Keaslian Penelitian ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA.

Triana Kusumawati, 2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas gambaran umum daerah penelitian, hasil dan pembahasan penelitian dan implikasi penelitian terhadap pendidikan geografi.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

G. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian dibuat untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan. Penelitian ini berjudul Analisis Geografis Kelayakan Situ Lengkong Panjalu sebagai objek wisata Berbasis Ekowisata. Situ Lengkong sebagai suatu objek wisata yang memiliki keankearagaman hayati dan budaya memiliki daya tarik untuk dapat dikaji dari berbagai bidang. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan di Situ Lengkong Panjalu diantaranya mengenai nilai ekonomi wisata Situ Lengkong, dan inventarisasi peluang dan pengembangan ekowisata Situ Lengkong. Penelitian terkait Inventarisasi Peluang dan Pengembangan Ekowisata Situ Lengkong diteliti oleh Hani Agustin pada tahun 2006 dan penelitian tentang Nilai Ekonomi Wisata Situ Lengkong yang diteliti oleh R.Muhamad Juwarno Ridha pada tahun 2007 memiliki persamaan lokasi penelitian dengan penelitian ini. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Hani dan R.Muhamad dengan penelitian ini terletak pada rumusan masalah, tujuan, dan variabel penelitian. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hani Agustin yaitu terkait inventarisasi potensi peluang dan pengembangan ekowisata Situ Lengkong Panjalu. Hasil dari penelitian tersebut diantaranya adalah kawasan wisata Situ Lengkong Panjalu memiliki kekuatan seperti keanekaragaman hayati perairan dan ekosistem, kondisi perairan tidak tercemar, memiliki jenis tumbuhan air yang Triana Kusumawati, 2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memiliki nilai estetika dan mampu menetralisir pencemaran lingkungan, memiliki daya tarikpotensi sebagai ekowisata, potensi budaya lokal dan dukungan dari masyarakat. Selain itu, kawasan Situ Lengkong Panjalu memiliki kondisi geografis yang strategis, mendapat dukungan dari pemerintah pusat, aksesibilitas yang mudah dan memadai. Akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian Hani disebutkan bahwa pengetahuan stakeholder terkait ekowisata masih kurang. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2006, dan dari hasil penelitian disebutkan bahwa kondisi perairan tidak tercemar karena Situ Lengkong Panjalu memilki tumbuhan air yang mampu menetralisir pencemaran lingkungan. Dari hasil penelitian tersebut tidak disebutkan bahwa Situ Lengkong telah mengalami pendangkalan akibat rusaknya lingkungan sekitar situ. Sedangkan berdasarkan wawancara dengan beberapa masyarakat yang tinggal di sekitar situ menyatakan bahwa pendangkalan situ telah terjadi sejak sepuluh tahun yang lalu yang disebabkan oleh pembuangan limbah rumahtangga ke dalam situ dan kurangnya kesadaran wisatawan yang membuang sampah kedalam situ. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji ulang kelayakan potensi wisata Situ Lengkong untuk dijadikan objek ekowisata. Selain itu, perlu diadakannya pengukuran tingkat persepsi masyarakat dan wisatawan terkait fungsi ekosistem Situ Lengkong tehadap kelangsungan hidup ekosistem yang ada di dalamnya. Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Said dilakukan di Indramayu dengan rumusan masalah terkait tingkat kelayakan kawasan Pantai Eretan Kulon Indramayu untuk dikembangkan menjadi kawasan kegiatan ekowisata, mengenai perkembangan usaha yang dilakukan masyarakat yang sesuai dengan kegiatan ekowisata, mengenai sikap masyarakat terhadap pengembangan ekowisata dan mengenai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung kelayakan dan pengembangan Pantai Eretan Kulon Indramayu sebagai kawasan ekowisata. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ash Shiddieqy. Penelitian tersebut dilakukan di Kepulauan Riau dengan rumusan masalah terkait kondisi biofisik ekosistem mangrove dan cara menentukan Triana Kusumawati, 2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kelayakan Sungai Carang sebagai ekowisata mangrove yang didasarkan pada pembobotan dan skor. Penelitian terakhir yang mengkaji ekowisata adalah penelitian Marina Bela Norika yang berlokasi di Kabupaten Bandung dengan rumusan masalah diantaranya adalah terkait potensi yang mendukung jawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi sebagai ekowisata, zonasi ekowisata yang ada di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, dan upaya yang dilakukan pengelola agar tidak terjadi kepunahan bagi flora dan fauna yang ada di Kawasan Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mohamad Said, Ash Shiddieqy dan Marina Bela Norika terletak pada rumusan masalah, tujuan dan variabel penelitian. Untuk mengetahui perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.2 Triana Kusumawati, 2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Nama Tahun Penelitian Judul Masalah Tujuan Metode Variabel Hasil yang diharapkan 1. Hani Agustin 2006 Inventarisasi Potensi dan Peluang Pengembang -an Ekowisata Situ Lengkong Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis Jawa Barat 1. Faktor-faktor apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengelola kawasan Situ Lengkong ? 2. Faktor-faktor apa yang menentukan pengelolaan dan peluang pengembangan di kawasan wisata Situ Lengkong Panjalu ? 3. Bagaimana alternatif strategi pengembangan kawasan wisata Situ Lengkong Panjalu ? 1. Menginventarisasi dan mengkaji potensi wisata alam dan wisata budaya di kawasan wisata Situ Lengkong Panjalu 2. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengelolaan yang ada sekarang atau yang akan dikembangkan di kawasan wisata Situ Lengkong Panjalu 3. Mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang terdapat di dalam pengelolaan objek wisata alam dan wisata budaya di kawasan ekowisata Situ Lengkong Panjalu 4. Merumuskan alternatif strategi pengembangan wisata alam dan wisata budaya yang berkelanjutan di kawasan wisata Situ Lengkong Panjalu. Metode Deskriptif Variabel dari penelitian ini diantaranya adalah : Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan wisata di Situ Lengkong meliputi : 1. Faktor Internal potensi daerah, pengetahuan operator wisata, partisipasi masyarakat lokal 2. Faktor Eksternal kesadaran wisatawan, kegiatan pendidikan dan penelitian 3. Faktor Struktural kelembagaan, kebijakan, perundangan dan peraturan 1. Kawasan Wisata Situ Lengkong Panjalu memiliki kekuatan seperti keankearagaman hayati perairan dan ekosistem ,kondisi perairan tidak tercemar, memiliki jenis tumbuhan air yang memiliki nilai estetika dan mampu menetralisir pencemaran lingkungan, memiliki daya tarikpotensi sebagai ekowisata, potensi budaya lokal dan dukungan dari masyarakat. 2. Peluang yang terdapat di kawasan Situ Lengkong Panjalu adalah memiliki kondisi geografis yang strategis, mendapat dukungan dari pemerintah pusat , aksesibilitas yang mudah dan memadai. 3. Berdasarkan analisis SWOT di kawasan Situ Lengkong Panjalu, pengelola perlu mengambil strategi S-O, yaitu dengan memanfaatkan peluang yang terdapat di kawasan Situ Lengkong Panjalu 2. R M. Juwarno Ridha 2007 Nilai Ekonomi Wisata Kawasan Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis dengan 1. Bagaimana nilai ekonomi kawasan Situ Lengkong Panjalu berdasarkan analisis metode kontingensi melalui pendekatan kesediaan membayar dan di bayar masyarakat di lokasi tersebut ? 1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ekonomi wisata kawasan Situ Lengkong Panjalu sebagai kawasan wisata yang mempunyai fungsi ekologi bagi kelestarian kawasan Situ Lengkong dan Cagar Alam Panjalu dengan Metode Survei Yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah kesediaan membayar dan dibayar masyarakat yang berada di lokasi penelitian, yang berpengaruh 1. Nilai total kesediaan nmembayar responden penelitian Rptahun = Rp 701.147.640, 51 dengan rata-rata nilai kesediaan membayar perorang = Rp 3.193,92. 2. Sedangkan nilai total kesediaan dibayar responden penelitian Rptahun = Rp 877.092.044,13 dengan rata-rata nilai kesediaan dibayar perorang = Rp 3.995,37. 3. Nilai kesediaan membayar yang lebih besar dari pendapatan melalui retribusi sebesar Rp Tabel 1.2 Keaslian Penelitian Triana Kusumawati, 2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Metode Kontingen si menggunakan metode kontingensi melalui pendekatan nilai kesediaan membayar dan dibayar masyarakat. terhadap nilai ekonomi wisata kawasan Situ Lengkong. 113.357.640,51 menjadi surplus konsumen. 4. Faktor yang mempengaruhi kesediaan membayardibayar responden yaitu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga dan kondisi Situ Lengkong itu sendiri. 5. Hasil penelitian ini berguna dalam penyempurnaan pengelolaan kawasan Situ Lengkong Panjalu dengan mendapat gambaran nilai ekonomi wisata kawasan Situ Lengkong Panjalu ini untuk pengelolaan ke depannya supaya sumberdaya yang ada tetap lestari dan tidak terjadi penurunan kualitas. 3. Mohamad Said 2010 Studi Kelayakan Pantai Eretan Kulon Kecamatan Kandanghau r sebagai Kawasan Ekowisata Kabupaten Indramayu 1. Bagaimanankah tingkat kelayakan kawasan Pantai Eretan Kulon Indramayu untuk dikembangkan menjadi kawasan kegiatan ekowisata ? 2. Bagaimanakah perkembangan usaha yang dilakukan masyarakat di Kawasan Pantai Eretan Kulon Indramayu yang sesuai dengan kegiatan ekowisata ? 3. Bagaimanakah sikap masyarakat Pantai Eretan Kulon Indramayu terhadap pengembangan ekowisata Pantai Eretan Kulon Indramayu ? 4. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah setempat dalam mendukung kelayakan dan pengembangan Pantai Eretan Kulon Indramayu sebagai kawasan ekowisata ? 1. Menganalisis sejauh mana kelayakan Pantai Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur sebagai Kawasan Ekowisata Kabupaten Indramayu. 2. Mengidentifikasi perkembangan usaha masyarakat Pantai Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu yang sesuai dengan ekowisata. 3. Mengidentifikasi sikap masyarakat Pantai Eretan Kulon Indramayu terhadap pengembangan Pantai Eretan Kulon sebagai Kawasan Ekowisata di Kabupaten Indramayu. 4. Mengetahui upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah setempat dalam mendukung kelayakan dan pengembangan Pantai Eretan Kulon Indramayu sebagai kawasan ekowisata. Metode Deskriptif Kuantitatif Variabel dari penelitian ini diantaranya adalah : Kelayakan Pantai Eretan Kulon meliputi : 1. Faktor pendukung kelayakan 2. Wisatawan 3. Upaya pengembangan ekowisata 1. Secara umum dukungan kelayakan dari segi fisik dan sosial mendukung pada dukungan kelas II, yang berarti bahwa dari segi faktor fisik dan sosial budaya mempunyai dukungan yang besar terhadap dukungan kelayakan kawasan Pantai Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur sebagai kawasan ekowisata. 2. Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dapat diikutserrtakan dalam kegiatan ekowisata yakni sebagai pemasok ikan segar untuk para pengunjung, dapat menyewakan perahu, untuk kegiatan berperahu maupun memancing dengan menggunakan perahu nelayan. Berperahu dapat dilakukan untuk mengamati vegetasi mangrove beserta keragaman flora dan faunanya. 3. Sebagian besar masyarakat dan wisatawan sangat setuju terhadap pengembangan Pantai Eretan Kulon sebagai Kawasan Ekowisata karena dapat memberikan peluang kerja bagi masyarakat. 4. Upaya yang dilakukan pemerintah dan bekerjasama dengan masyarakat dan LSM diantaranya adalah dengan melakukan program rehabilitasi hutan mangrove yang ada di pesisir Indramayu, membangun break water disepanjang pantai agar tingkat abrasi dapat di redam, membuat PERDA atau papan informasi mengenai kawasan konservasi di sekitar Pantai Eretan Kulon Indramayu. 4. Ash Shiddieqy 2014 Kelayakan Ekowisata 1. Bagaimana kondisi biofisik ekosistem mangrove 1. Mengetahui kondisi biofisik ekosistem mangrove Metode Survei Yang dikaji didalam 1. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa perairan Sungai Carang memiliki enam family dan Triana Kusumawati, 2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mangrove Arungan Sungai di Sungai Carang Berdasarkan pada Biofisik Mangrove arungan sungai di Sungai Carang ? 2. Bagaimana cara menentukan kelayakan Sungai Carang sebagai ekowisata mangrove arungan sungai berdasarkan bobot dan skor ? 2. Menetukan kelayakan Sungai Carang sebagai ekowisata mangrove arungan sungai berdasarkan bobot dan skor. penelitian ini yaitu kondisi biofisik ekosistem mangrove Sungai Carang delapan spesies mangrove, dengan kerapatan rata- rata 8ind100 m 2 . Sedangkan biota yang berasosiasi di ekosistem mangrove ini terdapat jenis burung, reptil, ikan, udang, kepiting, moluska. 2. Setelah dilakukan penilaian kelayakan skor dan bobot, Sungai Carang memiliki kategori sedang dengan nilai skor 1,72. Sungai Carang perlu pengelolaan yang bersifat keberlanjutan jika ingin dijadikan tempat ekowisata yang memiliki nilai jual tinggi. 5. Marina Bela Norika 2014 Potensi Ekowisata di Kawasan Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi 1. Potensi apa saja yang mendukung Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Maigit Kareumbi sebagai ekowisata ? 2. Bagaimana zonasi ekowisata yang ada di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi ? 3. Bagaimana upaya dari pengelola agar tidak terjadi kepunahan bagi flora dan fauna yang ada di Kawasan Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi ? 1. Menganalisis potensi yang mendukung Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi sebagai ekowisata 2. Memetakan zonasi ekowisata di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi 3. Mengidentifikasi upaya dari pengelola agar tidak terjadi kepunahan bagi flora dan fauna yang ada di Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi Metode Deskriptif Variabel dari penelitian ini adalah ekowisata dengan sub variabel : 1. Lingkungan iklim, morfologi, hidrologi, flora, fauna 2. Masyarakat ekologi, sosial, ekonomi 3. Pendidikan pengalaman berpariwisata, pemahaman akan lingkungan 4. Manajemen pengelolaan, sarana dan prasarana, promosi 1. Adanya potensi ekowisata dalam aspek fisik, aksesibilitas dan sarana dan prasarana, dimana setiap aspek memiliki keunggulan masing-masing. 2. Dibuatkannya peta zonasi ekowisata pada kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan dan teori yang ada. 3. Upaya yang dilakukan pengelola dalam pengembangan kawasan berjalan cukup baik meski tanpa bantuan pihak pemerintah namun pengelola dapat mengembangkan kawasan walaupun dengan hasil yang belum maksimal. Pengelola membuat program wali pohon dan penangkaran rusa sebagai upaya untuk pelestarian flora dan fauna yang ada di kawasan konservasi agar tidak terjadi kepunahan ekosistem bila nanti daya tarik wisata berburu telah dibuka. 6. Triana Kusuma wati 2015 Analisis Geografis Studi Kelayakan Situ Lengkong Panjalu sebagai 1. Apakah aspek fisik, atraksi alam, atraksi sosial budaya masyarakat, aksesibilitas dan fasilitas wisata Situ Lengkong Panjalu layak dijadikan sebagai objek wisata berbasis ekowisata ? 1. Menganalisis kelayakan Situ Lengkong Panjalu untuk dijadikan sebagai objek wisata berbasis ekowisata dilihat dari aspek fisik, atraksi alam, atraksi sosial budaya masyarakat, aksesibilitas dan fasilitas Metode Survei Deskriptif Variabel Kelayakan Situ Lengkong Panjalu meliputi : 1. Atraksi Alam 2. Atraksi Sosial Budaya Masyarakat Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengeksplorasi potensi wisata yang terdapat di Situ Lengkong Panjalu, baik dari segi fisik maupun sosial. 2. Diperolehnya skala kelayakan ekowisata yang dimiliki oleh Situ Lengkong Panjalu, dilihat dari aspek fisik, atraksi alam, atraksi sosial budaya masyarakat, aksesibilitas menuju lokasi wisata, Triana Kusumawati, 2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Objek Ekowisata Kabupaten Ciamis 2. Bagaimana tingkat kelayakan ekowisata Situ Lengkong Panjalu dilihat dari masyarakat dan wisatawan yang berkunjung? 3. Bagaimana upaya pengelola dalam mengkonservasi wisata Situ Lengkong Panjalu ? wisata. 2. Menganalisis tingkat kelayakan ekowisata Situ Lengkong Panjalu dilihat dari masyarakat dan wisatawan yang berkunjung. 3. Menganalisis upaya pengelola dalam mengekonservasi wisata Situ Lengkong Panjalu. 3. Aksesibilitas 4. Sarana dan Prasarana 5. Wisatawan 6. Masyarakat Lokal 7. Pengelola Wisata sarana dan prasarana fasilitas wisata, dilihat dari perilaku masyarakat dan wisatawan yang berkunjung. 3. Melalui analisis upaya yang telah dilakukan oleh pengelola wisata dalam mengatasi penurunan kualitas ekosistem diharapkan dapat diketahui lebih lanjut upaya pengelolaan situ yang lebih berwawasan lingkungan tanpa mengurangi nilai potensi wisata itu sendiri. Triana Kusumawati, 2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Triana Kusumawati, 2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian