2.4 Analisis Finansial Usahatani Kemiri