36
e. Pemeriksaan fungsional dan lingkungan aktivitas Pemeriksaan fungsional bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasien
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Mampukah pasien berjongkok-berdiri, membungkukkan badan kedepan dan kebelakang, bertahan saat duduk dan berdiri
lama, berubah posisi dari terlentang kemudian miring ke kiri maupun ke kanan dan tengkurap tanpa bantuan orang lain, serta mengetahui ada tidaknya gangguan
tidur. Untuk lingkungan aktifitas meliputi segenap kondisi lingkungan rumah,
rumah sakit yang dapat mendukung kesembuhan pasien. Llingkungan rumah pasien apakah ada trap-trapan , menggunakan WC jongkok atau duduk, dan lain-
lain.
3. Pemeriksaan gerak dasar
a. Pemeriksaan gerak aktif Pada pemeriksaan gerak aktif apabila pada suatu pola gerakan dapat
membangkitkan nyeri, maka sumber nyeri terletak pada otot atau tendonnya. Dengan dikenalnya kelompok otot yang aktif pada pola gerakan tertentu, maka
sumber nyeri tendomiogenik dapat ditentukan. Pemeriksaan gerakannya sabagai berikut :
1 Gerak fleksi-ekstensi Pada posisi berdiri, pasien diminta menggerakan secara aktif dengan
membungkukkan badan ke depan untuk gerakan fleksi dan gerak ekstensi pasien dengan membungkukkan badan ke belakang.
37
2 Gerak lateral fleksi Pada posisi berdiri, pasien diminta menekuk badan ke samping kanan dan
kiri. 3 Gerak rotasi
Pada posisi berdiri, pasien diminta merotasikanmemutar badan ke kanan dan kiri.
Dari pemeriksaan gerak aktif fleksi-ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi dapat diperoleh informasi antara lain : ada tidaknya rasa nyeri pada lumbal,
gerakan kompensasi atau subtitusi, keterbatasan lingkup gerak sendi, gerakan dilakukan dengan cepat tanpa kesulitan ataukah dengan bantuan dan lambat.
b. Pemeriksaan gerak pasif Pasien pada posisi duduk, rileks, terapis menggerakan badantubuh pasien
ke arah fleksi, ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi. Dari pemeriksaan ini informasi yang dapat kita peroleh yaitu ada tidaknya keterbatasan lingkup gerak sendi, end
feel, dan provokasi nyeri. Nyeri yang muncul biasanya merupakan kelainangangguan pada kapsul ataupun sendi, tetapi tidak menutup kemungkinan
nyeri berasal dari otottendo yang mengalami kontrakturmemendek karena terulur.
c. Gerakan isometrik melawan tahanan Otot tendo jika mengalami iritasi gangguan kelainan akan terasa nyeri
saat melakukan gerakan aktif, terlebih lagi gerakan isometrik melawan tahanan. Cara membangkitkan nyeri dengan gerak isometrik adalah sama seperti
38
melakukan tes kekuatan otot dimana pasien diminta untuk melakukan gerakan aktif fleksi, eksensi, dan lateral fleksi dengan melawan tahanan terapis.
4. Pemeriksaan spesifik