Pengaruh penggunaan jenis kemasan dan pengisi terhadap mutu fisik buah Sirsak (Annona muricata L.) selama simulasi transportasi

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS KEMASAN DAN
PENGISI TERHADAP MUTU FISIK BUAH SIRSAK (Annona
muricata L.) SELAMA SIMULASI TRANSPORTASI

DWI NUGROHO PUTROANTORO

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan
Jenis Kemasan dan Pengisi Terhadap Mutu Fisik Buah Sirsak (Annona muricata
L.) Selama Simulasi Transportasi adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Dwi Nugroho Putroantoro
NIM F14080086

ABSTRAK
DWI NUGROHO PUTROANTORO. Pengaruh Penggunaan Jenis Kemasan dan
Pengisi Terhadap Mutu Fisik Buah Sirsak (Annona muricata L.) Selama Simulasi
Transportasi. Dibimbing oleh Lilik Pujantoro.
Buah sirsak dapat mengalami kerusakan dalam transportasi karena
penggunaan kemasan yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh jenis kemasan, dan pengisi terhadap tingkat kerusakan mekanis buah
sirsak. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah sirsak, peti kayu,
kardus, kertas koran, daun pisang, dan daun talas. Peralatan yang digunakan
adalah meja getar, timbangan, rheometer dan refraktometer. Kerusakan mekanis
terkecil pada sirsak dalam peti kayu ataupun kardus dibungkus koran. Susut bobot
terkecil pada peti kayu dibungkus daun pisang. Kekerasan tertinggi pada kardus
dibungkus daun talas. Total padatan terlarut tertinggi pada peti kayu dibungkus
koran. Kadar air tertinggi pada kardus yang dibungkus daun talas. Kemasan

kardus karton dengan pengisi koran adalah yang terbaik untuk transportasi karena
memiliki nilai rataan kerusakan mekanis dan susut bobot terkecil, serta memiliki
kekerasan, total padatan terlarut dan kadar air tertinggi selama penyimpanan 8
hari.
Kata kunci: buah sirsak, simulasi transportasi dan jenis kemasan.

ABSTRACT
DWI NUGROHO PUTROANTORO. Influence of Packaging and Filler on the
Physical Quality of Fruit Soursop (Annona muricata L.) During Transport
Simulation. Supervised by Lilik Pujantoro.
Soursop fruit can damage in transportation caused by using incorrect
packaging. The main objective of this research is determining the affect between
packaging and filler toward mechanical damage soursop fruit. The material was
used: soursops, crates, corrugated fiber board, paper, banana leafs, and taro leafs.
The equipment used consists of vibrating table with a compressor, the scales
mettler, rheometer, and refractometer. The smallest mechanical damage is in
soursop when it packaged in corrugated fiber board and crates wrapped paper.
Most weight losses occurred in soursops with packing crates wrapped banana
leafs. Possessed the lowest hardness soursop packing corrugated fiber board
wrapped taro leafs. The highest total soluble solids on the last day of observation

occured for the soursop that packed using crates wrapped paper. The highest
moisture content on the last day of observation occured for the soursop that
packed using corrugated fiber board wrapped taro leafs. Package using corrugated
fiber board wrapped paper is the best packaging for transportation. It is because
mechanical damage that occurs lowest, hardness, total soluble solids and water
degres are highest, and loss of weight are relatively little during storage of 8 days.
Keywords: soursop fruit, transportation simulation, and packaging.

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS KEMASAN DAN
PENGISI TERHADAP MUTU FISIK BUAH SIRSAK (Annona
muricata L.) SELAMA SIMULASI TRANSPORTASI

DWI NUGROHO PUTROANTORO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Pengaruh Penggunaan Jenis Kemasan dan Pengisi Terhadap Mutu
Fisik Buah Sirsak (Annona muricata L.) Selama Simulasi
Transportasi
: Dwi Nugroho Putroantoro
Nama
: F14080086
NIM

.

Disetujui oleh

Dr Ir Lilik Pujantoro, MAgr
NIP. 19621130 198703 1 003


Tanggal Lulus: "

3 OCT inn

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Jenis Kemasan dan Pengisi Terhadap Mutu
Fisik Buah Sirsak (Annona muricata L.) Selama Simulasi
Transportasi
Nama
: Dwi Nugroho Putroantoro
NIM
: F14080086

Disetujui oleh

Dr Ir Lilik Pujantoro, MAgr
NIP. 19621130 198703 1 003

Diketahui oleh


Dr Ir Desrial, MEng
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Allah SWT atas karunia-Nya
sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian dengan judul Pengaruh
Penggunaan Jenis Kemasan dan Pengisi Terhadap Mutu Fisik Buah Sirsak
(Annona muricata L.) Selama Simulasi Transportasi dilaksanakan di
Laboratorium Teknik Pengolahan Hasil Pertanian Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem IPB sejak bulan April sampai Juni 2013.
Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Lilik Pujantoro, M.Agr sebagai dosen pembimbing skripsi.
2.Kedua orang tua penulis (Bapak MS Bariman dan Ibu Juju Juwarsih), Ibu
Asti Sudjinah, kakak tertua (Oerip Siswantoro), Eko Jubariantoro.
3.Bapak Sulyaden, Bapak Ahmad, Imanuel Zega, Ramli Baharman, Bhekti
Ayu Hidayati, Riska Muji Rahayu, Rizal Rifai, Harfina Rais, Raysa
Oktaviani, Viktor, Pane, Eti, dan teman-teman TEP 45 serta UKM Catur

atas bantuan selama penellitian dan pengolahan data.

Bogor, Oktober 2013
Dwi Nugroho Putroantoro

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Sirsak
Transportasi
Simulasi Transportasi
Kemasan

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur Penelitian
Pengamatan
Rancangan Percobaan
Pengolahan Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Simulasi Transportasi
Pengemasan Sirsak
Kerusakan Mekanis
Susut Bobot
Kekerasan
Total Padatan Terlarut
Kadar Air
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
4
4
4

4
5
6
7
7
7
7
8
10
11
12
14
15
16
16
16
17
18
41


DAFTAR TABEL
1 Pengaruh berbagai perlakuan terhadap kerusakan mekanis buah sirsak
pada hari ke-8 penyimpanan
2 Pengaruh berbagai perlakuan terhadap susut bobot buah sirsak sesudah
simulasi transportasi dan selama 8 hari penyimpanan
3 Pengaruh berbagai perlakuan terhadap kekerasan buah sirsak setelah
simulasi transportasi dan selama 8 hari penyimpanan
4 Pengaruh berbagai perlakuan terhadap total padatan terlarut buah sirsak
sesudah simulasi transportasi dan selama 8 hari penyimpanan
5 Pengaruh berbagai perlakuan terhadap kadar air buah sirsak sesudah
simulasi transportasi dan selama 8 hari penyimpanan

11
12
13
14
16

DAFTAR GAMBAR
1 Buah sirsak yang dipakai untuk penelitian
2 Diagram alir proses penelitian pengaruh berbagai jenis kemasan dan
pengisi terhadap perubahan mutu fisik buah sirsak setelah simulasi
transportasi selama 2 jam dan penyimpanan pada suhu ruang selama 8
hari
3 (a) Peti kayu dan (b) kardus karton yang dipakai dalam penelitian
4 Pengemasan buah sirsak dalam (a) peti kayu dan (b) kardus tanpa
pengisi
5 Pengemasan buah sirsak dalam (a) peti kayu dan (b) kardus dengan
pengisi kertas koran
6 Pengemasan buah sirsak dalam (a) peti kayu dan (b) kardus dengan
pengisi daun pisang
7 Pengemasan buah sirsak dalam (a) peti kayu dan (b) kardus dengan
pengisi daun talas
8 Memar yang terjadi pada buah sirsak setelah disimpan selama 4 hari
9 Grafik kerusakan mekanis buah sirsak setelah simulasi transportasi dan
selama 8 hari penyimpanan pada berbagai perlakuan
10 Grafik susut bobot buah sirsak setelah simulasi transportasi dan selama 8
hari penyimpanan pada berbagai perlakuan
11 Grafik kekerasan buah sirsak setelah simulasi transportasi dan selama 8
hari penyimpanan pada berbagai perlakuan
12 Grafik total padatan terlarut buah sirsak sesudah simulasi transportasi
dan selama 8 hari penyimpanan pada berbagai perlakuan
13 Grafik kadar air buah sirsak sesudah simulasi tansportasi dan selama 8
hari penyimpanan pada berbagai perlakuan

2

5
8
8
9
9
9
10
10
11
12
14
15

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

Nilai amplitudo guncangan truk pada berbagai jenis jalan
Kesetaran simulasi transportasi
Pengukuran bobot buah sirsak sebelum simulasi transportasi dan selama
8 hari penyimpanan dalam berbagai perlakuan
4 Pengukuran kekerasan buah sirsak sebelum simulasi transportasi dan
selama 8 hari penyimpanan dalam berbagai perlakuan
5 Pengukuran total padatan terlarut buah sirsak sebelum simulasi
transportasi dan selama 8 hari penyimpanan dalam berbagai perlakuan
6 Pengukuran kadar air buah sirsak sebelum simulasi transportasi dan
selama 8 hari penyimpanan dalam berbagai perlakuan
7 Analisis ragam kerusakan mekanis buah sirsak setelah 8 hari
penyimpanan
8 Analisis ragam susut bobot buah sirsak setelah simulasi transportasi dan
selama 8 hari penyimpanan
9 Analisis ragam kekerasan buah sirsak setelah simulasi transportasi dan
selama 8 hari penyimpanan
10 Analisis ragam total padatan terlarut buah sirsak setelah simulasi
transportasi dan selama 8 hari penyimpanan
11 Analisis ragam kadar air buah sirsak setelah simulasi transportasi dan
selama 8 hari penyimpanan
12 Tabel digital logic untuk penentuan jenis kemasan terbaik

18
19
22
24
26
28
30
31
34
36
38
40

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sirsak merupakan buah yang mudah rusak selama penanganan transportasi
karena pengggunaan kemasan karung untuk membungkus 50 kg buah sirsak yang
tidak mampu meredam benturan yang terjadi. Kerusakan mekanis seperti luka
memar, luka gores, ataupun luka pecah terjadi karena sirsak mengalami benturan
dan gesekan antar buah dengan buah, ataupun antara buah dengan kemasan
(karung).
Kerusakan dalam transportasi buah sirsak dapat dikurangi dengan cara
penggunaan jenis kemasan yang kaku serta adanya pengisi yang dapat mencegah
gesekan langsung antara buah sirsak dengan kemasan ataupun sesama buah. Peti
kayu dan kardus sebagai kemasan serta kertas koran, daun pisang, dan daun talas
sebagai pengisi merupakan bahan yang dapat digunakan untuk mengemas sirsak
dalam transportasi karena dapat meredam getaran yang terjadi serta harganya
murah, juga mudah didapatkan.
Kombinasi antara kemasan dan pengisi yang tepat dalam transportasi
diharapkan dapat mengurangi kerusakan buah sirsak selama proses pengangkutan
atau transportasi. Sehingga jika mutu sirsak masih dapat dipertahankan dari
kerusakan selama transportasi akan menjaga harga sirsak tidak jatuh. Oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian mengenai pemilihan jenis kemasan dan pengisi
terbaik untuk mengurangi kerusakan pada buah sirsak yang akan
ditransportasikan.

Perumusan Masalah
Buah sirsak yang akan disimulasi transportasikan sebelumnya dikemas
dengan menggunakan peti kayu dan kardus karton serta dibungkus dengan kertas
koran, daun pisang dan juga daun talas kemudian akan dilihat pengaruhnya
terhadap kerusakan mekanis dan mutu fisik buah sirsak.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mempelajari pengaruh jenis kemasan dan bahan pengisi terhadap tingkat
kerusakan mekanis buah sirsak pada setiap kemasan setelah dilakukan
simulasi transportasi dan 8 hari penyimpanan.
2. Mempelajari perubahan mutu fisik buah sirsak setelah simulasi transportasi
dan 8 hari penyimpanan dengan beberapa perlakuan jenis kemasan dan
bahan pengisi.
3. Menentukan jenis kemasan dan bahan pengisi buah sirsak yang terbaik
untuk mengurangi penurunan mutu fisik selama transportasi.

2
Manfaat Penelitian
Mengetahui jenis kemasan yang terbaik untuk transportasi buah sirsak
sehingga petani ataupun pedagang sirsak tidak mengalami kerugian akibat
jatuhnya harga yang disebabkan jeleknya mutu sirsak ketika sampai tujuan.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan
Hasil Pertanian, bahan utama yang digunakan yaitu buah sirsak yang dikemas
dengan delapan perlakuan yaitu (i) peti kayu kontrol, (ii) peti kayu + kertas
koran, (iii) peti kayu + daun pisang, (iv) peti kayu + daun talas, (v) kardus kontrol,
(vi) kardus + kertas koran, (vii) kardus + daun pisang, dan (viii) kardus + daun
talas. Kemudian disimulasi transportasi dengan frekuensi 3.25 Hz dan amplitudo
5.17 cm selama 2 jam. Lalu dilakukan penyimpanan selama 8 hari pada suhu
ruang untuk melihat pengaruh dari simulasi transportasi terhadap kerusakan
mekanis, dan mutu fisik (susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, dan kadar
air) buah sirsak. Untuk melihat pengaruh terhadap kerusakan mekanis, mutu fisik
dan menentukan kemasan terbaik untuk transportasi buah sirsak menggunakan
analisis sidik ragam ANOVA dan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test).

TINJAUAN PUSTAKA
Sirsak
Buah sirsak yang telah matang harus diangkut menggunakan peti atau kotak
karton yang kuat. Duri kulit yang lemas dapat dijadikan alat peredam goncangan.
Penumpukan karton tidak boleh terlalu tinggi, maksimal dua lapis. Penumpukan
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan memar yang dapat mempercepat
pembusukan, kecuali bila pembungkusan menggunakan peti yang kuat dan
berventilasi (Pradipta, 2011). Gambar 1 menunjukkan buah sirsak jenis ratu yang
digunakan dalam penelitian.

Gambar 1 Buah sirsak yang dipakai untuk penelitian

3
Transportasi
Kegiatan transportasi adalah proses pemindahan barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh
manusia atau mesin dan dapat dilakukan melalui jalur udara, jalur darat, maupun
jalur laut. Setiap kegiatan transportasi memiliki resiko terhadap kualitas benda
atau komoditi yang dibawa yang disebabkan oleh tumbukan, getaran, kompresi
dan tusukan. Guncangan yang terjadi selama pengangkutan baik di jalan raya
maupun di rel kereta dapat mengakibatkan kememaran, susut berat, dan
memperpendek masa simpan (Purwadaria,1992).
Perlakuan yang kurang sempurna selama transportasi dapat mengakibatkan
jumlah kerusakan yang diderita oleh komoditas pada waktu sampai di tempat
tujuan mencapai lebih kurang 30–50% (Satuhu, 2004).

Simulasi Transportasi
Simulasi merupakan proses aplikasi membangun model dari sistem nyata
atau usulan sistem, melakukan eksperimen dengan model tersebut untuk
menjelaskan perilaku sistem, mempelajari kinerja sistem, atau untuk membangun
sistem baru sesuai dengan kinerja yang di inginkan (Khosnevis, 1994).
Untuk memperoleh gambaran mengenai kerusakan mekanis yang dialami
oleh komoditi pertanian akibat guncangan selama transportasi dilakukan
perancangan alat simulasi transportasi. Alat tersebut dapat mewakili pengaruh
guncangan yang terjadi pada kondisi jalan yang sebenarnya. Desain alat simulasi
ini telah disesuaikan dengan jalan yang terdapat di dalam dan luar kota
(Purwadaria, 1977). Dasar yang membedakan antara jalan dalam dan luar kota
adalah besarnya amplitudo yang terukur. Jalan dalam kota memiliki amplitudo
yang lebih rendah dibandingkan jalan luar kota, jalan buruk, dan jalan berbatu.
Pada simulasi pengangkutan dengan menggunakan truk guncangan yang dominan
adalah guncangan pada arah vertikal. Sedangkan guncangan pada kereta api
adalah guncangan horizontal (Soedibyo, 1992).

Kemasan
Menurut Purwadaria (1992), perancangan kemasan selama pengangkutan
ditujukan untuk meredam goncangan dalam perjalanan yang dapat mengakibatkan
kememaran dan penurunan kekerasan hasil hortikultura. Faktor yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan kemasan yaitu jenis, sifat, tekstur, dan dimensi
bahan kemasan; komoditas yang diangkut, sifat fisik, bentuk, ukuran, dan
struktur; dan pola susunan produk dalam kemasan, biaya pengangkutan
dibandingkan dengan harga komoditas, permintaan waktu, jarak, dan keadaan
jalan yang dilintasi.
Buah yang akan diangkut dapat dikemas menggunakan berbagai jenis
pengemasan, seperti karung goni, kardus, keranjang plastik atau bambu, keranjang
plastik, plastik film dan peti kayu.
Terdapat beberapa macam bahan dan bentuk kemasan. Secara umum
menurut Satuhu (1993) ada 2 jenis kemasan yang digunakan, yaitu :

4
a.
b.

Kemasan langsung, yaitu kemasan utama yang langsung berhubungan
dengan buah yang dikemas. Contohnya berupa karung, plastik dan kertas.
Kemasan tidak langsung, yaitu kemasan kedua dari buah yang tidak
bersentuhan langsung. Maksudnya wadah kedua ini berguna untuk
melindungi bahan dari kerusakan fisik dan mekanis, terutama untuk
memudahkan pengaturan dalam gudang penyimpanan dan distribusi serta
memudahkan pengaturan dalam alat angkut.

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada April-Juni 2013 di Laboratorium
Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Fakultas Teknologi
Pertanian, IPB.

Bahan
Bahan utama yang diujikan dalam penelitian ini adalah buah sirsak dengan
umur petik ± 9 minggu dan berat ± 1 kilo gram, yang sudah disortasi dengan cara
penyamaan varietas (varietas Ratu) dari daerah Labuhan Ratu, Sukabumi,
penampakan fisik (tekstur buah agak keras, dapat ditekan dengan jari tetapi tidak
menimbulkan bekas, warna kulit hijau agak cerah dan aroma mulai tercium) serta
waktu pemanenan yaitu 1 hari sebelum penelitian. Kemudian bahan lainnya
adalah peti dan kardus karton untuk kemasan selama pengangkutan dengan
ukuran masing-masing 42 x 30 x 25 x 1 cm3, serta kertas koran, daun pisang dan
daun talas sebagai bahan pengisi.

Alat
Peralatan yang digunakan terdiri atas meja simulator untuk simulasi
transportasi buah sirsak, refraktometer untuk mengukur kandungan total padatan
terlarut (TPT), timbangan mettler untuk mengukur susut bobot, rheometer untuk
mengukur kekerasan serta alat-alat lainnya yang menunjang terlaksananya
penelitian ini.

5
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dapat dilihat di Gambar 2 dibawah ini:
Buah sirsak

Sortasi

Pengemasan ke dalam kardus

Pengemasan ke dalam peti kayu

tanpa
pengisi
(kontrol
untuk peti
kayu)

pengisi
kertas
koran

pengisi
daun
pisang

pengisi
daun
talas

tanpa
pengisi
(kontrol
untuk
kardus)

pengisi
kertas
koran

pengisi
daun
pisang

pengisi
daun
talas

Simulasi transportasi dengan frekuensi 3.25 Hz dan amplitudo 5.17 cm selama 2 jam

Pengamatan : kerusakan mekanis, susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, kadar air

Penyimpanan pada suhu ruang selama 8 hari dimana setiap hari diamati kerusakan mekanis, susut
bobot, dan setiap 2 hari diamati kekerasan, total padatan terlarut, kadar air

Analisis data menggunakan Ms Excel Without Replications

Pemilihan jenis kemasan terbaik

Gambar 2 Diagram alir proses penelitian pengaruh berbagai jenis kemasan dan pengisi
terhadap perubahan mutu fisik buah sirsak setelah simulasi transportasi selama 2
jam dan penyimpanan pada suhu ruang selama 8 hari

6
Pengamatan
Kerusakan Mekanis
Persamaaan yang digunakan untuk menghitung kerusakan mekanis yang
terjadi adalah:
% Kerusakan mekanis =

buah rusak
total buah

x 100%

Klasifikasi kerusakan pada sirsak hanyalah luka memar yaitu berubahnya
warna kulit buah sirsak menjadi lebih gelap setelah beberapa hari akibat adanya
benturan antara produk dengan dinding alat pengemasan atau tekanan sesama
produk.

Susut Bobot
% Susut bobot =

Wo-Wa
Wo

x 100%

Ket:
Wo= bobot bahan awal penyimpanan (gram)
Wa= bobot bahan akhir penyimpanan (gram)

Kekerasan
Rheometer diatur pada kedalaman 10 mm dengan beban maksimum 10 kg
dan diameter jarum 2.5 mm dan 5 mm. Uji kekerasan dilakukan pada tiga titik
yang berbeda, yaitu: bagian pangkal, bagian tengah, dan bagian ujung.

Total Padatan Terlarut
Sirsak dihancurkan kemudian dilakukan pengukuran TPT dengan
meletakkan cairan daging buah yang telah dihancurkan pada prisma refraktometer.
Angka yang tertera pada refraktometer menunjukkan kadar total padatan terlarut
(oBrix) yang mewakili rasa manis.

Kadar Air
% Kadar air =

Wo-Wa
Wo

Ket:
Wo= bobot bahan sebelum dioven (gram)
Wa= bobot bahan sesudah dioven (gram)

x 100%

7
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang akan digunakan adalah rancangan acak
kelompok dengan dua ulangan perlakuan pada tiap-tiap jenis sirsak. Faktor-faktor
yang digunakan untuk masing-masing jenis sirsak adalah:
A = Pengisi kemasan
A1 = tidak menggunakan pengisi kemasan
A2 = menggunakan kertas koran
A3 = menggunakan daun pisang
A4 = menggunakan daun talas
B = Jenis kemasan
B1 = peti kayu
B2 = kardus
Dua faktor tersebut akan menghasilkan kombinasi-kombinasi perlakuan yaitu:
Yijk = μ + Ai + Bj + (AB)ij + Єijk
Ket :
Yijk
= pengamatan pada perlakuan A ke-i dan B ke-j
μ
= nilai rata-rata harapan
Ai
= perlakuan A ke-i
Bj
= perlakuan B ke-j
(AB)ij = interaksi A ke-i dan B ke-j
Єijk = pengaruh galat percobaan dari perlakuan A ke-i, B ke-j, pada
ulangan ke-k dengan :
i = 1,2,3,4 (pengisi)
j = 1,2 (kemasan)
k = 1,2 (ulangan)

Pengolahan Data
Pengolahan data didasarkan pada analisis sidik ragam untuk mengetahui
pengaruh dan interaksi perlakuan menggunakan program Ms. Excel Annova
Without Replication dengan Uji Beda Nyata (UBN) 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Simulasi Transportasi
Simulasi transportasi merupakan penggambaran sistem transportasi
(pemindahan barang) yang dapat mewakili jarak dan keadaan jalan yang
digunakan. Penelitian ini menggunakan simulasi transportasi buah sirsak pada
meja getar yang menggambarkan perjalanan buah sirsak dari daerah produksi ke
daerah pemasaran yang berjarak 177.58 km jika menggunakan jalan luar kota
yang berbatu atau jarak sejauh 875.38 km jika menggunakan jalan dalam kota
yang beraspal bagus. Perhitungan simulasi dapat dilihat pada Lampiran 2.
Yang menjadi dasar perbedaan antara jalan dalam dan luar kota adalah besar
amplitudo yang terukur dalam suatu panjang tertentu. Jalan dalam kota

8
mempunyai amplitudo yang rendah dibanding dengan luar kota, jalan buruk aspal
dan jalan buruk batu. Dari hasil perhitungan tersebut dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam melakukan simulasi penggetaran diatas meja getar
pada penelitian yang akan datang. Misalkan pengangkutan akan dilaksanakan
antar daerah yang masih ada di pulau Jawa maka simulasi tidak perlu dilakukan
selama 8 jam, mungkin cukup dengan penggetaran selama 2 sampai 3 jam saja
sudah mewakili kondisi pengangkutan di lapang (Darmawati 1994).

Pengemasan Sirsak
Penelitian ini menggunakan kemasan peti kayu dan kardus serta
menggunakan beberapa bahan pengisi kemasan yaitu kertas koran, daun pisang,
dan daun talas, serta ada yang tidak menggunakan bahan pengisi, yaitu sebagai
kontrol. Dimensi kemasan yang digunakan adalah 42 x 30 x 25 cm3 yaitu untuk
kapasitas per kemasan untuk 10-12 kg sirsak karena beban tersebut masih mampu
diangkat oleh satu orang serta ditujukan agar tidak membebani sirsak di lapisan
terbawah. Gambar 3 sampai dengan Gambar 7 merupakan gambar berbagai jenis
kemasan dan perlakuan yang digunakan ketika penelitian.

(a)
(b)
Gambar 3 (a) Peti kayu dan (b) kardus karton yang dipakai dalam penelitian

(a)
(b)
Gambar 4 Pengemasan buah sirsak dalam (a) peti kayu dan (b) kardus tanpa
pengisi

9

(a)
(b)
Gambar 5 Pengemasan buah sirsak dalam (a) peti kayu dan (b) kardus dengan
pengisi kertas koran

(a)
(b)
Gambar 6 Pengemasan buah sirsak dalam (a) peti kayu dan (b) kardus dengan
pengisi daun pisang

(a)
(b)
Gambar 7 Pengemasan buah sirsak dalam (a) peti kayu dan (b) kardus dengan
pengisi daun talas

10

Kerusakan Mekanis

Kerusakan mekanis (%)

Gambar 8 Memar yang terjadi pada buah sirsak setelah disimpan selama 4 hari

40
35
30
25
20
15
10
5
0

WN

WK
WP
WT

CN
CK
CP

CT
Waktu (hari)
Gambar 9 Grafik kerusakan mekanis buah sirsak setelah simulasi transportasi dan
selama 8 hari penyimpanan pada berbagai perlakuan
Ket:
WN
WK
WP
WT

: Kayu tanpa pengisi
: Kayu + Koran
: Kayu + Pisang
: Kayu + Talas

CN
CK
CP
CT

: Kardus tanpa pengisi
: Kardus + Koran
: Kardus + Pisang
: Kardus + Talas

Gambar 8 merupakan memar yang terjadi pada buah sirsak setelah
penyimpanan selama 4 hari. Terlihat bahwa warna kulit buah menjadi lebih gelap.
Kemudian pada Gambar 9 yang merupakan grafik kerusakan mekanis buah sirsak
menunjukkan bahwa kerusakan mekanis baru terlihat setelah hari ke-dua
penyimpanan karena kulit sirsak cukup keras menahan benturan yang terjadi.
Selain itu duri-duri halus pada kulitnya mencegah benturan langsung mengenai
buah. Kemasan kayu dan kardus dengan pengisi kertas koran memiliki presentase

11
kerusakan terkecil, sedangkan kemasan kardus dengan pengisi daun talas
mengakibatkan kerusakan mekanis terbesar pada buah.
Tabel 1 Pengaruh berbagai perlakuan terhadap kerusakan mekanis
buah sirsak pada hari ke-8 penyimpanan
Perlakuan (Kemasan + Pengisi)
Kayu tanpa pengisi
Kayu + Koran
Kayu + Pisang
Kayu + Talas
Kardus tanpa pengisi
Kardus + Koran
Kardus + Pisang
Kardus + Talas

Kerusakan mekanis (%)a
20.78b
4.29a
17.14c
16.43c
10.00b
4.29a
9.97b
22.14d

a

Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada UBN 5%.

Tabel 1 adalah nilai Uji Beda Nyata 5% untuk kerusakan mekanis buah
sirsak yang memperlihatkan semua perlakuan memiliki pengaruh signifikan dan
berbeda nyata terhadap kerusakan mekanis buah sirsak. Didapatkan 4 jenis
perlakuan yang berbeda nyata. Perbedaan ini menyatakan pentingnya pemilihan
jenis kemasan dan pengisi untuk mengurangi kerusakan mekanis pada buah sirsak.
Berdasarkan tabel digital logic (Lampiran 12) faktor pembobot untuk kerusakan
mekanis yaitu 0.4.
Susut Bobot

Susut bobot (%)

Gambar 10 adalah grafik susut bobot buah sirsak yang terjadi selama 8 hari
penyimpanan. Semua perlakuan mengalami susut bobot cukup besar, yaitu lebih
dari 20%. Perbedaan susut bobot yang terjadi tidak terlalu besar pada setiap
perlakuan. Susut bobot terkecil terjadi pada kemasan kardus dengan pengisi daun
pisang, sedangkan susut bobot terbesar terjadi pada kemasan kayu dengan pengisi
daun pisang.
30
25
20
15
10
5
0

WN
WK
WP
WT
CN
CK
CP
Waktu (hari)

CT

Gambar 10 Grafik susut bobot buah sirsak setelah simulasi transportasi dan selama 8
hari penyimpanan pada berbagai perlakuan

12
Ket:
WN
WK
WP
WT

: Kayu tanpa pengisi
: Kayu + Koran
: Kayu + Pisang
: Kayu + Talas

CN
CK
CP
CT

: Kardus tanpa pengisi
: Kardus + Koran
: Kardus + Pisang
: Kardus + Talas

Tabel 2 Pengaruh berbagai perlakuan terhadap susut bobot buah sirsak sesudah
simulasi transportasi dan selama 8 hari penyimpanan
Perlakuan

WN
WK
WP
WT
CN
CK
CP
CT

2.62±1.03a
1.94±1.15a
2.03±0.67a
2.13±1.11a
0.89±0.51a
1.21±0.73a
2.03±1.12a
2.04±0.69a

8
27.88±3.32a
26.15±3.21a
28.89±2.87a
27.35±3.52a
25.21±6.02a
24.02±1,79a
23.62±1.45a
27.34±3.80a

Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada UBN 5%.

Tabel 2 adalah nilai Uji Beda Nyata 5% pada susut bobot buah sirsak yang
menunjukkan bahwa jenis perlakuan menghasilkan tiga jenis beda nyata. Pada
hari ke-0 dan ke-8 penyimpanan, tidak terdapat beda nyata antar perlakuan. Beda
nyata baru terdapat pada hari ke-2 sampai hari ke-6. Berdasarkan tabel digital
logic (Lampiran 12) faktor pembobot untuk susut bobot yaitu 0.3.
Kekerasan

Kekerasan (kg/mm2)

a

0

Susut bobot pada hari ke2
4
6
Susut bobot (%)
6.23±0.91ab
13.52±1.53ab
19.79±2.15ab
5.83±0.82ab
12.97±1.47ab
18.83±2.02ab
6.28±1.32ab
13.51±1.01ab
20.77±1.66ab
5.44±0.61ab
12.91±1.66ab
18.66±1.87ab
3.30±0.58a
10.28±1.87a
17.07±3.77a
4.37±0.80a
11.36±0.84a
14.58±5.95a
4.83±1.00ab
10.91±1.02a
16.69±1.03a
6.10±1.49ab
13.57±2.44ab
19.71±3.10ab

1.60
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00

WN
WK

WP
WT
CN

CK
H0
H0
Sebelum Sesudah

H2

H4

H6

H8

CP
CT

Waktu (hari)
Gambar 11

Grafik kekerasan buah sirsak setelah simulasi transportasi dan
selama 8 hari penyimpanan pada berbagai perlakuan

13
Ket:
WN
WK
WP
WT

: Kayu tanpa pengisi
: Kayu + Koran
: Kayu + Pisang
: Kayu + Talas

CN
CK
CP
CT

: Kardus tanpa pengisi
: Kardus + Koran
: Kardus + Pisang
: Kardus + Talas

Gambar 11 adalah grafik kekerasan buah sirsak selama 8 hari
penyimpanan yang terus mengalami penurunan. Nilai kekerasan tertinggi pada
akhir penyimpanan yaitu pada kemasan kardus tanpa bahan pengisi, sedangkan
kekerasan terendah yaitu kemasan kardus dengan pengisi daun talas. Kekerasan
terendah disebabkan oleh tingginya kerusakan mekanis yang terjadi sehingga air
lebih mudah hilang.
Tabel 3

Pengaruh berbagai perlakuan terhadap kekerasan buah sirsak setelah simulasi
transportasi dan selama 8 hari penyimpanan

Perlakuan
Kemasan + Pengisi
Kayu tanpa pengisi
Kayu + Koran
Kayu + Pisang
Kayu + Talas
Kardus tanpa pengisi
Kardus + Koran
Kardus + Pisang
Kardus + Talas
a

0
0.74±0.13a
0.73±0.06a
0.90±0.11a
0.53±0.41a
0.61±0.26a
0.67±0.18a
0.77±0.13a
0.62±0.21a

Kekerasan buah pada hari ke2
4
6
2 a
Kekerasan buah (kg/mm )
0.69±0.0.06ab 0.12±0.08a 0.12±0.02ab
0.50±0.29ab 0.11±0.04a 0.05±0.00a
0.65±0.12ab 0.13±0.10a 0.04±0.00a
0.30±0.28a
0.21±0.07b 0.06±0.01a
0.17±0.05a
0.08±0.01a 0.04±0.00a
0.31±0.33a
0.12±0.03a 0.04±0.00a
0.80±0.07b
0.07±0.02a 0.07±0.05ab
0.32±0.37ab 0.11±0.02a 0.04±0.03a

8
0.05±0.02a
0.04±0.02a
0.04±0.00a
0.04±0.02a
0.06±0.01a
0.05±0.03a
0.05±0.04a
0.03±0.01a

Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada UBN 5%.

Tabel 3 adalah hasil Uji Beda Nyata 5% kekerasan buah sirsak yang
menunjukkan pada hari ke-0, dan ke-8 penyimpanan, tidak terdapat beda nyata
antar perlakuan. Beda nyata terdapat pada hari ke-2 sampai hari ke-6. Hanya ada
dua beda nyata yang terjadi sehingga pengaruh perlakuan tidak terlalu signifikan
terhadap kekerasan buah sirsak. Berdasarkan tabel digital logic (Lampiran 12)
faktor pembobot untuk kekerasan yaitu 0.1.

14

TPT ( oBrix)

Total Padatan Terlarut
30
25
20
15
10
5
0

WN
WK
WP
WT
CN
H0
H0
Sebelum Sesudah

H2

H4

H6

H8

CK
CP

Waktu (hari)

CT

Gambar 12 Grafik total padatan terlarut buah sirsak sesudah simulasi transportasi dan
selama 8 hari penyimpanan pada berbagai perlakuan
Ket:
WN
WK
WP
WT

: Kayu tanpa pengisi
: Kayu + Koran
: Kayu + Pisang
: Kayu + Talas

CN
CK
CP
CT

: Kardus tanpa pengisi
: Kardus + Koran
: Kardus + Pisang
: Kardus + Talas

Gambar 12 adalah grafik total padatan terlarut buah sirsak yang
memperlihatkan semua perlakuan menunjukkan sifat dari buah sirsak sebagai
buah klimakterik yaitu akan terjadi peningkatan TPT sampai puncaknya kemudian
menurun lagi. Penurunan total padatan terlarut tersebut dimungkinkan karena gula
sederhana seperti sukrosa, glukosa, dan fruktosa yang terbentuk saat proses
pemasakan buah sirsak sudah optimum ketika mencapai puncak klimakterik buah
sirsak.
Tabel 4 Pengaruh berbagai perlakuan terhadap total padatan terlarut buah sirsak sesudah
simulasi transportasi dan selama 8 hari penyimpanan
Total padatan terlarut buah pada hari ke0
2
4
6
o
Kemasan + Pengisi
Total padatan terlarut buah ( Brix)a
Kayu tanpa pengisi
9.37±1.56a 10.58±1.48b 14.60±1.70a 13.00±2.36a
Kayu + Koran
7.62±4.03a 13.00±7.02b 15.02±0.16a 13.05±3.28a
Kayu + Pisang
9.45±4.74a 10.20±1.65b 13.00±0.71a 12.23±1.65a
Kayu + Talas
12.15±4.88a 12.07±0.66b 13.10±0.94a 13.47±2.64a
Kardus tanpa pengisi 12.25±5.02a 15.65±2.10bc 14.52±2.43a 10.12±7.42a
Kardus + Koran
12.60±3.35a 12.96±5.58b 15.33±4,34a 14.63±0.42a
Kardus + Pisang
9.38±0.26a
6.38±3.79a 14.43±0.85a 10.60±5.52a
Kardus + Talas
9.77±0.06a 13.70±1.60b 14.90±3.58a 15.63±2.22a
Perlakuan

a

Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada UBN 5%.

8
10.43±10.23b
12.47±0.52bc
6.65±2.52a
12.93±4.01bc
11.35±2.85b
14.20±1.27bc
7.13±3.63b
10.33±3.06Sb

15
Pada Tabel 4 didapatkan bahwa pada hari ke-0, ke-4 dan ke-6, tidak terdapat
beda nyata antar perlakuan. Beda nyata terdapat pada hari ke-2 dan hari ke-8.
Hanya ada dua ada beda nyata yang terjadi sehingga pengaruh perlakuan tidak
terlalu signifikan terhadap total padatan terlarut buah sirsak. Berdasarkan tabel
digital logic (Lampiran 12) faktor pembobot untuk total padatan terlarut yaitu 0.1.

Kadar air (%)

Kadar Air
89
87
85
83
81
79
77
75

WN
WK
WP
WT
CN
CK

H0
H0
Sebelum Sesudah

H2

H4

H6

H8

Waktu (hari)

CP
CT

Gambar 13 Grafik kadar air buah sirsak sesudah simulasi tansportasi dan selama 8
hari penyimpanan pada berbagai perlakuan
Ket:
WN
WK
WP
WT

: Kayu tanpa pengisi
: Kayu + Koran
: Kayu + Pisang
: Kayu + Talas

CN
CK
CP
CT

: Kardus tanpa pengisi
: Kardus + Koran
: Kardus + Pisang
: Kardus + Talas

Gambar 13 adalah grafik kadar air buah sirsak selama penyimpanan yang
menunjukkan kadar air tidak mengalami penaikan ataupun penurunan. Proses
respirasi akan menyebabkan kandungan gula pada daging buah meningkat.
Selanjutnya gula dipecah menjadi gula dan air. Pada proses tersebut pemecahan
polisakarida menjadi gula sederhana, oksidasi gula menjadi piruvat dan
transformasi piruvat dan asam-asam organik secara aerobik menjadi CO2, air dan
energi. Penambahan air inilah yang menyebabkan kadar air cenderung tidak
mengalami perubahan jika dibandingkan dengan susut bobot yang terus
meningkat.
Tabel 5 adalah nilai hasil Uji Beda Nyata 5 % yang menunjukkan tidak
ada beda nyata yang terjadi pada hari ke-0 sampai dengan hari terakhir
penyimpanan. Ini berarti tidak ada pengaruh perlakuan terhadap kadar air buah
sirsak. Berdasarkan tabel digital logic (Lampiran 12) faktor pembobot untuk kadar
air yaitu 0.1.

16
Tabel 5

Pengaruh berbagai perlakuan terhadap kadar air buah sirsak sesudah simulasi
transportasi dan selama 8 hari penyimpanan

Kadar air buah pada hari ke0
2
4
6
a
Kemasan + Pengisi
Kadar air buah (%)
Kayu tanpa pengisi
80.69±0.29a 81.34±1.84a 84.40±4.19a 82.57±2.05a
Kayu + Koran
86.94±5.08a 80.35±1.04a 82.85±1.28a 83.19±5.44a
Kayu + Pisang
87.95±11.48a 83.24±4.98a 84.61±0.33a 81.20±4.98a
Kayu + Talas
83.59±0.08a 82.08±2.67a 84.39±0.18a 82.35±3.49a
Kardus tanpa pengisi 81.30±1.36a 79.06±1.41a 86.62±1.10a 87.37±5.07a
Kardus + Koran
80.87±0.59a 82.94±1.41a 83.95±5.88a 82.59±1.01a
Kardus + Pisang
76.70±8.84a 85.83±6.86a 86.76±2.02a 84.00±6.44a
Kardus + Talas
79.55±0.88a 83.88±1.67a 85.52±1.46a 80.47±3.95a
Perlakuan

a

8
85.58±6.77a
85.63±1.59a
86.74±0.61a
82.29±7.86a
84.23±2.51a
83.79±0.82a
88.30±3.58a
87.53±0.40a

Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada UBN 5%.

Untuk penentuan jenis kemasan yang terbaik dapat dilihat pada Lampiran
12 yaitu menggunakan Tabel Digital Logic, dimana setiap indikator akan
mendapatkan nilai pembobotan dengan cara membandingkan antar indikator.
Kemudian tiap perlakuan kemasan akan dicari nilai saat hari akhir penyimpanan
untuk dikalikan dengan masing-masing nilai pembobotan sehingga didapatkan
nilai gamma (γ). Nilai γ yang terbesar menunjukkan jenis kemasan yang terbaik.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Penggunaan jenis kemasan berbeda nyata terhadap susut bobot, kekerasan,
tetapi tidak berbeda nyata terhadap kerusakan mekanis, total padatan terlarut
dan kadar air buah sirsak.
2. Pengisi pada peti kayu berbeda nyata terhadap kekerasan, tetapi tidak berbeda
nyata terhadap kerusakan mekanis, susut bobot, total padatan terlarut dan
kadar air. Sedangkan pengisi dalam kardus berbeda nyata terhadap susut bobot,
kekerasan, total padatan terlarut tetapi tidak berbeda nyata terhadap kerusakan
mekanis, dan kadar air.
3. Kemasan terbaik untuk transportasi buah sirsak adalah kombinasi kardus dan
kertas koran karena nilai indeks sifat berbobot (γ) yaitu 96, lebih besar dari
nilai indeks sifat berbobot (γ) kemasan lainnya.
Saran
1. Keseragaman bahan harus lebih diseragamkan ukuran buah dan bobotnya.

17
2. Penelitian mengenai teknik pengemasan sirsak dengan memperhitungkan nilai
ekonomis dari sirsak dan ukuran kemasan yang tepat dari segi ergonomis.
3. Penelitian uji kekuatan kemasan untuk mengetahui beban tumpuk maksimum
kemasan.
4. Penelitian untuk pengemasan sirsak dengan menggunakan kemasan karton
berventilasi sehingga udara hasil respirasi dapat bertukar dengan udara luar.
5. Pengukuran kandungan vitamin C selama penyimpanan.
6. Penelitian penggunaan jenis kemasan lain yang dapat menghilangkan luka
gores dan retak seperti pada penelitian ini.
7. Penelitian berdasarkan transportasi yang disesuaikan dengan keadaan jalan
dan kemasan yang sebenarnya dilakukan di pasar.
8. Penelitian buah yang tanpa perlakuan simulasi transportasi, sehingga
didapatkan data kerusakan akibat transportasi dari tempat produksi ke
laboratorium penelitian Fateta.

DAFTAR PUSTAKA
Destiyani, E. 2010. Pengkajian Kemasan Karton Untuk Transportasi Buah
Alpukat (Persea americana Mill). Skripsi. Bogor: Program Sarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Hasiholan, M. 2008. Peningkatan Performa Pengemasan Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Selama Transportasi dengan Penggunaan Bahan Pengisi. Skripsi.
Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Luketsi, WP. 2011. Pengaruh Perlakuan Bahan Pengisi Kemasan Terhadap Mutu
Fisik Buah Pepaya Varietas IPB 9 (Callina) Selama Transportasi. Skripsi.
Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Pradipta, GNK. 2011. Ilmu Bahan Makanan Buah dan Sayuran Sirsak. Artikel,
Universitas Diponegoro.
Puwadaria, HK. 1992. Sistem Pengangkutan Buah-buahan dan Sayuran. Makalah
Pelatihan Teknologi Pasca Panen Buah-buahan dan Sayuran. PAU Pangan
dan Gizi, IPB. Bogor, 24 Februari1992.
Satuhu, S. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suzaida, L. 1994. Pengaruh Tingkat Ketuaan dan Pemberian Gas Asetilena
Terhadap Mutu Kemasakan Buah Sirsak (Annona muricata L.). Skripsi.
Bogor: Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Tirtosoekotjo, MS. Alat Simulasi Pengangkutan Buah-buahan dengan Mobil dan
Kereta Api. Jurnal Hortikultura 2(1) : 66-73.
Yulni, T. 2011. Kajian Penggunaan Kemasan Karton dan Peti Kayu Dalam
Transportasi Melon Cantaloupe (Cucumis melo L.). Skripsi. Bogor: Program
Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

18
Lampiran 1 Nilai amplitudo guncangan truk pada berbagai jenis jalan
Jumlah
Amplitudo gerakan vertikal (cm)
kejadian
Jalan dalam Jalan luar Jalan buruk Jalan buruk
amplitudo
kota
kota
(aspal)
(berbatu)
1
3.5
3.9
4.8
5.2
500
3.2
3.6
4.2
4.1
1000
2.9
3.3
3.9
3.8
1500
2.5
3.0
3.5
3.6
2000
2.2
2.8
3.1
3.2
2500
1.8
2.5
2.8
2.6
3000
1.6
2.1
2.8
2.6
3500
1.5
2.0
2.0
2.0
4000
1.1
1.7
1.2
1.1
4500
0.9
1.3
0.8
0.7
5000
0.0
0.1
0.2
0.1
amplitudo
1.3
1.7
1.9
1.7
Sumber : Lembaga Uji Kontruksi BPPT 1986

19
Lampiran 2 Kesetaran simulasi transportasi
Waktu (menit)
Frekuensi (Hz)
Amplitudo (cm)

20
3.13
4.67

40
3.84
4.00

60
3.43
4.67

80
2.87
5.83

100
2.83
7.17

120
3.41
4.67

Rataan
3.25
5.17

Lembaga Uji Konstruksi BPPT Tahun 1986 telah mengukur guncangan truk yang
diisi 80% penuh dengan nilai berkut:
Asumsi 1: Menggunakan jalan luar kota yang berbatu:
1. Kecepatan truk = 30 km/jam
2. Frekuensi getaran bak truk (ft) = 1.442 Hz
Asumsi 2 : Menggunakan jalan dalam kota yang beraspal bagus:
1. Kecepatan truk = 60 km/jam
2. Frekuensi getaran truk (ft) = 1.442 Hz
Input:
1. fm= frekuensi meja getar (fm) = 3.25 Hz
2. Am= amplitudo meja getar (Am) = 5.17 cm
Data truk Asumsi 1:
1

Tt= =

1

=0.693

ft 1.442


W t= =



Tt 0.693

detik
getaran

=9.062

getaran
detik

Amplitudo rata-rata getaran bak truk (At) dari Lampiran 1
At=

(Ni x Ai)
Ni

1x3.9 + 500x3.6 + 1000x3.3 +…+ 4500x1.3 +(5000x0.1)

=

(1+500+1000+1500+2000+2500+3000+3500+4000+4500+5000)

=1.742 cm
Luas satu siklus getaran bak truk jalan luar koa (L)
Lt =

Tt
At sin Wt
0

Lt =1.742 [Lt=1.742[-

Tt dTt =

1
9.062

1

9.062

0.693
1.742 sin
0

cos (9.062 T)]

9.062 T dT

0.693
0

(cos 9.062x0.693 -cos (9.062x0))]

Lt=0.00115 cm2/getaran
Jumlah seluruh getaran bak truk jalan luar kota selama 0.5 jam (Lt(0.5))
Lt(0.5)= t x f x Lt
=30 menit x 60 detik/menit x 1.442 getaran/menit x 0.0015 cm2/getaran
= 2.985 cm2

20
Lampiran 2 (lanjutan)
Data meja getar:
Tm=

1

fm

Wm=

=



Tm

1
3.25

=

=0.307


0.307

detik
getaran

=20.42

getaran
detik

Luas satu siklus getaran meja getar (Lm)
Lm=

T
Amsin
0

=5.17

WmTmdTm

0.307
sin
0

20.42 T dT

=5.17 [-

1
cos
20.42

=5.17 [-

1
( cos
20.42

(20.42 T)]

0.307
0

20.42x0.307 -( cos 20.42x0 )]

=1.51 x 10-3 cm2/getaran
Jumlah seluruh getaran meja selama 1 jam (Gm)
Gm= t x fm
= 1 jam x 60 menit/jam x 60 detik/menit x 3.25 getaran/detik
= 11700 getaran/jam
Jumlah luas seluruh getaran vibrator selama 1 jam (Lm(1))
Lm(1) = Gm x Lm
= 11700 getaran/jam x 1.51 x 10-3 cm2/getaran
= 17.667 cm2/jam
Kesetaraan panjang jalan selama 30 menit dengan 30 km
=
=

Lm(1)
Lt(0.5)
0.5

x 30 km

17.67 cm2/jam
2.985 cm2
0.5 jam

x 30 km

=88.79 km
Karena dilakukan selama 2 jam, maka jarak yang ditempuh adalah
= 2 x 88.79 km
= 177.58 km (untuk jalan luar kota).

21
Lampiran 2 (lanjutan)
Data truk asumsi 2:
1

Tt= =

1

=0.693

ft 1.442





W t= =

Tt 0.693

detik
getaran

=9.062

getaran
detik

Amplitudo rata-rata getaran bak truk (At) dari Lampiran 1
At=

(Ni x Ai)
Ni

1x3.5 + 500x3.2 + 1000x2.9 +…+ 4500x0.9 +(5000x0.0)

=

(1+500+1000+1500+2000+2500+3000+3500+4000+4500+5000)

=1.30cm
Luas satu siklus getaran bak truk jalan luar koa (L)
Lt =

Tt
At sin Wt
0

Lt =1.30 [Lt=1.742[-

Tt dTt =

1
9.062
1

9.062

0.693
1.30 sin
0

cos (9.062 T)]

9.062 T dT

0.693
0

(cos 9.062x0.693 -cos (9.062x0))]

Lt=0.00089 cm2/getaran
Jumlah seluruh getaran bak truk jalan luar kota selama 0.5 jam (Lt(0.5))
Lt(0.5)= t x f x Lt
=30 menit x 60 detik/menit x 1.442 getaran/menit x 0.0089 cm2/getaran
= 2.236 cm2
Kesetaraan panjang jalan selama 30 menit dengan 30 km
=
=

Lm(1)
Lt(0.5)
0.5

x 30 km

16.33 cm2/jam
2.236 cm2
0.5 jam

x 30 km

=438.19 km
Karena dilakukan selama 2 jam, maka jarak yang ditempuh adalah
= 2 x 438.19 km
= 876.38 km (untuk jalan dalam kota).

22
Lampiran 3 Pengukuran bobot buah sirsak sebelum simulasi transportasi dan selama 8 hari
penyimpanan dalam berbagai perlakuan
Bobot buah pada hari keJenis
perlakuan
Kemasan +
Pengisi

Kayu tanpa
Pengisi

Kayu +
Koran

Kayu +
Pisang

Kayu +
Talas

Kardus tanpa
pengisi

Ulangan

H0
sebelum

H0
sesudah

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

H8

561
953
598
694
520
732
765
567
437
581
630
853
449
387
617
459
547
472
533
530
565
482
482
748
493
826
525
713
359
966

546
914
574
676
501
696
737
551
420
557
612
825
433
366
594
435
524
449
514
498
550
472
464
720
476
798
489
688
345
942

521
861
536
648
462
646
692
529
396
523
590
782
412
337
563
401
490
417
483
456
528
435
431
678
450
758
443
648
320
909

506
826
496
631
441
615
663
515
376
497
567
749
400
322
544
380
471
401
462
431
512
412
409
652
435
727
412
624
306
888

Bobot buah (g)
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6

669
1152
694
825
647
888
922
650
529
700
752
1007
540
478
729
553
662
565
627
630
650
582
573
894
572
934
634
823
429
1074

655
1133
683
802
622
854
899
633
510
696
739
999
531
465
717
543
653
549
611
619
636
577
550
882
566
921
634
815
423
1069

642 631 604
1102 1080 1040
671 659 638
793 774 744
618 597 571
852 831 799
869 863 824
625 623 607
509 496 477
679 657 631
722 704 677
958 950 928
521 508 489
457 447 428
713 693 668
541 522 502
642 623 599
534 515 511
599 591 569
617 600 580
631 620 602
564 550 508
548 540 520
868 838 803
558 553 535
912 903 884
630 611 589
803 797 773
418 412 396
1066 1049 1025

578
996
618
714
546
764
794
584
455
604
649
882
466
407
641
478
569
493
548
555
580
491
499
771
511
853
557
738
376
992

23
Lampiran 3 (lanjutan)
Bobot buah pada hari keJenis
perlakuan
Kemasan +
Pengisi

Kardus +
Koran

Kardus +
Pisang

Kardus +
Talas

Ulangan

H0
H0
sebelum sesudah

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

H8

569
485
568
683
515
493
847
558
599
554
498
802
741
378
493
711
402
463

550
468
648
665
501
475
821
541
581
536
480
771
716
361
477
690
387
446

523
442
521
639
478
446
780
518
552
509
457
724
677
339
443
661
363
421

508
422
505
612
461
432
751
506
528
493
442
693
651
323
425
643
348
404

Bobot buah (g)
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6

658
567
666
786
597
589
961
650
700
647
580
933
855
478
608
828
479
559

652
563
659
783
585
576
951
632
680
632
578
905
836
462
600
811
469
550

652
558
652
775
581
572
941
624
673
629
570
887
829
453
588
808
462
544

638
543
637
752
568
557
924
610
665
613
560
884
817
437
566
787
451
525

616
525
615
730
551
539
904
594
644
596
544
860
794
419
541
766
436
506

589
502
589
703
529
514
873
575
616
577
519
826
764
397
513
733
417
482

24
Lampiran 4 Pengukuran kekerasan buah sirsak sebelum simulasi transportasi dan selama 8 hari penyimpanan dalam berbagai perlakuan
Jenis
perlakuan
Kemasan + Pengisi
Kayu tanpa pengisi
Kayu + Koran
Kayu + Pisang
Kayu + Talas
Kardus tanpa pengisi
Kardus + Koran
Kardus + Pisang
Kardus + Talas
Ket : p = pangkal buah

Ulangan
H0 sebelum
p
t
1
3.35 3.67
2
3.44 3.77
1
3.88 4.02
2
4.01 3.98
1
4.76 4.67
2
4.56 4.60
1
2.88 2.76
2
2.96 2.64
1
3.23 3.42
2
3.45 3.51
1
2.66 3.85
2
2.88 3.81
1
4.01 3.96
2
4.12 4.00
1
2.90 3.88
2
2.81 3.71
t = tengah buah

u
p
3.90 3.64 3.25
3.99 3.73 3.30
3.55 3.82 3.78
3.48 3.82 3.93
4.33 4.59 5.06
4.29 4.48 4.04
2.75 2.80 2.36
2.87 2.82 3.17
2.88 3.18 3.26
2.97 3.31 3.08
3.77 3.43 1.94
3.49 3.39 2.95
3.88 3.95 3.40
3.90 4.01 4.46
2.83 3.20 2.50
3.03 3.18 2.74
u = ujung buah

Kekerasan buah pada hari keH0 sesudah
H2
Kekerasan buah (kgf)
t
u
p
t
u
2.89 3.35 3.16 2.55 3.75 4.38
4.40 4.50 4.07 2.23 3.28 3.98
3.90 2.51 3.40 3.36 2.78 4.20
3.51 3.90 3.78 1.36 2.00 0.90
4.83 4.41 4.77 4.55 3.28 2.96
4.27 3.80 4.04 3.30 3.36 1.58
0.83 0.29 1.16 0.30 0.54 0.71
4.09 4.78 4.01 2.14 2.99 2.15
3.97 4.46 3.90 1.01 1.43 0.57
2.36 0.90 2.11 0.76 0.34 0.81
3.73 2.43 2.70 0.66 0.37 0.12
3.97 4.83 3.92 2.72 2.82 2.47
3.42 3.23 3.35 3.70 4.72 3.12
4.12 4.13 4.24 4.80 4.23 3.05
4.50 4.32 3.77 3.10 3.91 1.57
2.93 1.33 2.33 0.27 0.36 0.26
= rataan

H4

3.56
3.16
3.45
1.42
3.60
2.75
0.52
2.43
1.00
0.64
0.38
2.67
3.85
4.03
2.86
0.30

p
0.83
0.22
0.24
1.26
0.89
0.28
0.91
1.57
0.19
0.37
0.63
0.83
0.72
0.22
0.65
0.94

t
0.53
0.42
0.42
0.38
1.26
0.30
0.70
1.24
0.20
0.40
0.47
0.34
0.27
0.40
0.50
0.34

u
1.20
0.32
0.61
0.45
0.75
0.28
0.83
1.01
0.63
0.56
0.89
0.25
0.21
0.14
0.72
0.19

0.85
0.32
0.42
0.70
0.97
0.29
0.81
1.27
0.34
0.44
0.66
0.47
0.40
0.25
0.62
0.49

25
Lampiran 4 (lanjutan)
Jenis
perlakuan
Kemasan + Pengisi

Ulangan

p
Kayu tanpa pengisi
1
2.03
2
2.54
Kayu + Koran
1
1.26
2
1.29
Kayu + Pisang
1
0.79
2
0.80
Kayu + Talas
1
1.32
2
1.10
Kardus tanpa pengisi
1
1.50
2
1.25
Kardus + Koran
1
0.44
2
0.37
Kardus + Pisang
1
0.66
2
1.74
Kardus + Talas
1
1.30
2
0.30
Ket : p = pangkal buah t = tengah buah

Kekerasan buah pada hari keH6
t
u
2.20
2.14
2.76
2.33
1.01
0.87
0.96
0.61
0.88
0.70
0.92
0.55
0.77
0.86
1.71
1.28
0.30
0.71
0.44
0.89
1.23
0.76
1.70
0.61
0.79
0.94
2.23
2.40
0.69
1.24
0.51
0.23
u = ujung buah

H8
Kekerasan buah (kgf)
P
2.12
1.96
2.54
0.80
1.05
1.07
0.95
0.30
0.79
0.79
0.76
0.80
0.98
0.44
1.36
1.18
0.84
1.12
0.86
0.74
0.81
1.23
0.89
0.26
0.80
0.51
2.12
1.42
1.08
0.80
0.35
0.72
= rataan

t
0.88
0.56
0.83
0.32
0.91
1.02
0.61
1.04
1.56
1.54
1.94
0.64
0.42
1.75
0.87
0.35

u
0.70
0.47
1.08
0.59
0.68
0.36
0.32
1.02
1.23
0.59
0.99
0.62
0.21
1.68
0.59
0.22

1.18
0.61
0.99
0.40
0.79
0.73
0.46
1.08
1.30
0.96
1.39
0.51
0.38
1.62
0.75
0.43

26
Lampiran 5 Pengukuran total padatan terlarut buah sirsak sebelum simulasi transportasi dan selama 8 hari penyimpanan dalam
berbagai perlakuan
Jenis
perlakuan
Kemasan + Pengisi

Ulangan

p
1
9.22
2
9.12
Kayu + Koran
1
7.32
2
7.21
Kayu + Pisang
1
9.33
2
9.19
Kayu + Talas
1
12.01
2
12.33
Kardus tanpa pengisi
1
10.45
2
10.41
Kardus + Koran
1
12.11
2
12.31
Kardus + Pisang
1
8.31
2
8.33
Kardus + Talas
1
10.12
2
10.01
Ket : p = pangkal buah t = tengah buah
Kayu tanpa pengisi

Total padatan terlarut buah pada hari keH0 sebelum
H0 sesudah
Total padatan terlarut buah (oBrix)
t
u
p
t
u
p
8.51 9.45 9.06 9.50 6.30 9.00 8.27 10.30
8.65 9.66 9.14 9.30 11.00 11.10 10.47 10.10
7.77 7.23 7.44 5.00 5.00 4.30 4.77 8.80
7.89 7.33 7.48 10.00 11.00 10.40 10.47 17.40
9.29 9.11 9.24 6.10 5.80 6.40 6.10 11.00
9.33 9.22 9.25 13.20 13.10 12.10 12.80 8.80
12.11 11.88 12.00 15.30 16.80 14.70 15.60 12.10
12.01 11.67 12.00 9.60 7.20 9.30 8.70 11.80
13.01 12.40 11.95 9.20 8.70 8.20 8.70 15.80
12.66 12.19 11.75 12.00 17.80 17.60 15.80 19.80
12.72 12.23 12.35 14.30 16.80 13.80 14.97 18.00
12.99 11.99 12.43 10.20 10.40 10.10 10.23 8.43
9.33 9.82 9.15 9.60 8.70 9.30 9.20 3.80
9.22 9.10 8.88 7.80 10.60 10.30 9.57 9.10
8.99 9.54 9.55 10.00 8.90 9.00 9.30 12.60
9.12 9.33 9.49 11.40 9.60 9.70 10.23 14.40
u = ujung buah
= rataan

H2
t
10.60
8.70
8.00
17.80
10.70
8.60
13.20
10.90
14.10
14.20
17.30
8.40
4.00
8.90
12.10
15.00

u
14.00
9.80
7.30
18.70
12.40
9.70
12.30
12.10
12.60
17.40
15.40
10.20
3.30
9.20
13.00
15.10

11.63
9.53
8.03
17.97
11.37
9.03
12.53
11.60
14.17
17.13
16.90
9.01
3.70
9.07
12.57
14.83

27
Lampiran 5 (lanjutan)
Jenis
perlakuan
Kemasan + Pengisi
Kayu tanpa pengisi
Kayu + Koran
Kayu + Pisang
Kayu + Talas
Kardus tanpa pengisi
Kardus + Koran
Kardus + Pisang
Kardus + Talas
Ket : p = pangkal buah

Ulangan

Total padatan terlarut pada hari keH4
H6
Total padatan terlarut (oBrix)
p
t
u
p
t
u
p
1
16.90 15.80 14.70 15.80 10.50 12.70 10.80 11.33 3.40
2
13.30 13.40 13.50 13.40 14.30 14.40 15.30 14.67 20.40
1
16.20 15.30 13.90 15.13 11.40 10.50 10.30 10.73 11.20
2
15.30 15.70 13.70 14.90 14.80 16.90 14.40 15.37 13.10
1
12.50 14.70 13.30 13.50 14.90 9.80 8.50 11.07 8.20
2
11.50 10.50 15.50 12.50 16.00 14.50 9.70 13.40 4.40
1
12.20 12.00 13.10 12.43 15.70 18.10 12.20 15.33 18.50
2
13.90 15.10 12.30 13.77 11.20 12.90 10.70 11.60 10.20
1
17.70 15.70 15.30 16.23 15.50 15.70 14.90 15.37 11.20
2
14.10 10.10 14.20 12.80 4.70 5.30 4.60 4.87 15.00
1
19.50 18.70 17.00 18.40 15.00 14.60 15.20 14.93 18.90
2
14.70 12.10 10.00 12.27 16.20 14.70 12.10 14.33 15.60
1
14.80 13.40 13.30 13.83 6.70 6.20 7.20 6.70 4.20
2
14.60 15.60 14.90 15.03 12.70 15.20 15.60 14.50 10.80
1
13.60 12.60 10.90 12.37 15.50 11.70 15.00 14.07 8.60
2
17.40 17.60 17.30 17.43 15.70 18.30 17.60 17.20 11.60
t = tengah buah
u = ujung buah
= rataan

H8
t
3.20
14.90
11.10
10.50
8.30
4.90
13.40
10.00
8.50
14.70
15.60
14.10
5.00
9.00
9.90
13.20

u
3.00