UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA DI KELAS X SMA NEGERI 1 PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA DI KELAS X SMA

NEGERI 1 PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Ardianto Pandapotan Siregar NIM 409111014

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga di Kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Prof.Dr. P.Siagian, M.Pd dan Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika, ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Perbaungan Bapak Drs. Suhairi, M.Pd dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai SMA Negeri 1 Perbaungan yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai selama pendidikan sampai selesainya skripsi ini.


(4)

Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada abang dan kakak serta seluruh keluargaku yang tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Terima kasih juga buat sahabat penulis teman-teman Toring yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan juga terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di kelas matematika dik b’09 dan di kos Densus 88 Pardamean yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013 Penulis

Ardianto P. Siregar 409111014


(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 8

1.3.Batasan Masalah 8

1.4.Rumusan Masalah 9

1.5.Tujuan Penelitian 9

1.6.Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11

2.1. Kerangka Teoritis 11

2.1.1. Pengertian Belajar 11

2.1.2. Pengertian Belajar Matematika 12

2.1.3. Aktivitas Belajar 13

2.1.4. Hasil Belajar 14

2.1.5. Pembelajaran Kontruktivisme 15

2.1.6. Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 16

2.1.7. Dimensi Tiga 23

2.1.8. Terapan Learning Cycle Pada Subtopik Dimensi Tiga 41

2.1.9. LAS Untuk Terapan Learning Cycle 45

2.2. Penelitian Yang Relevan 49

2.3. Kerangka Konseptual 50

2.4. Hipotesis Tindakan 51

BAB III METODE PENELITIAN 52

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 52

3.1.1. Lokasi Penelitian 52

3.1.2. Waktu Penelitian 52

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 52

3.2.1. Subjek Penelitian 52

3.2.2. Objek Penenlitian 52

3.3. Jenis Penelitian 52

3.4. Prosedur Penelitian 53

3.5. Alat Pengumpul Data 57

3.6. Teknik Analisis Data 60

3.6.1. Reduksi Data 60


(6)

3.6.3. Menarik Kesimpulan 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 65

4.1. Hasil Penelitian 65

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian dan Hasil Penelitian Siklus I 65

4.1.2. Alternatif Pemecahan I 67

4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 67

4.1.4. Analisis Data I 70

4.1.4.1. Hasil Observasi I 70

4.1.4.2. Hasil Tes Belajar I 72

4.1.4.3. Refleksi I 76

4.1.5. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 77

4.1.6. Alternatif Pemecahan II 78

4.1.7. Pelaksanaan Tindakan II 79

4.1.8. Analisis Data II 82

4.1.8.1. Hasil Observasi II 82

4.1.8.2. Hasil Tes Belajar II 83

4.1.8.3. Refleksi II 88

4.2. Temuan Penelitian 88

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92

5.1. Kesimpulan 92

5.2. Saran 93


(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kegiatan proses pembelajaran dengan learning cycle 20

Tabel 2.2. Terapan learning cycle pada subtopik Dimensi Tiga 41

Tabel 3.1. Pedoman skala observasi aktivitas belajar siswa 57

Tabel 3.2. Kriteria hasil observasi pembelajaran 61

Table 3.3. Tingkat penguasaan siswa 62

Tabel 4.1. Deskripsi hasil tes awal yang diberikan kepada siswa 65

Tabel 4.2. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran I 71

Tabel 4.3. Deskripsi hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa 71

Tabel 4.4. Deskripsi tes hasil belajar siswa I 73

Tabel 4.5. Paparan nilai tes hasil belajar I 74

Tabel 4.6. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran II 82

Tabel 4.7. Deskripsi hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa 83

Tabel 4.8. Deskripsi tes hasil belajar siswa II 84

Tabel 4.9. Paparan nilai tes hasil belajar II 85


(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi pembangunan negara. Keberhasilan membangun di sektor pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap pembangunan di sektor lain. Di samping itu, pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki karakteristik tertentu seperti wawasan ilmu pengetahuan yang luas, kemampuan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, sikap, dan perilaku yang positif terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan alam sekitarnya.

Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara tersebut. Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat paling rendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang di terbitkan oleh firma pendidikan pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brazil. Tempat pertama dan kedua ditempati Finlandia dan Korea Selatan, sementara Inggris menempati posisi keenam. Peringkat itu memadukan hasil tes internasional dan data, seperti tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010. Sir Michael Barber, penasihat pendidikan utama Pearson, mengatakan, peringkat disusun berdasarkan keberhasilan negara-negara memberikan status tinggi pada guru dan memiliki "budaya" pendidikan. Perbandingan internasional dalam dunia pendidikan telah menjadi semakin penting dan tabel liga terbaru ini berdasarkan pada serangkaian hasil tes global yang dikombinasikan dengan ukuran sistem pendidikan, seperti jumlah orang yang dapat mengenyam pendidikan tingkat universitas.

http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/27/15112050/Sistem.Pendidikan.Indones ia.Terendah.di.Dunia (05-02-2013). Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi, dan standardisasi


(9)

2

pengajaran. Hal ini masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.

Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Subsistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah faktor guru. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yakni pembelajaran yang bermutu sekaligus bermakna sebagai pemberdayaan kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability) peserta didik. Tanpa guru yang profesional, mustahil suatu sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu, prasyarat utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (PBM) yang menjamin optimalisasi hasil pembelajaran ialah tersedianya guru dengan kualifikasi dan kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan tugasnya.

Dalam meningkatkan kualitas pendidikan maka proses kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Melalui proses kegiatan belajar-mengajar yang optimal diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.

Menurut Sanjaya (2008:1): “salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran”. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.


(10)

Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah siswa pintar secara teoritik tetapi miskin secara aplikasi.

Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar-mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang bermakna dan tidak hanya seperti menuang air dalam gelas pada subjek didik. Trianto (2009:89) menyatakan: “kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki”.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar matematika di dalam kelas masih rendah. Pembelajaran matematika masih banyak bertumpu pada aktivitas guru artinya kebanyakan dari siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran di dalam kelas yaitu dengan mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar. Dan kebanyakan siswa masih banyak yang tidak mengerti tujuan belajar matematika, siswa cenderung mengatakan matematika itu hanya sekedar perhitungan dan rumus-rumus.

Siswa dipandang sebagai individu yang hanya siap menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung aktivitas siswa cenderung pada aktivitas pasif yaitu siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan menulis penjelasan guru dari papan tulis. Aktivitas Membaca buku, berdiskusi pada teman, bertanya pada guru tidak ditemui dalam KBM dikarenakan selama proses KBM berlangsung , guru hanya


(11)

4

menjelaskan pelajaran dan memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelajaran matematika masih berpusat pada guru.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas (Sardiman, 2011:95). Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Nurwati (2010:195) menyatakan bahwa: “ salah satu faktor yang mendukung terjadinya pembelajaran yang menyenangkan adalah adanya keaktifan siswa”.

Menurut Slameto (2010:36) menyatakan bahwa:

Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajika oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa masalah pembelajaran matematika adalah rendahnya aktivitas belajar siswa khususnya pelajaran matematika. Siswa sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar yaitu seperti :

• Siswa jarang untuk bertanya

• Jika guru bertanya secara lisan hanya beberapa siswa saja yang mau menjawab pertanyaan dari guru tersebut


(12)

• Siswa tidak aktif untuk mengemukakan pendapat mereka

Seiring dengan hal tersebut, hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang hasil belajar siswa dengan Ibu T. Sipahutar, salah seorang guru matematika di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan mengemukakan bahwa:

Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kelas X masih rendah, masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 6,5. Hal ini diakibatkan karena kurangnya minat dan kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil nilai rapot dimana rata-rata hasil belajar matematika siswa di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan, dari 38 orang siswa dalam satu kelas sekitar 10 orang atau 26% siswa mendapatkan rata-rata siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai 65 ke atas, selebihnya siswa yang harus mengikuti remedial dengan rata-rata nilai 50.

Hal tersebut dapat didukung oleh tes yang diberikan oleh peneliti dengan memberikan 3 buah soal, dari soal tersebut tak satu siswa pun yang dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Salah satu soal yang diberikan oleh peneliti adalah:

Tentukan volume kubus jika diketahui panjang diagonal sisinya adalah .

2

2 cm Dari soal tersebut siswa sebagian besar tidak bisa menjawabnya. Hal itu dikarenakan siswa kesulitan untuk memahami soal, siswa tidak dapat menentukan strategi penyelesaian soal, dan siswa cenderung hanya menghafal rumus tanpa memahami rumus tersebut. Dari hasil tersebut siswa masih susah dalam memahami materi Dimensi Tiga. Hal ini juga didukung dari pernyataan Ibu T. Sipahutar yang menyatakan bahwa siswa di sekolah tersebut susah dalam memahami Dimensi Tiga dikarenakan siswa merasa dimensi tiga banyak


(13)

rumus-6

rumus dan gambar-gambar yang menurut siswa tersebut tidak perlu untuk dipelajari.

Bahkan sampai saat ini, matematika masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar siswa, terutama ketika menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN). Kenyataan menerangkan banyak siswa yang tidak lulus UAN karena nilai matematika yang tidak memenuhi standar kelulusan. Suharyanto (2008) (http://smu-net.com) mengatakan bahwa: “mata pelajaran matematika masih merupakan penyebab utama siswa tidak lulus UAN 2007. Dari semua peserta yang tidak lulus sebanyak 24,4% akibat jatuh dalam pelajaran matematika, sebanyak 7,69% akibat pelajaran bahasa inggris, dan 0,46% akibat mata pelajaran bahasa Indonesia”.

Untuk mengatasi masalah tersebut, program pendidikan harus diselenggarakan dengan baik dan faktor yang paling penting untuk mendukung keberhasilan program tersebut adalah tenaga pendidik yaitu guru. Guru harus melakukan perbaikan-perbaikan dalam upaya menyampaikan materi pelajaran, khusunya pelajaran matematika. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dimana para siswa dapat mengembangkan aktivitas belajar secara optimal, sesuai dengan kemampuannya. Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah

dengan menggunakan model pembelajaran siklus (Learning Cycle).

http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle (05-02-2013).

Model pembelajaran kontruktivisme membantu siswa mentransformasi informasi baru. Transformasi terjadi dengan menghasilkan pengetahuan baru yang selanjutnya akan membentuk struktur kognitif baru. Sebagaimana diungkapkan Dasna (2009), model pembelajaran siklus (Learning Cycle) adalah suatu cara untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dari pengetahuan lama. Model siklus belajar diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Karena dalam pembelajaran siklus peran guru dalam kelas tidak lagi sebagai satu-satunya sumber informasi,tetapi juga berperan sebagai fasilitator yang kreatif dan mampu


(14)

memotivasi siswa serta dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk proses belajar.

Sebagaimana dikatakan dalam Wena (2011:170), pembelajaran siklus merupakan salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada teori kontruktivisme yang terdapat 5 tahap yaitu: 1) Tahap pembangkitan minat (Engagement), pada tahap ini siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan guru secara lisan. 2) Tahap eksplorasi (Exploration), pada tahap ini siswa diberikan berdiskusi dan bertanya antar siswa , bertanya pada guru dalam mengerjakan LAS dan membaca buku. 3) Tahap menjelaskan (Explanation), pada tahap ini siswa menjelaskan hasil diskusi di depan kelas, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman, menulis penjelasan guru dan temannya yang dipandang siswa perlu serta membuat ringkasan atau simpulan dari penjelasan guru atau temannya. 4) Tahap penerapan konsep (Elaboration), dalam tahap ini siswa menyelesaikan masalah secara individu atau bersama-sama dengan temannya dalam kelompok pada situasi yang berbeda. 5) Tahap evaluasi (Evaluation), pada tahap ini siswa mengerjakan soal secara individu atau bertanya pada guru tentang materi pelajaran.

Dari semua tahapan yang ada pada model pembelajaran siklus (Learning Cycle) menunjukkan aktivitas siswa sangat dibutuhkan dan diharapkan dengan menggunakan model ini aktivitas belajar siswa dapat meningkat.

Model siklus belajar (Learning Cycle) ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, dan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam model ini, siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan baru dari pengetahuan lama, sehingga guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu memotivasi siswa. Siswa juga belajar secara aktif dan bermakna dengan mengkonstruksi pengetahuan dari pengalaman siswa.

Dari uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang diberi judul : UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SIKLUS


(15)

8

BELAJAR (LEARNING CYCLE) PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA DI KELAS X SMA NEGERI 1 PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Masih banyaknya anggapan dari siswa yang menyatakan bahwa

matematika merupakan pelajaran yang sulit dan cenderung merupakan pelajaran tentang rumus-rumus.

2. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar didalam kelas masih tergolong rendah karena pembelajaran matematika masih banyak bertumpu pada aktivitas guru.

3. Rendahnya hasil belajar matematika siswa di SMA Negeri 1 Perbaungan. 4. Model pembelajaran yang digunakan guru lebih sering menggunakan

model pembelajaran ceramah yang hanya berpusat pada guru.

5. Materi Dimensi Tiga merupakan salah satu materi pelajaran yang masih sulit dipahami oleh siswa di Kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang telah teridentifikasi dan keterbatasan peneliti, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga di Kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013.


(16)

1.4. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan seperti yang telah dikemukakan dalam batasan masalah, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi penerapan model siklus belajar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi Dimensi Tiga di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model siklus belajar (learning cycle) pada materi Dimensi Tiga di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model siklus belajar (learning cycle) pada materi Dimensi Tiga di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan diteliti secara umum, maka adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi penerapan model siklus belajar dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi Dimensi Tiga di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model siklus belajar (learning cycle) pada materi Dimensi Tiga di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model siklus belajar (learning cycle) pada materi Dimensi Tiga di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013.


(17)

10

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi guru

Sebagai bahan informasi guru untuk melakukan penerapan model siklus belajar sebagai salah satu alternatif pembelajaran suatu materi pokok, khususnya pada materi Dimensi Tiga.

2. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMA Negeri 1 Perbaungan. 3. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan berpijak dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas.


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Strategi penerapan model siklus belajar untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan memberikan pertanyaan tentang materi dimensi tiga dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari guna menambah semangat belajar siswa, dan di dalam pembentukan kelompok, anggota kelompok dibentuk secara heterogen sementara penyusunan rencana pembelajaran berdasarkan tahapan-tahapan yang terdapat di dalam model siklus belajar, dan ditambah dengan penggunaan alat peraga guna mempermudah siswa di dalam pemahaman dimensi tiga. Strategi ini berhasil diterapkan dan terlihat dari peningkatan aktivitas dan hasil belajar dari siklus I ke siklus II.

2) Peningkatan aktivitas belajar siswa yang ditinjau dari pertambahaan persentase siswa yang sekurang-kurangnya berada pada kategori aktif yaitu sebesar 20% dari 57,5% pada siklus I menjadi 77,5% pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada siklus I jumlah siswa yang kurang aktif ada 15 orang dan siklus II jumlah siswa yang kurang aktif tidak ada, untuk siswa yang cukup aktif pada siklus I ada sebanyak 2 orang dan pada siklus II ada 9 orang, untuk siswa yang aktif pada siklus I ada 23 orang dan pada siklus II ada 26 orang, untuk siswa yang sangat aktif pada siklus I tidak ada dan pada siklus II ada 5 orang. 3) Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model siklus

belajar (Learning Cycle) secara klasikal sebesar 32,5% dari 55% pada siklus I menjadi 87,5%. Hal ini dapat dilihat pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar ada sebayak 22 orang sedangkan


(19)

93

pada siklus II ada sebanyak 35 orang. Sementara itu rata-rata nilai siswa pada siklus I adalah 63,5 dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata nilai siswa adalah 71,625. Untuk nilai terendah pada siklus I adalah 37 sebanyak 1 orang dan pada siklus II nilai terendah adalah 49 sebanyak 1 orang, dan nilai tertinggi pada siklus II adalah 91 orang sementara pada siklus II nilai tertinggi adalah 92 sebanyak 1 orang.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah : 1. Guru dapat menggunakan model siklus belajar (Learning Cycle) sebagai

alternatif dalam proses pembelajaran matematika, agar pembelajaran tersebut lebih bervariasi.

2. Guru juga dapat menggunakan model siklus belajar (Learning Cycle) sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.

3. Kedepannya di dalam mengajarkan materi dimensi dimensi tiga dengan menggunakan model siklus belajar (Learning Cycle) dapat dilakukan dengan menggunakan IT dan ICT supaya dalam pembelajaran lebih menyenangkan.

4. Hendaknya guru mampu mengontrol waktu sehingga pembelajaran sesuai


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Anchoto. 2009. Karakterisik Matematika.

(http://anchoto.sman1ampekangkek.com/2009/09/26/defenisi-karakteristik-matematika) (05-02-2013)

Arikunto, S; Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Cici. 2003. penerapan model siklus belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan bangun ruang di kelas IX SMP_ULUM Medan. Skripsi FMIPA, Unimed, Medan

Daryanto.2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Deborah dan Michele. 2007. Using a Learning Cycle Approach to Teac hing the Learning Cycle to Preservice Elementary Teachers. University of

Missouri-Columbia

Dasna, I. W . 2009. Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). http://lubisgrafura.wordpress.com/2013/02/05/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/

Djamarah, S. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2007. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Hudojo, H. Mengajar Belajar Matematika. (Jakarta : Rineka Cipta, 1988), hlm,3. http://belajarmatematika.com/read/2013/02/05/20092036/Mau.Dibawa.Ke mana.Matematika.Kita

Johanes; Kastolan dan Sulasim. 2006. Kompetensi Matematika, Jakarta: Yudhistira

Kompas. 2013. Peringkat Pendidikan Indonesia Turun.

http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/27/15112050/Sistem.Pendidikan. Indonesia.Terendah.di.Dunia (05-02-2013)


(21)

95

Lumban Siantar, R. 2011. Penerapan Strategi TTW (Think_Talk_Write) dengan menggunakan LAS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa pada pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di kelas X SMASwasta HKBP Sidorame Medan T.A 2010/2011. Skripsi FMIPA, Unimed, Medan

Lubisgrafura. 2007. Pembelajaran dengan model siklus belajar.

http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle (05-02-2013)

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya Noormandiri. 2007. Matematika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Nurwati, T. 2010. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Diklat Produktif Pemasaran dengan Menggunakan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 02 Purworejo Semester Genap Tahun 2010/2011. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volume 8 nomor 2, November 2010 Purwanto, N. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Siregar, A.A. 2011. Penggunaan Model Siklus Belajar dan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di MTsS

Baharuddin Tapanuli Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi FMIPA, Unimed, Medan

Simbolon, H. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Siklus pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) di Kelas X SMA Abdi Sejati Perdagangan Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi FMIPA, Unimed, Medan Suharyanto. 2008. Standar Kelulusan Siswa. (http://smu-net.com) (05-02-2013) Sukmawati. 2010. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Kelipatan


(22)

Posing Pada Siswa Kelas V SDN No. 064034 Medan. Tesis Pasca Sarjana Unimed, Medan

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara


(1)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi guru

Sebagai bahan informasi guru untuk melakukan penerapan model siklus belajar sebagai salah satu alternatif pembelajaran suatu materi pokok, khususnya pada materi Dimensi Tiga.

2. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di SMA Negeri 1 Perbaungan. 3. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan berpijak dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Strategi penerapan model siklus belajar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan memberikan pertanyaan tentang materi dimensi tiga dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari guna menambah semangat belajar siswa, dan di dalam pembentukan kelompok, anggota kelompok dibentuk secara heterogen sementara penyusunan rencana pembelajaran berdasarkan tahapan-tahapan yang terdapat di dalam model siklus belajar, dan ditambah dengan penggunaan alat peraga guna mempermudah siswa di dalam pemahaman dimensi tiga. Strategi ini berhasil diterapkan dan terlihat dari peningkatan aktivitas dan hasil belajar dari siklus I ke siklus II.

2) Peningkatan aktivitas belajar siswa yang ditinjau dari pertambahaan persentase siswa yang sekurang-kurangnya berada pada kategori aktif yaitu sebesar 20% dari 57,5% pada siklus I menjadi 77,5% pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada siklus I jumlah siswa yang kurang aktif ada 15 orang dan siklus II jumlah siswa yang kurang aktif tidak ada, untuk siswa yang cukup aktif pada siklus I ada sebanyak 2 orang dan pada siklus II ada 9 orang, untuk siswa yang aktif pada siklus I ada 23 orang dan pada siklus II ada 26 orang, untuk siswa yang sangat aktif pada siklus I tidak ada dan pada siklus II ada 5 orang. 3) Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model siklus

belajar (Learning Cycle) secara klasikal sebesar 32,5% dari 55% pada siklus I menjadi 87,5%. Hal ini dapat dilihat pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar ada sebayak 22 orang sedangkan


(3)

pada siklus II ada sebanyak 35 orang. Sementara itu rata-rata nilai siswa pada siklus I adalah 63,5 dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata nilai siswa adalah 71,625. Untuk nilai terendah pada siklus I adalah 37 sebanyak 1 orang dan pada siklus II nilai terendah adalah 49 sebanyak 1 orang, dan nilai tertinggi pada siklus II adalah 91 orang sementara pada siklus II nilai tertinggi adalah 92 sebanyak 1 orang.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah : 1. Guru dapat menggunakan model siklus belajar (Learning Cycle) sebagai

alternatif dalam proses pembelajaran matematika, agar pembelajaran tersebut lebih bervariasi.

2. Guru juga dapat menggunakan model siklus belajar (Learning Cycle) sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.

3. Kedepannya di dalam mengajarkan materi dimensi dimensi tiga dengan menggunakan model siklus belajar (Learning Cycle) dapat dilakukan dengan menggunakan IT dan ICT supaya dalam pembelajaran lebih menyenangkan.

4. Hendaknya guru mampu mengontrol waktu sehingga pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Anchoto. 2009. Karakterisik Matematika.

(http://anchoto.sman1ampekangkek.com/2009/09/26/defenisi-karakteristik-matematika) (05-02-2013)

Arikunto, S; Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Cici. 2003. penerapan model siklus belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan bangun ruang di kelas IX SMP_ULUM Medan. Skripsi FMIPA, Unimed, Medan

Daryanto.2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Deborah dan Michele. 2007. Using a Learning Cycle Approach to Teac hing the Learning Cycle to Preservice Elementary Teachers. University of

Missouri-Columbia

Dasna, I. W . 2009. Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). http://lubisgrafura.wordpress.com/2013/02/05/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/

Djamarah, S. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2007. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Hudojo, H. Mengajar Belajar Matematika. (Jakarta : Rineka Cipta, 1988), hlm,3. http://belajarmatematika.com/read/2013/02/05/20092036/Mau.Dibawa.Ke mana.Matematika.Kita

Johanes; Kastolan dan Sulasim. 2006. Kompetensi Matematika, Jakarta: Yudhistira

Kompas. 2013. Peringkat Pendidikan Indonesia Turun.

http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/27/15112050/Sistem.Pendidikan. Indonesia.Terendah.di.Dunia (05-02-2013)


(5)

Lumban Siantar, R. 2011. Penerapan Strategi TTW (Think_Talk_Write) dengan menggunakan LAS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa pada pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di kelas X SMASwasta HKBP Sidorame Medan T.A 2010/2011. Skripsi FMIPA, Unimed, Medan

Lubisgrafura. 2007. Pembelajaran dengan model siklus belajar.

http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle (05-02-2013)

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya Noormandiri. 2007. Matematika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Nurwati, T. 2010. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Diklat Produktif Pemasaran dengan Menggunakan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri 02 Purworejo Semester Genap Tahun 2010/2011. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volume 8 nomor 2, November 2010 Purwanto, N. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Siregar, A.A. 2011. Penggunaan Model Siklus Belajar dan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di MTsS

Baharuddin Tapanuli Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi FMIPA, Unimed, Medan

Simbolon, H. 2012. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Siklus pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) di Kelas X SMA Abdi Sejati Perdagangan Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi FMIPA, Unimed, Medan Suharyanto. 2008. Standar Kelulusan Siswa. (http://smu-net.com) (05-02-2013) Sukmawati. 2010. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Kelipatan


(6)

Posing Pada Siswa Kelas V SDN No. 064034 Medan. Tesis Pasca Sarjana Unimed, Medan

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara


Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA SISWA KELAS X API 1 SMK NEGERI 1 SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 6 16

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF DENGAN PETA KETERKAITAN KONSEP MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 BESUKI TAHUN AJARAN 2012/2013

1 5 17

ENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR ( AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMPN 11 JEMBER KELAS VIIB AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMPN 11 JEMBER KELAS VIIB AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMPN 11 JEMBER KELAS VIIB TAHUN AJARAN

0 25 18

ENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 WULUHAN JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012

0 7 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 31 213

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.D SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 1 PULAU PANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 36

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 JATI INDAH KECAMATAN TANJUNGBINTANG

0 18 81

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X5 DI SMA NEGERI 1 SAWANG

0 0 10

1 PENERAPAN MODEL INKUIRIUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN GERAK

0 0 9