Gagasan Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
GAGASAN MOHAMMAD HATTA TENTANG
POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF
Linda Ervana
Universitas Sanata Dharma
2013
Makalah ini bertujuan rnendeskripsikan: (1)Latar belakang pemikiran
Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif, (2)Konsep politik luar
negeri bebas aktif menurut Mohammad Hatta, (3)Implementasi politik luar negeri
bebas aktif menurut Mohammad Hatta.
Penulisan makalah ini menggunakan metode sejarah dengan langkahlangkah heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi
(penafsiran), historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah sosial, politik dan
ekonomi. Cara penulisannya bersifat deskriptif analitis.
Hasil penulisan menjelaskan bahwa: (1)Latar belakang pemikiran

Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif, mulai berkembang
ketika ia sering mengadakan ceramah atau pertemuan-pertemuan politik, (2)
Konsep politik luar negeri seperti yang pernah diutarakan Bung Hatta pada pidato
pertamanya sebagai Perdana Menteri (PM) Republik Indonesia di hadapan Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) tanggal 2 September 1948
yang menyatakan bahwa: Bebas artinya menentukan jalan sendiri, tidak
terpengaruh oleh pihak manapun sedangkan aktif artinya menuju perdamaian
dunia dan bersahabat dengan segala bangsa, (3)Implementasi politik luar negeri
bebas aktif menurut Mohammad Hatta, periode awal kemerdekaan Indonesia yang
dimulai sejak Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan
bangsa Indonesia dari tangan penjajah pada 17 Agustus 1945, yang telah
membawa bangsa ini menuju suatu era yang baru di mana Indonesia resmi
menjadi sebuah negara merdeka. Sebagai sebuah negara yang baru tentu saja
Indonesia membutuhkan pengakuan dari negara lain bahwa negara Indonesia
sudah berdiri dan siap untuk menjadi anggota dari komunitas internasional.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE IDEAS OF MUHAMMAD HATTA ON THE
FREE AND ACTIVE FOREIGN POLICY
Linda Ervana
Sanata Dharma University
2013
This paper aims to describe: (1) Muhammad Hatta's rationale ideas on the
free and active foreign policy. (2) The concepts of free and active foreign policy
according to Mohaminad Hatta. (3) The implementations of free and active
foreign policy according to Mohammad Hatta.
This paper writing uses heuristic methods (sources collecting), verification
(source critics), interpretation, and historiography. The approaches used are
social, political and economic. Meanwhile, the way of writing is descriptive
analytical.
The results of this writing explain that: (1) the background of thought of

Mohammad Hatta on free and active foreign policy began to develop when he
frequently held lectures or political meetings. (2) The concepts of foreign policy
as Bung Hatta were uttered in his first speech as Prime Minister of the Republic of
Indonesia in the face of Working Agency - Central Indonesia National Committee
(BP-KNIP) on September 2, 1948 saying that: free means to determine its own
path, not affected by any parry, while active means towards world peace and be
friend with all nations. (3) The implementation of free and active foreign policy
according to Mohammad Hatta has started in the early period of independence
which was began since Sukarno and Mohammad Hatta proclaimed Indonesia's
independence from the hands of the invaders on August 17, 1945, which had
brought this nation into a new era in which Indonesia officially became an
independent country. As a new country, Indonesia definitely requires the
recognition from other countries that Indonesia had been established and ready to
become the member of the international community.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G A G A S A N M O H AM M A D H AT T A T E NT AN G
P O L I T I K L UA R NE G E R I B E B A S A K T I F

M AK A L AH
D i a j u k a n U n t u k M e m e n u h i Sa l a h Sa t u S y a r a t
M e m p e r o l e h G e l a r Sa r j a n a Pe n d i d i k a n
P r o g r a m St u d i Pe n d i d i k a n Se j a r a h

O le h :
LI N D A ER V A N A
0 6 13 1 4 0 35

P R O G R AM S T UD I PE N D I DI K AN S E J A RA H
J U R U S A N P E N D I D I K A N I L M U P E N G E T A H U A N S O SI A L
F A K UL T A S K E G U RU A N D A N I L M U PE ND I D I K A N
U N I V E R SI T A S S A N A T A D H A R M A

Y O G Y AK A RT A
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G A G A S A N M O H AM M A D H AT T A T E NT AN G
P O L I T I K L UA R NE G E R I B E B A S A K T I F

M AK A L AH
D i a j u k a n U n t u k M e m e n u h i Sa l a h Sa t u S y a r a t
M e m p e r o l e h G e l a r Sa r j a n a Pe n d i d i k a n
P r o g r a m St u d i Pe n d i d i k a n Se j a r a h

O le h :
LI N D A ER V A N A

0 6 13 1 4 0 35

P R O G R AM S T UD I PE N D I DI K AN S E J A RA H
J U R U S A N P E N D I D I K A N I L M U P E N G E T A H U A N S O SI A L
F A K UL T A S K E G U RU A N D A N I L M U PE ND I D I K A N
U N I V E R SI T A S S A N A T A D H A R M A
Y O G Y AK A RT A
2013

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN
Makalah ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melindungi dan
mencurahkan rahmat-Nya kepadaku

Kedua orangtuaku "Agustinus Kateng, Emilia yang selalu memberi semangat dan
mendoakanku”
Para Pendidik yang tidak pernah bosan untuk mengajariku dan membimbingku
selama ini
Thanks you all

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO
Karena ia tahu jalan hidupku, seandainya ia menguji aku,
aku akan timbul seperti emas.
(Ayub 23:10)
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di

dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil (Mario Teguh)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Agustus 2013
Penulis


Linda Ervana
NIM: 061314035

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Linda Ervana

Nomor Mahasiswa : 06 1314 035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
GAGASAN MOHAMMAD HATTA TENTANG
POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempubiikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal :28 Agustus 2013

NIM: 06 1314 035

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
GAGASAN MOHAMMAD HATTA TENTANG
POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF
Linda Ervana
Universitas Sanata Dharma
2013
Makalah ini bertujuan rnendeskripsikan: (1)Latar belakang pemikiran
Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif, (2)Konsep politik luar
negeri bebas aktif menurut Mohammad Hatta, (3)Implementasi politik luar negeri
bebas aktif menurut Mohammad Hatta.
Penulisan makalah ini menggunakan metode sejarah dengan langkahlangkah heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi
(penafsiran), historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah sosial, politik dan
ekonomi. Cara penulisannya bersifat deskriptif analitis.
Hasil penulisan menjelaskan bahwa: (1)Latar belakang pemikiran
Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif, mulai berkembang
ketika ia sering mengadakan ceramah atau pertemuan-pertemuan politik, (2)
Konsep politik luar negeri seperti yang pernah diutarakan Bung Hatta pada pidato
pertamanya sebagai Perdana Menteri (PM) Republik Indonesia di hadapan Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) tanggal 2 September 1948
yang menyatakan bahwa: Bebas artinya menentukan jalan sendiri, tidak
terpengaruh oleh pihak manapun sedangkan aktif artinya menuju perdamaian
dunia dan bersahabat dengan segala bangsa, (3)Implementasi politik luar negeri
bebas aktif menurut Mohammad Hatta, periode awal kemerdekaan Indonesia yang
dimulai sejak Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan
bangsa Indonesia dari tangan penjajah pada 17 Agustus 1945, yang telah
membawa bangsa ini menuju suatu era yang baru di mana Indonesia resmi
menjadi sebuah negara merdeka. Sebagai sebuah negara yang baru tentu saja
Indonesia membutuhkan pengakuan dari negara lain bahwa negara Indonesia
sudah berdiri dan siap untuk menjadi anggota dari komunitas internasional.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE IDEAS OF MUHAMMAD HATTA ON THE
FREE AND ACTIVE FOREIGN POLICY
Linda Ervana
Sanata Dharma University
2013
This paper aims to describe: (1) Muhammad Hatta's rationale ideas on the
free and active foreign policy. (2) The concepts of free and active foreign policy
according to Mohaminad Hatta. (3) The implementations of free and active
foreign policy according to Mohammad Hatta.
This paper writing uses heuristic methods (sources collecting), verification
(source critics), interpretation, and historiography. The approaches used are
social, political and economic. Meanwhile, the way of writing is descriptive
analytical.
The results of this writing explain that: (1) the background of thought of
Mohammad Hatta on free and active foreign policy began to develop when he
frequently held lectures or political meetings. (2) The concepts of foreign policy
as Bung Hatta were uttered in his first speech as Prime Minister of the Republic of
Indonesia in the face of Working Agency - Central Indonesia National Committee
(BP-KNIP) on September 2, 1948 saying that: free means to determine its own
path, not affected by any parry, while active means towards world peace and be
friend with all nations. (3) The implementation of free and active foreign policy
according to Mohammad Hatta has started in the early period of independence
which was began since Sukarno and Mohammad Hatta proclaimed Indonesia's
independence from the hands of the invaders on August 17, 1945, which had
brought this nation into a new era in which Indonesia officially became an
independent country. As a new country, Indonesia definitely requires the
recognition from other countries that Indonesia had been established and ready to
become the member of the international community.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Gagasan Mohammad Hatta Tentang Politik Luar Negeri Bebas Aktif.” Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
batuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1.

Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Dra. Th.Sumini, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

3.

Drs. A.K. Wiharyanto, M.M, selaku dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing dan memberikan saran serta masukan selama penyusunan
makalah ini.

4.

Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi
di Universitas Sanata Dharma.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5.

Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah
memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber
penulisan makalah ini.

6.

Kedua orang tua ku Agustinus Kateng dan Emilia, serta kekasihku Raichard
Julius yang tidak pernah lelah berjuang, berdoa, memberikan kasih sayang
dan semangat untuk keberhasilan penulis.

7.

Seluruh mahasiswa angkatan 2006, yang telah berproses bersama di Program
Studi Pendidikan Sejarah selama kurang lebih 5 setengah tahun, kebersamaan
yang telah kita lewati bersama-sama tak akan pernah terlupakan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik clan saran yang bersifat membangun bagi makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUNAN PEMBIMBING ................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................

iv

HALAMAN MOTTO .....................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASL........................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
A B S TR A C T . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................

x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN, FOTO, GAMBAR DAN TABEL .................................... xiv
BAB I:

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

1

B. Rumusan Masalah ....................................................................

2

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................

2

1. Tujuan Penulisan .................................................................

2

2. Manfaat Penulisan ...............................................................

3

BAB II: LATAR BELAKANG PEMKIRAN MOHAMMAD HATTA
TENTANG POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF ............

5

A. Riwayat Hidup Mohammad Hatta ............................................

5

B. Tokoh-tokoh yang Berperan Dalam Politik Luar Negeri Bebas
Aktif Mohammad Hatta ........................................................... 18
C. Situasi Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Orde Lama ... 21
BAB III: KONSEP POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF
MENURUT MOHAMMAD HATTA........................................... 24
A. Makna Bebas Aktif .................................................................. 25
B. Moral dan Kepemimpinan Hatta............................................... 26

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV: IMPLEMENTASI POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF
MENURUT MOHAMMAD HATTA........................................... 29
A. Kebangsaan.............................................................................. 32
B. Hak Asasi Manusia .................................................................. 35
C. Demokrasi................................................................................ 37
D. Ekonomi Kerakyatan................................................................ 39
E. Demokrasi Sosial………………………………………………. 40
F.

Pendidikan ............................................................................... 41

BAB V: KESIMPULAN ............................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 45
SUPLEMEN .................................................................................................. 46

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR
Foto dan Gambar
1.

Gambar 1 ................................................................................................ 46
Prof. Mr Sunario (halaman 18)

2.

Gambar 2 ................................................................................................. 47
In Soekarno (halaman 19)

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Keterlibatan Hatta dalam politik didorong oleh semangat nasionalisme
yang muncul sejak ia berusia 4 tahun karena dia sering melihat kesewenangan
tentara Belanda di depan rumahnya sendiri di pinggir kota Bukit Tinggi.
Kesadaran politik Hatta mulai mendapatkan penempatan setelah dia
bersekolah di MULO (Padang) di mana dia mulai mengenal Jong Sumatranen
Bond (JSB) dan kemudian menjadi anggota pengurus perkumpulan ini. Di
kota Padang itu dia berkenalan dengan para tokoh-tokoh lokal, salah satunya
Sultan Said Ali.
Politik luar negeri bebas aktif pertama kali dilontarkan oleh Perdana
Menteri Mohammad Hatta dalam sidang Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat (BP KNIP) di Yogyakarta pada tanggal 2 September 1945
dalam pidato yang berjudul : Mendayung di antara dua karangan.
Pada waktu itu, dasar politik luar negeri Republik Indonesia yang
ditanamkannya semata untuk kepentingan nasional. Republik Indonesia tidak
perlu menggantungkan diri kepada kekuatan dan pengaruh negara-negara
besar. Pikiran-pikiran Bung Hatta dalam sidang BP KANIP itu merupakan
pengungkapan yang jelas dan gamblang dari dasar-dasar politik luar negeri
Republik Indonesia yang bebas dan aktif yang berkembang menjadi nonaligned. Politik luar negeri yang berawal dari pemikiran Bung Hatta. itu

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

belum

pernah

diselewengkan

oleh

pemerintah,

kecuali

2

G30S/PKI.

Penyimpangan itu disebut oleh Mochtar dengan adanya suatu politik "poros",
yaitu poros Peking-Pnom Penh-Jakarta. Dengan demikian Bung Hatta sebagai
peletak dasar politik luar negeri Republik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang menjadi objek penulisan ini. Adapun permasalahannya
sebagai berikut yaitu:
1.

Bagaimana latar belakang pemikiran Mohammad Hatta tentang politik
luar negeri bebas aktif?

2.

Bagaimana konsep politik luar negeri bebas aktif menurut Mohammad
Hatta?

3.

Bagaimana implementasi politik luar negeri bebas aktif menurut
Mohammad Hatta?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.

Tujuan Penulisan
Penulisan ini secara umum diarahkan untuk menjawab berbagai
masalah yang berkaitan dengan gagasan Mohammad Hatta tentang
politik luar negeri bebas aktif. Untuk itu penulisan ini bertujuan:
a.

Untuk mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang pemikiran
Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif.

b.

Untuk mendeskripsikan dan menganalisis konsep politik luar negeri
bebas aktif menurut Mohammad Hatta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

c.

3

Untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi politik luar
negeri bebas aktif menurut Mohammad Hatta.

2.

Manfaat Penulisan

a.

Bagi Universitas Sanata Dharma Khususnya FKIP
Penulisan ini diharapkan untuk menambah bahan bacaan yang
berguna bagi pembaca baik yang berada di lingkungan Universitas
Sanata Dharma maupun bagi pembaca yang berada di luar Universitas
Sanata Dharma khususnya mengenai "Gagasan Mohammad Hatta
Tentang Politik Luar Negeri Bebas Aktif'.

b.

Bagi Ilmu Pengetahuan
Penulisan ini diharapkan bias menjadi referensi dan menambah
perbendaharaan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan

sejarah

khususnya tentang “Gagasan Mohammad Hatta Tentang Politik Luar
Negeri Bebas Aktif.”
c.

Bagi penulis
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menulis
karya ilmiah khususnya tentang “Gagasan Mohammad Hatta Tentang
Politik Luar Negeri Bebas Aktif.”

D.

Sistematika Penulisan
Makalah yang berjudul “Gagasan Mohammad Hatta Tentang Politik Luar
Negeri Bebas Aktif” ini memiliki sistematika sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Ba b I

4

:Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.

Bab II

:Uraian tentang latar belakang pemikiran Mohammad Hatta
tentang politik luar negeri bebas aktif.

Bab III

:Uraian mengenai konsep politik luar negeri bebas aktif menurut
Mohammad Hatta.

Bab IV

:Uraian mengenai implementasi politik luar negeri bebas aktif
menurut Mohammad Hatta.

Ba b V

:Kesimpulan dari pembahasan pada bab II, III dan IV.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA TENTANG
POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF

A. Riwayat Hidup Mohammad Hatta
Mohammad Hatta, wakil presiden Republik Indonesia yang pertama,
adalah sosok pemimpin yang berwatak jujur, disiplin, Muslim yang saleh,
negarawan yang demokrat dan ekonom yang berideologi kerakyatan.
Kepribadiannya dibentuk dari gen dan lingkungan serta pengalaman hidupnya
sedari kecil serta dimatangkan oleh ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
Mohammad Hatta dilahirkan di Bukit Tinggi 12 Agustus 1902, di sebuah
rumah kayu bertingkat dua.Rumah itu menghadap ke jalan raya Bukit Tinggi,
Payakumbuh. Di dekatnya terdapat sebuah tebat ikan di tanah seluas 800
meter persegi. Dalam memorinya Hatta melukiskan peran kolam ikan kaliuh
itu mampu menimbulkan hubungan yang baik antara kakeknya, Ilyas Gelar
Baginda

Marah,

dengan

orang

Belanda

yang

berkuasa

di

Bukit

Tinggi.Sewaktu-waktu mereka dikirim ikan dari situ dan sebaliknya pada
Hari Raya Idul Fitri mereka mengirimkan cerutu Belanda yang kesohor
kepada kakeknya.Hubungan yang baik itu membukakan jalan baginya
(Mohammad Hatta) untuk masuk sekolah Belanda.
Ayah Hatta adalah Haji Mohammad Djamil, seorang guru mursyid,
sebuah persaudaraan sufi atau tarekat di Sumatera Barat, yang meninggal
dunia ketika Hatta berumur delapan bulan. Ibunda Hatta bernama Siti

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

Saleha.Hatta merupakan satu-satunya anak bungsu dan anak laki-laki satusatunya.
Seiring semakin bertumbuh dewasanya, Hatta kemudian masuk
sekolah Belanda, setelah rencana kakak ayahnya, yang ia sebut "ayah
gaekku", membawa keponakannya yang yatim ini untuk bersekolah di
Makkah gagal. Hatta lebih mengagumi anak-anak kota Gedang yang banyak
berpendidikan Belanda.1
Ketika umurnya belum 10 tahun, pada tahun 1908, Hatta rnengalami
pengalaman pahit.Ketika itu di Aur Tajungkan, Bukittinggi, sejumlah serdadu
marsose dengan bayonet terhunus menggeledah orang-orang yang lewat.Pada
saat itu pemerintah kolonial murka, karena di Kampung Kamang, 16
kilometer dari rumah Hatta, rakyat berontak. Mereka menolak bayar pajak
langsung. Ketika konflik meletus, l2 orang marsose tewas dan 100 penduduk
ditembak mati. Razia dilakukan, orang-orang ditangkap.Termasuk di antara
orang yang dicokok adalah Rais, sahabat kakek Hatta. Momen ketika Rais
melambai dari jendela kereta api dengan tangan yang dirantai tak pernah
hilang dari ingatan masa kecil Hatta. Pengalaman demi pengalaman pahit
menggembleng Hatta.Pengalaman pahit dari kecil membuat Hatta sadar betul
dalam aturan yang disiplin di lingkungan hidupnya.Disiplin yang diterapkan
Hatta berlaku pada sekolah seperti HIS dan MULO, sangat kuat dalam
membentuk sikap mental Hatta.

1

Salman Alfariza. Mohammad Hatta: Biografi Singkat 1902-1980.2009. Jogjakarta, hal. 11-12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

Ketika Turki kalah perang pada tahun 1912, negara Islam itu diolok-olok oleh anak-anak Belanda, Hatta ikut sakit hati. Tetapi kemudian, ia tahu
bahwa ia tidak bisa bersimpati kepada Sultan Turki. Dari Ayah gaeknya, ia
mendengar bagaimana sultan-sultan Turki

"melakukan kezaliman dan

menjauhkan perbuatan menurut keadilan Ilahi".

Pandangan yang diluar

kelaziman pada waktu itu agaknya berbenih dalam kesadaran Hatta, dalam
keteguhan beragamanya ia tetap kritis, seperti dalam sikap anti-kolonialnya,
tetapi ia tetap tidak anti Barat.
Sejak kecil, Hatta bersekolah di sekolah Belanda.Dia menyelesaikan
pendidikan dasarnya di Europese Lagere School (ELS) di Bukit tinggi pada
1916.Kemudian Hatta menyelesaikan Meer Uitgebreid Lager School
(MULO) di Padang pada tahun 1919.Seterusnya pada tahun 1921, Hatta
menyelesaikan Handel Middlebare School (Sekolah Tinggi Menengah
Dagang) di Batavia.Usai menamatkan sekolah Dagang, Hatta kuliah di
Sekolah Tinggi Ekonomi di Nederland Handelshogeschool, Rotterdam,
Belanda.
Sejak berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi,
sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JBS) cabang Padang. Di kota ini,
Hatta mulai menimbun pengetahuan perihal perkembangan masyarakat dan
politik, salah satunya lewat membaca berbagai koran, bukan saja koran
terbitan padang tetapi juga Batavia. Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran
H.O.S. Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim
dalam Neratja.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

Pada usia 17 tahun Hatta lulus dari MULO. Setelah itu Hatta lalu
bertolak ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins
Hendrik School.Di sini Hatta mulai aktif menulis.Karangannya dimuat di
majalah Jong Sumatera, Namaku Hindania.Tulisan ini menceritakan perihal
janda cantik yang kaya yang terbujuk menikah lagi.Setelah ditinggal mati
suaminya, Brahmana dari Hindustan, datanglah Musafir dari Barat bernama
Wolandia yang kemudian meminangnya. Kisah ini merupakan salah satu
cerita dari buku yang ditulis Hatta ketika ia bersekolah di Sekolah Tinggi
Dagang.
Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921.la segera
bergabung dalam perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu telah
tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging.Sebelumnya Indische
Vereeniging yang berdiri pada tahun 1908 tak lebih dari ajang pertemuan
pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische
Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij yaitu Suwardi
Suryaninggrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo di Belanda pada
tahun 1913 sebagai eksterruran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De
Expres. Kondisi itu tercipta, tak lepas karena Suwardi Suryaninggrat (Ki
Hajar Dewantara) menginisiasi penerbitan majalah Hindia Poetra oleh
Indische Vereeniging sejak tahun 1916.Hindia Poetra bersemboyan
"Ma'moerlah Tanah Hindia!Kekallah Anak-Rakjatnya!" berisi informasi bagi
para pelajar asal tanah air perihal kondisi di Nusantara, tak ketinggalan pula
tersisip kritik terhadap sikap Kolonial Belanda.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya
menghadiri

ceramah-ceramah

atau

pertemuan-pertemuan

politik.Salah

seorang tokoh politik yang menjadi idola Haita ketika itu ialah Abdul Muis.
"Aku kagum melihat cara Abdul Muis berpidato, aku asyik mendengarkan
suaranya yang merdu setengah parau, terpesona oleh ayunan katanya. Sampai
saat itu aku belum pernah mendengarkan pidato yang begitu hebat menarik
perhatian dan membakar semangat," kata Hatta dalam buku Memoir.Abdul
Muis adalah pengarang roman Salah Asuhan, aktivis Sarekat Islam, anggota
Volhsraad, dan pegiat dalam majalah Hindia Sarekat, koran Kaoem Moeda,
Neratja, Hindia Baroe, Utusan Melayu, dan Peroebahan.
Hatta memang mengawali karier pergerakannya di Indische
Vereeniging pada tahun 1922 ketika ditunjuk sebagai bendahara pada tanggal
19 Februari 1922.Waktu itu, terjadi pergantian pengurus Indische
Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra.
Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa
mendatang, sebab ketika itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama
Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging dan kelanjutannya
mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia. Sebuah pilihan nama
bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam forum itu pula, salah seorang
anggota Indonesische Vereeniging mengatakan bahwa dari sekarang mereka
akan membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau Nederland Indie.
Suatu ketika pada media 1922, terjadi peristiwa yang menggemparkan
Eropa.Turki yang dipandang sebagai kerajaan yang sedang runtuh (the sick

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

man of Europr) memukul mundur tentara Yunani yang dijagokan oleh
Inggris. Rentetan peristiwa itu Hatta pantau, lalu ia tulis menjadi serial tulisan
untuk Neratja di Batavia. Serial tulisan Hatta itu menyedot perhatian
khalayak pembaca, bahkan banyak surat kabar di tanah air yang mengutip,
tuiisan-tulisan Hatta.
Pada 17 Januari 1926, Hatta terpilih menjadi ketua Perhimpunan
Indonesia. Pada kesempatan itu, dia menyampaikan pidato inaugurasi yang
berjudul Economische Wereldboura en Machtstgenstetlingen (Struktur
Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan).Melalui organisasi ini, Hatta
giat memperkenalkan cita-cita kemerdekaan di negeri Belanda dan
mengemukakannya di berbagai negara di Eropa, termasuk Belgia, Prancis,
dan Jerman.
Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia",
Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Internasional untuk
Perdamaian Dunia di Bierville, Prancis. Demikian pula pada tanggal 10- 15
Februari 1927, Hatta menjadi wakil delegasi Indonesia dalam Liga
Menentang
internasional

Imperialisme
yang

dan

diadakan

Penindasan
di

Brussel,

Kolonial,
Belgia.

s ua t u
Hatta

kongres
kemudian

memperkenalkan nama "Indonesia" dalam tulisan yang diterbitkan oleh De
Socialist pada Desember 1928.
Selain dikenal sebagai proklamator kemerdekaan Republik Indonesia
bersama Ir. Soekarno, pejuang pergerakan dan pemikir yang visioner, Hatta
juga dipandang banyak kalangan sebagai peletak konsep keadilan,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

keterbukaan, dan demokrasi.Pemikirannya yang paling monumental adalah
pentingnya membangun demokrasi ekonomi kerakyatan, dan menemukan
bentuknya yang ideal dalam koperasi.Itulah sebabnya Mohammad Hatta
dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Eropa, khususnya Belanda, memang menjadi tempat radikalisasi
pandangan-pandangannya tentang politik, dan juga tempat ujian pertama
dengan hukum dan kekuasaan.Bahwa pengalamannya di sini sangat
membekas, dapat dirnengerti. Hatta berada di sana dari umur yang paling
kreatif, 20 tahun sampai dengan 31 tahun. Memorinya bercerita tentang masa
ini sepanjang 140 halaman, penuh dengan perincian yang tampaknya tak
terlupakan. Yang tidak dapat di abaikan ialah bahwa puncak pertama
perjuangan Hatta untuk kemardekaan bangsanya tercapai di sini, ketika ia
memimpin Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini hanya mencakup sebagian
kecil (sekitar 25 persen) saja dari mahasiswa Indonesia yang berada Negeri
Belanda.Tapi para pemuda yang berada di tanah asing itu bukan saja
menemukan PI sebagai wadah untuk menyalurkan kebutuhan merumuskan
identitas diri, tapi juga sebagai kegairahan untuk suatu kesempatan tampil.
Setelah tamat Sekolah Tinggi Dagang (Handelshoogeshool), pada 5
Juli 1932 Hatta tiba di Indonesia setelah selama 11 tahun berada di Belanda.
Sebagai seorang pejuang, Hatta tak sempat lama beristirahat. Karena prihatin
dengan pembubaran Partai Nasional Indonesia (PNI) oleh ketuanya sendiri
yaitu Mr. Sartono, Hatta bersama Sutan Sjahrir dan lain-lain mendirikan
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) yang memfokuskan kegiatannya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

dalam mendidik kader-kader perjuangan polidk. Namun, dia hanya sempat
aktif dalam pergerakan PNI Baru selama kurang dari satu setengah tahun.
Di partai ini, ia sempat menjadi ketuanya. Ia juga aktif menangani
majalah Dault Ra’ jat(1934-1935). Pada tahun 1934, ia ditangkap oleh
Pemerintah Hindia Belanda dan ditahan di penjara Glodok selama 11 bulan.
Pada tahun 1935, ia dibuang ke Boven Digul, Papua Barat (1934-1935) yang
kemudian dipindahkan ke tempat pembuangan Banda Neira (1935 -1942),
dan pada Februari 1942 dipindahkan lagi ke Sukabumi. Pada 9 Maret 1942, ia
dibebaskan. Jika ditotal, ia sesungguhnya telah diasingkan minimal selama 10
tahun.2
Setelah bebas dari masa hukuman, Hatta kemudian aktif di sejumlah
organisasi tanah air.Tepat setahun setelah meletusnya Perang AsiaTimur
Raya, sebuah rapat umum diadakan di Lapangan Ikada, Jakarta, pada 8
Desember 1942.Hatta diminta berpidato.Dia berkata, "Bagi pemuda
Indonesia, ia lebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dasar lautan daripada
mempunyainya sebagai jajahan orang kembali."
Pada bulan April 1942, ia menjadi Kepala Kantor Penasihat pada
pemerintah Bala Tentara Dai Nippon. Pada tahun 1943, ia diangkat sebagai
salah satu pimpinan dalam Pusat Tenaga Rakyat (Putera). November 1943,
pimpinan Angkatan Darat Jepang di Indonesia berusaha membuang Hatta ke
Tokyo agar dia terpencil dari perkembangan politik di Indonesia.Namun,
usaha ini gagal, karena perkembangan situasi Perang Pasifik yang terus

2

lbid, ha1.15-17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

berlanjut, termasuk akibat adanya strategi perang Sekutu yang dipimpin oleh
Jenderal Douglas Mac Arthur.
Mohammad Hatta kemudian banyak terlibat dalam pembentukan
Badan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Mei 1944, termasuk dengan mengikuti sidang-sidangnya sejak 29 Mei
1945.Hatta bahkan sangat tahu perihal lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni
1945.Bahkan Hatta ikut dalam pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada awal Agustus 1945.
Tetap ketika Jepang kalah oleh Sekutu dan kemerdekaan Indonesia
sudah di ambang pintu, para pemuda pernah kecewa kepada Hatta. Pada 5
Agustus 1945, Subadio Sastrosatomo dan Subianto Djojohadikusumo datang
rnembujuk Hatta agar segera menyerukan pernyataan kemerdekaan. Namun,
mereka tak memperoleh hasil dari Hatta."Hatta tidak bisa diharapkan untuk
revolusi," kata mereka setelah bertengkar.Namun demikian, tak seorang pun
dapat menuduh Hatta pengecut.Hatta dan Soekarno menolak desakan macam
itu karena mereka terikat kepada janji bahwa pernyataan kemerdekaan adalah
hak PPKI, bukan hak Soekarno dan Hatta.
Yang terpenting apa yang digambarkan Hatta adalah penemuan
Soekarno-Hatta dengan Jenderal Terauchi di Dalat (300 km sebelah Utara
Saigon) pada 12 Agustus 1945. Pada kesempatan itulah Terauchi nama
Pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia daiam waktu singkat
setelah sidang Parlemen Jepang ke-85. Di Saigon, sebelum pulang ke
Indonesia pada tanggal 12 Agustus 1945 jam 16.30, Letnan Kolonel Nomura

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

memberi tahu Soekarno-Hatta tentang serbuan Soviet ke Mancuria yang di
jajah oleh Jepang (tidak di terangkan, bahwa pulau Sakhalin bagian selatan di
sebelah utara Hokkaido juga telah di serbu).
Hatta pernah mengeluarkan Maklumat Politik tanggal 1 November
1945 yang isinya antara lain menyatakan bahwa Indonesia bersedia
menyelesaikan sengketa dengan Belanda melalui cara diplomasi. Di samping
itu Hatta juga mengeluarkan Maklumat pemerintah tanggal3 November 1945
yang isinya berupa anjuran kepada rakyat untuk membentuk partai-partai
politik. Melalui anjuran tersebut, berdirilah sebuah partai politik, yaitu:
Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), PKI (Partai Komunis
Indonesia), PBI (Partai Buruh Indonesia), Partai Rakyat Jelata, Parkindo
(Partai Kristen Indonesia), PSI (Partai Sosialis Indonesia), PRS (Partai
Rakyat Sosialis), PKRI (Partai Katolik Republik Indonesia), Permai
(Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia), dan PNI (Partai Nasional Indonesia).
Setelah proklamasi kemerdekaan RI, Hatta pernah berusaha mencari
dukungan dunia internasional untuk mendukung Indonesia sebagai negara
merdeka. Sebagai contah, pada Juli 1947, ia pergi ke India dengan maksud
menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi dengan menyamar sebagai
kopilot bernama Abdullah (pilot pesawatnya adalah Biju Patnaik). Nehru
kemudian berjanji bahwa India dapat membantu Indonesia dengan cara
memprotes dan memberikan resolusi kepada PBB agar Belanda dapat
dihukum.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

Pada 1949, Hatta memimpin delegasi Indonesia dalam perundingan
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Hasil perundingan
tersebut adalah Belanda mengakui kedaulatan RI.Berdirilah Republik
Indonesia Serikat (RIS) yang dipimpin oleh Hatta sebagai perdana
menterinya. Dalam kurun waktu antara 29 Januari 1948 hingga Desember
1949, ia juga merangkapkan jabatannya sebagai wakil presiden, perdana
menteri, dan sekaligus menjadi menteri pertahanan RIS. Dalam kurun waktu
Desember 1949 hingga Agustus 1950, ia juga merangkap sebagai menteri luar
negeri (menlu) RIS.
Sejak Desember 1956, yaitu sejak tidak lagi menduduki jabatan
struktural pemerintahan, Hatta banyak disibukkan dengan aktivitas-aktivitas
keilmuan (akademik). Selama menjabat sebagai wakil presiden, ia sebenarnya
juga sering menyampaikan ceramah-ceramah ilmiah di berbagai perguruan
tinggi di tanah air. Setelah tidak lagi menjadi birokrat, ia mendapatkan
banyak waktu untuk fokus pada kegiatan keilmuan dan akademis. Ia pernah
menjadi dosen di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat di Bandung (19511961), dosen di Universitas Gajah Mada di Yogyakarta (1954-1959), dosen
luar biasa di Universitas Hasanuddin (1966-1971), dan dosen luar biasa di
Universitas Padjajaran Bandung (1961-1971). Di samping itu, ia juga pernah
menjadi penasihat peresiden dan penasihat komisi tentang masalah korupsi
(1969) dan sebagai Ketua Panitia Lima yang ikut merumuskan penafsiran
Pancasila (1975).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

Mohammad Hatta menikah dengan Siti Rahmiati Rachim tanggal 18
November 1945 di Desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat.Rahmi lahir di
Bandung pada 16 Februari 1926.Ia menyelesaikan pendidikan Christelijke
Lyceum (setingkat SMA) di kota yang sama. Rahmi berjumpa dengan Hatta
pertama kali pada usia 17 tahun, saat Soekarno dan Hatta kembali dari
pengasingan.
Dua tahun kemudian, Soekarno menemui Rahmi dan melamarnya
untuk Hatta.Rahmi, yang menilai bakal suaminya sebagai orang serius, hanya
menjawab, "Kalau dia melamar seorang perempuan, tentunya sudah
dipikirnya

masak-masak."Rahmi

dan

Hatta

kemudian

menikah

di

Megamendung, Bogor, pada 18 November 1945.
Mereka lalu mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala
Rabi'ah, dan Halida Nuriah.Meutia menikah dengan Dr. Sri-Edi Swasono,
dan Gemala dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek.Hatta sempat
menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan
Mohamad Athar Baridjambek.
Rahmi mendampingi suaminya dalam senang dan susah. Ia punya
perhatian mendalam pada pengetahuan dan kesenian, khususnya seni lukis. Di
sela-sela mendampingi Hatta, ia menyempatkan diri memperdalam beberapa
bahasa asing, sejarah, dan ilmu politik di bawah bimbingan tutor pribadi. Ia
juga aktif di bidang sosial sejak remaja (dalam kepanduan) hingga ia menikah
dan menjanda.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

Salah satu bentuk keteguhan prinsip Rahmi adalah tidak menghalangi
Hatta, yang demi prinsipnya, mundur dari jabatan Wakil Presiden, yang amat
dihormati orang pula.Ia tegar menghadapi kehidupan yang sulit dengan
pensiun Hatta yang kecil, padahal usianya baru 30 tahun. Umumnya, istri-istri
pejabat, pada usia sekian, enggan suaminya rneletakkan jabatan dan
meninggalkan fasilitas serta penghormaran formal dari orang banyak, apalagi
berhentinya bukan karena dipecat. Rahmi tetap tegar, meski dalam periode
yang cukup lama, sebagian dari para pejabat dan handaitaulan "takut"
bertemu Hatta, karena kuatir dicap "berseberangan" dengan Soekarno jika
mereka kelihatan dekat dengan Hatta.
Rahmi adalah istri yang mampu menjaga citra, harkar, dan martabat
suami dengan mengasah pengetahuan dan gaya hidupnya hingga mencapai
taraf yang canggih. Setelah Hatta wafat, Rahmi tetap menjadi tiang keluarga
dalam menjaga hati nurani, prinsip, dan martabat Hatta. Membandingkan
kehidupan keluarga Hatta dengan keluarga pejabat lain yang berlimpahan
dengan kemewahan, Rahmi hanya berkata, "Kita sudah cukup hidup begini,
yang kira miliki hanya nama baik, itu yang harus kita jaga terus." Rahmi
dapat menjadi seperti itu, tak lain karena kewibawaan Hatta yang diselubungi
kasih sayang, yang membuatnya, sepeninggal Hatta, sampai akhir hayatnya
dapar terus-menerus membimbing anak-anaknya agar tetap berada dalam
jalur prinsip hidup Hatta.
Mohammad Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta dalam usia 77 tahun, dan dikebumikan di TPU Tanah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

Kusir pada 15 Maret 1980. Ketika iring-iringan jenazah sepanjang empat
kilomerer melewati Jalan Jenderal Sudirman, ratusan orang berbondongbondong memberi penghormatan.Sejumlah orang mengibarkan spanduk putih
bercat hitam, "selamat jalan, Bapakku!" Ketika jasad Hatta diturunkan ke
liang lahat di pemakaman Tanah Kusir, hujan turun rintik-rintik sampai
upacara selesai. Buya Hamka yang rnemimpin sembahyang di rumah
almarhum dan kemudian membacakan doa di makam, menangis di tengah
kata-katanya.
Kehidupan Mohammad Hatta. memang menerbitkan rasa hormat dari
kawan ataupun lawan. Selalu ada benang merah yang sama setiap kali orang
membicarakan pribadi Hatta. Dia adalah sosok yang hidup dengan kecintaan
mendalam pada keluarga, cita-cita yang keras akan sebuah bangsa yang
merdeka, serta rasa hormat yang tinggi pada dunia buku dan ilmu
pengetahuan. Keluarga dan orang-orang di sekitarnya menyaksikan dari dekat
bagaimana

Hatta

hidup

dengan

kesederhanaan

dan

disiplin

yang

mencengangkan.Jauh di lubuk hatinya, tersimpan kepercayaan yang besar
kepada potensi baik manusia.Ia memang lebih seorang etikus dari pada
seorang politikus ataupun ekonom. Dasar teorinya tentang kooperasi
menunjukkan hal itu."Kooperasi," tulisnya, "mendidik manusia bersifat sosial
dan jujur serta pandai menjaga diri dari bujukan ekonomi."
Hidup Hatta sendiri membuktikan bahwa etika itu bisa berjalan.Ia
wafat tanpa meninggalkan kekayaan yang besar. Hanya ada rumahnya di
Jalan Diponegoro dan villa kecilnya di Mega Mendung.Tapi, sebagaimana

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

ditunjukkan para pemimpin Indonesia dari generasinya, kedudukan tak boleh
melahirkan kekayaan. Di Batuhampar, tempat tinggal dua kakak Hatta dari
ibu yang lain, acara pemakaman Hatta diketahui dari siaran TVRI. Namun,
mereka tak punya pesawat televisi.Begitu sederhananya sosok Hatta dan
keluarganya.Tak aneh bila Hatta berwasiat agar tak dimakamkan di Taman
Pahlawan, supaya dekat dengan rakyat.3
B. Tokoh-Tokoh Yang Berperan dalam Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Mohammad Hatta
1. Prof. Mr Sunario
Politik luar negeri bebas aktif ini tidak luput ada kaitannya dengan
sumpah pemuda 1928. Manifesto politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan
Indonesia 1925 lebih fundamental dari sumpah pemuda ini menurut Prof
Sartono Kartodirdjo. Manifesto politik 1925 pada intinya berisi prinsip
perjuangan yakni Unity (Persatuan), equality (kesetaraan), dan liberty
(kemerdekaan). Satu-satunya tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa
yang menjadi tonggak sejarah nasional adalah Prof. Mr Sunario (lihat
lampiran 1, gambar 1, hal. 45) Ketika manifesto politik itu di cetuskan ia
menjadi pengurus Perhimpunan Indonesia bersama Hatta.
Setelah Indonesia mardeka, Hatta menjadi wakil presiden sedangkan
Sunario menjadi anggota dan kemudian Badan Pekerja KNIP (Komite
Nasional Indonesia Pusat).Kedua tokoh ini sama-sama pernah menjadi Mentri
Luar Negeri (Menlu).Hatta merangkap Menlu pada pernerintahan RIS (20

3

Ibid, ha1.29

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

Desember 1949-6 September 1950) aktif dan salah seorang pendiri PNI
Sunario menjadi Menlu semasa kabinet Ali Sastroamidjojo (30 Juli 1953- 12
Agustus 1955), Po l i t i k luar negeri bebas aktif yang digagas oleh Hatta,
dijabarkan oleh Sunario secara nyata.Ketika menjadi Menlu dilangsungkan
KAA (Konfrensi Asia Afrika) di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan
Dasa Sila Bandung.Ketika Hatta mundur menjadi wakil presiden Desember
1956, Sunario ditunjuk menjadi Duta Besar Inggris (sampai tahun 1961).
Setelah itu Sunario di angkat sebagai guru besar politik dan hukum
internasional, lalu menjadi Rektor Universitas Diponegoro semarang (19631966). Atas peran serta Sunario ini, maka ia pantas dikatakan bahwa ia salah
satu tokoh yang berperan serta dalam Politik Lua.r Negeri Bebas Aktif
gagasan Mohammad Hatta.4
2. Ir. Soekarno
Di mata Soekarno (lihat lampiran 2, gambar 2, ha1.46), Hatta adalah
sosokyang serius. Bahkan Ia tak pernah menari, tertawa, atau menikmati
hidup. Jejak Hatta adalah orang yang gampang merah wajahnya atau
mukanya bila bertemu dengan seorang gadis, cara terbaik untuk melukiskan
pribadi Hatta kata Soekarno adalah dengan mengisahkan suatu kejadian di
suatu sore, ketika Hatta dalam perjalanan ke suatu tempat dan satu-satunya
penumpang lain dalam kendaraan itu adalah seorang gadis cantik. Hatta
memang sosok yang serius, justru karena itu ia lucu.5

4
5

Http://www.Fausibowo.com//profil/tokoh/
Ibid , hal. 204

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di
dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika,
masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya
sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil
inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang
menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika.
Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negaranegara

Barat

yang

dicap

masih

mementingkan

imperialisme

dan

kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir
yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional
dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip
Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah
(Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan
Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat
jasanya

itu,

banyak

negara-negara

Asia

Afrika

yang

memperoleh

kemerdekaannya.Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami
konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam
pemecahan masalah, yang masih dikuasai negaranegara kuat atau
adikuasa.Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika
yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia
internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu
dengan pemimpin-pemimpin negara.Di antaranya adalah Nikita Khruschev

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

(Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro
(Kuba), Mao Tse Tung (RRC). Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak
ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat
pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan
sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia,
dan puncaknya, pemberontakan G 30 S/PKI, membuat Soekarno di dalam
masa jabatannya tidak dapat “memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang
makmur dan sejahtera.6
C. Situasi Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Orde Lama
Pada masa orde lama situasi politik luar negeri Indonesia bisa
dikatakan sebagai masa pencarian jati diri bagi bangsa Indonesia telah
mengalami suatu proses yang cukup melelahkan. Dikatakan cukup
melelahkan karena semenjak dikumandangkannya proklamasi kemardekaan
Republik Indonesia, tugas demi tugas bangsa ini saling susul menyusul untuk
segera di selesaikan.Dimulai dengan penyusunan badan kelengkapan Negara,
menumpas

pemberontakan

yang

datang

dari

sekutu

luar

hingga

menyelesaikan pemberontakan yang datang dari dalam negeri.Selain itu,
bentuk dari pemerintahan Indonesia pun sempat mengalami beberapa kali
perubahan sebelum akhirnya menunjukan suatu bentuk demokrasi seperti
sekarang.
Setelah Jepang menyerah kepada sekutu dan kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan, maka sehari setelahnya yakni pada tanggal 18 agustus 1945