55
sampai paha menyentuh dada. Dosis 6 x hitungan secara bergantian.
e. Evaluasi
Evaluasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu evaluasi rutin dan evaluasi periodik. Evaluasi rutin yaitu evaluasi yang selalu kita lakukan sebelum, selama,
dan sesudah terapi yaitu nyeri, MMT dan LGS-nya. Evaluasi ini penting untuk dilakukan karena evaluasi yang cermat akan banyak membantu bagi keberhasilan
terapi dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama dilakukan terapi. Evaluasi periodik adalah evaluasi yang telah di susun setelah 6 kali terapi.
Prinsip evaluasi ini adalah membandingkan keadaan sebelum atau saat pelaksanaan dan setelah dilakukan terapi. Evaluasi ini merupakan upaya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan tujuan yang diterapkan sekaligus untuk menetapkan apakah perlu perkembangan modifikasi latihan.
Dari pelaksanaan terapi pertama T sampai terapi keenam T
6
didapatkan hasil: nyeri berkurang, spasme berkurang, LGS bertambah, hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.1.
56
Data T
T
1
T
2
T
3
T
4
T
5
T
6
VDS
MMT Nyeri Diam
: 3 Nyeri Tekan
: 4 Nyeri Gerak
: 5 Fleksor trunk
: 3 Ekstensor trunk : 3
Nyeri Diam : 3
Nyeri Tekan : 4
Nyeri Gerak : 5
Fleksor trunk : 3
Ekstensor trunk : 3 Nyeri Diam
: 3 Nyeri Tekan
: 3 Nyeri Gerak
: 5 Fleksor trunk
: 3 Ekstensor trunk : 3
Nyeri Diam : 2
Nyeri Tekan : 3
Nyeri Gerak : 4
Fleksor trunk : 4
Ekstensor trunk : 4 Nyeri Diam
: 2 Nyeri Tekan
: 3 Nyeri Gerak
: 4 Fleksor trunk
: 4 Ekstensor trunk : 4
Nyeri Diam : 1
Nyeri Tekan : 3
Nyeri Gerak : 4
Fleksor trunk : 4
Ekstensor trunk : 4 Nyeri Diam
: 1 Nyeri Tekan
: 2 Nyeri Gerak
: 4 Fleksor trunk
: 4 Ekstensor trunk : 4
LGS fungsional
Fleksi trunk
2 cm 2 cm
3 cm 3 cm
3 cm 4 cm
4 cm Ekstensi
trunk 8 cm
8 cm 7 cm
7 cm 7 cm
6 cm 6 cm
Side fleksi kanan
12 cm 12 cm
13 cm 13 cm
14 cm 14 cm
14 cm Sida fleksi
kiri 11 cm
11 cm 12 cm
12 cm 12 cm
13 cm 13 cm
Sumber : Data Primer
Tabel 4.1. Evaluasi T – T
6
5 6
57 f. Dokumentasi
Dokumen ini merupakan bagian dari proses fisioterapi yang berbentuk tulisan atau pencatatan. Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam dokumentasi
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, dan pelaksanaan serta hasil terapi. Dokumentasi ini bertujuan untuk memudahkan fisioterapi sendiri maupun tim
medis lainnya untuk melakukan terapi dan tindak lanjut sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2. Protokol Studi Kasus