Teknik Pengembangan Instrumen METODE PENELITIAN

Wiwi Winarti, 2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM IN HOUSE TRAINING PADA MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA DI BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN BPBDK DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Melaksanakan wawancara situasi yang sebenarnya. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dan memberikan penjelasan data dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara langsung kepada sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan kata lain, wawancara digunakan untuk memperjelas data yang dikumpulkan.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk melihat sejauh mana proses penyelenggaraan program in house training yang telah berjalan sesuai dengan yang terekam dalam dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan program in house training. Studi dokumentasi pada penelitian ini mencakup cv narasumberpengajar, jadwal pelatihan, daftar hadir para peserta program in house training.

E. Teknik Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang dijadikan sebagai alat pengumpul data adalah hal yang penting di dalam kegiatan penelitian. Teknik pengembangan instrumen dilaksanakan untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan, karena instrumen penelitian akan mempengaruhi kualitas data yang dihimpun dari penelitian. Pada umumnya instrumen penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Sebelum penelitian dilakukan, hendaknya instrumen di uji terlebih dahulu karena instrumen merupakan alat untuk mengukur dan mengungkapkan data yang diperlukan dalam sebuah penelitian, uji validitas berkaitan dengan ketepatan suatu instrumen pengukuran untuk melakukan fungsi ukurannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto 2006:168: Validitas merupakan ukuran menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid memiliki validitas yang tinggi. Instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuh instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak emnyimpang dari gambaran mengenai validitas. Wiwi Winarti, 2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM IN HOUSE TRAINING PADA MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA DI BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN BPBDK DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada penelitian ini menggunakan instrumen non-tes yang bersifat menghimpun data sehingga tidak perlu standarisasi instrumen, cukup dengan menggunakan validitas isi dan validitas empirik. a. Validitas Isi Content Validity Untuk memenuhi uji validitas isi, peneliti meminta pertimbangan kepada para ahli expert judgment dari pakar kepada Dosen ahli dengan menelaah kisi-kisi dan item pertanyaan. Setelah dilakukan expert judgment, maka dilakukan uji coba instrumen. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sekaran 2006: 43, “validitas isi yakni validitas diestimasi melalui suatu pengujian mengenai relevansi isi tes lalu analisis rasional oleh panel berkompeten yakni expert judgment penilaian ahli. b. Validitas empiris Teknik yang digunakan dalam menentukan validitas empiris yakni dengan melakukan uji coba kepada 37 orang peserta, kemudian hasil dari uji coba tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus chi-kuadrat. Pada penelitian ini, untuk mengetahui daripada tingkat validitas suatu instrumen dapat menggunakan uji kai kuadrat. ∑ 2 Sumber: Arifin, 2011:288 Keterangan: Nilai kai-kuadrat = Frekuensi yang diobservasi = Frekuensi yang diharapkan Untuk dapat mengetahui mengenai butir item-item yang valid dan tidak valid maka dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95 atau α = 0,05. Jika diperoleh nilai r hitung r tabel, maka item petanyaan dalam instrumen dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung r tabel, maka item petanyaan dalam instrumen dinyatakan tidak valid, Instrumen yang diujicobakan sebanyak 27 pertanyaan. Hasil dari rangkuman uji validitas yang dilaksanakan terhadap 37 responden dari uji validitas yang diuji cobakan dapat dirangkum sebagai berikut: Wiwi Winarti, 2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM IN HOUSE TRAINING PADA MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA DI BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN BPBDK DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Hasil analisis validitas angket Penyelenggaraan In house training No. Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase 1 Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8. 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27 23 85 2 Tidak Valid 6, 18, 21, 25 4 15 Total 27 100

F. Analisis Data