Analisis Kebijakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Online Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta

(1)

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

CEPI MUHAMMAD IQBAL NIM. 41708701

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN BANDUNG


(2)

iii

Penggunaan Information and Communication Technology atau ICT yang dilakukan oleh pemerintah baik untuk lembaga pemerintahan maupun masyarakat adalah dapat mewujudkan praktek pemerintahan yang lebih baik. Berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah dengan memperbaiki pelayanan publik, meningkatkan efisiensi pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah dapat meningkatkan pelayanan pendaftaran pembuatan identitas kependudukan sebagai warga Negara Indonesia. KTP Online sebagai cara pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dalam pelayanan yang lebih tepat cepat dan akurat.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis kebijakan publik yang dikemukakan oleh William N. Dunn mengemukakan Lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu analisis kebijakan yaitu, (1) Perumusan Masalah Kebijakan (2) Peramalan Kebijakan (3) Rekomendasi Kebijakan (4) Pemantauan Kebijakan dan (5) Penilaian Kebijakan.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik Pengumpulan data yaitu observasi, studi pustaka, dan wawancara. Teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang meliputi pengumpulan data, display data dan pengambilan keputusan dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keberhasilan pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam pelaksanaan kebijakan KTP Online yang bersifat secara intern di kantor Desa-desa, hal tersebut misalnya seperti penyimpanan data dengan menjaga integritas dan keamanan data yang masuk. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta berusaha agar kebijakan KTP Online ini menjadi kebijakan yang sangat tepat dan bermanfaat bagi masyarakat, misalnya dengan mensosialisasikan KTP Online ke semua Desa-desa dan mengatasi kendala di lapangan, seperti memperlengkap sarana dan prasarana agar kebijakan KTP Online yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Purwakarta dapat berjalan dengan baik.


(3)

iv

Use of Information and Communication Technology or ICT carried out by the government for both government agencies and the community is able to achieve better governance practices. Various activities undertaken by the government improve public services, improve the efficiency of the implementation of regional autonomy, the government can improve services making registration of population identity as citizens of Indonesia. Online ID cards as a way of Purwakarta district governments in improving service to the community in a more appropriate service quickly and accurately.

The theory used in this study is the theory of public policy analysis put forward by William N. Dunn suggested five factors that influence the success or failure of a policy analysis that is, (1) Formulation of Policy Issues (2) Forecasting Policy (3) Policy Recommendations (4) Monitoring and Policy (5) Assessment Policy.

The research method used is descriptive research method with qualitative approaches. Mechanical determination of informants is using purposive technique. The data collection technique is observation, book study and interview. Data analysis technique used is descriptive qualitative which includes data collection, data display and decision-making and verification.

The results showed that the success of Purwakarta Regency Government in policy implementation Online ID card that is internally in the office of villages, it is such as to maintain the integrity of data storage and security of incoming data. Department of Population and Civil Registration Purwakarta Regency trying to bring the Online ID is a policy that is appropriate and beneficial for society, for example by socializing Online ID cards to all the villages and overcome obstacles in the field, such as completing the infrastructure for policies that do KTP Online by the Purwakarta Regency government can run well.


(4)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah baik untuk lembaga pemerintahan maupun masyarakat adalah dapat mewujudkan praktek pemerintahan yang lebih baik. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology atau ICT) di dunia telah semakin luas.

ICT ini dipergunakan karena memiliki kelebihan-kelebihan yang menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan cara tradisional dalam melakukan interaksi. Kelebihan dari ICT ini adalah dalam hal kecepatan, kemudahan dan biaya yang lebih murah, sehingga mempengaruhi kelancaran aliran informasi antara pemerintah dengan pemerintah atau pemerintah dengan masyarakat.

Perkembangan internet sangat berkembang pesat di kalangan masyarakat Indonesia, hampir semua instansi pemerintahan mulai menggunakan sistem online untuk melakukan input atau output data. Hal tersebut menjadi sebuah gambaran betapa berkembang pesatnya suatu jaringan internet di instansi-instansi pemerintahan saat ini. Perkembangan teknologi khususnya internet membawa kita kedalam dunia yang serba canggih, serba cepat dalam melakukan aktivitas apapun.


(5)

Untuk sekarang dan beberapa tahun kedepan gaya hidup masyarakat tidak akan terlepas dari internet karena kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengolahan, dan pendayagunaan ICT dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. ICT dan pengetahuan dapat diciptakan secara cepat dan dapat segera disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia dalam hitungan detik.

Kebijakan untuk mengembangkan ICT dilakukan oleh pemerintah daerah secara baik, karena menginginkan pelayanan yang baik untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada. ICT sudah menjadi bagian yang sangat signifikan dalam perkembangan teknologi saat ini, perkembangan teknologi informasi dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan akan teknologi dan sistem informasi yang akurat, efektif dan efisien.

ICT dibuat agar mempermudah dalam pengelolaan data maupun informasi serta memudahkan kita dalam mencari data maupun informasi tersebut, kemajuan teknologi informasi yang pesat serta ini seharusnya menjadi potensi dalam pemanfaatannya secara luas. Membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat dalam hal ini ICT harus bisa menjadi manfaat besar bagi penggunanya.

Seiring dengan perkembangan ICT, saat ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta sedang melakukan pelaksanaan sistem baru pada proses pembuatan KTP yang telah dilakukan secara online. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta adalah unsur


(6)

Pelaksana Teknis Pemerintah Daerah di Bidang Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil berdasarkan Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan.

Selain melayani pembuatan KTP Online yang bersifat Intern, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta mempunyai produk layanan seperti ganti nama, akta kelahiran, akta kematian, akta pangakuan dan pengesahan anak, akta pengangkatan anak, akta penceraian, akta perkawinan, jenis layanan kependudukan dan salinan akta.

Awalnya pada akhir Bulan Januari Tahun 2009 pelaksanaan pembuatan KTP secara Online oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta hanya terdapat pada Kecamatan-kecamatan saja. Hal ini mengakibatkan proses pembuatan KTP, masyarakat/ diwakili oleh aparatur Desa untuk datang ke Kecamatan yang cukup lama dan membutuhkan biaya transportasi. Kemudian dari awal Januari Tahun 2011 mulai di terapkan KTP online di Desa-desa, yaitu untuk mempercepat proses pembuatan KTP yang tidak perlu waktu yang banyak, dengan Proses pembuatan KTP Online yang bersifat Intern. Oleh karena itu masyarakat hanya butuh waktu 10 menit sampai pembuatan KTP selesai.

KTP Online saat ini telah memiliki dasar hukum yaitu Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Lalu, Peraturan Bupati Purwakarta tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Hal ini dapat diketahui dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta


(7)

Nomor 18 Tahun 2007, tentang Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan. Tetapi dalam penampilan data dibatasi untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan data dari pemanfaatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta pada dasarnya pengelolaan KTP adalah suatu satu bukti diri bagi setiap penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Sehingga menjadikan program KTP online sebagai salah satu program yang strategis dan penting kontribusinya untuk keberhasilan pembangunan baik di tingkat daerah maupun nasional.

Tujuan dari KTP online ini adalah untuk mempermudah dalam proses pembuatan KTP baru maupun pembuatan KTP hilang dan perpanjangan KTP. Hal ini juga mempermudah dalam pencarian data dan informasi mengenai penduduk atau seseorang, karena dalam KTP online ini data yang dibuat akan langsung terkoneksi dalam data based.

KTP merupakan salah satu bukti diri bagi setiap penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Setiap penduduk diatas 17 tahun, atau telah/ pernah menikah wajib memiliki KTP, masa berlaku KTP bagi yang berusia 17 tahun sampai dengan usia dibawah 60 tahun adalah 5 tahun. Bagi penduduk yang berusia diatas 60 tahun masa berlaku KTP adalah seumur hidup, KTP diterbitkan untuk permohonan baru, terjadi perubahan data, rusak, hilang dan habis masa berlakunya.

Proses pembuatan KTP Online yang bersifat Intern pada masyarakat melakukannya melalui beberapa tahap, mulai dari RT / RW, Kantor Kelurahan atau Desa sampai dengan Kantor Kecamatan. Tahapan-tahapan tersebut sering


(8)

memakan waktu yang cukup lama dan tidak hanya itu pada saat proses pendaftaran permohonan pembuatan KTP di Kantor Desa/ Kecamatan di Kabupaten Purwakarta.

Ada juga syarat perpanjang KTP Online yang bersifat Intern di antaranya, Pertama, mengisi formulir registrasi secara lengkap (Perpanjangan tidak akan diproses jika belum lengkap). Kedua, scan foto / menggunakan foto digital dalam format jpeg, Maksimal 200 KB. (Untuk tahun lahir ganjil menggunakan latar belakang merah, untuk tahun lahir genap menggunakan latar belakang biru). Ketiga, scan tanda tangan menggunakan latar belakang putih polos dalam bentuk format jpeg, maksimal 200 KB. Keempat, menyiapkan KTP yang sudah habis masa berlakunya untuk diambil oleh petugas pengantar KTP. Kelima, menyiapkan foto copy KK untuk diambil oleh petugas pengantar KTP. Keenam, mengisi nomor telepon / HP yang bisa dihubungi untuk konfirmasi lebih lanjut. Ketujuh, sebelum melakukan pendaftaran masyarakat harus sudah memiliki Kartu Keluarga (KK).

Sebelum KTP Online ada sering terlihat antrian panjang yang banyak di temukan jika pembuatan KTP dilaksanakan di Kecamatan. Hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab, serta dapat terjadinya pungutan liar dengan alasan untuk mempercepat proses pembuatan KTP, hal tersebut tentunya merugikan masyarakat banyak.

Pelayanan yang cepat diperlukan oleh masyarakat berarti bahwa setiap individu di berbagai negara dapat saling berkomunikasi secara langsung kepada siapapun yang dikehendaki tanpa dibutuhkan perantara (mediasi) apapun.


(9)

Kebutuhan masyarakat akan informasi dan pelayanan yang serba cepat dan mudah melalui teknologi digital menjadi suatu tuntutan, penerapan teknologi informasi pada lembaga pemerintahan dapat mempermudah akses antara pemerintah dengan pemerintah atau pemerintah dengan masyarakat.

KTP Online yang dilakukan secara terpadu, tertib dan berlanjut serta dikelola secara profesional dengan memanfaatkan dan memadukan unsur-unsur fungsional, saran dan prasarana baik secara intern maupun ekstern. Serta tidak hanya melalui komunikasi satu arah saja dimana pemerintah dapat mempublikasikan data dan informasi yang dimilikinya, akan tetapi juga komunikasi dua arah, yaitu masyarakat dapat menerima dari pemerintah dan memberikan informasi kepada pemerintah.

KTP Online yang di harapkan melayani masyarakat sesuai yang diharapkan secara cepat, tepat, akurat, relevan, mutakhir. Serta dapat dipercaya dan terpilih sesuai dengan kebutuhan pimpinan, pengelola dan pengguna di setiap tingkatan wilayah. Harapan ini untuk membawa Kabupaten Purwakarta ke arah yang lebih baik dar bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

Adapun pelayanan KTP Online ini masih mempunyai kendala yaitu masih ada daerah yang menemui kendala jaringan sehingga perangkat tidak bisa dioperasikan dan pelayanan pembuatan KTP Online gratis tidak maksimal. Karena Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta hanya menyediakan operator dan perangkat, kalau jaringan adalah urusan pihak Hubungan Antar Lembaga (Hubtarga) Setda Kabupaten Purwakarta yang sudah bekerja sama dan memberdayakan fasilitas yang ada yaitu Telkom dan Telkomsel.


(10)

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “ANALISIS KEBIJAKAN KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) ONLINE DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PURWAKARTA”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan latar belakang di atas, maka untuk mempermudah arah dan proses pembahasan, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perumusan masalah dalam analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta ?

2. Bagaimana peramalan kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta ?

3. Bagaimana rekomendasi kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta ?

4. Bagaimana pemantauan kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta ?

5. Bagaimana penilaian kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta ?


(11)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini yaitu untuk analisis kebijakan kartu tanda penduduk (KTP) Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perumusan masalah dalam analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta. 2. Untuk mengetahui peramalan kebijakan kolektif dalam analisis kebijakan

KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

3. Untuk mengetahui rekomendasi kebijakan di instansi terkait analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

4. Untuk mengetahui pemantauan kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta. 5. Untuk mengetahui penilaian kebijakan dalam analisis kebijakan KTP Online

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang pelaksanaan proses penelitian mulai dari pencarian masalah sampai dengan selesai dan juga sebagai ajang Analisis ilmu-ilmu


(12)

ataupun teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan. Banyak hal baru yang ditemukan dalam proses pelaksanaan penelitian sehingga menambah pengetahuan dan dapat secara langsung menerapkan dari berbagai teori yang dipelajari sangat idealis.

2. Secara teoritis, Penelitian yang dilaksanakan dapat berguna untuk ilmu pemerintahan sesuai program studi yang dipelajari di Universitas Komputer Indonesia. Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan ilmu bagi Pemerintahan serta dapat dijadikan bahan tinjauan awal untuk melakukan penelitian serupa di masa yang akan datang, yaitu dengan mengetahui gejala-gejala baik hambatan, tantangan, dan gangguan dalam proses pelaksanaan penelitian.

3. Secara praktis, penelitian yang dilakukan dengan cara pencarian data langsung ke sumber data yang bersangkutan, dapat memberikan kegunaan bagi instansi yaitu Pemerintah Kabupaten Purwakarta itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan ini, diharapkan para aparatur Pemerintah Kabupaten Purwakarta khususnya aparatur di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta dapat mengaplikasikan teori-teori yang sesuai dengan analisis kebijakan KTP Online serta dapat memberikan Penelitian yang dapat memberikan masukan-masukan yang diharapkan akan memberikan jalan keluar dari berbagai masalah yang dihadapi.


(13)

1.5 Kerangka Pemikiran

Suatu negara memerlukan adanya kebijakan untuk mengatur pemerintahan. Kebijakan yang dibuat pemerintah ditujukan untuk mengarahkan tindakan-tindakan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Menurut Joko Widodo definisi analisis di dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik melalui fakta-fakta yang berhubungan dengan setiap pengamatan yang diperoleh dan dicatat secara sistematis (Widodo, 2009:13).

Berdasarkan pengertian tersebut maka analisis merupakan suatu pemahaman dari suatu hal yang diperoleh melalui penyelidikan sehingga dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Pemerintah yang selalu mempunyai kebijakan dalam menjalankan kepentingan untuk kemajuan bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat Edi Suharto dalam bukunya Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik bahwa:

“Kebijakan adalah sebuah instrument pemerintahan, bukan saja dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula government yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik” (Suharto, 2008:03).

Berdasarkan pengertian konsep Analisis kebijakan tersebut memberikan keterangan bahwa kebijakan yang ada dengan dasar yang kuat, dalam proses implementasinya haruslah memiliki arah tujuan yang benar-benar jelas, hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang ada.

Proses analisis kebijakan yang dikemukakan oleh William N. Dunn dalam bukunya yang berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik adalah : “suatu aktivitas intelektual yang praktis yang di tujukan untuk menciptakan secara kritis


(14)

menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan dalam proses kebijakan” (Dunn, 1998:44).

Berdasarkan pengertian di atas maka analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan dan dalam proses pembuatan kebijakan. Analis kebijakan meneliti sebab, akibat, kinerja dan program publik. Analisis tersebut sangat diperlukan dalam praktek pengambilan keputusan di sektor publik, dan karenanya dibutuhkan oleh para politisi, konsultan, dan pengabilan keputusan oleh pemerintah.

Karakter dari kebijakan publik yang dikemukakan oleh Riant Nugroho dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi adalah : “Cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya yaitu dengan langsung mempraktekkan dalam bentuk program-program atau melalui formasi kebijakan turunan dari kebijakan publik tersebut”(Nugroho, 2004:158).

Berdasarkan pengertian karakter analisis kebijakan tersebut memberikan keterangan bahwa analisis kebijakan yang ada dengan dasar yang kuat, dalam proses analisisnya haruslah memiliki arah tujuan yang benar-benar jelas, hal tersebut tidak lain untuk kebijakan publik terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi sebagai Sifat dari masalah-masalah itu sendiri berpengaruh terhadap analisis program-program yang didesain untuk memecahkan masalah tersebut dengan berbagai cara, diantaranya yang dikemukakan oleh William N. Dunn (1998:25) dalam bukunya Pengantar Analisis Kebijakan Publik yang mengajukan Lima faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu analisis kebijakan tersebut adalah :


(15)

1. Perumusan Masalah Kebijakan, yaitu dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda. Perumusan Masalah Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Analisis Batas, yaitu memperkirakan apakah sistem formulasi masalah individual yang kita sebut metaproblem relatif lengkap.

b. Analisis Klasifikasi, yaitu teknik untuk memperjelas konsep-konsep yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan kondisi permasalahan.

c. Analisis Hirarki, yaitu teknik untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah.

d. Synecties, yaitu suatu metode yang diciptakan untuk mengenali masalah-masalah yang bersifat analog.

e. Brainstorming, yaitu metode untuk menghasilkan ide-ide dan tujuan yang membantu untuk mengidentifikasi masalah.

f. Analisis perspektif berganda, yaitu metode untuk memperoleh pandangan yang lebih banyak mengenai masalah-masalah dan peluang pemecahan secara sistematis.

g. Analisis asumsi, yaitu teknik yang bertujuan mensintesiskan secara kreatif asumsi-asumsi yang bertentangan dengan masalah kebijakan. h. Pemetaan argumentasi, yaitu teknik yang menggabungakan

pendapat-pendapat dengan informasi bebijakan yang sama, akan menghasilkan pengetahuan yang bertentangan.

Berdasarkan perumusan masalah kebijakan tersebut memberikan beberapa indikator yang bisa memudahkan dengan menambah pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah kebijakan.

2. Peramalan Kebijakan, yaitu meyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari di ambilnya alternatif. Peramalan Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Proyeksi, yaitu ramalan yang didasarkan kecenderungan masa lalu maupun masa kini ke masa depan dan dapat diperkuat dengan pendapat-pendapat para otoritas.


(16)

c. Perkiraan, ramalan yang didasarkan pada penilaian informasi atau penilaian pakar tentang situasi masyarakat masa depan.

Berdasarkan Peramalan Kebijakan tersebut memberikan beberapa indikator yang bisa memudahkan dengan meyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari di ambilnya alternatif.

3. Rekomendasi Kebijakan, yaitu membuahkan pengetahuan yang relevan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan. Rekomendasi Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Pengambilan Keputusan Tunggal, yaitu pilihan yang harus dibuat oleh satu orang saja, yang dapat mempengaruhi orang banyak.

b. Kepastian, yaitu hasil pilihan yang harus diketahui dengan pasti. c. Kecepatan, yaitu hasil tindakan harus segera terjadi.

Berdasarkan Rekomendasi Kebijakan tersebut memberikan beberapa indikator yang bisa memudahkan dengan membuahkan pengetahuan yang relevan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan.

4. Pemantauan Kebijakan, yaitu menyediakan pengetahuan yang diambil dari kebijakan sebelumnya. Pemantauan Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Kepatuhan, yaitu untuk menetukan apakah tindakan para aparatur sesuai standar dan prosedur yang dibuat oleh legislator.

b. Pemeriksaan, yaitu membantu menentukan apakah sumberdaya dan pelayanan yang dimaksudkan untuk kelompok sasaran.

c. Akuntansi, monitoring menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk melakukan akuntansi atas perubahan sosial dan ekonomi.

d. Ekplanasi, yaitu pemantauan juga menghimpun informasi yang dapat menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakan publik dan program berbeda.


(17)

Berdasarkan Pemantauan Kebijakan tersebut memberikan beberapa indikator yang bisa memudahkan dengan menyediakan pengetahuan yang diambil dari kebijakan sebelumnya.

5. Penilaian Kebijakan, yaitu membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang benar-benar yang dihasilkan.

a. Evaluasi Semu, yaitu menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan.

b. Evaluasi Formal, yaitu menghasilkan informasi valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar program kebijakan.

(Dunn, 1998:25).

Berdasarkan Lima faktor analisis kebijakan di atas maka, analisis kebijakan terdiri dari beberapa tahapan dan metode yang dilaksanakan. Bermanfaat bagi analis sebagai pedoman utama dalam menghasilkan atau mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

E-Government merupakan suatu kemajuan pemerintah dalam program-program yang utama saat ini. Menurut Oliver Wendell Holmes dalam bukunya Sains & Teknologi Jilid 2menjelaskan pengertiannya yaitu :“Kegunaan Teknologi Informasi untuk memberikan pelayanan kepada publik dengan lebih nyaman dan

secara keseluruhan merupakan cara yang lebih baik dari sebelumnya”(Holmes, 2000:2).

Definisi tersebut mengatakan bahwa E-Government adalah pelayanan yang sudah mengalami pemprosesan dimana yang sebelumnya belum dapat dimanfaatkan secara langsung mengalami proses pengolahan dapat mengefisienkan biaya, hal tersebut dapat dimanfaatkan dan menjadi informasi yang berguna.


(18)

Melengkapi teori tersebut yang di uraikan mengenai pengertian sistem, data dan informasi, melengkapi pandangan tersebut, maka diuraikan mengenai sistem, data dan informasi, M. Khoirul Anwar dalam buku SIMDA: Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan Di Era Otonomi Daerah menjelaskan

pengertian sistem, sistem adalah “seperangkat komponen yang saling

berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan”(Anwar, 2004:4). Dimana satu dengan yang lain saling mendukung untuk terlaksananya sistem tersebut sehingga menjelaskan bahwa sistem yang ada tidak dapat berdiri sendiri dimana dalam sistem harus ada keterkaitan yang menjadi pengikat sistem itu sendiri.

Pendapat yang dikemukakan diatas dapat dikatakan bahwa sistem merupakan komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan. Bedasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diketahui bahwa sistem itu merupakan suatu kesatuan rangkaian kerja yang dapat menghasilkan sesuatu dari hasil rangkaian-rangkaian tersebut. Sesuatu yang dihasilkan oleh rangkaian-rangkaian tersebut tidak lain adalah data.

Merencanakan dan menganalisa perancangan suatu sistem terlebih dahulu harus mengatahui lebih dahulu mengenai komponen-komponen yang ada dalam 10 sistem tersebut baik itu tentang data dan informasi. Keterkaitan data dan informasi sangatlah erat sebagaimana hubungannya antara sebab dan akibat. Dikatakan bahwa data merupkan bentuk dasar dari sebuah informasi, sedangkan informasi merupkanan elemen yang dihasilkan dari suatu bentuk pengelohan data.


(19)

yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan

datang”(Davis, 2002:28).

Definisi tersebut mengatakan bahwa informasi yang ada adalah data yang sudah mengalami pemprosesan dimana yang sebelumnya belum dapat dimanfaatkan secara langsung akan tetapi setelah mengalami proses pengolahan, data tersebut dapat dimanfaatkan dan menjadi informasi yang berguna.

Hal ini akan memudahkan dalam perencanaan dan pengembilan keputusan sebagaimana dikemukakan oleh Ladjamudin dalam bukunya: Analisis dan desain Sistem Informasi, bahwa: sistem informasi merupakan “sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat pelaksanaan akan memberi informasi bagi pengambil keputusan dan/ atau untuk mengendalikan organisasi”(Ladjamudin, 2002:13). Dengan demikian suatu organisasi mendukung kegiatan yang ada dengan perencanaan dan dan ketepatan waktu sebagaimana yang dijelaskan diatas.

Suatu informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya, dan suatu informasi mengambarkan 13 kejadian-kejadian nyata yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan. Pengolahan data secara elektronik merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi dengan menggunakan komputer yang mencakup pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan dan pengawasan hasil pengolahan tersebut. Mc Leod suatu informasi berkualitas harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang


(20)

dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut dianggap.

b. Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi. c. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang

dibutuhkan, kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

d. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya

informasi tentang penjualan” (Mc Leod, 2001:61).

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka peneliti menyusun definisi operasional sebagai berikut :

1. Analisis kebijakan adalah merupakan suatu aktivitas intelektual yang praktis yang di tujukan untuk menciptakan secara kritis menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan dalam proses kebijakan. 2. KTP Online adalah sistem yang terintegrasi untuk memberikan pelayanan

berupa data kependudukan di tiap Kecamatan dan Desa yang berdasarkan ICT.

3. Analisis kebijakan KTP Online adalah suatu aktivitas intelektual dalam proses kebijakan diterapkan pada prakteknya bukan sekedar teori yang dilakukan melalui sistem yang terintegrasi untuk memberikan pelayanan berupa data kependudukan secara Online.

Adapun metode-metode dalam Analisis kebijakan KTP Online di Kabupaten Purwakarta yaitu :

1. Perumusan Masalah Kebijakan adalah teknik yang dapat menambah pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan


(21)

asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan pelaksanaan KTP Online melalui penyusunan agenda. Perumusan Kebijakan ini terdiri dari metode-metode yaitu : a. Analisis Batas adalah suatu teknik untuk memperkirakan apakah

sistem formulasi dalam pelaksanaan KTP Online terdapat masalah individual yang kita sebut metaproblem relatif lengkap. b. Analisis Klasifikasi adalah suatu teknik untuk memperjelas

konsep-konsep yang digunakan dalam KTP Online KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan kondisi permasalahan.

c. Analisis Hirarki adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin ada dari suatu masalah pada KTP Online KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

d. Synecties adalah suatu teknik yang diciptakan untuk mengenali masalah-masalah yang bersifat analog yang terdapat dalam KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

e. Brainstorming adalah suatu tenik untuk menghasilkan ide-ide dan tujuan yang membantu pelaksanaan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta untuk mengidentifikasi masalah.


(22)

f. Analisis perspektif berganda adalah suatu metode dimana untuk memperoleh pandangan yang lebih banyak mengenai KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta terhadap masalah-masalah dan peluang pemecahan secara sistematis.

g. Analisis asumsi adalah suatu teknik yang bertujuan mensintesiskan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta secara kreatif asumsi-asumsi yang bertentangan dengan masalah kebijakan.

h. Pemetaan argumentasi adalah suatu teknik yang menggabungkan pendapat-pendapat dengan informasi kebijakan yang sama terhadap KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta, akan menghasilkan pengetahuan yang bertentangan.

2. Peramalan Kebijakan adalah suatu teknik yang meyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang pelaksanaan KTP Online serta masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari di ambilnya alternatif. Ramalan mempunyai tiga bentuk utama yaitu :

a. Proyeksi adalah suatu teknik ramalan yang didasarkan atas kecenderungan masa lalu tentang pembuatan KTP, masa kini ke masa depan yang telah menggunakan KTP Online di Dinas


(23)

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta dan dapat diperkuat dengan pendapat-pendapat para otoritas.

b. Prediksi adalah suatu teknik ramalan yang berdasarkan pada asumsi teoretik yang tegas terhadap pelaksanaan KTP Online oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

c. Perkiraan adalah suatu teknik yang didasarkan pada penilaian informasi atau penilaian pakar tentang situasi masyarakat masa depan yang telah menggunakan KTP Online di Kabupaten Purwakarta.

3. Rekomendasi Kebijakan adalah suatu teknik untuk menambah pengetahuan yang relevan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari pelaksanaan KTP Online dan berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan. Rekomendasi ada beberapa model pilihan yaitu :

a. Pengambilan Keputusan Tunggal adalah suatu teknik pilihan yang harus dibuat oleh satu orang saja, dan dapat mempengaruhi orang banyak terhadap berjalannya KTP Online di Kabupaten Purwakarta. b. Kepastian adalah suatu teknik hasil KTP Online di Kabupaten

Purwakarta menjadi pilihan yang harus diketahui dengan pasti. c. Kecepatan adalah suatu sikap dalam bertindak untuk mengetahui

hasil KTP Online di Kabupaten Purwakarta tindakan harus segera terjadi.


(24)

4. Pemantauan Kebijakan adalah suatu kegiatan penyediaan pengetahuan yang diambil dari kebijakan pelaksanaan KTP Online sebelumnya. Pemantauan setidaknya memainkan empat fungsi dalam analisis kebijakan yaitu :

a. Kepatuhan adalah suatu sikap dimana akan untuk menentukan apakah tindakan para aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta sesuai standar dan prosedur yang dibuat oleh legislator.

b. Pemeriksaan adalah suatu kegiatan dimana akan membantu menentukan apakah sumberdaya dan pelayanan KTP Online di Kabupaten Purwakarta yang dimaksudkan untuk kelompok sasaran. c. Akuntansi adalah suatu kegiatan monitoring dimana akan

menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk melakukan akuntansi atas perubahan sosial dan ekonomi setelah diterapkannya KTP Online di Kabupaten Purwakarta.

d. Ekplanasi adalah suatu kegiatan pemantauan untuk mengumpulkan informasi tentang KTP Online di Kabupaten Purwakarta serta dapat menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakan publik dan program berbeda.

5. Penilaian Kebijakan adalah suatu teknik dimana akan membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan pelaksanaan KTP Online tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan


(25)

dengan yang benar-benar yang dihasilkan. Ada dua pendekatan dalam Penilaian Kebijakan.

a. Evaluasi Semu adalah suatu hasil penilaian kebijakan dimana akan menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan penerapan KTP Online.

b. Evaluasi Formal adalah suatu teknik dimana akan menghasilkan informasi valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan KTP Online di Kabupaten Purwakarta tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar program kebijakan.

Berdasarkan pada teori, konsep, definisi operasional dan indikator-indikator di atas, peneliti membuat model kerangka pemikiran sebagai berikut :


(26)

Hasil

Terealisasinya harapan pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam melaksanakan E-government melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam pelaksanaan KTP Online dengan baik dan benar, serta bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Purwakarta.

1. Perumusan Masalah

Kebijakan

a. Analisis Batas b. Analisis Klasifikasi c. Analisis Hirarki

d. Synecties

e. Brainstorming

f. Analisis perspektif

berganda

g. Analisis asumsi

h. Pemetaan

argumentasi

Kartu Tanda Penduduk (KTP) Online

Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

3. Rekomendasi Kebijakan a. Pengambilan keputusan tunggal b. Kepastian c. Kecepatan 2. Peramalan Kebijakan a. Proyeksi b. Prediksi c. Perkiraan 4. Pemantauan Kebijakan a. Kepatuhan b. Pemeriksaan c. Akuntansi d. Ekspanasi 5. Penilaian Kebijakan a. Evaluasi semu b. Evaluasi formal Gambar 1.1

Model Kerangka Pemikiran

Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan


(27)

1.6 Metode Penelitian

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif karena untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu hal yang kemudian diklasifikasikan sehingga dapat diambil satu kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat lebih mempermudah dalam melakukan penelitian dan pengamatan, dengan begitu dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.

Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antar dua gejala atau lebih (Soehartono, 2002:35).

Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, karena pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Menurut Sofian Effendi metode penelitian kualitatif adalah:

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna (Effendi, 2005:9).

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu. Hal ini berhubungan antar dua gejala atau lebih yang terdapat pada objek yang diteliti.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai peneliti dalam penelitian skripsi ini ada tiga yaitu :


(28)

1. Observasi non partisipan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara peneliti berada di luar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, sehingga peneliti dapat lebih mudah mengamati tentang data dan informasi yang diharapkan. Peneliti dalam melakukan penelitian mengenai analisis kebiajakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

2. Wawancara yaitu cara memperoleh informasi melalui komunikasi percakapan yang dilakukan saling berhadapan ataupun bisa melalui telepon. Peneliti mewawancarai aparatur yang berada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta, dengan cara melakukan tanya jawab kepada aparatur, yang mengetahui dan untuk memahami lebih jauh analisis kebiajakan KTP online di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

3. Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari dan mencari buku-buku mengenai pegangan yang berhubungan dengan implementasi kebijakan E-Government melalui KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

4. Dokumentasi yaitu mencari data menganai hal-hal atau variabel yang berupa dokumen kebijakan-kebijakan yang terkait dengan KTP Online. Metode ini dimaksudkan untuk mempelajari dan mengkaji secara mendalam data-data mengenai analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.


(29)

1.6.3 Teknis Analisa Data

Teknik analisa data yang sesuai dengan penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Rahardjo Nasution dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif: Berbagai Alternatif

Pendekatan dapat diartikan sebagai berikut: “mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”(Nasution, 2003:5). Teknik analisa data yang sesuai dengan penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif.

Secara operasional teknik analisis data yang dilakukan melalui beberapa tahapan sebagaimana model teknis analisis data yang dikemukakan buku yang berjudul Analisis Data Kualitatif: sumber tentang metode-metode baru.

1. Data Reduction (reduksi data) sebagai proses pemilihan, penyerderhanaan klasifikasi data kasar dari hasil penggunaan teknik dan alat pengumpulan data dilapangan, reduksi data sesudah dilakukan semenjak pengumpulan data.

2. Data Display (penyajian data) merupakan suatu upaya penyusunan sekumpulan informasi menjadi pernyataan. Data kualitatif disajikan dalam bentuk teks yang pada mulanya terpencar dan terpisah menurut sumber informasi dan pada saat diperolehnya informasi tersebut. Kemudian data diklasifikasikan menurut pokok-pokok permasalahan yang diantara lain terkait dengan pelaksanaan program Peningkatkan pemberdayaan masyarakat.

3. Conclusion Verivication (penarik kesimpulan) yaitu berdasarkan reduksi interpretasi dan penyajian data yang telah dilakukan pada setiap tahap sebelumnya selaras dengan mekanisme logika pemikiran induktif, maka penarikan kesimpulan akan bertolak dengan hal-hal yang khusus (spesific) sampai kepada rumusan kesimpulan yang sifatnya umum (general)

(Miles dan Huberman 1992:15-20).

Pengertian analisis data tersebut menurut Miles dan Huberman dalam bukunya yang berjudul Analisis Data Kualitatif: adalah satu data yang harus


(30)

dianalisis setelah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan lapangan. Data yang di analisis oleh peneliti adalah data kualitatif.

1.6.2 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive (pengambilan informan berdasarkan tujuan). Teknik dalam penentuan informan ini adalah siapa yang akan diambil sebagai anggota informan diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Menurut Masri Singarimbuan, teknik pengambilan sampel purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian. Sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti (Singarimbuan, 1995:26).

Penentuan informan dalam penelitian ini berdasarkan objek yang diteliti dan berdasarkan keterkaitan informan tersebut dengan penelitian. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan yang berkaitan dengan Analisis Kebijakan KTP Online Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta, yang terdiri dari :

1. Dua orang Staf Bagian informasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Purwakarta. Beliau adalah orang yang mengetahui tentang analisis kebijakan E-Government melalui KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

2. Satu orang Staf Bidang Informasi dan Analisis Hubungan Antar Lembaga (HUBTARGA) Setda Kabupaten Purwakarta sebagai orang yang mengetahui


(31)

tentang analisis kebijakan, pelaksana dalam KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

3. Tiga orang Staf Sub Bagian Hukum dan Kepegawaian di Dinas Kependudukan dan Percatatan Sipil Kabupaten Purwakarta yang mengetahui tentang analisis kebijakan KTP Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta.

4. Dua orang Masyarakat yang terdiri dari pelaksana program baik pemerintah maupun pihak pelaksanan yang ditunjuk di Kabupaten Purwakarta.

5. Satu Staf Bagian Informasi di Diskominfo Kabupaten Purwakarta sebagai pakar ICT yang ikut merumuskan kebijakan penerapan KTP Online di Kabupaten Purwakarta.


(32)

1.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Jl. Mr. Dr. Kusumahatmaja No. 8 Telp. (0264) 200640 dan Diskominfo Kabupaten Purwakarta. Waktu penelitian dimulai dari Bulan Maret 2011 sampai Juli 2011 yang diawali dengan pembuatan usulan penelitian skripsi, penyusunan laporan penelitian sampai penggandaan skripsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut :


(33)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

waktu

Kegiatan

Tahun 2011

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags

Studi Pustaka Pendahuluan

Pengajuan Judul Penelitian Bimbingan Usulan Penelitian Seminar Usulan Penelitian Pengajuan surat ke tempat penelitian

Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan data

- Observasi - Wawancara - Dokumentasi

Pengolahan Data & Analisis Data

Penulisan Skripsi Sidang Skripsi


(34)

31 2.1 Kebijakan Publik

Pemerintah yang selalu mempunyai kebijakan dalam menjalankan kepentingan untuk kemajuan bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat Edi Suharto dalam bukunya Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik bahwa:

“Kebijakan adalah sebuah instrument pemerintahan, bukan saja dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula government

yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik” (Suharto, 2008:03).

Berdasarkan pengertian konsep Analisis kebijakan tersebut memberikan keterangan bahwa kebijakan yang ada dengan dasar yang kuat, dari sisi goverment yang lebih diperhatikan karena sebagai pengelola program pemerintahan. Hal ini karena dalam proses implementasinya haruslah memiliki arah tujuan yang benar-benar jelas, hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang ada.

Karakter dari kebijakan publik yang dikemukakan oleh Riant Nugroho dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi adalah : “Suatu cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya yaitu dengan langsung mempraktekkan dalam bentuk program-program atau

melalui formasi kebijakan turunan dari kebijakan publik tersebut”(Nugroho,


(35)

Berdasarkan pengertian di atas maka kebijakan menurut karakternya adalah langsung mempraktekkan dalam bentuk program-program dalam proses pembuatan kebijakan. Analis kebijakan meneliti sebab, akibat, kinerja dan program publik. Kebijakan tersebut sangat diperlukan dalam praktek pengambilan keputusan di sektor publik, dan karenanya dibutuhkan oleh para politisi, konsultan, dan pengabilan keputusan oleh pemerintah. Program-program yang dilakukan oleh pemerintah senantiasa bisa berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan bisa memajukan daerahnya dalam mengahadapi kemajuan masa yang akan datang

Kebijakan diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Menurut Fredrickson dan Hart kebijakan adalah:

“Suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu sambil mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan / mewujudkan sasaran yang diinginkan” (Fredrickson dan Hart, 2003:12).

Berdasarkan pengertian kebijakan tersebut memberikan keterangan bahwa kebijakan yang lebih mengarah ke tujuan, adanya hambatan-hambatan dan mewujudkan sasaran yang diinginkan dalam proses pelaksanaannya. Hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang ada. Masyarakat adalah sebagai sasaran utama dalam kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, suatu pencapaian paling tinggi dalam pemerintahan yaitu suksesnya kebijakan yang di keluarkan pemerintah yang bisa berjalan dengan baik.


(36)

Kebijakan diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Menurut Magill kebijakan adalah:

“Suatu usaha meliputi semua kebijakan ekonomi, transportasi , komunikasi, pertahanan keamanan (militer), serta fasilitas-fasilitas umum lainnya (air bersih, listrik).Kebijakan sosial merupkaan satu tipe kebijakan publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial” (Magill, 1999: 10).

Berdasarkan pengertian kebijakan tersebut memberikan keterangan bahwa kebijakan yang lebih mengarah kepada berbagai bidang yang diperhatikan dan memiliki tujuan. Adanya tipe-tipe dari kebijakan tersebut maka beragam kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam mengembangkan daerahnya untuk lebih maju. Hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang ada.

Adapun menurut Hessel Nogi S. Tangkilisan kebijakan merupakan aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat (Tangkilisan, 2003:2). Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan merupakan tindakan-tindakan atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah, dimana tindakan atau keputusan dimaksud memiliki pengaruh terhadap masyarakatnya.

Kebijakan sebenarnya telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, istilah kebijakan seringkali disamakan dengan istilah kebijaksanaan. Jika diuraikan terdapat perbedaan antara kebijakan dengan kebijaksanaan. Adapun pengertian kebijaksanaan lebih ditekankan kepada pertimbangan dan kearifan


(37)

seseorang yang berkaitan dengan dengan aturan-aturan yang ada. Sedangkan kebijakan mencakup seluruh bagian aturan-aturan yang ada termasuk konteks politik, karena pada dasarnya proses pembuatan kebijakan sesungguhnya merupakan suatu proses politik. Menurut M. Irafan Islamy berpendapat bahwa:

“Kebijaksanaan memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih jauh lagi (lebih menekankan kepada kearifan seseorang), sedangkan kebijakan mencakup aturan-aturan yang ada di dalamnya sehingga policy lebih tepat diartikan sebagai kebijakan, sedangkan kebijaksanaan merupakan pengertian dari kata wisdom” (Islamy, 1997:5).

Berdasarkan pendapat tersebut, kebijakan pada dasarnya suatu tindakan yang mengarah kepada tujuan tertentu dan bukan hanya sekedar keputusan untuk melakukan sesuatu. Kebijakan seyogyanya diarahkan pada apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan oleh pemerintah. Hal ini merupakan suatu proses kebijakan pemerintah melalui berbagai pertimbangan-pertimbangan demi berjalannya program pemerintah yang telah ditetapkan.

Menurut Brian W. Hogwood and Lewis A. Gunn secara umum proses kebijakan dikelompokan menjadi tiga, yaitu:

1. Proses pembuatan kebijakan merupakan kegiatan perumusan hingga dibuatnya suatu kebijakan.

2. Proses implementasi merupakan pelaksanaan kebijakan yang sudah dirumuskan.

3. Proses evaluasi kebijakan merupakan proses mengkaji kembali implementasi yang sudah dilaksanakan atau dengan kata lain mencari jawaban apa yang terjadi akibat implementasi kebijakan tertentu dan membahas antara cara yang digunakan dengan hasil yang dicapai (Hogwood and Gunn, 2003:5).

Berdasarkan pengertian kebijakan secara umum tersebut maka kebijakan terdiri dari proses pembuatan kebijakan, implementasi, evaluasi yang merupakan


(38)

proses mengkaji kembali implementasi yang sudah dilaksanakan. Maka dengan kata lain mencari jawaban apa yang terjadi akibat implementasi kebijakan tertentu, hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang ada. Adanya suatu kebijakan oleh pemerintahan yaitu berbagai proses dalam melakukan atau menjalankan suatu program pemerintah yang sedang berjalan maupun yang belum berjalan

Pemerintah yang selalu mempunyai kebijakan dalam menjalankan kepentingan untuk kemajuan bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat Marshall dalam bukunya Implementasi Kebijakan Publik bahwa : “Kebijakan adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tindakan yang memiliki dampak yang langsung terhadap kesejahteraan warga negara melalui penyediaan pelayanan sosial atau bantuan keuangan”( Marshall, 2003:21).

Menurut pendapat tersebut, kebijakan pada dasarnya suatu tindakan yang mengarah kepada tindakan yang memiliki dampak yang langsung terhadap kesejahteraan warga negara. Kebijakan seyogyanya diarahkan melalui penyediaan pelayanan sosial atau bantuan keuangan. Pemerintah dalam hal ini sangat berperan penting untuk menentukan kebijakan yang akan di laksanakan dan yang sesuai dengan potensi daerahnya.

Adapun kebijakan publik yang berdasarkan peningkatan kualitas pelayanan kemasyarakatan dan sumberdaya manusia menurut Dalton dan Smith kebijakan adalah :

“In short, social policy refers to what governments do when they attempt to improve the quality of people’s live by providing a range of income support, community services and support programs”. Yang berarti, Kebijakan Public secara singkat menunjuk pada apa yang


(39)

dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pemberian beragam tunjangan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan dan program-program tunjangan sosial lainnya (Dalton dan Smith, 2006:4).

Berdasarkan pendapat tersebut, kebijakan pada dasarnya suatu tindakan yang mengarah kepada pemberian beragam tunjangan pendapatan serta pelayanan terhadap masyarakat dan program-program tunjangan sosial lainnya. Kebijakan ini diarahkan melalui penyediaan pelayanan sosial atau bantuan keuangan. Pemerintah dalam hal ini sangat berperan penting untuk mengatur dan mengetahui kebutuhan masyarakat secara nyata.

Adanya suatu kebijakan dalam meneliti kekurangan apa yang terjadi dalam suatu program pemerintah. Menurut Woll terdapat tingkatan pengaruh dalam pelaksanaan kebijakan yaitu :

1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan dari tindakan pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi kehidupan rakyat.

2. Adanya output kebijakan dimana kebijakan yang diterapkan untuk melakukan pengaturan/penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan rakyat.

3. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang mempengaruhi masyarakat

(Woll, 2003:2).

Berdasarkan pengertian kebijakan sesuai pengaruh dalam pelaksanaannya yaitu memilih kebijakan atau keputusan dari pemerintah, melihat penganggaran pada program kerja pemerintah dan melihat dampak yang akan terjadi atas adanya kebijakan tersebut, hal tersebut tidak lain untuk memudahkan pelaksanaan kebijakan yang ada. Adanya dampak suatu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu berhasilnya suatu program yang diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat.


(40)

2.2 Analisis Kebijakan

Suatu negara memerlukan adanya kebijakan untuk mengatur pemerintahan. Kebijakan yang dibuat pemerintah ditujukan untuk mengarahkan tindakan-tindakan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Menurut Joko Widodo definisi analisis di dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik melalui fakta-fakta yang berhubungan dengan setiap pengamatan yang diperoleh dan dicatat secara sistematis (Widodo, 2009:13).

Berdasarkan pengertian tersebut maka analisis merupakan suatu pemahaman dari suatu hal yang diperoleh melalui penyelidikan sehingga dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Proses analisis kebijakan yang dikemukakan oleh William N. Dunn dalam bukunya yang berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik adalah : “suatu aktivitas intelektual yang praktis yang di tujukan untuk menciptakan secara kritis menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan dalam proses

kebijakan” (Dunn, 1998:44).

Berdasarkan pengertian di atas maka analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan dan dalam proses pembuatan kebijakan. Analis kebijakan meneliti sebab, akibat, kinerja dan program publik. Analisis tersebut sangat diperlukan dalam praktek pengambilan keputusan di sektor publik, dan karenanya dibutuhkan oleh para politisi, konsultan, dan pengabilan keputusan oleh pemerintah.


(41)

Suatu analisis yang dilihat dari sisi mekanisme dan substantif, analisis dapat dilihat dari berbagai perspektif. Subagyo Halim menjelaskan analisis dapat di lihat dari :

1. Secara Mekanis, dalam tahapan analisis akan terjadi:

a) Perubahan angka dan catatan hasil pengumpulan data jadi informasi yang lebih mudah dipahami.

b) Penggunaan alat analisis yang bermanfaat untuk membuktikan hipotesis ataupun pendeskripsian variabel riset secara benar, bukan kebetulan saja.

c) Penginterprestasian berbagai informasi dalam kerangka yang lebih luas, atau inferensi ke populasi, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

2. Secara Substantif, dalam tahapan analisis dilakukan proses :

a) Membandingkan dan mengetes teori atau konsep dengan informasi yang ditemukan.

b) Mencari dan menentukan konsep baru dari data yang dikumpulkan. c) Mencari penjelasan apakah konsep baru itu berlaku umum, atau

baru terjadi bila ada kondisi tertentu (Halim, 2002:35).

Berdasarkan sisi mekanisme dan substantif diatas maka adanya persepektif analisis baik dilihat secara mekanis atau substantif, maka akan lebih memudahkan dalam menganalisis kebijakan yang dilakukan para penelaah. Selain itu, kita dapat menentukan dari sisi mana kita akan menganalisis.

Analisis merupakan aktivitas untuk menciptakan pengetahuan. Analisis diperlukan untuk mengetahui kekurangan apa saja yang dihadapi dalam suatu aktivitas. Adapun terdapat beberapa macam analisis sesuai dengan kegunaannya, yaitu :

1. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah analisis yang dimulai dengan cara memperhatikan instansi itu sendiri dari waktu ke waktu.


(42)

2. Analisis Kekuatan Relatif

Analisis Kekuatan Relatif adalah analisis yang berupaya mengidentifikasikan masalah yang memiliki kekuatan relative terhadap masalah lain.

3. Analisis Fundamental

Analisis Fundamental adalah suatu sekuritas memiliki nilai intrinsic tertentu (nilai tingkah laku) nilai intrinstik.

Suatu sekuritas ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, faktor tersebut data dari instansi. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu sekuritas dengan tingkah laku pegawai guna menentukan apakah sudah dapat diterapkan atau belum. Analisis ini akan memahami dan akhirnya mengevaluasi kinerja pegawai yang diterapkan.

4. Analisis Instansi Individual

Analisis Instansi Individual adalah analisis yang dilakukan dengan mengamati kinerja fungsi-fungsi instansi dan kepemimpinan para pegawai. Analisis itu akan mengetahui perkembangan dan kondisi kerja pegawai.

(Halim,2002:40).

Berdasarkan pengertian diatas tersebut maka analisis merupakan suatu pemahaman dari suatu hal yang diperoleh melalui langkah-langkah analisis sehingga dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya. Demikian dengan adanya


(43)

beberapa macam analisis diatas maka akan dapat diketahui apakah tujuan analisis tersebut.

Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty ( 2002:52 ), kata

analisis dapat diartikan sebagai berikut :“penguraian suatu pokok atas berbagai

bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan menurut Syahrul dan Mohammad Ardi Nizar (200:48)” kemudian yang dimaksud

menganalisis adalah:“melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akutansi dan alasan–alasan yang memungkinkan

tentang perbedaan yang muncul.”

Berdasarkan pengertian diatas yaitu pemahaman pada penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat bahwa analisis merupakan kegiatan memperhatikan, mengatasi dan memecahkan sesuatu (mencari jalan keluar) yang dilakukan seseorang.

Berbagai cara dalam menciptakan pengetahuan tentang proses pembuatan kebijakan, analisis kebijakan meneliti sebab akibat, dan kinerja serta program kebijakan. Menurut Hessel Nogi S. Tangkilisan analisis kebijakan adalah penentuan alternatif dari kebijakan yang mampu memberikan jalan keluar dari berbagai macam alternatif kebijakan (Tangkilisan, 2003:1). Adapun analisis kebijakan menurut Budi Winarno berhubungan dengan penyelidikan dan deskripsi sebab akibat dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan (Winarno, 2005:27).

Dari dua definisi analisis kebijakan di atas bahwa analisis kebijakan merupakan suatu pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian atau


(44)

penyelidikan sebuah sebab akibat dari suatu kebijakan yang mampu memberikan jalan keluar dari berbagai macam alternatif program serta kinerja kebijakan.

Adapun hal yang menjadi pokok dalam analisis kebijakan, kita dapat menganalisis pembentukan, substansi dan dampak dari kebijakan-kebijakan tertentu. Analisis kebijakan dapat dilakukan tanpa mempunyai kecenderungan untuk menyetujui atau menolak kebijakan-kebijakan yang ada sebelum keputusan terjadi. Pada dasarnya terdapat tiga hal pokok dalam menganalisis kebijakan yaitu:

1. Fokus utama adalah mengenai penjelasan / anjuran kebijakan yang pantas

2. Sebab-sebab dan konsekunsi dari kebijakan diselidiki dengan menggunakan metodologi ilmiah

3. Analisis dilakukan dalam rangka mengembangkan teori-teori umum yang dapat diandalkan kebijakan-kebijakan dan pembentukannya. Sehingga dapat diterapkan kepada lembaga dan bidang kebijakan yang berbeda.

(Tangkilisan, 2003:3).

Berdasarkan hal pokok dalam menganalisis kebijakan yaitu pemahaman yang pantas terhadap apa yang menjadi sebuah kebijakan, serta mengembangkan teori-teori umum yang dapat diandalkan kebijakan-kebijakan dan pembentukannya. Sehingga dapat diterapkan kepada lembaga dan bidang kebijakan yang tidak sama.

Analisis kebijakan adalah aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan dalam proses pembuatan kebijakan. diantaranya yang dikemukakan oleh William N. Dunn (1998:25) dalam bukunya Pengantar Analisis Kebijakan Publik yang mengajukan Lima faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu analisis kebijakan tersebut adalah:


(45)

1. Perumusan Masalah Kebijakan, yaitu dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda. Perumusan Masalah Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Analisis Batas, yaitu memperkirakan apakah sistem formulasi masalah individual yang kita sebut metaproblem relatif lengkap.

b. Analisis Klasifikasi, yaitu teknik untuk memperjelas konsep-konsep yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan kondisi permasalahan.

c. Analisis Hirarki, yaitu teknik untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah.

d. Synecties, yaitu suatu metode yang diciptakan untuk mengenali masalah-masalah yang bersifat analog.

e. Brainstorming, yaitu metode untuk menghasilkan ide-ide dan tujuan yang membantu untuk mengidentifikasi masalah.

f. Analisis perspektif berganda, yaitu metode untuk memperoleh pandangan yang lebih banyak mengenai masalah-masalah dan peluang pemecahan secara sistematis.

g. Analisis asumsi, yaitu teknik yang bertujuan mensintesiskan secara kreatif asumsi-asumsi yang bertentangan dengan masalah kebijakan. h. Pemetaan argumentasi, yaitu teknik yang menggabungakan

pendapat-pendapat dengan informasi bebijakan yang sama, akan menghasilkan pengetahuan yang bertentangan.

Berdasarkan perumusan masalah kebijakan tersebut memberikan beberapa indikator yang bisa memudahkan dengan menambah pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah kebijakan.

2. Peramalan Kebijakan, yaitu meyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari di ambilnya alternatif. Peramalan Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Proyeksi, yaitu ramalan yang didasarkan kecenderungan masa lalu maupun masa kini ke masa depan dan dapat diperkuat dengan pendapat-pendapat para otoritas.


(46)

c. Perkiraan, ramalan yang didasarkan pada penilaian informasi atau penilaian pakar tentang situasi masyarakat masa depan.

Berdasarkan Peramalan Kebijakan tersebut memberikan beberapa indikator yang bisa memudahkan dengan meyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari di ambilnya alternatif.

3. Rekomendasi Kebijakan, yaitu membuahkan pengetahuan yang relevan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan. Rekomendasi Kebijakan terdiri dari beberapa indokator yaitu :

a. Pengambilan Keputusan Tunggal, yaitu pilihan yang harus dibuat oleh satu orang saja, yang dapat mempengaruhi orang banyak.

b. Kepastian, yaitu hasil pilihan yang harus diketahui dengan pasti. c. Kecepatan, yaitu hasil tindakan harus segera terjadi.

Berdasarkan Rekomendasi Kebijakan tersebut memberikan beberapa indikator yang bisa memudahkan dengan membuahkan pengetahuan yang relevan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diterapkan melalui peramalan.

4. Pemantauan Kebijakan, yaitu menyediakan pengetahuan yang diambil dari kebijakan sebelumnya. Pemantauan Kebijakan terdiri dari beberapa indikator yaitu :

a. Kepatuhan, yaitu untuk menetukan apakah tindakan para aparatur sesuai standar dan prosedur yang dibuat oleh legislator.

b. Pemeriksaan, yaitu membantu menentukan apakah sumberdaya dan pelayanan yang dimaksudkan untuk kelompok sasaran.

c. Akuntansi, monitoring menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk melakukan akuntansi atas perubahan sosial dan ekonomi.

d. Ekplanasi, yaitu pemantauan juga menghimpun informasi yang dapat menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakan publik dan program berbeda.


(47)

Berdasarkan Pemantauan Kebijakan tersebut memberikan beberapa indikator yang bisa memudahkan dengan menyediakan pengetahuan yang diambil dari kebijakan sebelumnya.

5. Penilaian Kebijakan, yaitu membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan yang benar-benar yang dihasilkan.

a. Evaluasi Semu, yaitu menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan.

b. Evaluasi Formal, yaitu menghasilkan informasi valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar program kebijakan.

(Dunn, 1998:25).

Berdasarkan Lima faktor analisis kebijakan di atas maka, analisis kebijakan terdiri dari beberapa tahapan dan metode yang dilaksanakan. Bermanfaat bagi analis sebagai pedoman utama dalam menghasilkan atau mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

2.3 KTP Online

Menurut (http://bgritsupport.blogspot.com) yaitu, KTP Online yang bersifat internal dapat diartikan sebagai berikut :“Jaringan internal adalah jaringan yang hanya bisa diakses oleh mereka yang tergabung dalam satu member, privat diperlukan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi online yang bersifat internal”. untuk lebih jelas dapat dilihat di bawah ini :


(48)

Gambar 2.1

Jaringan internal KTP Online

Sumber : (http://bgritsupport.blogspot.com Tahun 2011).

Berdasarkan gambar di atas yaitu selain itu media ini juga biasa digunakan untuk bertukar data baik melalui folder sharing maupun media lainnya secara aman, artinya bebas dari intervensi dan penyusupan dari pihak luar. Hal ini menggambarkan bahwa adanya keterkaitan antara jaringan satu dengan yang lainya, serta saling berhubungan dengan keamanan yang sesuai dengan prosedur.

KTP merupakan salah satu bukti diri bagi setiap penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Setiap penduduk diatas 17 tahun, atau telah/ pernah menikah wajib memiliki KTP, masa berlaku KTP bagi yang berusia 17 tahun sampai dengan usia dibawah 60 tahun adalah 5 tahun. Bagi penduduk yang berusia diatas 60 tahun masa berlaku KTP adalah seumur hidup, KTP diterbitkan untuk permohonan baru, terjadi perubahan data, rusak, hilang dan habis masa berlakunya.

Proses pembuatan KTP masyarakat melakukannya melalui beberapa tahap, mulai dari RT, RT, Kantor Kelurahan atau Desa sampai dengan Kantor Kecamatan. Tahapan-tahapan tersebut sering memakan waktu yang cukup lama dan tidak hanya itu pada saat proses pendaftaran permohonan pembuatan KTP di Kantor Desa/ Kecamatan di Kabupaten Purwakarta.


(49)

Ada juga syarat perpanjang KTP yang di antaranya, Pertama, mengisi formulir registrasi secara lengkap (Perpanjangan tidak akan diproses jika belum lengkap). Kedua, scan foto / menggunakan foto digital dalam format jpeg, Maksimal 200 KB. (Untuk tahun lahir ganjil menggunakan latar belakang merah, untuk tahun lahir genap menggunakan latar belakang biru). Ketiga, scan tanda tangan menggunakan latar belakang putih polos dalam bentuk format jpeg, maksimal 200 KB. Keempat, menyiapkan KTP yang sudah habis masa berlakunya untuk diambil oleh petugas pengantar KTP. Kelima, menyiapkan foto copy KK untuk diambil oleh petugas pengantar KTP. Keenam, mengisi nomor telepon / HP yang bisa dihubungi untuk konfirmasi lebih lanjut. Ketujuh, Anda bisa melakukan registrasi apabila anda sudah memiliki Kartu Keluarga (KK).

Pada dasarnya pengelolaan KTP adalah suatu satu bukti diri bagi setiap penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Sehingga menjadikan program KTP online sebagai salah satu program yang strategis dan penting kontribusinya untuk keberhasilan pembangunan baik di tingkat daerah maupun nasional.

Pelayanan yang cepat diperlukan oleh masyarakat berarti bahwa setiap individu di berbagai negara dapat saling berkomunikasi secara langsung kepada siapapun yang dikehendaki tanpa dibutuhkan perantara (mediasi) apapun. Kebutuhan masyarakat akan informasi dan pelayanan yang serba cepat dan mudah melalui teknologi digital menjadi suatu tuntutan, penerapan teknologi informasi pada lembaga pemerintahan dapat mempermudah akses antara pemerintah dengan pemerintah atau pemerintah dengan masyarakat.


(50)

Maka demi terciptanya pelayanan yang baik terhadap masyarakat, saat ini dengan adanya KTP Online yang dilakukan secara terpadu, tertib dan berlanjut serta dikelola secara profesional dengan memanfaatkan dan memadukan unsur-unsur fungsional, saran dan prasarana baik secara intern maupun ekstern. Serta tidak hanya melalui komunikasi satu arah saja dimana pemerintah dapat mempublikasikan data dan informasi yang dimilikinya, akan tetapi juga komunikasi dua arah, yaitu masyarakat dapat menerima dari pemerintah dan memberikan informasi kepada pemerintah.

Adapun pelayanan KTP Online ini masih mempunyai kendala yaitu masih ada daerah yang menemui kendala jaringan sehingga perangkat tidak bisa dioperasikan dan pelayanan pembuatan KTP Online gratis tidak maksimal. Karena Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta hanya menyediakan operator dan perangkat, kalau jaringan adalah urusan pihak Hubungan Antar Lembaga (Hubtarga) Setda Kabupaten Purwakarta yang sudah bekerja sama dan memberdayakan fasilitas yang ada yaitu Telkom dan Telkomsel. KTP Online saat ini telah memiliki pendukung yang berupa dasar hukum yaitu Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Lalu, Peraturan Bupati Purwakarta tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

KTP Online dapat digunakan untuk pencarian orang karena di dalam progam telah di lengkapi dengan fasilitas search untuk mencari data penduduk, sehingga progam ini bermanfaat untuk membantu polisi dalam mencari orang hilang atau


(51)

kriminal. Hal ini dapat diketahui dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 18 Tahun 2007, tentang Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan. Tetapi dalam penampilan data dibatasi untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan data dari pemanfaatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Kemajuan teknologi secara cepat merupakan suatu kemajuan pemerintah dalam program-program yang utama saat ini. Menurut Oliver Wendell Holmes dalam bukunya Sains & Teknologi Jilid 2 menjelaskan pengertiannya yaitu

:“Kegunaan Teknologi Informasi untuk memberikan pelayanan kepada publik dengan lebih nyaman dan secara keseluruhan merupakan cara yang lebih baik dari

sebelumnya”(Holmes, 2000:2).

Definisi tersebut mengatakan bahwa E-Government adalah pelayanan yang sudah mengalami pemprosesan dimana yang sebelumnya belum dapat dimanfaatkan secara langsung mengalami proses pengolahan dapat mengefisienkan biaya, hal tersebut dapat dimanfaatkan dan menjadi informasi yang berguna.

Melengkapi teori tersebut yang di uraikan mengenai pengertian sistem, data dan informasi, melengkapi pandangan tersebut, maka diuraikan mengenai sistem, data dan informasi, M. Khoirul Anwar dalam buku SIMDA: Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan Di Era Otonomi Daerah

menjelaskan pengertian sistem, sistem adalah “seperangkat komponen yang saling

berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan”(Anwar, 2004:4). Dimana satu dengan yang lain saling mendukung untuk terlaksananya


(52)

sistem tersebut sehingga menjelaskan bahwa sistem yang ada tidak dapat berdiri sendiri dimana dalam sistem harus ada keterkaitan yang menjadi pengikat sistem itu sendiri.

Pendapat yang dikemukakan diatas dapat dikatakan bahwa sistem merupakan komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan. Bedasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diketahui bahwa sistem itu merupakan suatu kesatuan rangkaian kerja yang dapat menghasilkan sesuatu dari hasil rangkaian-rangkaian tersebut. Sesuatu yang dihasilkan oleh rangkaian-rangkaian tersebut tidak lain adalah data.

Merencanakan dan menganalisa perancangan suatu sistem terlebih dahulu harus mengatahui lebih dahulu mengenai komponen-komponen yang ada dalam 10 sistem tersebut baik itu tentang data dan informasi. Dikatakan bahwa data merupkan bentuk dasar dari sebuah informasi, sedangkan informasi merupkanan elemen yang dihasilkan dari suatu bentuk pengelohan data.

Hal ini akan memudahkan dalam perencanaan dan pengembilan keputusan sebagaimana dikemukakan oleh Ladjamudin dalam bukunya: Analisis dan desain Sistem Informasi, bahwa: sistem informasi merupakan “sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat pelaksanaan akan memberi informasi bagi pengambil

keputusan dan/ atau untuk mengendalikan organisasi”(Ladjamudin, 2002:13).

Dengan demikian suatu organisasi mendukung kegiatan yang ada dengan perencanaan dan dan ketepatan waktu sebagaimana yang dijelaskan diatas.

Suatu informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya, dan suatu informasi mengambarkan


(53)

kejadian-kejadian nyata yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

Pengolahan data secara elektronik merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi dengan menggunakan komputer yang mencakup pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan dan pengawasan hasil pengolahan tersebut. Mc Leod suatu informasi berkualitas harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut dianggap.

b. Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi. c. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang

dibutuhkan, kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

d. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya

informasi tentang penjualan”

(Mc Leod, 2001:61).

Berdasarkan pengolahan data secara elektronik yaitu dilakukan melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda. untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi Sehingga dapat diterapkan kepada lembaga dan bidang sistem pada penyimpanan dan pengawasan hasil pengolahan tersebut.


(1)

dengan perubahan pada masyarakat sebelum dan setelah adanya kebijakan KTP Online di Kabupaten Purwakarta. (4) Eksplanasi dengan menjelaskan hasil dari kebijakan KTP Online dengan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

5. Penilaian kebijakan pada analisis kebijakan kartu tanda penduduk (KTP) Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta telah berjalan dengan baik. Penilaian kebijakan yang terdiri dari: (1) Evaluasi Semu dengan mencari informasi yang valid terkait KTP Online di Kabupaten Purwakarta. (2) Evaluasi Formal dengan melihat kondisi di lapangan secara lansung pada pelaksanaan pembuatan KTP Online di Kabupaten Purwakarta.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut maka peneliti memberikan saran yaitu:

1. Perumusan masalah yang harus memperhatikan pada bidang software, hardware dan jaringan agar kualitas di tingkatkan supaya KTP Online berjalan dengan lebih optimal.

2. Peramalan Kebijakan lebih ditingkatkan agar KTP Online dapat efektif, dan tercapainya tujuan yang ditetapkan

3. Rekomendasi kebijakan perlunya memeprhatikan untuk menghemat biaya dalam sebuah kebijakan.


(2)

140

4. Pemantauan kebijakan KTP Online untuk lebih dalam pemahaman yang dapat diambil dalam pemahaman sebelumnya agar bisa berjalan dengan baik.

5. Penialaian kebijakan dalam pembuatan KTP Online agar bisa menjadi suatu harapan untuk masyarakat untuk lebih berkesinambungan dan kebijakannya ditingkatkan kembali.


(3)

141 Buku-buku:

Anwar, M. Khoirul. 2004. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan Di Era Otonomi Daerah, SIMDA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dalton dan Smith. 2006 Komunikasi Politik dan Analisa Kebijakan Publik Hasta Mitra, Penerbit Jakarta.

Dunn N. William. 1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta:Universitas Gajah Mada Press.

Effendi, Sofian. 1987. Metode Peneletian Survai. Jakarta : LP3SE.

Fredrickson dan Hart. 2003, Kebijan Publik dan Formulasi Jakarta: Sinar Harapan Halim. 2008, Analisis Mekanisme Substantif, Yogjakarta: PT. Graha Ilmu.

Holmes, Oliver, Wendell. 2000. Sains & Teknologi Jilid 2. Jakarta: Kompas. Hogwood and Gunn. 2003, Kebijakan Pubik, Yogjakarta: Balai Pustaka 1950.

Islamy, M. Irfan. 2004. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Keith, Devis. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Ladjamudin. 2005. Analisis dan desain Sistem Informasi.Yogyakarta: Graha Ilmu

Magill. 1999. Analisis Kebijakan Publik: (Edisi Revisi), Penulis: Edi Suharto, Penerbit: Alenia Press.

Marshall. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. (Edisi Revisi), Jakarta : LP3ES

Mathew Miles B, Michel Huberman A.1992. Analisis Data Kaualitatif Yogyakarta: Pustaka Pelajar

McLeod. Raymond. 1998. Management Information Sitystems.7th Edition, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Nasution, Rahardjo. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada

Prastowo dan Ulianti.2002, Analisis Manajemen Pelayanan (Konsep dan. Aplikasi), Yogyakarta : Mekar Pustaka.

Setiawati, 2008, Kajian Hukum dan Teknologi, Bandung: PT Angkasa.


(4)

142

Singarimbuan, Masri 1995. Teknik dan Pengambilan Sampel Purposive, Jakarta: Grasindo. Suhartono. 2008. Metode Penelitian Deskriptif. Yogyakarta: Mandiri Prima.

Syahrul dan Nizar. 2000, Analisis Kinerja dan Kualitas Manajemen Jakarta: PT Mandiri Karya.

Tangkilisan.2003, Kebijakan dan Manajemen Publik, Jakarta: PT Grasindo.

Werther, William and Davis,Keith. 1982. Personel Management and human Resources, Tokyo: MC.Graw Hill Kogokusha.

Widodo, Joko. 2009, Analisis Kebijakan Publik, Malang:Banyu Media Publishing. Winarno. 2005, Kebijakan Publik, Yogyakarta: PT. Adiwacana.

Woll,2003. Konsep-Konsep Kebijakan Publik, Jakarta: Kengpo.

Dokumen-dokumen:

Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional.

Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

Peraturan Bupati Purwakarta tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 18 Tahun 2007, tentang Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan.

Sumber-sumber lain :

Media Informasi Publik (http://www.purwakartakab.go.id)

Media Informasi Publik (http://bgritsupport.blogspot.com) tentang KTP Online

Website resmi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Purwakarta (http://disdukcapilpwk.hostoi.com)


(5)

166

RIWAYAT HIDUP

1.1 Identitas Diri

a. Nama Penulis : Cepi Muhammad Iqbal b. Tempat dan tanggal lahir : Purwakarta, 15 Mei 1989 c. Status Perkawinan : Belum kawin

d. Alamat Lengkap : Jl. Veteran RT 06/02

Kecamatan Wanayasa, Kab. Purwakarta.

e. Nama Ayah : H. Syahid

f. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

g. Nama Ibu : Aat Rohaeti

h. Pekerjaan Ibu : Wiraswasta

i. Alamat Lengkap : Jl. Veteran RT06/02

Kecamatan Wanayasa, Kab. Purwakarta.

1.2 Pendidikan Formal

a. SD Negeri 1 Taringgul tonggoh : 1995 s/d 2001 b. Madrasah Tsanawiyah Wanayasa : 2001 s/d 2004 c. Madrasah Aliyah Negeri Purwakarta : 2004 s/d 2007 d. Prodi Ilmu Pemerintahan

FISIP UNIKOM : 2008 s/d 2011

1.3 Pengalaman Organisasi

1. Pengurus HIMA Ilmu Pemerintahan Unikom Tahun 2008 sebagai Sie Minat dan Bakat


(6)

167

3. Panitia Outbound HIMA Ilmu Pemerintahan FISIP UNIKOM Tahun 2008 Bandung, Agustus 2011

Cepi Muhammad Iqbal NIM : 41708701