56
4.4 Pendidikan dan Kesehatan
Berbagai upaya pembangunan pendidikan termasuk wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun di lakukan di Kabupaten Muna untuk
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat. Namun dalam proses belajar mengajar di sekolah, belum didukung oleh kualitas sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai. Pembangunan pendidikan di Kabupaten Muna sampai saat ini belum menunjukkan pemerataan yang baik, dimana ada
beberapa kecamatan yang tidak mempunyai SLTA. Kondisi ini tentunya akan menyulitkan penduduk usia sekolah di Kecamatan tersebut untuk menempuh
pendidikan formal. Tabel. 8 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Muna, Tahun 2006
SD SLTP SLTA Kecamatan
Sekolah Murid Sekolah Murid Sekolah Murid Tongkuno 22
3.673 3
1.162 1
919 Parigi 18
2.191 3
574 1
150 Bone 13
1.530 1
156 Kabawo 18
2.842 3
107 1
693 Kabangka 13
1.734 2
389 1
60 Tikep 12
1.289 1
275 1
458 Maginti 13
2.057 3
549 1
55 Tiworo Tengah
12 1.261
1 278
Lawa 17 2.175
2 659
1 531
Sawerigadi 11 1.466
2 305
Barangka 11 1.182
1 697
1 128
Kusambi 11 1.838
2 628
1 347
Kontunaga 7 1.157
1 304
Watopute 13 1.903
2 591
1 353
Katobu 14 4.491
6 1.966
5 1.782
Lohia 16 2.306
3 526
1 137
Duruka 10 1.413
1 222
Batalaiworu 7 1.188
1 1.078
2 1.630
Napabalano 16 2.588
3 625
1 218
Lasalepa 8 1.400
2 515
1 73
Wakorsel 7 791
1 274
1 79
Pasir Putih 14
1.310 2
294 1
190 Bonegunu
11 1.273
3 484
1 93
Kambowa 8 1.007
2 236
Wakorumba 10 1.298
1 245
1 75
Maligano 9 1.190
2 376
1 86
Kulisusu 22 3.159
3 1.253
2 805
Kulisusu Barat 8
1.201 1
269 48
Kulisus Utara 9
1.307 2
524 2
271 Total 360
52.220 60
15.561 29
9.181 Sumber : BPS Kabupaten Muna, 2006
57
Pada Tabel 8 jumlah fasilitas pendidikan sekolah SD paling banyak berada di Kecamatan Tongkuno sebanyak 22 buah dengan jumlah murid
sebanyak 3.673 orang, disusul Kecamatan Kulisusu sebanyak 22 buah dengan jumlah murid sebanyak 3.159 orang. Sedang jumlah fasilitas pendidikan yang
paling sedikit berada di Kecamatan Kontunaga sebanyak 7 buah dengan jumlah murid 1.157 orang, SLTP sebanyak 1 buah dengan jumlah murid sebanyak
304 orang. Masalah umum yang dihadapi oleh penduduk perdesaan terutama desa
terpencil adalah terbatasnya jumlah tenaga medis dan paramedis yang ada di daerah tersebut. Jika penduduk perdesaan yang sakit, maka untuk
pengobatannya di ibukota kecamatan atau ke ibukota kabupaten yang memiliki jumlah tenaga medis dan paramedis lebih banyak dan peralatan kedokteran
yang lebih lengkap. Tabel. 9 Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Muna, Tahun 2006
Fasilitas Kesehatan Fasilitas Tenaga Kesehatan
Kecamatan Rmh Sakit Puskesmas
Pustu Bidan
Perawat Dokter
Tongkuno 0 1
3 6
12 2
Parigi 1 4 2 7 1
Bone 1 5 1 5 0
Kabawo 0 1
4 1
10 2
Kabangka 1 4 3 8 0
Tikep 1 3 2 7 1
Maginti 1 6 2 7 0
Tiworo Tengah
0 2 1 2 0 Lawa
1 4 1 5 0 Sawerigadi
1 5 2 5 0 Barangka
1 2 2 9 1 Kusambi
1 5 2 7 1 Kontunaga
1 1 1 4 0 Watopute
1 2 2 3 0 Katobu 1
1 1
7 54
10 Lohia
1 1 1 5 1 Duruka
1 2 5 9 3 Batalaiworu
0 1 0 1 0 Napabalano
1 4 3 6 3 Lasalepa
1 2 2 9 1 Wakorsel
1 1 2 7 1 Pasir
Putih 1 5 1 4 0
Bonegunu 1 6 2 6 1
Kambowa 1 6 1 6 0
Wakorumba 1 4 2 7 1
Maligano 1 4 1 7 1
Kulisusu 0 1
6 5
10 1
Kulisusu Barat
1 3 1 5 0 Kulisus
Utara 1 7 2 7 0
Total 1 26
100 57
222 29
Sumber : BPS Kabupaten Muna
58
Dari Tabel 9 jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Muna pada tahun 2006 hanya memiliki 1 unit rumah sakit. Rumah sakit ini merupakan satu-
satunya rumah sakit yang terletak di ibukota Kecamatan Katobu, dengan jumlah puskesmas sebanyak 26 buah dan puskesmas pembantu sebanyak 100 buah.
Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Muna relatif sedikit dengan, yaitu jumlah tenaga dokter sebanyak 29 orang, tenaga perawat sebanyak 222 orang dan
tenaga bidan sebanyak 57 orang. Kecamatan Batalaiworu dan Tiworo Tengah tidak memiliki puskesmas tetapi memiliki puskesmas pembantu 1 unit dengan
jumlah tenaga kesehatan 1 orang. Kurangnya fasilitas dan tenaga kesehatan di Kabupaten Muna tersebut akan menggangu dan mengalami kesulitan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat terutama yang ada di pedesaan.
4.5 Penguasaan Lahan dan Potensi Pengembangan Komoditi Perkebunan