GAGASAN DEMOKRASI DI INDONESIADALAM PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA.

GAGASAN DEMOKRASI DI INDONESIADALAM
PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh:

BINCAR MOURIDC POSMAN TAMPUBOLON
NIM : 3123121004

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Bincar Mouridc Posman Tampubolon, NIM. 3123121004. Gagasan

Demokrasi di Indonesia dalam Pemikiran Mohammad Hatta. Jurusan
Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pemikiran Muhammad Hatta tentang
demokrasi di Indonesia, faktor- faktor yang mempengaruhi pemikiran Mohammad
Hatta dalam menggagas demokrasi untuk Indonesia, dan untuk mengetahui
pengaruh demokrasi yang digagas oleh Mohammad Hatta terhadap pelaksanaan
demokrasi yang diterapkan di Indonesia.Pengumpulan data berkaitan dengan
penelitian ini, dilakukan Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggali data berdasarkan
literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kemudian menganalisis
data yang dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu mengumpulkan sumbersumber yang berhubungan dengan penelitian, verifikasi sumber yaitu pengujian
mengenai kebenaran atau ketepatan (akurasi) yang dikenal dengan cara
melakukan kritik eksternal dan kritik internal. Kemudian melakukan interpretasi
(menyusun hasil- hasil penelitian berdasarkan fakta). Dan sebagai tahap terakhir
menyimpulkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pemikiran Mohammad Hatta tentang
demokrasi untuk Indonesia didasarkan pada asas kebersamaan di dalam kehidupan
politik dan ekonomi. menjadi pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi
yang akan diterapkan di Indonesia adalah diantanya: bentuk negara Indonesia
yang berbentuk negara kesatuan (republik), paham kebangsaan dan kerakyatan,

demokrasi ekonomi, hak- hak dasar warga negara, dan pengambilan keputusan
dengan cara musyawarah untuk mufakat. Kemudian implementasi pemikiran
Mohammad Hatta tentang demokrasi untuk Indonesia terdapat pada Sila- sila
Pancasila, beberapa Pasal- Pasal dalam Undang- Undang Dasar 1945 tentang hakhak dasar warga negara dan pembentukan Koperasi di Indonesia.
Kata kunci: Mohammad Hatta, Demokrasi

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan kasih-Nya,

sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Gagasan

Demokrasi di Indonesia dalam Pemikiran Mohammad Hatta” dapat diselesaikan
dengan baik . Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini mendapat

sumbangan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil. Atas semua
itu sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr .Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS).
3. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah.
4. Bapak Syahrul Nizar, M.Hum, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah dan selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak bantuan,
arahan, saran- saran dan koreksi dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Flores Tanjung, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan pencerahan dalam
penulisan skripsi ini.

ii

6. Bapak Phil. Ichwan Azhari, M.S selaku Dosen Pembimbing Akademik
(PA) dan sebagai dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan,

saran- saran dan koreksi dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si selaku Dosen penguji yang
telah memberikan saran, arahan dan koreksi dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu dosen pendidik di Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah
memberikan segudang Ilmu yang sangat berharga selama belajar di
Jurusan Pendidikan Sejarah.
9. Teristimewa kepada orang tua yang tercinta, Ayahanda H.B Tampubolon
dan Ibunda M. br. Sidabalok yang selama ini

tidak pernah lelah

memberikan bimbingan, nasehat, motivasi dan dukungan yang sebesarbesarnya selama penulis belajar dan sampai dapat menyelesaikan studi di
Jurusan Pendidikan Sejarah.
10. Rekan- rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah kelas Reguler B
2012 yang telah bersama- sama melewati suka maupun duka. Suatu
Pengalaman yang tidak terlupakan ketika dapat menimba ilmu bersamasama.
11. Rekan- rekan seperjuagan sesama anggota Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia (GMKI) Cabang Medan dan para senior, terkhusus anggota
maupun senior di GMKI komisariat FIS UNIMED yang telah memberikan
banyak motivasi dan dukungan kepada penulis. Tak lupa pula kepada para

saudara/i BPC GMKI Cabang Medan dan rekan- rekan Tim Pengkaji di
Komisi Study Umum GMKI Cabang Medan, suatu kehormatan bisa dapat
melayani bersama- sama di tiga medan layan GMKI.
iii

12. Terkhusus dan teristimewa buat adinda Donnaria br. Purba, S.Pd yang
selama ini tak pernah bosan memberikan dukungan moril berupa motivasi,
saran- saran dan masukan sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
13. Terkhusus untuk saudara- saudariku, para sahabat Dantob’13 .
14. Teristimewa untuk sahabat- sabahat penulis, Edi, Peristiwani, Kartina
Simanjuntak, Rafika Arthauli Pakpahan dan Nur Fadillah yang selama 4
tahun telah melewati masa- masa kebersamaan. Terima kasih untuk
motivasi dan dukungannya
15. Teristimewa untuk sahabat dekat, teman senasib seperjuangan penulis,
Rahmat Amsari Putra Lubis. Terima kasih untuk diskusi- diskusi yang
telah dilakukan bersama selama ini.
16. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis, yang dalam
kesempatan ini tidak dapat disebutkan satu- persatu.


Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih ada kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
skripsi ini sempurna. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
khalayak pembaca.

Medan,
Penulis

03 September 2016

Bincar Mouridc Posman Tampubolon
NIM. 3123121004
iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. v
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….......... 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………. 5
C. Pembatasan Masalah …………………………………………….... 5
D. Rumusan Masalah ……………………………………………….... 6
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 7
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………….... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS ………. 8
A. Kajian Pustaka ……………………………………………………… 8
B. Kerangka Konseptual ……………………………………………..... 10
1. Gagasan Demokrasi …………………………………………………..... 10
2. Demokrasi Indonesia …………………………………………..... 12
3. Pemikiran Mohammad Hatta ………………………………………... 13
4. Demokrasi ala Barat ………………………………………………….... 16
C. Kerangka Berfikir ………………………………………………...... 18

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 22
v

A. Metode Penelitian …………………………………………………. 22

B. Sumber Data …………………………………………………………… 23
C. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 24
D. Teknik Analisis Data ………………………………………………. 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………… 25
A. Hasil Penelitian ………………………………………………………… 25
1. Faktor yang mempengaruhi Pemikiran Mohammad Hatta ………… 25
dalam menggagas Demokrasi di Indonesia
2. Pemikiran Mohammad Hatta tentang Demokrasi …………………. 37
untuk Indonesia
3. Penerapan gagasan Mohammad Hatta tentang …………………… 49
Demokrasi untuk Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………….……. 59
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 59
B. Saran ………………………………………………………….... 62
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….…... 64

vi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi merupakan suatu bentuk tentang cara- cara penyelenggaraan
kekuasaan pemerintah berdasarkan asas kedaulatan rakyat. Istilah “demokrasi”
berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu “ demos” dan “cratein” yang masingmasing berarti “rakyat” dan “pemerintah”. Jadi, demokrasi dapat diartikan sebagai
sebuah sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat, dijalankan oleh rakyat dan
tujuannya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat itu sendiri.

Demokrasi berkembang dan menjadi mapan di negara- negara barat kerena
memang didasarkan pada karakteristik masyarakat barat yang rasional dan
berpaham liberal dalam arti individualime.Kemudian Demokrasi dalam arti
demokrasi modern lahir sebagai hasil pergulatan pemikiran para pemikir Barat
sejak masa Renaissance di abad ke 15, berkembang lebih lanjut selama masa
Pencerahan (Enlightenment) di abad ke 17, yang diikuti dengan penerapannya di
abad- abad selanjutnya pasca Revolusi Amerika tahun 1776 dan pasca Revolusi
Perancis tahun 1789. Gagasan tentang demokrasi ini kemudian menyebar ke

bagian dunia yang lain, yaitu daerah- daerah jajahan Bangsa Eropa di Asia,
Afrika, dan Amerika Latin, termasuk Indonesia.

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sejak awal kemerdekaan
hingga masa sekarang, Indonesia telah mengalami beberapa kali periodisasi
1

2

sejarah politik yaitu; Demokrasi Liberal (1945- 1949), Demokrasi Parlementer
(1950- 1959), Demokrasi Terpimpin (1959- 1965), Demokrasi Pancasila (19661998), dan Demokrasi pada masa Reformasi ( 1998- sekarang). Indonesia sendiri
mengalami pembaharuan politik mendasar sejak tahun 1998, menandai
berakhirnya dua bentuk sistem pemerintahan yang otoriter sebelumnya yaitu Orde
Lama dan Orde Baru.Komitmen bangsa Indonesia untuk mewujudkan
demokratisasi

sebagaimana

diamanatkan


dalam

UUD

1945,

dalam

pelaksanaannya mengalami berbagai tantangan. Meskipun berdasarkan UndangUndang Dasar 1945, kehidupan politik Indonesia menganut asas kedaulatan
rakyat, tetapi pelaksanaan sistem yang otoriter pada masa Orde Lama dan Orde
Baru telah mengubur prinsip kedaulatan rakyat secara substantif.

Demokrasi

menempati

posisi

vital

dalam

kaitannya

pembagian

kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias
politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus
digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Prinsip semacam trias
politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah
mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan
pemerintah yang absolut seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak
asasi manusia. Selain itu ada beberapa sistem- sistem politik yang pernah
diterapkan di Indonesia ternyata tidak mencerminkan sistem politik yang
demokratis seperti sentralisasi politik, dan pengambilan keputusan di Parlemen
dengan sistem vooting (pungutan suara).

3

Tentunya beberapa sistem seperti ini tidak sesuai dengan asas kedaulatan
rakyat yang lebih mengutamakan musyawarah untuk mufakat . Seperti hal nya
yang telah dilakukan oleh para bapak pendiri bangsa (founding fathers) di masamasa mereka merintis kemerdekaan melalui sidang- sidang BPUPKI dan PPKI
dalam periode Mei- Agustus 1945. Pemikiran dan sikap dari para pendiri bangsa
terdahulu menggambarkan cara berdemokrasi yang baik.

Ternyata, beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka, sejak awal tahun
1930-an, Mohammad Hatta telah menawarkan gagasan tentang demokrasi untuk
Indonesia merdeka yang terangkum dalam tulisan yang berjudul “Ke Arah
Indonesia Merdeka”.Melalui tulisan tersebut, Mohammad Hatta menawarkan
demokrasi berdasarkan asas kebersamaan, yaitu prinsip hidup bersama warisan
nenek moyang bangsa Indonesia sejak berabad- abad lalu.

Mohammad Hatta

dipandang oleh banyak kalangan sebagai peletak dasar konsep ke Indonesiaan
yang lebih mendalam, yaitu konsep keadilan, keterbukaan dan demokrasi .Dalam
konsep demokrasi yang digagas oleh Hatta, demokrasi Indonesia hendaknya
dibangun berlandaskan nilai etika/moral berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.Kemudian bagi Hatta, demokrasi berarti kedaulatan rakyat, yaitu rakyat yang
bebas dan merdeka.Dalam gagasannya, pelaksanaan politik harus mengutamakan
praktik musyawarah untuk mencapai mufakat.

Selanjutnya, Demokrasi yang digagas oleh Mohammad Hatta adalah
demokrasi yang lahir dari budaya asli rakyat Indonesia.Menurut Mohammad
Hatta rakyat Indonesia sudah sejak zaman dahulu mengenal demokrasi, bahkan

4

sudah memiliki tradisi yang baik dalam hidup berdemokrasi.Walaupun demokrasi
itu berlaku pada tingkat desa saja.Demokrasi ini sering diistilahkan oleh
Mohammad Hatta sebagai Demokrasi Desa. Adapun demokrasi asli yang ada di
desa- desa di Indonesia mempunyai tiga sifat utama, yaitu Rapat/ Musyawarah,
Kebebasan untuk menolak/ menentang kebijakan yang tidak adil, dan
Kebersamaan (saling tolong menolong/ gotong royong). Ketiga hal inilah yang
menjadi dasar dari demokrasi yang digagas oleh Mohammad Hatta yang mana
lebih dikenal dengan istilah Demokrasi Kerakyatan.

Dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia selama perjalanan
politik dari masa awal kemerdekaan hingga masa orde baru justru bertentangan
dengan demokrasi yang dicita- citakan oleh Mohammad Hatta.Kemudian menurut
Hatta, demokrasi yang diterapkan di Indonesia seharusnya tidak hanya demokrasi
politik saja, tetapi harus juga didampingi oleh demokrasi ekonomi. Karena bagi
Hatta, jika hanya demokrasi politik tanpa saja yarng diterapkan, maka tidak akan
terwujud keadilan bagi rakyat.

Adapun yang menjadi sumber pemikiran Mohammad Hatta, ada tiga
sumber gagasannya mengenai demokrasi yaitu: ajaran Islam mengenai kebenaran
dan keadilan yang dikaitkan dengan tugas manusia sebagai khalifah Allah
(penyebar kebaikan) di muka bumi, demokrasi asli Indonesia yang berdasarkan
kekeluargaan/ kebersamaan dan paham sosialisme Barat tentang perikemanusiaan.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa gagasan tentang demokrasi
Indonesia dalam pemikiran Mohammad Hatta menarik untuk diteliti. Sebenarnya

5

sudah banyak karya- karya ilmiah yang menuliskan tentang gagasan- gagasan
Mohammad Hatta mengenai Indonesia.Akan tetapi masih jarang karya-karya yang
secara khusus menulis tentang gagasan Mohammad Hatta tentang demokrasi
untuk Indonesia.Berdasarkan alasan diatas, maka konsep Demokrasi di Indonesia
dalam pemikiran Mohammad Hatta menarik untuk dijadikan sebuah penelitian
Ilmiah.

B. Indentifikasi Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah kepada pokok permasalahan, maka perlu
dilakukan identifikasi masalah terhadap permasalahan yang diteliti dari uraian
latar belakang sebelumnya. Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Faktor- faktor yang mempengaruhi pemikiran Mohammad Hatta
dalam menggagas demokrasi untuk Indonesia
2. Pemikiran Muhammad Hatta tentang demokrasi di Indonesia
sebagaimana terlihat dalam tulisan- tulisannya yang lahir baik
sebelum kemederkaan maupun sesudah kemerdekaan Indonesia
3. Pelaksanaan

Demokrasi

di

Indonesia

yang

digagas

oleh

Mohammad Hatta.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah haruslah dilakukan dalam setiap penelitian
agar lebih terarah dan tidak terlalu luas. Dalam hal ini pembatasan masalah akan

6

mempermudah sasaran yang dicapai. Dengan demikian yang menjadi pembatasan
masalah adalah:

1. Latar belakang gagasan Demokrasi di Indonesia dalam pemikiran
Mohammad Hatta.
2. Pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi di Indonesia
sebagaimana yang terlihat dalam tulisan- tulisannya
3. Pelaksanaan gagasan Mohammad Hattatentang demokrasi di
Indonesia

D. Rumusan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan ini dapat mencapai tujuan
sebagaimana yang diharapkan, maka penulis merasa perlu merumuskan masalah
untuk memperoleh jawaban terhadap masalah dan penelitian ini terarah dengan
baik. Dengan demikian sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa yang menjadi latar belakang gagasan Demokrasi di Indonesia
dalam pemikiran Mohammad Hatta?
2. Bagaimana pemikiran Muhammad Hatta tentang gagasan
demokrasi di Indonesia sebagaimana yang terlihat dalam tulisantulisannya ?
3. Bagaimana pelaksanaan gagasan Mohammad Hatta tentang
Demokrasi di Indonesia?

7

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui latar belakang gagasan Demokrasi di Indonesia
dalam pemikiran Mohammad Hatta.
2. Untuk

mengetahui

pemikiran

Muhammad

Hatta

tentang

demokrasi di Indonesia
3. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi yang digagas oleh
Mohammad Hatta

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1.

Memberikan pengetahuan tentang peran Mohammad Hatta dalam
meletakkan konsep demokrasi bagi Indonesia.

2.

Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang
ingin melakukan penelitian dalam masalah yang sama.

3.

Menambah bahan masukan dan bahan kajian untuk mahasiswa
pendidikan sejarah.

4.

Menambah perbendaharaan karya ilmiah bagi lembaga pendidikan,
khususnya Universitas Negeri Medan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis mempelajari dan meneliti tentang gagasan demokrasi di
Indonesia dalam pemikiran Mohammad Hatta

melalui beberapa literatur dan

setelah itu data yang diperoleh diolah dan dianalisis, kemudian dideskripsikan
maka diperoleh beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Faktor- faktor yang mempengaruhi pemikiran Mohammad Hatta dalam
mengagas konsep demokrasi di Indonesia yang berpaham kerakyatan
adalah: kebudayaan Minangkabau yang bersifat egaliter (persamaan),
ajaran agama Islam mengenai kebenaran dan keadilan yang dikaitkan
dengan tugas manusia untuk menyebarkan kebaikan di muka bumi,
demokrasi desa, dan paham sosialisme Barat tentang perikemanusiaan.
2. Adapun yang menjadi pemikiran Mohammad Hatta tentang demokrasi
yang akan diterapkan di Indonesia adalah diantanya: bentuk negara
Indonesia yang berbentuk negara kesatuan (republik), paham kebangsaan
dan kerakyatan, demokrasi ekonomi, hak- hak dasar warga negara, dan
pengambilan keputusan dengan cara musyawarah untuk mufakat.
3.

Bentuk impelementasi (penerapan) dari konsep demokrasi yang digagas
oleh Mohammad Hatta dalam bidang politik terlihat dari pasal- pasal
tentang kebebasan dasar warganegara dalam UUD 1945 (Pasal 1, Pasal 27,
61

62

Pasal 28, Pasal 29), Maklumat Wakil Presiden No. X 16 Oktober 1945
tentang pemberlakuan sistem pemerintahan Parlementer dan Maklumat
Wakil Presiden tanggal 3 November 1945 tentang pembentukan sistem
multipartai. Kemudian di bidang ekonomi, Hatta meninggalkan warisan
ide dalam bentuk Pasal 33 UUD 1945 tentang demokrasi ekonomi dan
merintis pembentukan koperasi di Indonesia.
4. Gagasan Mohammad Hatta tentang demokrasi untuk Indonesia dalam
kenyataannya senantiasa berbenturan dengan tradisi dan budaya politik
yang berlaku , khusunya budaya politik yang dominan. Pengalaman masa
Orde lama dan Orde Baru membuktikan gagasan Mohammad Hatta
bertentangan dengan sistem politik dan tradisi kekuasan yang berlaku
(otoriterisme).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti
membuat beberapa saran sabagai berikut:

1. Paham demokrasi yang ala Barat yang selama ini telah diterapkan di
Indonesia seharusnya ditinggalkan dan diganti dengan paham demokrasi
kerakyatan yang digagas oleh Mohammad Hatta karena lebih sesuai
dengan kondisi masyarakat Indonesia.
2. Pemikiran- pemikiran Mohammad Hatta tentang gagasan bangunan
Indonesia yang merdeka yang telah dibuat baik sebelum Indonesia
merdeka maupun setelah Indonesia merdeka melalui tulisan- tulisan,

63

pidato maupun kebijakan- kebijakan yang telah dibuat oleh Mohammad
Hatta hendaknya dipublikasikan kepada masyarakat luas khususnya para
generasi muda agar dapat diketahui dan diteladani sebagai sebuah
pembelajaran yang berharga di dalam membangun bangsa dan negara.
3. Gagasan Mohammad Hatta tentang demokrasi untuk Indonesia kiranya
dapat diketahui dan dipelajari oleh para praktisi, akademisi, mahasiswa,
pemerintah dan masyarakat Indonesia agar dapat dijadikan pedoman
didalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara baik dalam
bidang politik maupun ekonomi.
4. Sosok keteladanan Mohammad Hatta kiranya dapat menjadi figur yang
dicontoh oleh masyarakat, pemerintah dan terutama generasi muda.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi.Gramedia.Jakarta
Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Ombak.Yogyakarta.
Budiarjo, Miriam. 1984. Simposium, Kapitalisme, Sosialisme, Demokrasi
.Gramedia. Jakarta
Daliman, A. 2012.Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Dhakidae, Daniel. 2015. Mohammad Hatta, Politik, Kebangsaan, Ekonomi
(1926- 1977).Kompas. Jakarta
Firdaus.2015.
Constitusional
Engineering;
Desain
Stabilitas
Pemerintahan Demokrasi dan Sistem Kepartaian. Yrama Widya.
Bandung
Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah.Penerbit Universitas Indonesia
(UI- PRESS). Jakarta.
Hatta, Mohammad. 1978. Pengertian Pancasila. Idayu Press. Jakarta
. 1977. Permulaan Pergerakan Nasional. Idayu Press.
Jakarta
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. edisi kedua. Tiara Wacana
Yogya. Yogyakarta
Noer,Deliar. 1990. Mohammad Hatta: Biografi Politik. Jakarta: LP3ES.

.2012. Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa. Kompas.
Jakarta
Ricklefs, M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200- 2008.Serambi.
Jakarta
Setiyono. 2013. Menagih Kiprah Pemuda. Smart Writing. Yogyakarta
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Ombak. Yogyakarta

65

Sudirman, Adi. 2014. Sejarah Lengkap Indonesia, dari Era Klasik hingga
Terkini.DIVA Press. Yogjakarta
Suleman, Zulfikri. 2010. Demokrasi Untuk Indonesia: Pemikiran Politik
Bung Hatta. Kompas. Jakarta
Suyono, Harianto. 2004. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep
Dasar. Rosda. Jakarta
Swasono, Sri- Edi. 2002. Bung Hatta Bapak Kedaulatan Rakyat:
Memperingati Satu Abad Bung Hatta. Yayasan Hatta. Jakarta
Syamdani, 2011, Indonesia Merdeka dalam Pemikiran Tan Malaka. Tesis.
Universitas Negeri Padang. 2011
Tim Pamflet Generasi, 2015. Ini- Itu Demokrasi. Kompas Gramedia.
Jakarta
Widyamartaya, A.
Yogyakarta

1993.Seni

Menuangkan

Gagasan.

Kanisius.

Wiradi, Gunawan. 2015. Menilik Demokrasi. Tanah Air Beta.Yogyakarta.
Zulkifli, Arif. 2015. Hatta: Jejak yang melampaui zaman. Tempo. Jakarta