Analisis Regresi Linier Berganda Uji F

dipenuhi, maka terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 10 dan secara ringkas dapat ditunjukkan dalam tabel IV.8 Tabel IV.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel t hitung t tabel Sig. Keterangan Kepemimpinan transformasional 1,405 2,021 0,202 Tidak terjadi heteroskedastisitas Motivasi kerja -1,255 2,021 0,288 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Data primer diolah Keterangan: t tabel pada taraf signifikansi 5 dengan db= 50-3 Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas, karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel dengan nilai p0,05 atau tidak signifikan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini Ghozali, 2001.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Penyelesaian model regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan Program SPSS for Windows Release 11.0 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel IV.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Koefisien t hitung Signifikansi Konstanta -12,777 Kepemimpinan Transformasional KT 0,485 4,223 0,000 Motivasi Kerja MK 0,627 6,329 0,000 R 2 0,685 Adjusted R 2 0,671 F Statistik 50,996 0,000 Sumber: data diolah Dari hasil analisis regresi di atas, maka dapat disusun persamaan sebagai berikut: KK = -12,777 + 0,485.KT + 0,627.MK Persamaan menunjukkan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja. Nilai konstanta sebesar -12,777 menyatakan jika tidak ada peningkatan kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja, maka skor kinerja berkurang sebesar 12,777 satuan. Nilai koefisien kepemimpinan transformasional sebesar 0,485 menyatakan jika terjadi peningkatan kepemimpinan transformasional sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,485 satuan. Nilai koefisien motivasi kerja sebesar 0,627 menyatakan jika terjadi peningkatan motivasi kerja sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,627 satuan.

3. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model regresi yang digunakan. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada taraf signifikansi α = 5. Hasil uji F dapat dilihat pada Lampiran 11. Hasil pengujian nilai F dapat dilihat pada tabel IV.9. Dari hasil pengolahan data diperoleh F hitung = 50,996, sedangkan F tabel pada taraf signifikansi 5 dengan df 2;47 adalah sebesar 3,23. Dikarenakan F hitung F tabel 50,996 3,23, artinya model regresi tentang pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan sudah fit atau cocok. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

4. Koefisien Determinasi R