Perancangan Media Informasi Balai Pengembangan Bahasa Daerah Dan Kesenian (BPBDK) Provinsi Jawa Barat Melalui Media Website

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN (BPBDK) PROVINSI JAWA BARAT MELALUI MEDIA WEBSITE

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh:

Mohammad Seyzar Abdillah 51911213

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BALAI

PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN

(BPBDK) PROVINSI JAWA BARAT MELALUI MEDIA

WEBSITE

Mohammad Seyzar Abdillah

NIM. 51911213

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal: (……/…..../……)

Menyetujui, Pembimbing

Wantoro, M.Ds NIP. 4127 32 06 020

Dekan Ketua Program Studi

Fakultas Desain Desain Komunikasi Visual

Prof. Dr. Primadi Tabrani M.Syahril Iskandar, M.Ds NIP. 4127 32 06 036 NIP. 4127 32 06 012


(4)

(5)

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Mohammad Seyzar Abdillah NIM : 51911213

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan publikasi dari hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Agustus 2015

Mohammad Seyzar Abdillah NIM. 51911213


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas izin beserta rahmat dan ridha-Nya lah penulis telah menyelesaikan penulisan laporan pengantar tugas akhir dengan judul “Perancangan Media Informasi Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) Provinsi Jawa Barat Melalui Media Website”. Laporan pengantar tugas akhir ini disusun sebagai salah satu prasyarat penilaian mata kuliah Tugas Akhir pada bidang studi desain komunilasi visual di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Selama proses penulisan laporan ini, penulis tentunya mengalami kesulitan dan hambatan tetapi dengan bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak pembimbing fakultas DKV dan terutama dengan izin Allah SWT, kesulitan tersebut dapat teratasi, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ade Wantoro, M.Ds, selaku pembimbing, Juga kepada Bapak Drs.H.Husen.R.H, M.pd selaku kepala balai dalam kesibukannya telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan dukungan dan ilmu selama penulis menyelesaikan laporan ini.

Mungkin jika ada kekurangan dan kesalahan dalam laporan pengantar tugas akhir ini, penulis menerima kritik dan sarannya dari para pembaca untuk mengkoreksi dalam hal apapun yang berhubungan dengan laporan. semoga laporan pengantar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi para pihak yang memerlukan.

Bandung , 9 Juli 2015


(7)

iv

Abstrak

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN (BPBDK) PROVINSI JAWA BARAT MELALUI MEDIA WEBSITE

Oleh :

Mohammad Seyzar Abdillah 51911213

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) merupakan organisasi yang berada di bawah naungan dinas pendidikan provinsi Jawa Barat yang memiliki tugas pokok untuk melaksanakan pengembangan, pendidikan, pelayanan dan pelestarian bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat. Sebagai fasilitator pengembangan bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat, masih banyak masyarakat ataupun pihak-pihak yang terkait dengan hal ini masih belum mengetahui secara pasti keberadaan ataupun fungsi dari BPBDK. Karena masih sangat minimnya informasi yang bisa didapatkan terkait BPBDK.

Diperlukan suatu upaya untuk lebih memperkenalkan BPBDK ke khalayak luas agar kinerja dan kontribusi BPBDK bagi perkembangan bahasa dan kesenian daerah di Jawa Barat bisa lebih meningkat. Perancangan media informasi dilakukan untuk lebih memperkenalkan dan menegaskan keberadaan BPBDK. Salah satu solusi dalam perancangan media informasi adalah website. Pada situs

website, selain terdapat informasi mengenai BPBDK, juga dapat menampilkan hasil dari kegiatan yang akan maupun telah dilaksanakan berupa dokumentasi foto, video dan lain-lain. Situs website BPBDK diharapkan dapat menarik perhatian khalayak pengunjung dengan desain yang kreatif dan informatif.


(8)

v

Abstract

DESIGNING AN INFORMATION MEDIA OF BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN (BPBDK) PROVINCE OF WEST JAVA THROUGH MEDIA WEBSITE

By:

Mohammad Seyzar Abdillah 51911213

Study Program Visual Communication Design

Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) is an organization who is under the auspcies of the department of education that had a main task to develop, educate, service, preservation of foreign language and art in West Java. As a facilitator of foreign language and art in West Java, still many of people nor parties that connected to this things yet surely not known forsure whereas or the function of BPBDK, because the information about BPBDK is still less.

Required of an act to more introduce BPBDK to all people so the performance and contribution of BPBDK to develop foreign language and art in West Java could be increased. The design of information media had to introduce and confirmed the existence of BPBDK. One of the solutions is to design information

media by a website. In this site, beside there’s an information about BPBDK, also there’s display the result of all activity that has been done formed by

documentation of photo, video, and anything else. BPBDK’s website wished could attract attention of any visitors with a creative and informative design.


(9)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah... 4

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

I.6 Manfaat Perancangan ... 4

BAB II BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN (BPBDK) PROVINSI JAWA BARAT ... 5

II.1 Bahasa Daerah ... 5

II.1.1 Definisi Bahasa Daerah ... 5

II.1.2 Bahasa Daerah di Indonesia ... 5

II.1.3 Bahasa Daerah di Jawa Barat ... 6

II.1.4 Definisi Kesenian Daerah ... 7

II.2 Balai Pengambangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ... 8

II.2.1 Tempat dan Kedudukan BPBDK Provinsi Jawa Barat ... 8

II.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi BPBDK Provinsi Jawa Barat ... 10

II.2.3 Struktur Organisasi BPBDK Provinsi Jawa Barat ... 11


(10)

vii

II.2.5 Pola Dasar Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah ... 16

II.3 Strategi BPBDK Dalam Pemeliharaan Bahasa Daerah ... 17

II.3.1 Penerbitan dan Pelatihan Guru Bahasa Daerah ... 17

II.3.2 Sosialisasi Pemeliharaan Bahasa Daerah ... 19

II.3.3 Pengadaan dan Penulisan Buku Serta Aksara Daerah ... 20

II.3.4 Penelitian dan Pengembangan Bahasa Daerah ... 21

II.3.5 Operasionalisasi Dalam Pengembangan Bahasa Daerah ... 22

II.4 Analisa Hasil Peneltian ... 23

II.5 Ikhtisar ... 31

II.6 Analisa Permasalahan dan Solusi ... 33

II.6.1 Pembangunan Infrastruktur Sistem Informasi Pengelolaan Kegiatan Berbasis Website ... 35

II.7 Media Informasi Berbasis Website ... 36

II.7.1 Pengertian Media Informasi ... 36

II.7.2 Pengertian Internet ... 37

II.7.3 Pengertian Website... 37

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 39

III.1 Khalayak Sasaran ... 39

III.2 Strategi Perancangan ... 40

III.2.1 Strategi Komunikasi ... 41

III.2.2 Materi Pesan ... 43

III.2.3 Strategi Kreatif ... 43

III.2.4 Strategi Media ... 44

III.2.4.1 Media Utama... 44

III.2.4.2 Media Pendukung...45

III.3 Konsep Visual ... 46

III.3.1 Format Desain ... 46

III.3.2 Tata Letak (Layout) ... 47

III.3.3 Tipografi ... 48

III.3.4 Ilustrasi ... 49


(11)

viii

III.3.6 Warna ...53

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 55

IV.1 Teknis Produksi ... 55

IV.1.1 Hardware (Perangkat Keras) ... 55

IV.1.2 Software (Perangkat Lunak) ... 56

IV.2 Interface Media Utama Website ... 57

IV.2.1 Beranda ... 57

IV.2.2 Profil ... 58

IV.2.3 Bidang Kerja ... 59

IV.2.4 Galeri ... 60

IV.2.5 Unduhan ... 61

IV.2.6 Kontak ... 62

IV.3 Media Pendukung ... 63

IV.3.1 Web Banner ... 63

IV.3.2 Media Sosial ... 64

IV.3.3 Stiker ...66

IV.3.4 X-Banner ... 67

IV.3.5 Mousepad ... 68

IV.3.6 Poster ...69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan. Setiap kelompok masyarakat di Indonesia mempunyai kebudayaan yang beragam, yang di dalamnya terdapat bahasa daerah dan kesenian sebagai salah satu unsur dalam suatu kebudayaan tersebut. Saat ini, bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia jumlahnya masih belum dapat dipastikan. Ada berbagai pendapat bahwa jumlah bahasa daerah di Indonesia sebanyak 300 bahasa (Moeliono, 1985:1), ada pula yang menyatakan sebanyak 538 bahasa (Parera, 1981 : 187). Jumlah ini berbeda dengan pendapat Grimes (1984) yang menyatakan jumlah bahasa di Indonesia sebanyak 577 bahasa daerah. Sementara menurut Alwasilah (2006 : 53) terdapat sekitar 700 bahasa daerah, dengan jumlah penutur yang sangat beragam dari puluhan ribu hingga puluhan juta. Dari semua bahasa daerah di Indonesia hanya ada delapan yang dikategorikan sebagai bahasa daerah utama, yaitu bahasa Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Bugis, Batak, Banjar dan Bali.

Pemerintah berkewajiban untuk mempertahankan bahasa daerah sebagai upaya membangun kebudayaan nusantara. Dalam Undang-Undang tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, Pasal 1 dikatakan, “Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Kemudian pada Pasal 42, ayat (1) dinyatakan bahwa “Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia”.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini telah masuk unsur budaya asing termasuk bahasa asing yang secara perlahan dapat menggerus eksistensi bahasa


(13)

2 daerah sebagai bahasa yang digunakan selain bahasa Indonesia terutama bagi kalangan muda.

Penggunaan kata asing terkadang lebih disukai oleh kalangan muda saat ini karena dinilai lebih intelek dan modern. Hal ini bisa saja terjadi dan bukan tidak mungkin akan berdampak pada kalangan muda yang tidak lagi menguasai bahasa daerahnya. Penggunaan bahasa daerah yang keliru bahkan cenderung tidak tepat atau tidak sesuai dengan semestinya dapat berdampak pada kualitas bahasa daerah tersebut, yang pada saatnya nanti bila terus-menerus terjadi, kualitas bahasa daerah akan semakin memburuk pada setiap generasi.

Pemerintah daerah memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan, pembinaan, dan pelestarian bahasa dan sastra daerah agar tetap bertahan. Peran serta masyarakat saja dirasa belum cukup dalam upaya pelestarian bahasa daerah. Diperlukan suatu badan atau lembaga di daerah yang khusus menangani bahasa daerah sebagai wadah bagi masyarakat penuturnya untuk ikut berperan serta dalam upaya pengembangan bahasa daerah. Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga yang berada di dalam naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, yang memiliki tugas pokok untuk melaksanakan pengembangan, pendidikan, pelayanan dan pelestarian bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat. Fungsi balai meliputi penyelenggaraan evaluasi dan pengembangan bahasa daerah, dan penyelenggaraan pelestarian dan pembelajaran bahasa daerah dan keseniaan.

Namun demikian, dengan keberadaan BPBDK sebagai fasilitator pengembangan bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat, masih banyak masyarakat ataupun pihak lain yang terkait mengenai ini belum mengetahui secara pasti keberadaan ataupun fungsi dari BPBDK itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh minimnya media informasi yang dapat diperoleh bagi jaringan layanan/sasaran ataupun masyarakat luas di wilayah Jawa Barat yang memiliki keterkaitan atau kepentingan guna untuk mengembangkan bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat. Berdasarkan kuesioner yang dimulai pada tanggal 29 Februari 2015 hingga tanggal 18 Juni


(14)

3 2015 yang dibagikan kepada 200 orang responden yang berasal dari berbagai kalangan mulai dari umum, mahasiswa, guru hingga siswa yang berdomisili menyebar hampir diseluruh wilayah Jawa Barat, dapat disimpulkan bahwa sekitar 76% responden tidak mengetahui keberadaan BPBDK.

Hal tersebut tentu saja ironis mengingat peran yang cukup vital dari BPBDK sebagai fasilitator pengembangan dan pelestarian bahasa daerah di Jawa Barat. Kesenjangan pengetahuan mengenai fungsi BPBDK di masyarakat dapat mempengaruhi kontribusi bagi perkembangan kualitas bahasa daerah. Dan dikhawatirkan akan berdampak terhadap menurunnya peran serta masyarakat ataupun pihak lain yang terkait dengan hal ini dalam upaya mengembangkan bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat yang merupakan salah satu unsur penting dalam membangun suatu kebudayaan. Diperlukan suatu upaya untuk lebih memperkenalkan BPBDK ke khalayak luas agar kinerja dan kontribusi BPBDK bagi perkembangan bahasa daerah di Jawa Barat bisa lebih meningkat, yang pada akhirnya eksistensi bahasa daerah di Jawa Barat akan terus terjaga dan dapat lebih disenangi oleh masyarakat sebagai alat komunikasi dan juga sebagai identitas dan kebanggaan daerah.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan diatas, terdapat beberapa masalah yang muncul, antara lain:

 Karena minimnya informasi mengenai BPBDK, dapat mengurangi peran serta masyarakat terhadap upaya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah.  Minimnya sosialisasi mengenai program-program yang dilakukan BPBDK.  Minimnya media informasi yang mampu memberikan informasi lengkap


(15)

4 I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, dapat ditarik rumusan masalah yaitu :

Bagaimana BPBDK dapat lebih diketahui oleh masyarakat dan bagaimana merancang sebuah informasi melalui desain yang dapat menjadi solusi yang efektif dalam menginformasikan Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK)?

I.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah lebih terarah maka penulis memberikan batasan masalah pada perancangan ini. Adapun batasan masalah tersebut adalah :

 Pada perancangan ini, pembahasan akan terfokus pada hal-hal yang berhubungan dengan BPBDK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

 Perancangan ini dibatasi pada informasi yang ada di BPBDK.

 Pada perancangan ini, pembahasan akan lebih terfokus mengenai BPBDK dan kaitannya dengan bahasa daerah di Jawa Barat.

I.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:  Memperkenalkan dan menegaskan keberadaan BPBDK.  Memperluas jaringan informasi dan komunikasi bagi BPBDK.

 Lebih mendekatkan BPBDK dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan ataupun masyarakat luas.

I.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat dari perancangan ini adalah sebagai berikut:

 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam upaya pengembangan dan pelestarian bahasa daerah di Jawa Barat.

 Mempermudah akses bagi jaringan layanan/sasaran untuk mendapatkan informasi mengenai BPBDK.


(16)

5 BAB II

BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN (BPBDK) PROVINSI JAWA BARAT

II.1 Bahasa Daerah

Bahasa merupakan salah satu faktor penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang memiliki beragam kebudayaan daerah, terdapat bahasa daerah yang dipergunakan sebagai alat komunikasi dan menjadi cirri khas pada daerah tersebut. Keunikan dan keberagaman bahasa daerah di Indonesia merupakan salah satu warisan budaya yang sudah selayaknya dilestarikan dan dikembangkan agar suatu saat menjadi kebanggan daerah.

II.1.1 Definisi Bahasa Daerah

Bahasa daerah adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa perhubungan intradaerah atau intramasyarakat di samping bahasa Indonesia dan yang dipakai sebagai sarana pendukung sastra serta budaya daerah atau masyarakat etnik di wilayah Republik Indonesia. (Budiwiyanto : 2012).

Sementara menurut Suyono dalam kamus Antropologi (1985), bahasa daerah adalah bahasa yang dipergunakan oleh penduduk di daerah geografis tertentu yang terbatas dalam wilayah suatu negara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa daerah dapat diartikan sebagai bahasa yang lazim dipergunakan di daerah tertentu dalam suatu Negara sebagai pendukung budaya daerah.

II.1.2 Bahasa Daerah di Indonesia

Negara Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman suku atau etnis. Setiap suku atau etnis memiliki bahasa daerahnya masing-masing yang dipergunakan untuk berkomunikasi. Di Indonesia terdapat sekitar 700 bahasa daerah, dengan jumlah penutur yang sangat beragam dari puluhan ribu hingga puluhan juta.


(17)

6 Di antara semua bahasa daerah di Indonesia hanya ada delapan yang dikategorikan sebagai bahasa daerah utama, yaitu bahasa Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Bugis, Batak, Banajar dan Bali. (Alwasilah, 2006 : 53). Berdasarkan jumlah penuturnya, terdapat 13 bahasa daerah yang penuturnya di atas satu juta orang yaitu: Bahasa Jawa (75.200.000 penutur), Sunda (27.000.000 penutur), Melayu (20.000.000 penutur), Madura (13.694.000 penutur), Minang (6.500.000 penutur), Batak (5.150.000 penutur), Bugis (4.000.000 penutur), Bali (3.800.000 penutur), Aceh (3.000.000 penutur), Sasak (2.100.000 penutur), Makassar (1.600.000 penutur), Lampung (1.500.000 penutur), dan Rejang (1.000.000 penutur). (Budiwiyanto : 2012). Banyak sekali bahasa daerah yang saat ini terancam kelestariannya dikarenakan perlakuan penuturnya yang sering menggunakan bahasa daerah secara kurang tepat.

II.1.3 Bahasa Daerah di Jawa Barat

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di pulau jawa yang memiliki mayoritas penduduk berasal dari suku atau etnis Sunda. Bahasa daerah di Jawa Barat diidentikan sebagai bahasa Sunda. Secara etimologis, kata sunda berasal dari bahasa Sanskerta sund atau suddha yang berarti bersinar, terang, putih.

Dalam bahasa Kawi dan bahasa Bali pun terdapat kata sunda yang berarti: bersih, suci, murni, tak bernoda, air, tumpukan, pangkat, dan waspada. Menurut Rosidi, (2011 : 57) Istilah Sunda menunjuk kepada suku bangsa yang berbahasa dan berkebudayaan yang khas, terutama tinggal didaerah yang disebut Jawa Barat dan Banten.

Secara umum jenis bahasa daerah yang digunakan oleh komunitas masyarakat di Jawa Barat dapat digolongkan dalam tiga kolompok bahasa daerah antara lain ; (1) Bahasa Sunda, (2) Bahasa Cirebon, (3) Bahasa Melayu Betawi. (BPBDK, 2012 : 10). Hal ini sesuai dengan peraturan daerah Provinsi Jawa Barat nomor 5 tahun 2003 bahwa yang dimaksud bahasa daerah adalah bahasa Sunda, Cirebon dan Melayu Betawi.


(18)

7 II.1.4 Definisi Kesenian Daerah

Kesenian daerah sering juga diidentikan dengan kata kesenian tradisional. Kesenian berasal dari kata seni. Seni menurut Soedarso (1990 : 1) adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh manusia. Seni telah menyatu dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia, baik bagi dirinya sendiri maupun dalam bermasyarakat.

Menurut Banoe (2003 : 219) kesenian adalah karya indah yang merupakan hasil budi daya manusia dalam memenuhi kebutuhan jiwanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni adalah hasil karya manusia yang tercipta dari ide yang mengandung nilai-nilai keindahan dan menyatu dalam kehidupan sehari hari manusia itu sendiri maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Sedyawati (1981 : 48) Tradisional bisa diartikan sebagai segala yang sesuai dengan tradisi, sesuai dengan kerangka pola-pola bentuk maupun penerapan yang selalu berulang. Selanjutnya menurut Sopandi, dkk (1987 :12) bahwa tradisional adalah segala apa yang dituturkan atau diwariskan secara turun- temurun dari orang tua atau dari nenek moyang.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kesenian tradisional adalah hasil karya manusia yang tercipta oleh rasa dan ide yang mengandung nilai-nilai keindahan (estetis) dan diwariskan secara turun temurun sesuai dengan tradisi.

Sama halnya dengan bahasa yang memiliki keberagaman dari berbagai suku atau etnis, kesenian daerah di Indonesia pun sangat beragam. Jawa Barat termasuk kedalam daerah yang memiliki ragam kesenian. tidak hanya diakui secara nasional, bahkan salah satu kesenian Jawa Barat yakni angklung diakui oleh dunia internasional. Angklung ditetapkan menjadi warisan budaya dunia (The Intangible Heritage) oleh UNESCO. Selain angklung masih banyak kesenian lain di Jawa Barat yang kiranya dapat dilestarikan dan dikembangkan.


(19)

8 II.2 Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat

II.2.1 Tempat dan Kedudukan BPBDK Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, serta peraturan daerah provinsi jawa barat No 15 Tahun 2000 Tanggal 12 Desember 2000 tentang pembentukan dinas daerah Provinsi Jawa Barat kemudian di sesuaikan kembali dengan ditetapkan dengan keputusan gubernur Jawa Barat Nomor 39 Tahun 2001 tentang tugas pokok dan fungsi serta rincian tugas dan unit Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Gambar II.1 Gedung Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014 )

Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor: 15 Tahun 2000 tersebut, maka terbentuklah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Yang merupakan penggabungan dari kantor wilayah depertemen pendidikan nasional Jawa Barat yang berkantor di jalan Dr.Radjiman No 06 Bandung dengan dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Jawa Barat yang berkantor di Jalan Banda No. 28 Bandung. Sesuai dengan kesepakatan maka kantor dinas pendidikan provinsi Jawa Barat di tetapkan di jalan Dr.Radjiman No.06 Bandung.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Keseniaan. Serta Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 37 Tahun 2010 tentang


(20)

9 Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas di Lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Maka dibentuklah UPTD yang membidangi pengembangan bahasa daerah dan kesenian melalui dinas pendidikan.

Gambar II.2 BPBDK Provinsi Jawa Barat ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014 )

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dilengkapi dengan UPTD atau unit pelaksana teknis dinas. Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) merupakan salah satu UPTD yang berada dalam naungan dinas pendidikan provinsi Jawa Barat. UPTD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan pemerintah provinsi dalam bidang pendidikan dan merupakan lembaga pembantu dari dinas pendidikan provinsi dalam mengimplementasikan peraturan dan kebijakan dalam pendidikan di tingkat provinsi.

Gambar II.3 Pintu masuk BPBDK ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014 )


(21)

10 Gambar II.4 Kantor BPBDK

( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014 )

II.2.2 Tugas pokok dan fungsi BPBDK Provinsi Jawa Barat

Tugas Pokok dan fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus bahkan wajib dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau pegawai dalam suatu instansi secara rutin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan program kerja yang telah dibuat berdasarkan tujuan, visi dan misi suatu organisasi.

Adapun tugas pokok dan fungsi organisasi Balai Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah (BPBDK) adalah sebagai berikut :

1. Tugas Pokok Organisasi BPBDK

Tugas pokok organisasi BPBDK adalah melaksanakan pengembangan, pendidikan, pelayanan, dan pelestarian bahasa daerah dan kesenian.

Berdasarkan tugas pokok tersebut, rincian tugasnya adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan penyusunan program kerja Balai Pengembangan

Bahasa Daerah dan Kesenian.

b. Menyelenggarakan evaluasi tugas-tugas di bidang pelestarian, pengembangan dan pembelajaran bahasa daerah, sastra, dan aksara serta kesenian.

c. Menyelenggarakan pengelolaan manajemen kegiatan pelestarian, pengembangan dan pembelajaran bahasa daerah, sastra, dan aksara serta keseniaan.

d. Menyelenggarakan fasilitasi laboratorium bahasa daerah, sastra, dan aksara serta kesenian di sekolah.


(22)

11 e. Menyelenggarakan ketatausahaan Balai Pengembangan Bahasa dan

Kesenian.

f. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

g. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait. h. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

i. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 2. Fungsi Organisasi BPBDK

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas sebagaimana point (a), BPBDK mempunyai fungsi antara lain :

a. Penyelenggaraan evaluasi dan pengembangan bahasa daerah dan kesenian, dan

b. Penyelenggaraan pelestariandan pembelajaranbahasa daerah serta keseniaan.

II.2.3 Struktur Organisasi BPBDK Provinsi Jawa Barat

Adapun struktur organisasi BPBDK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

Gambar II.5 Struktur Organisasi BPBDK

(Sumber : Pola Dasar & Rencana Strategis Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah Pada Jalur Pendidikan di Jawa Barat, 2013)


(23)

12 Rincian tugas dan fungsi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kepala Balai

Tugas pokok kepala balai adalah memimpin, mengkoor-dinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok BPBDK. Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka Kepala Balai mempunyai fungsi antara lain : a. Penyelenggaraan evaluasi, meliputi pengembangan, pelestarian, dan

pembelajaran bahasa daerah serta kesenian.

b. Pelaksanaan dan koordinasi pengembangan, pelestarian, dan pembelajaran bahasa daerah dan kesenian.

2. Sub bagian Tata Usaha

Tugas pokok sub bagian tata usaha balai adalah melaksanakan pengelolaan data dan informasi, penyusunan rencana, program pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian dan umum. Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka sub bagian tata usaha mempunyai fungsi antara lain :

a. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana program, pengendalian dan pelaporan.

b. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi, kepegawaian dan umum. c. Pelaksanaan pengelolaan urusan keuangan.

3. Seksi Evaluasi dan Pengembangan

Tugas pokok seksi evaluasi dan pengembangan adalah melaksanakan penyusunan evaluasi dan pengembangan pendidikan, pelatihan dan pelestarian bahasa daerah, sastra dan aksara serta kesenian. Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka seksi evaluasi dan pengembangan balai mempunyai fungsi antara lain :

a. Penyusuanan bahan rancangan program evaluasi dan pengembangan pendidikan, pelatihan dan pelestarian bahasa daerah, sastra dan aksara serta kesenian.

b. Pengumpulan, pengelolaan dan analisis data program evaluasi serta pengembangan pendidikan, pelatihan serta pelestarian bahasa daerah, sastra dan aksara serta keseniaan.


(24)

13 c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pengembangan pendidikan, pelatihan

dan pelestarian bahasa daerah, sastra dan aksara serta kesenian.

4. Seksi Pelestarian dan Pembelajaran

Tugas pokok seksi pelestarian dan pembelajaran adalah melaksanakan program pengembangan pendidikan dan pelatihan, pelestarian, dan pemeliharaan bahasa daerah, sastra, aksara dan kesenian. Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka Seksi Pelestarian dan Pembelajaran mempunyai fungsi antara lain :

a. Pemeliharaan dan pengembangan mutu sumber belajar dan referensi bahasa daerah, sastra dan aksara serta kesenian.

b. Pemanfaatan potensi sumberdaya dan hasil pembelajaran bahasa daerah, sastra dan aksara serta kesenian.

5. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas pokok kelompok jabatan fungsional BPBDK adalah melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengah keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional dengan jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur dan ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dipimpin oleh fungsional senior yang ditunjuk. (BPBDK, 2012 : 44-49)

Gambar II.6 Ruang Rapat BPBDK ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014 )


(25)

14 Gambar II.7 Ruang Staf BPBDK

( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014 )

II.2.4 Visi dan Misi BPBDK Provinsi Jawa Barat

Setiap organisasi pemerintahan tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dalam menentukan tujuan, setiap organisasi memerlukan visi dan misi, yang menjadi acuan dalam mencapai tujuan tersebut. Adapun visi BPBDK Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

“Menjadi katalisator pelestarian, pemeliharaan, pengembangan bahasa daerah dan kesenian dalam dunia pendidikan di Jawa Barat yang unggul, berkearifan budaya, dan inovatif”. (BPBDK, 2012 : 54)

Adapun penjelasan tentang makna dari kata kunci yang terkandung dalam kalimat tersebut adalah sebagai berikut :

Katalisator adalah sesuatu yang dapat memfasilitasi terjadinya percepatan perubahan kepada yang lebih baik melalui pelestarian, pemeliharaan dan pengembangan bahasa daerah dan kesenian dalam mempercepat proses pertumbuhan untuk menjaga eksistensi dengan cara memelihara bahasa dan kesenian daerah sebagai warisan budaya daerah.

Pelestarian bahasa daerah dan kesenian adalah suatu upaya dalam mengantisipasi terjadinya kepunahan dan kerusakan bahasa dan kesenian daerah agar tetap terjaga kandungan nilai kearifan budaya, tata-bahasa, dan estetiknya.

Pemeliharaan bahasa daerah dan kesenian adalah upaya untuk pelestarian, pengembangan, pemanfaatan bahasa, sastra, aksara daerah, dan kesenian serta penghargaan terhadap tokoh bahasa daerah dan seniman.


(26)

15  Pengembangan bahasa daerah dan kesenian adalah suatu upaya meningkatkan eksistensi bahasa daerah dan kesenian agar berkualitas serta lebih disenangi dan bermanfaat bagi sebanyak-banyak masyarakat pendukung kebudayaannya.

Bahasa daerah adalah bahasa Sunda, Cirebon, dan Melayu Betawi yang tumbuh berkembang di wilayah Jawa Barat.

Kesenian adalah karya estetik hasil perwujudan kreativitas daya cipta, rasa, karsa, dan karya yang hidup dan berakar di daerah Jawa Barat, baik tradisional maupun kontemporer.

Dunia Pendidikan adalah lembaga pendidikan formal dalam bentuk pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan non-formal seperti paket A dan B, serta pendidikan non-formal lainnya.

Unggul adalah suatu capaian kualitas terbaik dibandingkan dengan lembaga sejenis.

Berkearifan budaya adalah suatu kehidupan masyarakat yang beretika dan berahlak mulia dengan didasari nilai-nilai kearifan budaya lokal dan agama.  Inovatif adalah menciptakan dan mengembangkan sesuatu yang baru dari

pengembangan produk bahasa daerah dan kesenian yang memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat pendukung kebudayaannya dan dikenal dalam skala nasional sampai internasional.

Adapun perumusan misi Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) ditetapkan menjadi 3 (tiga) misi antara lain :

1. Meningkatakan kualitas pengelolaan pelestarian, pemeliharaan, dan pengembangan bahasa, sastra, dan aksara daerah dalam dunia pendidikan agar terjaga eksistensinya sebagai warisan budaya.

2. Meningkatkan kualitas pengelolaan, pelestarian, pemeliharaan, dan pengembangan kesenian daerah dalam dunia pendidikan.

3. Meningkatkan kualitas penataan administratif, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana.


(27)

16 II.2.5 Pola Dasar Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah

Tugas BPBDK dalam pengembangan dan pembinaan bahasa daerah dan keseniaan di lingkungan pendidikan di Jawa Barat dilakukan melalui suatu proses perubahan atau perkembangan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki kearifan atas budayanya. Untuk dapat menunjang keberhasilan pengembangan dan pembinaan bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat dibutuhkan pola dasar sebagai landasan bagi seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang berkomitmen mengembangkan bahasa daerah dan keseniaan di Jawa Barat.

Dinas pendidikan provinsi Jawa Barat melalui BPBDK menyusun pola dasar pengembangan dan pembinaan bahasa daerah dan keseniaan di lingkungan pendidikan di Jawa Barat. Adapun tujuan dari dibuatnya pola dasar pengembangan dan pembinaan bahasa daerah dan keseniaan di Jawa Barat ini antara lain :

a. Menjelaskan dasar-dasar pemikiran yang terdapat dalam Peraturan Daerah dan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, Aksara Daerah, dan Kesenian di Provinsi Jawa Barat.

b. Menjadikan landasan dalam menyusun program dan kegiatan dalam Rencana Strategis Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian yang bersinergi dengan Rencana Strategis Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. c. Melakukan pemeliharaan terhadap bahasa, sastra, aksara daerah dan

kesenian di Jawa Barat agar mampu berkembang dengan baik.

d. Memberikan arah dalam mengembangkan dan memelihara bahasa, sastra, aksara daerah, dan keseniaan dalam perencanaan jangka panjang 20 tahun yang akan datang di Jawa Barat. (BPBDK, 2012 : 5)

Maksud penyusunan pola dasar pengembangan dan pembinaan bahasa dan kesenian daerah di Jawa Barat oleh BPBDK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat merupakan perencanaan jangka panjang menjadi landasan dalam menyusun program dan kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan tugas pokok, BPBDK sebagai UPTD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.


(28)

17 II.3 Strategi BPBDK dalam Pemeliharaan Bahasa Daerah

Untuk melakukan pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara daerah dilaksanakan melalui strategi antara lain :

a. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, mata pelajaran bahasa daerah mempunyai kedudukan dan perlakuan yang setara dengan mata pelajaran lainnya.

b. Tersedianya tenaga guru bidang bahasa, sastra dan aksara daerah beserta bahan-bahan ajarannya.

c. Terpenuhinya fasilitas pendukung di bidang pelaksanaan pendidikan bahasa, sastra, dan aksara daerah.

d. Mengembangkan sistem pemberian penghargaan kepada pihak-pihak yang menunjukkan upaya-upaya yang bermanfaat bagi kepentingan pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara daerah dalam menunjang pendidikan formal dan non-formal. (BPBDK, 2013:14)

Gambar II.8 Kegiatan pelatihan guru bahasa Sunda ( Sumber : Dokumentasi BPBDK )

II.3.1 Penerbitan dan Pelatihan Guru Bahasa Daerah

Dalam upaya pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara daerah, dinas pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian memfasilitasi kegiatan-kegiatan indikatif berbentuk penerbitan berupa:


(29)

18 a. Buku tata bahasa/standar sesuai jenjang pendidikan

b. Buku kamus umum, kamus dwibahasa, kamus istilah, kamus bahasa dialek. c. Buku pedoman pembentukan kata-kata baru dan istilah baru dalam dunia

ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Buku (teks) keilmuan dalam bahasa daerah.

e. Glosarium dialek geografis bahasa daerah Jawa Barat. f. Peta dialek geografis bahasa daerah di Jawa Barat.

g. Buku tata krama/undak-usuk bahasa daerah yang sederhana. h. SKKD Bahasa Daerah.

i. Pedoman implementasi kurikulum (SKKD). j. Penerbitan dan pelatihan guru bahasa daerah.

k. Penerjemahan karya tulis berbahasa daerah ke bahasa lain atau sebaliknya. l. Penulisan/penyajian karya-karya lisan daerah agar dapat didokumentasikan

dan memperluas language community bahasa daerah.

m. Modul pelatihan penataran, kursus, bahasa daerah bagi guru dan semua pihak yang memerlukan dan dilakukan oleh lembaga pendidikan non-formal.

Gambar II.9 Kegiatan pelatihan oleh BPBDK ( Sumber : Dokumentasi BPBDK )


(30)

19 Gambar III.10 Kegiatan pelatihan oleh BPBDK

( Sumber : Dokumentasi BPBDK )

II.3.2 Sosialisasi Pemeliharaan Bahasa Daerah

Dalam (BPBDK, 2013:15-16) disebutkan bahwa upaya pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara daerah, dinas pendidikan provinsi Jawa Barat melalui Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian memfasilitasi kegiatan-kegiatan berbentuk penerbitan berupa sosialisasi pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara daerah dengan kegiatan-kegiatan indikatif melalui:

a. Pasanggiri/lomba cipta karya sastra, baik prosa maupun puisi di lingkungan pendidikan formal dan non-formal.

b. Pemberian penghargaan karya berupa buku dan sastra unggulan di lingkungan pendidikan formal dan non-formal.

c. Bimbingan apresiasi sastra daerah tentang “sastrawan bicara siswa/siswi/ bertanya”.

d. Buku sinopsis hasil karya sastra bermutu untuk kepentingan bahasa pengajaran sastra di sekolah.

e. Buku pengajaran sastra daerah untuk pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi.

f. Lomba membaca hasil karya sastra, dialog, diskusi, pelatihan menulis, seminar, lokakarya daerah di lingkungan sekolah formal dan non-formal. g. Buku kamus istilah sastra daerah


(31)

20 h. Penerjemahan hasil karya sastra daerah yang berkaitan dengan kurikulum

pendidikan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing atau sebaliknya.

II.3.3 Pengadaan dan Penulisan Buku serta Aksara Daerah

Dalam upaya pemeliharaan aksara daerah, maka Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Keseniaan memfasilitasi kegiatan-kegiatan indikatif pelaksanaan pengadaan berupa :

1. Buku seri penuntun penulisan aksara daerah.

2. Penggunaan aksara daerah dalam pendidikan formal dan non-formal Upaya pemeliharaan tersebut dilakukan melalui :

a. Uji-coba pendidikan dan pengajaran bahasa dan sastra daerah yang inovatif dan produktif.

b. Pemanfaatan hasil-hasil penelitian bahasa dan sastra daerah program S1, S2, S3 perguruan tinggi yang memiliki kepedulian terhadap bahasa dan sastra daerah.

c. Mengevaluasi buku pengajaran bahasa dan sastra daerah yang sudah ada.

d. Penambahan alokasi waktu jam pertemuan mata pelajaran bahasa, sastra, dan aksara daerah.

e. Penyusunan buku pelajaran bahasa, sastra, dan aksara daerah yang baru berdasarkan rekomendasi hasil penelitian.

f. Pasanggiri/lomba mengajar bahasa dan sastra daerah serta memberikan penghargaan kepada guru terbaik.

g. Penggunaan bahasa pengantar pendidikan dan pengajaran di kelas-kelas permulaan (1-3) sekolah dasar/taman kanak-kanak.

h. Penggunaan ragam bahasa daerah di lingkungan pendidikan secara baik dan benar.

i. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran bahasa dan sastra daerah yang pragmatik, menghindari pengajaran yang teoritis.

j. Pelaksanaan pelatihan dan penataran bahasa, sastra, dan aksara daerah kepada guru-guru negeri dan swasta.


(32)

21 k. Mereview kurikulum bahasa, sastra dan aksara daerah untuk semua

lingkungan sekolah.

l. Pelajaran sastra dan aksara daerah menjadi mata pelajaran yang diuji. (BPBDK, 2013:16-17)

Gambar II.11 Contoh buku yang sudah ditrbitkan BPBDK ( Sumber : Dokumentasi BPBDK )

Gambar II.12 Serah terima buku bahasa daerah kepada tim penilai ( Sumber : Dokumentasi BPBDK )

II.3.4 Penelitian dan Pengembangan Bahasa Daerah

Untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan bahasa, sastra dan aksara daerah di lingkungan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Keseniaan dapat melaksananakan penelitian dan pengembangan melalui :

a. Penelitian sikap dan kesadaran berbahasa para penutur bahasa daerah dari kalangan siswa, guru, dan yang terkait dengan lingkungan sekolah.


(33)

22 b. Action reaseach tentang kehidupan bahasa daerah di lingkungan dunia

pendidikan formal dan non-formal di kabupaten/kota se Jawa Barat.

c. Penelitian dialek dan variasi bahasa daerah yang digunakan oleh siswa dan guru di lingkungan sekolah.

d. Jurnal, majalah, buku-buku hasil penelitian bahasa, sastra dan aksara daerah di lingkungan pendidikan.

e. Sosialisasi hasil penelitian bahasa, sastra, dan aksara daerah dilingkungan pendidikan formal dan non-formal. (BPBDK, 2013:17-18)

II.3.5 Operasionalisasi dalam Pengembangan Bahasa Daerah

Dalam pengembangan bahasa daerah di lingkungan pendidikan formal dan non-formal dalam bentuk kegiatan indikatif dilakukan melalui :

a. Penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada pembelajaran bahasa daerah.

b. Penataran guru bahasa daerah.

c. Pengadaan buku-buku pelajaran agama yang berbahasa daerah.

d. Pemberian beasiswa untuk mahasiswa S1 dan S2 beprestasi yang mendalami pendidikan bahasa daerah. (BPBDK, 2013:18)

Gambar II.13 Kegiatan MGMP ( Sumber : Dokumentasi BPBDK )


(34)

23 II.4 Analisa Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner yang dilakukan mulai pada tanggal 29 Februari hingga 18 Juni 2015, diperoleh 200 orang responden sebagai sampel data yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. Dari kuesioner yang dibagikan kepada responden diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Bahasa apa yang anda gunakan sewaktu masih anak-anak (Bahasa ibu) ?

Gambar II.14 Jawaban Responden Mengenai Bahasa Ibu

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang memilih bahasa ibu (bahasa sewaktu kecil) menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab bahasa Indonesia = 61%, bahasa Sunda = 34% dan bahasa Melayu Betawi = 5%.

2. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari ?

Gambar II.15 Jawaban Responden Mengenai Bahasa Sehari-hari

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab bahasa Indonesia = 72%, bahasa Sunda = 25% dan bahasa Melayu Betawi = 3%.

61% 34% 0% 5% Bahasa Indonesia Bahasa Sunda Bahasa Cirebon Bahasa Melayu Betawi 72% 25% 0%3% Bahasa Indonesia Bahasa Sunda Bahasa Cirebon Bahasa Melayu Betawi


(35)

24 3. Pernahkah anda mendapatkan pelajaran bahasa daerah (Bahasa Sunda)

saat di sekolah ?

Gambar II.16 Jawaban Responden Mengenai Pelajaran Bahasa Daerah

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab pernah mendapatkan pelajaran bahasa daerah saat disekolah. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab pernah = 98%, tidak pernah = 2%.

4. Bahasa mana yang lebih anda sukai sebagai bahasa sehari-hari ?

Gambar II.17 Jawaban Responden Mengenai Bahasa yang lebih disukai

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab lebih menyukai bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa daerah dan bahasa asing. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab bahasa Indonesia = 51%, bahasa Sunda = 35%, bahasa Inggris = 13% dan bahasa Melayu Betawi = 1%.

98% 2%

Pernah Tidak Pernah

51% 35%

0%

13% 1%

Bahasa Indonesia

Bahasa Sunda

Bahasa Cirebon

Bahasa Inggris

Bahasa Melayu Betawi


(36)

25 5. Ada berapa jenis bahasa daerah di Jawa Barat yang anda ketahui ?

Gambar II.18 Jawaban Responden Mengenai Jenis Bahasa Daerah di Jawa Barat

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang belum mengetahui secara pasti jumlah bahasa daerah di Jawa Barat. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab 1 = 38%, 2 = 37%, 3 = 17% dan 4 = 8%.

6. Apa pendapat anda bila dibentuk organisasi/lembaga yang bertugas untuk mengembangkan dan melestarikan Bahasa dan Kesenian Daerah di Jawa Barat ?

Gambar II.19 Jawaban Responden Mengenai Pembentukan Lembaga Bahasa dan Kesenian Daerah di Jawa Barat

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab setuju bila dibentuk organisasi/lembaga yang bertugas untuk mengembangkan dan melestarikan Bahasa dan Kesenian Daerah di Jawa Barat. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab setuju = 99%, tidak setuju = 1%.

38%

37% 17%

8%

1 2 3 4

99% 1%

Setuju Tidak Setuju


(37)

26 7. Pernahkah anda mendengar/mengetahui organisasi Balai Pengembangan

Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) provinsi Jawa Barat ?

Gambar II.20 Jawaban Responden Mengenai Pengetahuannya tentang BPBDK

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang tidak mendengar/mengetahui keberadaan Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) provinsi Jawa Barat . Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab pernah = 76%, tidak tidak pernah = 24%.

8. Bagaimana mendapatkan informasi mengenai BPBDK ?

Gambar II.21 Jawaban Responden Mengenai Cara Mendapatkan Informasi BPBDK

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang tidak mengetahui cara mendapatkan informasi mebgenai BPBDK . Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab melalui internet = 28%, melalui dinas pendidikan Kab/Kota = 6%, tidak tahu = 66%

24%

76%

Pernah Tidak Pernah

28%

6% 66%

Melalui Internet

Melalui kantor BPBDK

Melalui Dinas Pendidikan Kab/Kota


(38)

27 9. Apakah anda kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai BPBDK

Provinsi Jawa Barat?

Gambar II.22 Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kesulitan Dalam Mendapatkan Informasi BPBDK

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang merasa kesulitan dalam mendapatkan informasi mengenai BPBDK . Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab ya = 53%, tidak = 14% dan tidak tahu = 33%

10. Perlukah BPBDK membuat sebuah media yang dapat memberikan informasi secara lengkap, cepat, dan akurat agar dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat luas ?

Gambar II.23 Jawaban Responden Mengenai Perlunya BPBDK Membuat Sebuah Sarana Penyedia Informasi

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab sangat perlu dibuat sebuah media yang dapat memberikan informasi secara lengkap mengenai BPBDK . Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab ya sangat perlu = 91%, tidak perlu = 3% dan tidak tahu = 6%

53%

14% 33%

Ya Tidak Tidak Tahu

91% 3%

6%

Ya Sangat perlu Tidak Perlu Tidak Tahu


(39)

28 11. Apakah anda mengetahui dan pernah menggunakan internet ?

Gambar II.24 Jawaban Responden Mengenai Penggunaan Internet

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menjawab pernah menggunakan internet . Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab ya, pernah = 99%.

12. Seberapa sering anda menggunakan internet ?

Gambar II.25 Jawaban Responden Mengenai Intensitas Penggunaan Internet

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menggunakan internet setiap hari . Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab setiap hari = 85%, kadang-kadang = 15%.

99% 1%0%

Ya, Pernah

Tidak Pernah

Mengetahui, tapi tidak pernah menggunakan

85% 15%

0%

Setiap Hari Kadang-kadang Tidak Pernah


(40)

29 13. Untuk keperluan apa anda menggunakan internet ?

Gambar II.26 Jawaban Responden Mengenai aktivitas penggunaan internet

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang menggunakan internet untuk keperluan media sosial. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab social media = 45%, mencari data/informasi = 37%, belanja = 1% dan lain-lain = 17%. 14. Apakah anda pernah mengunjungi laman (website) milik pemerintah ?

(misalnya website Kementrian Pendidikan : www.kemdiknas.go.id/, Pemerintah Jawa Barat : www.jabarprov.go.id/)

Gambar II.27 Jawaban Responden Mengenai pengalaman mengakses laman pemerintah

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden pernah mengunjungi laman (website) milik pemerintah. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab pernah = 48%, tidak pernah = 49%, dan tidak tahu = 3%.

45%

37%

1% 17% Social media (FB,Twitter, dll)

Mencari data/informasi

Belanja

Lain-lain

48% 49%

3%

Pernah Tidak Pernah Tidak Tahu


(41)

30 15. Menurut anda, media apa yang paling cocok bagi BPBDK untuk dapat dijadikan sumber informasi agar cepat, akurat dan mudah diakses bagi masyarakat luas ?

Gambar II.28 Jawaban Responden Mengenai pendapatnya akan media yang cocok bagi BPBDK untuk dijadikan sumber informasi

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden memilih media internet melalui website sebagai media yang cocok bagi BPBDK untuk dijadikan media informasi. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab media intrnet melalui website = 76%, media cetak melalui company profile = 14%, dan media cetak melalui majalah/buletin = 10%.

76% 14%

10% Media internet

melalui Website Media cetak melalui company profile Media cetak melalui majalah/buletin


(42)

31 II.5 Ikhtisar

Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK), merupakan suatu organisasi yang berada dibawah naungan dinas pendidikan provinsi Jawa Barat sebagai unit pelaksana teknis dinas (UPTD) yang membidangi persoalan mengenai bahasa dan kesenian daerah di Jawa Barat khususnya dalam lingkungan pendidikan. Adapun tugas pokok dari Balai Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah (BPBDK) adalah melaksanakan pengembangan, pendidikan, pelayanan dan pelestarian bahasa dan kesenian daerah di Jawa Barat.

Peranan BPBDK terkait pengembangan bahasa dan kesenian daerah di Jawa Barat melalui jalur pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan perlu dilakukan dalam upaya memelihara bahasa dan kesenian daerah agar dapat tetap hidup sebagai unsur kebudayaan daerah yang merupakan pembentuk kebudayaan nasional, mengingat hadirnya pengaruh kebudayaan global yang pada kenyataanya saat ini hadir dan tidak dapat dihindari oleh masyarakat lokal. Pengembangan bahasa dan kesenian daerah dalam lingkungan pendidikan juga bertujuan untuk dapat memberikan pengaruh positif dalam upaya membentuk generasi muda yang berkarakter dan dapat menghargai serta memahami kebudayaan daerahnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu strategi yang baik. Salah satu strategi yang dilakukan BPBDK dalam upaya pengembangan bahasa dan kesenian daerah di Jawa Barat adalah melakukan pemeliharaan. Adapun beberapa strategi BPBDK dalam pemeliharaan bahasa dan kesenian daerah pada jalur pendidikan diantaranya yaitu melakukan penerbitan dan pelatihan guru bahasa dan kesenian daerah, sosialisasi pemeliharaan bahasa dan kesenian daerah yang salah satu upayanya dengan menyelenggarakan pasanggiri atau perlombaan, lalu melakukan penelitian mengenai bahasa dan kesenian daerah dan melakukan pengadaan sarana dan prasarana dalam pemeliharaan kesenian daerah.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terkait pengembangan bahasa dan kesenian daerah, BPBDK berpedoman kepada buku pola dasar dan rencana


(43)

32 strategis pengembangan bahasa dan kesenian daerah pada jalur pendidikan di Jawa Barat. Dalam buku tersebut terdapat berbagai aspek mulai dari perencanaan hingga strategi BPBDK dalam upaya mengembangkan bahasa dan kesenian daerah di Jawa Barat. Pola dasar dasar dan rencana strategis ini disusun melalui forum diskusi yang melibatkan para pihak yang berkepentingan mengenai ini agar bisa memberikan dasar pemikiran yang baik sehingga upaya pengembangan bahasa dan kesenian daerah di Jawa Barat memiliki arah dan tujuan jangka panjang yang jelas.

Diharapkan dengan adanya organisasi BPBDK ini, dapat membantu upaya pemerintah provinsi Jawa Barat dalam upaya pemeliharaan bahasa dan kesenian daerah, seperti yang tercantum dalam peraturan daerah provinsi Jawa barat nomor 5 dan 6 tahun 2003 tentang bahasa, sastra dan aksara daerah serta kesenian daerah. Selain dari itu, seperti yang sudah diungkapkan pengembangan bahasa dan kesenian daerah pada jalur pendidkan juga dapat memberikan pengaruh positif dalam upaya membentuk generasi muda yang berkarakter dan dapat menghargai serta memahami kebudayaan daerahnya.

Namun demikian, dengan keberadaan BPBDK sebagai fasilitator pengembangan bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat, masih banyak masyarakat ataupun pihak lain yang terkait mengenai ini belum mengetahui secara pasti keberadaan ataupun fungsi dari BPBDK itu sendiri. Karena masih minimnya media informasi yang dapat diperoleh bagi jaringan layanan/sasaran ataupun masyarakat luas di wilayah Jawa Barat yang memiliki keterkaitan atau kepentingan guna untuk mengembangkan bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat.

Dari data yang diperoleh melalui hasil kuesioner yang dimulai pada tanggal 29 Februari 2015 hingga tanggal 18 Juni 2015 yang dibagikan kepada 200 orang responden yang berasal dari berbagai kalangan mulai dari umum, mahasiswa, guru hingga siswa yang berdomisili menyebar hampir diseluruh wilayah Jawa Barat, dapat disimpulkan bahwa setiap responden pernah mendapatkan pelajaran bahasa daerah (bahasa Sunda) saat di sekolah. Namun bagi sebagian besar


(44)

33 responden, bahasa daerah masih belum menjadi bahasa yang yang disukai. Hal ini pun terlihat dari hanya 17% responden yang menjawab benar mengenai jenis bahasa daerah yang tumbuh dan berkembang di wilayah Jawa Barat yakni bahasa Sunda, Cirebon dan Melayu Betawi. Selain daripada itu, pada kenyataannya Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) masih belum dikenal dan diketahui bagi sebagian besar masyarakat oleh karena masih minim dan sulitnya mendapatkan informasi yang dapat diperoleh bagi jaringan layanan/sasaran ataupun masyarakat di wilayah Jawa Barat mengenai BPBDK, hal ini terlihat dari 76% responden yang tidak mengetahui adanya BPBDK.

II.6 Analisa Permasalahan dan Solusi

Berdasarkan data analisa diatas dan hasil pengamatan yang dilakukan di Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK), diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan BPBDK karena informasi yang tersedia terkait BPBDK masih sangat minim. Untuk mendapatkan informasi tersebut, saat ini hanya bisa melalui kantor dinas pendidikan provinsi Jawa Barat ataupun melalui majalah suligar yang baru diterbitkan oleh BPBDK. Majalah ini berisi tentang informasi seputar BPBDK dan bahasa daerah khususnya mengenai dunia pendidikan bahasa daerah di Jawa Barat serta sosialisasi program-program yang dilakukan BPBDK. Penerbitan majalah ini dirasa masih belum cukup efektif dalam mensosialisasikan informasi terkait BPBDK dan program-program yang dilaksanakannya, dikarenakan majalah ini hanya diterbitkan dalam kurun waktu dua hingga tiga bulan sekali dan dalam jumlah yang sangat terbatas. Dikhawatirkan hal ini tidak dapat memberikan informasi terbaru yang merata terkait BPBDK bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan akan hal ini.

Beberapa program yang disosialisasikan melalui media majalah ini seperti kegiatan pasanggiri atau perlombaan bahasa,sastra dan seni Sunda bagi siswa-siswi ataupun guru bahasa daerah se-Jawa Barat dan sosialisasi mengenai materi pengajaran bahasa Sunda dan peluncuran buku elektronik. Terkait peluncuran buku elektronik yang dilakukan oleh BPBDK, buku elektronik yang dimaksud adalah buku pelajaran ataupun buku kurikulum bahasa Sunda dan bahasa Cirebon


(45)

34 yang dapat diunduh secara gratis oleh guru ataupun siswa-siswi mulai dari tingkat SD hingga SMA. Saat ini buku elektronik yang diterbitkan BPBDK dapat diunduh melalui website dinas pendidikan provinsi Jawa Barat.

Gambar II.29 Screenshoot Tampilan depan website Disdik Jabar

( Sumber : http://disdik.jabarprov.go.id/index.php?naon=berita&id=60&detail=yes)

Gambar II.30 Screenshoot Halaman download buku

( Sumber : http://disdik.jabarprov.go.id/index.php?naon=berita&id=60&detail=yes) Informasi dan komunikasi diperlukan guna mempermudah bagi pihak-pihak yang berkepentingan ataupun masyarakat luas dalam mencari atau mendapatkan informasi mengenai BPBDK, termasuk sebagai sarana komunikasi bagi para pengajar/guru bahasa daerah di wilayah Jawa Barat. Informasi yang disampaikan juga berguna untuk mengoptimalisasi kinerja program/kegiatan yang akan diselenggarakan dan juga dapat memberikan informasi terkini terkait bahasa daerah di Jawa Barat.


(46)

35 II.6.1 Pembangunan Infrastruktur Sistem Informasi Pengelolaan Kegiatan

Berbasis Website

Dalam rangka mengoptimalisasi kinerja program/kegiatan yang dilaksanakan BPBDK, telah diwacanakan untuk membangun sebuah sistem informasi pengelolaan kegiatan dengan membuat website sebagai media optimalisasi teknis kerja bagi BPBDK dan publikasi kepada masyarakat.

Pengembangan situs website merupakan salah satu strategi kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Government, yaitu melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tatanan yang realistik dan terukur. Pengembangan situs website

pada BPBDK merupakan tingkat pertama dari empat tingkatan (webpresence, interaction, transaction dan transformation/intergration) dalam tahapan pengembangan e-Government di Indonesia dengan sasaran agar masyarakat Indonesia dapat dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan Balai Pengembagan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK), serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media Internet. (BPBDK, 2015 : 1).

Selain daripada itu, perancangan website BPBDK dapat lebih memudahkan dalam melaksanakan promosi program/kegiatan yang dilaksanakan seperti program buku elektronik yang hingga saat ini masih berada bersama di website dinas pendidikan provinsi Jawa Barat yang dapat menyulitkan bagi pihak yang berkepentingan.


(47)

36 II.7 Media Informasi Berbasis Website

II.7.1 Pengertian Media Informasi

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2011:3). Sedangkan menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011:4) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa mdia adalah segala sesuatu benda atau komponen dalam komunikasi yang dapat digunakan sebagai perantara untuk membawa informasi atau pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Informasi adalah sebuah istilah yang tidak tepat dalam pemakaiannya secara umum. Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Tata (2005:23-24). Menurut Davis yang dikutip oleh Abdul Kadir (2003: 28) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 1990: 8).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media informasi adalah segala sesuatu benda atau komponen yang digunakan sebagai perantara dalam penyampaian informasi yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi yang menerimanya. Adapun penjelasan Sobur (2006) media informasi adalah “alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual”.


(48)

37 Media informasi terus mengalami perubahan dan perkembangan. Hali ini dikarenakan kebutuhan akan informasi yang semakin erkembang. Selain itu, setiap individu dapat memanfaatkan media informasi sebagai alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Melalui media informasi juga pesan atau informasi dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat dan informasi yang disajikan dapat bermanfaat bagi khalayak.

Terdapat berbagai sumber informasi dan banyak pula jenisnya. Seperti buku, majalah, surat kabar, radio, brosur, pamflet, dan media rekaman informasi lainnya seperti internet. Internet merupakan salah satu sumber informasi. Kemudahan dalam mencari informasi melalui internet karena tersedianya fasilitas mesin pencari (search engine). Kekayaan informasi yang terdapat pada internet dapat membantu penggunanya dalam mencari suatu informasi. Dengan menggunakan internet, kita dapat mengakses berbagai sumber informasi tanpa batas dalam waktu yang lebih singkat.

II.7.2 Pengertian Internet

Menurut David Schultz dan Craig Cook (seperti dikutip Aldila, 2013) internet adalah istilah yang mengacu pada jaringan komputer yang terhubung satu dan lainya dan dapat menerima dan mengirimkan data yang mencakup seluruh dunia. Internet berasal dari proyek buatan U.S. Department of Defense Advanced Research Project Agency (disingkat ARPA) yang bernama ARPANET. David Peterka (2009) menjelaskan “Internet merupakan alat komunikasi yang luas dan terdiri dari berbagai bentuk yaitu world wide web (disingkat WWW, atau web saja), surel, instant messaging, dan aplikasi file-sharing” (h.49).

II.7.3 Pengertian Website

Menurut Yuhefizar, Mooduto dan Hidayat (2009) website adalah keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi (h.2). Website terdiri dari page atau halaman, dan pada halaman utama biasa disebut homepage. Homepage merupakan page atau halaman utama yang berada pada posisi teratas diantara halaman-halaman lain dibawahnya. Pada


(49)

38 umumnya, setiap halaman di bawah homepage disebut child page, yang berisi

hyperlink ke halaman lain dalam web. (Gregorius, 2000, h.30).

Dalam pembuatan sebuah website, desain merupakan salah satu hal yang penting. Selain dari fungsi, efisiensi dan efektifitas penyajian informasi di dalam website. Berdasarkan hal tersebut, penting untuk memaksimalkan keduanya. (Jason Beaird, 2009). Dalam sebuah website terdapat beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu mengenai Graphical User Interface (GUI) dan User Experience (UX).

1. Graphical User Interface (GUI)

Graphical User Interface (GUI) adalah sebuah antar muka yang merupakan kumpulan teknik dan mekanisme untuk berinteraksi dengan sesuatu (Wilbert O.Galitz, 2007). GUI lebih berfokus ke pada user dan visual bukan teknologi yang digunakannya, seperti dalam merencanakan visual design seperti warna, grafis, dan typography.

2. User Experience (UX)

User Experience (UX) adalah sebuah pengalaman yang dibuat oleh sebuah produk kepada orang-orang sebagai penggunanya didunia nyata (Garret, 2011). UX lebih menitik-beratkan kepada fungsi diluar produk tersebut ketika bersentuhan langsung atau terdapat kontak dengan pengguna.


(50)

39 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran adalah kelompok masyarakat yang menjadi fokus atau sebagai jaringan layanan sasaran. Dalam perancangan media informasi ini, khalayak sasaran di bagi menjadi dua yakni khalayak sasaran primer dan sekunder. Hal ini dilakukan agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh khalayak yang lebih luas. Khalayak sasaran primer merupakan target utama dari perancangan media informasi ini. Sedangkan khalayak sasaran sekunder merupakan target tambahan di luar target audiens utama atau primer.

Demografis

Masyarakat, mulai dari kalangan remaja hingga dewasa a. Target Primer : (20 tahun atau lebih).

Dipilih karena pada saat usia 20 tahun ke atas adalah usia produktif. Pada usia produktif, masyarakat cenderung lebih banyak melakukan kegiatan aktif untuk mendapatkan informasi dan mengetahui perkembangan dunia luar. Pada usia tersebut pula dianggap sudah mulai memahami pentingnya bahasa dan kesenian daerah sebagai unsur dalam memelihara kebudayaannya.

Usia : 20 tahun atau lebih Jenis Kelamin : Pria dan Wanita Pendidikan : D1- S2

Pekerjaan : Mahasiswa, Guru, Profesional dan Umum Status Ekonomi : Menengah

b. Target Sekunder : (16 – 20 tahun).

Dipilih sebagai target sekunder karena pada usia tersebut merupakan masa usia remaja. Usia remaja sangat rentan oleh pengaruh dunia luar karena tingkah laku dan pola hidup mereka cenderung masih kurang konsisten dalam pendiriannya dan juga pada masa tersebut terjadi proses pencarian


(51)

40 jati diri yang dapat menentukan sikapnya terhadap perkembangan kebudayaan daerahnya.

Usia : 16 – 20 tahun Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Pendidikan : SMP, SMA dan Kuliah awal Pekerjaan : Pelajar dan Mahasiswa Status Ekonomi : Menengah

Geografis

Berdasarkan lokasi, target primer perancangan media informasi ini adalah menyebar di seluruh wilayah Jawa Barat. Sedangkan target sekunder diharapkan dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Psikografis

a. Masyarakat yang memiliki ketertarikan mengenai bahasa dan kesenian daerah.

b. Masyarakat yang suka mempelajari hal-hal baru.

c. Masyarakat yang menyukai teknologi dan mengikuti perkembangan tren.

III.2 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dilakukan dari beberapa pemecahan masalah dari Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) mengenai kurangnya informasi yang bisa didapatkan dari BPBDK. Sebagai pemecahan masalah tersebut penulis merancang sebuah informasi yang dapat memuat informasi/data yang valid mengenai BPBDK juga memuat informasi yang berkaitan dengan bahasa daerah dan kesenian di Jawa Barat.


(52)

41 III.2.1 Strategi Komunikasi

Pendekatan/strategi komunikasi yang dilakukan yaitu membuat target sasaran melihat, mengikuti, membaca dan memahami pesan yang disampaikan melalui media informasi yang di rancang dengan menggunakan visual yang menarik, informasi/data yang akurat juga gaya bahasa yang tepat agar dapat menarik perhatian dan mudah dimengerti oleh target sasaran.

 Pendekatan Verbal

Bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Indonesia dengan gaya bahasa yang formal. Hal ini karena BPBDK merupakan lembaga formal pemerintah. Selain itu disisipkan pula bahasa daerah (bahasa Sunda) sebagai identitas BPBDK sebagai fasilitator pengembangan dan pelestarian bahasa daerah di Jawa Barat yang mayoritas menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah yang digunakan.

 Pendekatan Visual

Pendekatan visual pada perancangan media ini menggunakan gaya modern Indonesia yang dikombinasikan dengan nuansa tradisional Sunda. Alasan penggunaan gaya visual modern adalah agar dapat mengikuti tren pada saat ini, juga agar terlihat lebih menarik dan tidak membosankan. Selain itu, disisipkan pula unsur-unsur tradisional Jawa Barat sebagai identitas dari BPBDK. Adapun beberapa referensi visual yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Gambar III.1 Screenshoot Tampilan Website Pemprov Jawa Barat


(53)

42 Referensi visual yang dimaksud adalah website resmi pemerintah provinsi Jawa Barat. Karena pada website tersebut sudah terlihat modern namun tetap berkesan formal dan informatif.

Gambar III.2 Screenshoot Tampilan Website Pemprov Jawa Barat ( Sumber : http://www.jabarprov.go.id/ )

Pada tata letak (Layout) referensi visual yang dimaksud adalah seperti screenshot website resmi pemerintahan Rumania di bawah ini. Pada website tersebut cukup terlihat elegan namun tetap sederhana dan penempatan elemen-elemen desain pada website tersebut cukup baik, sehingga cukup memberikan ruang kosong dan tidak mengganggu informasi yang akan disampaikan.

Gambar III.3 Screenshoot Tampilan Website Pemerintahan Rumania ( Sumber : http://www.guv.ro/)


(54)

43 Gambar III.4 Poster Lustrum VIII LSS ITB

( Sumber : https://sanggaplacenta.files.wordpress.com/2011/07/poster_final-lustrum-lss-viii.jpg )

III.2.2 Materi Pesan

Memberikan suatu informasi dan penjelasan mengenai balai pengembangan bahasa daerah dan kesenian (BPBDK), menginformasikan program-program yang sedang dan akan dilaksanakan, informasi terkait bahasa daerah dan ksenian di Jawa Barat seperti artikel-artikel yang ditulis oleh para ahli atau pakar bahasa daerah sehingga materi pesan yang disampaikan pada masyarakat dapat dimengerti dan dipahami.

III.2.3 Strategi Kreatif

Strategi kreatif merupakan langkah yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan media informasi. Tujuan strategi kreatif adalah untuk menciptakan sebuah media informasi yang unik dan efektif. Membuat sebuah media informasi mengenai Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian (BPBDK) agar mudah didapatkan dan diketahui oleh masyarakat luas. Hal yang yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan media internet, mengingat pada saat ini media internet sering digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam memanfaatkan internet sebagai media informasi yang dapat lebih memperkenalkan dan memperluas jaringan informasi dan komunikasi bagi BPBDK ke masyarakat luas yakni website.


(55)

44 Strategi kreatif yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan penyampaian informasi yang akan dibuat melalui desain yang menarik yang akan membuatnya berbeda dari website lain yang sejenis. Seperti pada tata letak atau layout dan visual yang minimalis namun tetap informatif dan menarik. Juga mekanisme navigasi yang baik dan jelas agar dapat menarik perhatian dan memberikan kemudahan juga kenyamanan pengunjung dalam mencari informasi mengenai BPBDK.

III.2.4 Strategi Media

Strategi media merupakan salah satu hal yang penting dan berguna dalam penyebaran dan penyampaian informasi. Selain sebagai alat penghubung penyampaian informasi, media juga dapat berfungsi sebagai alat pendukung sebagai perantara alat komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada target audiens. Maka diperlukan media yang tepat agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti dengan baik. Strategi media dipilih berdasarkan kebutuhan dari media informasi yang akan dibuat, diantaranya :

III.2.4.1 Media Utama Website

Menurut Yuhefizar, Mooduto, dan Hidayat (2009) website adalah keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi (h.2). Media website dipilih karena dapat menyimpan atau memberikan informasi secara efisien sesuai dengan kebutuhan. Media ini dapat menyampaikan pesan dengan mengkobinasikan teks, suara, gambar ataupun video melalui perangkat komputer ataupun perangkat elektronik lainnya seperti, laptop, handphone, tablet dan lain-lain.

Selain daripada itu perancangan situs website juga merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang kini sedang di giatkan yaitu strategi Nasional Pengembangan e-Government, yaitu melaksanakan pengembangan sistematik melalui tatanan yang realistik dan terukur. Dalam tahapan pengembangan e-Government di Indonesia dengan sasaran agar masyarakat Indonesia dapat


(56)

45 dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan balai pengembangan bahasa daerah dan kesenian (BPBDK), serta ikut berpartisipasi didalam perkembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media internet

Gambar III.5 Sistem Navigasi Website BPBDK ( Sumber : Dokumentasi Pribadi ) III.2.4.2 Media Pendukung

 Spanduk website (Web Banner, Banner Ad)

Web banner merupakan bentuk media iklan yang dipakai di jaringan internet sebagai media promosi online. Web banner digunakan untuk mempromosikan

website BPBDK ataupun program dan kegiatan yang dilaksanakan. Media ini ditempatkan di website pemerintahan lain seperti website resmi pemerintah provinsi Jawa Barat. Selain itu, penggunaan web banner juga dapat menambah daya tarik website tersebut agar tidak membosankan.

 Media sosial

Media sosial atau situs jejaring sosial yang digunakan adalah facebook dan

twitter. Media social digunakan karena para penggunanya dapat saling berinteraksi, saling mengirim pesan ataupun berbagi informasi. Sehingga


(57)

46 pesan atau informasi yang disampaikan dapat diterima dengan cepat, akurat dan jangkauannya luas.

 Stiker dan cutting sticker

Sebagai media publikasi, promosi juga sebagai souvenir dari hadirnya website

BPBDK. Stiker ini berisikan alamat dari website tersebut.  X-Banner

Pemilihan x-banner dilakukan agar target bisa mendapatkan informasi terkait

website BPBDK dan dapat ditempatkan di dalam ruangan maupun luar ruang. Selain itu media ini dapat dipergunakan pada saat pelaksanaan kegiatan-kegiatan.

Mousepad

Mousepad dipilih bertujuan agar berfungsi sebagai reminder atau pengingat bagi target audiens yang sedang mempergunakan perangkat komputer.

 Poster

Media poster dipilih bertujuan untuk menginformasikan kegiatan ataupun program yang akan dilaksanakan. Pada poster terdapat alamat website

BPBDK.

III.3 Konsep Visual

Konsep visual pada perancangan website BPBDK merupakan visualisasi dari kesatuan elemen-elemen desain yang akan menjadi faktor pendukung dalam penyampaian informasi atau pesan. Sehingga informasi atau pesan dapat tersampaikan dengan baik. Dalam konsep visual terdapat beberapa elemen desain seperti, tata letak (layout), tipografi, ilustrasi dan warna yang menjadi satu-kesatuan dalam mendukung perancangan website (media utama) dan media pendukung lainnya agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

III.3.1 Format Desain

Format desain yang digunakan adalah menggunakan orientasi portrait dengan area kerja yang berukuran width 960 dan height minimal 500 pixel.


(58)

47 Gambar III.6 Tampilan format desain website

III.3.2 Tata Letak (Layout)

Menurut Rustan (2009) layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Adapun komposisi layout dalam sebuah website terdiri dari

containing block, logo, navigasi, konten atau isi, footer, dan whitespace atau ruang kosong (Jason Beaird, 2009).

Gambar III.7 Anatomi Web

( Sumber : The Principles of Beautiful Web Design, 2009 )

Tata letak atau layout merupakan salah satu faktor yang penting dalam perancangan sebuah desain agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan


(59)

48 baik. Pada perancangan website BPBDK, elemen-elemen desain disusun sedemikian rupa agar berkesan formal dan rapih sesuai dengan entitasnya yang bersifat formal. Hal ini bertujuan agar dapat memberikan kenyamanan dan mempermudah pada penggunanya dalam mencari informasi terkait BPBDK. Jenis

layout yang digunakan adalah dengan menggunakan lebar fixed.

Gambar III.8 Sketsa Layout

III.3.3 Tipografi

Menurut Supriyono (2010) tipografi berasal dari kata Yunani tupos (yang diguratkan) dan graphoo (tulisan). Saat ini pengertian tipografi sudah berkembang lebih luas, yaitu mengenai pada disiplin ilmu yang mempelajari spesifikasi dan karakteristik huruf, bagaimana memilih dan mengelola huruf untuk tujuan-tujuan tertentu. (h.20).

Dalam hal desain web, tipografi memiliki ruang lingkupnya sendiri. Jason Cranford Teague (seperti dikutip Aldila, 2013) menjelaskan tipografi web adalah penerapan ilmu tipografi yang menggunakan bahasa HTML (teks di web) dan ditata dengan CSS. Tidak seperti pada media cetak, tipografi dalam web memiliki keterbatsan karena penataanya menggunakan bahasa pemrograman dan ketersediaan jenis huruf pada komputer pengunjung.

Pada perancangan website BPBDK, jenis huruf yang digunakan adalah jenis huruf


(60)

49 teks atau visual yang terlihat dapat dipahami dan pesannya dapat tersampaikan dengan baik. Adapun huruf yang digunakan adalah Helvetica font family.

Gambar III.9 Helvetica Font Family

Gambar III.10 Gotham Font Family

III.3.4 Ilustrasi

Menurut Supriyono (2010) fungsi ilustrasi adalah untuk memperjelas teks dan sekaligus sebagai eye-catcher. Bentuk ilustrasi dalam desain komunikasi visual tidak selalu berupa gambar (hand drawing), namun bisa berupa foto, goresan abstrak, garis, warna tekstur, huruf dan sembarang elemen visual yang dapat mendukung tujuan komunikasi dan estetika.

Ilustrasi yang digunakan pada perancangan website BPBDK adalah dengan menggunakan fotografi, yang merupakan hasil dari dokumentasi kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh BPBDK. Penggunaan foto dokumentasi kegiatan dimaksudkan agar dapat lebih memberikan gambaran yang nyata dari informasi atau pesan yang disampaikan. Ilustrasi berupa foto juga dapat


(1)

70 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Agung, Gregorius. (2000). Membuat Homepage Interaktif Dengan CGI/Perl. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo.

Alwasilah, Chaedar. (2006). Pokoknya Sunda, Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama

Ariyono, Suyono. (1985). Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Pressindo Artanti. (2010). Pembinaan Kesantunan Berbahasa Daerah Sebagai Upaya

Pemertahanan Bahasa, Seminar Nasional Pemertahanan Bahasa Nusantara. Semarang: Pusat Bahasa Jakarta.

Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Beaird, J. (2007). The Principles of Beautiful Web Design. Melbourne: SitePoint BPBDK, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2012). Pola Dasar & Rencana

Strategis Pengembangan Bahasa Dan Kesenian Daerah Pada Jalur Pendidikan di Jawa Barat. Bandung: CV. Avicenna International Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Nurani Sejahtera.

Davis dalam Abdul Kadir (2003: 28) Pengertian Informasi, HerwinGoernia,Jakarta

Davis, Graham. (2008). The Designer’s Toolkit 2000 Colour Palette Swatches. Ilex, United Kingdom.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2013). Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Jenjang SMP/MTs. Bandung

Garrett, J. J. (2011). The Elements of User Experience: User-Centered Design for the Web and Beyond, Second Edition. Berkeley, California: New Riders.

Jogiyanto H.M. 1990. Pengenalan Komputer: Dasar ilmu komputer, Pemrograman, Sistem informasi, dan intelegensi buatan. Yogyakarta: Andi Offset


(2)

71 Alternatif di dalam Perencanaan Bahasa (Seri ILDEP). Jakarta: Djambatan.

Moeliono, Anton. (1985). Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Ancangan Alternatif di Ddalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Jambatan (Seri ILDEP).

Peterka, D. (2009). Senior Sleuth’s Guide to Technology for Seniors. Morrison: Conifer Books

Republik Indonesia. (1992). Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 109. Sekretariat Negara.Jakarta.

Rosidi, Ajip. (2011). Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda. Bandung: PT Kiblat Buku Utama

Rustan, S. (2009). Layout, Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia Rustan, S. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia

Schultz, D., & Cook, C. (2007). Beginning HTML with CSS and XHTML: Modern Guide and Reference. New York: Apress

Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Soedarso, Sp. (1990). Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sarana.

Supriyono, Rakhmat. (2010). Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi

Sutabri, Tata .2005. Sistem Informasi Manajemen.2005. Jakarta.

Udin, Tamsik A.M. dan Sopandi. (1987). Bidang Pengajaran Ilmu Pendidikan Wilbert O. Galitz, The Essential Guide to User Interface Design. Canada: Wiley

Publishing,Inc, 2007.

Yuhefizar, Mooduto, & Hidayat, R. (2009). Cara Mudah Membangun Website Interaktif Menggunakan Content Management System Joomla Edisi Revisi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.


(3)

72 Sumber Internet

Budiwiyanto, Adi. (2012). Kontribusi Kosakata Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia. Diakses Januari 16, 2015, dari http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/1285

Pemprov Jawa Barat. (2015). Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Diakses Mei 4, 2015, dari http://www.jabarprov.go.id/

Rocheleau, Jake. (2014). 40 Official Government Agency Websites for Design Inspiration. Diakses Mei 4, 2015, dari http://spyrestudios.com/40-govt-agency-website-designs/

Sumarno, Alim. (2012). Perbedaan Penelitan dan Pengembangan. Diakses Januari 16, 2015, dari http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/perbedaan-penelitian-dan-pengembangan

Jurnal

Aldila, Ikbal. (2013). Perancangan Ulang Situs Bandung Tourism Sebagai Pusat Informasi Online Pariwisata Kota Bandung. Bandung: DKV UNIKOM


(4)

(5)

78 SURAT KETERANGAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak lembaga tempat penelitian, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, (…../.../……..)

Penulis, BPBDK Disdik Jabar.

(Kepala Balai)

Mohammad Seyzar Abdillah Drs.H.Husen.R.Hasan, M.Pd NIM. 51911213 NIP. 196110051986031014

Mengetahui, Pembimbing

Wantoro, M.Ds NIP. 4127 32 06 020


(6)

79 RIWAYAT HIDUP

Nama : Mohammad Seyzar Abdillah Tempat, tanggal lahir : Bandung, 16 Januari 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 22 tahun

Tinggi/Berat badan : 170 cm/50 kg

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Perumahan Baloper jl.Melati Blok D no.14 Kec.Padalarang, Kab.Bandung Barat

Telp. : 085793635222

Status : Belum menikah

Email : seyzarkuliah@yahoo.com

PENDIDIKAN

1999 - 2005 : SDN Sukamaju Padalarang 2005 - 2008 : SMP Negeri 1 Padalarang 2008 - 2011 : SMA Negeri 1 Cimahi