HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 65 KESIMPULAN DAN SARAN 92

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Kegiatan proses pembelajaran dengan learning cycle 20 Tabel 2.2. Terapan learning cycle pada subtopik Dimensi Tiga 41 Tabel 3.1. Pedoman skala observasi aktivitas belajar siswa 57 Tabel 3.2. Kriteria hasil observasi pembelajaran 61 Table 3.3. Tingkat penguasaan siswa 62 Tabel 4.1. Deskripsi hasil tes awal yang diberikan kepada siswa 65 Tabel 4.2. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran I 71 Tabel 4.3. Deskripsi hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa 71 Tabel 4.4. Deskripsi tes hasil belajar siswa I 73 Tabel 4.5. Paparan nilai tes hasil belajar I 74 Tabel 4.6. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran II 82 Tabel 4.7. Deskripsi hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa 83 Tabel 4.8. Deskripsi tes hasil belajar siswa II 84 Tabel 4.9. Paparan nilai tes hasil belajar II 85 Tabel 4.10. Peningkatan aktivitas belajar siswa 90

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi pembangunan negara. Keberhasilan membangun di sektor pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap pembangunan di sektor lain. Di samping itu, pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki karakteristik tertentu seperti wawasan ilmu pengetahuan yang luas, kemampuan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, sikap, dan perilaku yang positif terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan alam sekitarnya. Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara tersebut. Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat paling rendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang di terbitkan oleh firma pendidikan pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brazil. Tempat pertama dan kedua ditempati Finlandia dan Korea Selatan, sementara Inggris menempati posisi keenam. Peringkat itu memadukan hasil tes internasional dan data, seperti tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010. Sir Michael Barber, penasihat pendidikan utama Pearson, mengatakan, peringkat disusun berdasarkan keberhasilan negara-negara memberikan status tinggi pada guru dan memiliki budaya pendidikan. Perbandingan internasional dalam dunia pendidikan telah menjadi semakin penting dan tabel liga terbaru ini berdasarkan pada serangkaian hasil tes global yang dikombinasikan dengan ukuran sistem pendidikan, seperti jumlah orang yang dapat mengenyam pendidikan tingkat universitas. http:edukasi.kompas.comread2012112715112050Sistem.Pendidikan.Indones ia.Terendah.di.Dunia 05-02-2013. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pengajaran. Hal ini masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Subsistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah faktor guru. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yakni pembelajaran yang bermutu sekaligus bermakna sebagai pemberdayaan kemampuan ability dan kesanggupan capability peserta didik. Tanpa guru yang profesional, mustahil suatu sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu, prasyarat utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses belajar mengajar PBM yang menjamin optimalisasi hasil pembelajaran ialah tersedianya guru dengan kualifikasi dan kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan tugasnya. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan maka proses kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses belajar- mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Melalui proses kegiatan belajar-mengajar yang optimal diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Menurut Sanjaya 2008:1: “salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran”. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.

Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA SISWA KELAS X API 1 SMK NEGERI 1 SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 6 16

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF DENGAN PETA KETERKAITAN KONSEP MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 BESUKI TAHUN AJARAN 2012/2013

1 5 17

ENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR ( AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMPN 11 JEMBER KELAS VIIB AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMPN 11 JEMBER KELAS VIIB AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMPN 11 JEMBER KELAS VIIB TAHUN AJARAN

0 25 18

ENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 WULUHAN JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012

0 7 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 31 213

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.D SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 1 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 36

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 JATI INDAH KECAMATAN TANJUNGBINTANG

0 18 81

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X5 DI SMA NEGERI 1 SAWANG

0 0 10

1 PENERAPAN MODEL INKUIRIUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN GERAK

0 0 9