Machrip Aziz , 2014 PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI
KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sumber daya yang tersebar luas hendaknya dikelola dan dimanfaatkan sebaik- baiknya. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan manusia. Langkah-langkah untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya merupakan upaya dari pembangunan.
Rostow dalam Budiman, 2000, hlm. 25 mengemukakan bahwa “pembangunan adalah proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat
terbelakang ke masyarakat yang maju.” Pembangunan merupakan suatu upaya yang harus dilakukan oleh suatu negara. Dalam pelaksanaannya, pembangunan yang
dilaksanakan oleh suatu negara perlu memahami berbagai potensi yang dimilikinya, diantaranya bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, politik, hukum dan bidang
ekonomi yang meliputi perdagangan dan industri. Selain itu, suatu negara juga harus peka terhadap kondisi perkembangan global apabila ingin mendapatkan
manfaat yang maksimal dari pembangunan yang dilaksanakannya. Fenomena yang berkembang saat ini, bidang ekonomi yang meliputi sektor
perdagangan dan industri memiliki peran yang penting dalam pembangunan suatu negara. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan hal atau dasar yang penting
bagi suatu negara. Karena apabila bidang ekonomi berhasil, maka bidang-bidang lain seperti bidang pertanian, kesehatan, pendidikan dan lain-lainnya akan terbantu.
Sektor industri memiliki peranan yang penting dalam pembangunan nasional. Dari tahun ke tahun perkembangan pada sektor industri makin nyata terlihat.
Ditandai dengan banyaknya pertumbuhan pabrik-pabrik di berbagai daerah di Indonesia, banyak masyarakat yang bekerja pada sektor industri tersebut. Forbes
1986, hlm. 19 mengemukakan bahwa “jarak antara negara kaya industri dan
negara berkembang semakin melebar.” Apabila berkaca pada negara-negara maju di dunia, peranan sektor industri pada negara-negara maju lebih dominan
dibandingkan dengan sektor pertanian. Abdurachmat dan Maryani 1997, hlm. 34
Machrip Aziz , 2014 PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI
KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
mengungkapkan bahwa “daerah-daerah atau bangsa-bangsa yang memiliki tingkat perkembangan industri yang tinggi pada umumnya merupakan pusat-pusat
kekuatan ekonomi dan kekuatan politik. ” Hal ini karena sektor industri memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan sektor lainnya, diantaranya yaitu nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja
yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah value added creation dari setiap input atau bahan dasar yang diolah.
Perkembangan pembangunan sektor industri dari pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi telah memberikan perubahan pada
struktur kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar industri. Nor Hadi 2011, hlm.
36 mengungkapkan pengaruh keberadaan perusahaan indsutri terbagi kedalam dua kategori, yakni positif positive externalities dan negatif negative externalities.
Secara positif, perusahaan industri akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam bentuk peningkatan kesejahteraan, infrastruktur, tata
sosial dan ilmu pengetahuan. Secara negatif, keberadaan perusahaan dapat melahirkan ketimpangan sosial, diskriminasi, relokasi masyarakat kecil akibat
digunakan untuk kawasan industi, degradasi lingkungan dan lain-lain. Keberadaan suatu industri pasti memberikan profit yang besar terhadap
perusahaanya. Rahman 2009 mengungkapkan bahwa perusahaan industri terkadang memandang dirinya sebagai organisasi yang bertujuan mengeruk
keuntungan semata. Kontribusinya terhadap masyarakat sekitar hanya berupa penyediaan lapangan kerja dan mekanisme pajak yang dipungut pemerintah.
Padahal, masyarakat sekitar industri membutuhkan kontribusi yang lebih dari itu. Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan industri telah membawa
kerusakan pada lingkungan sekitarnya, seperti tercemarnya sumber air, polusi udara, suara kebisingan, rusaknya jalan dan lain-lain. Perusahaan seringkali
membebankan biaya perbaikannya hanya pada pemerintah semata. Namun seiring perkembangan jaman, belakangan ini perusahaan mulai
menyadari pentingnya peran lingkungan internal dan eksternal terhadap keberadaanya. Masyarakat tidak hanya dipandang sebagai konsumen semata,
Machrip Aziz , 2014 PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI
KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
melainkan juga sebagai partner. Maka lahirlah Corporate Social Responcibility CSR atau tanggung jawab sosial korporat.
Sebagaimana dikemukakan oleh Suharto 2009, hlm. 105 bahwa CSR merupakan
“kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya profit bagi kepentingan pembangunan manusia people dan lingkungan planet
secara berkelanjutan berdasarkan prosedur procedure yang tepat dan profesional. ”
Keberadaan CSR pada suatu perusahaan akan memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar perusahaan. Perusahaan yang mengandalkan benificience
semata terkadang merasa telah melakukan CSR dengan baik. Misalnya, memberikan memberikan sumbangan gratis untuk kegiatan para pemuda sekitar
perusahaan. Padahal, sebenarnya itu malah memberikan dampak yang negatif, diantaranya membuat masyarakat malas dan berperilaku konsumtif. CSR
semestinya harus mengintegrasikan antara kepentingan shareholder dan stakeholder
. Program CSR yang dimiliki oleh perusahaan jangan hanya fokus pada hasil semata, melainkan juga pada proses untuk mencapai hasil tersebut.
Post dkk. dalam Kartini, 2013 mengungkapkan CSR berdasarkan prinsip Stewardship
. Pertama, perusahaan diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas yang tidak hanya baik untuk perusahaan tetapi juga baik untuk lingkungan
sekitarnya. Kedua, para manajer perusahaan memiliki kewajiban untuk menyeimbangkan kepentingan berbagai konstituen utama perusahaan. Ketiga,
manajer perusahaan memiliki tanggung jawab untuk melayani masyarakat. Pada tahun 1971, Pemerintah Indonesia mengadakan kerjasama dengan Bank
Dunia membentuk Indonesian Sugar Study ISS dalam rangka swasembada gula. Salah satu programnya adalah mencari areal baru yang berorientasi pada lahan
kering. Hasil survey yang dilakukan pada tahun 1972-1975, menyatakan areal Badan Kuasa Pemangku Hutan BKPH Jatitujuh, Kerticala, Cibenda, dan
Jatimunggul cocok untuk pertanaman tebu sehingga pada tanggal 9 Agustus 1975 dikeluarkan
Surat Keputusan
Menteri Pertanian
SK Mentan
No. 795VI1975 tentang izin prinsip pendirian Pabrik Gula PG di Jatitujuh yang
dikenal dengan nama Proyek Gula Jatitujuh dan diikuti SK Mentan No. 654KptsUM76 untuk membebaskan lahan tersebut. Pada tahun 1977-1978 mulai
Machrip Aziz , 2014 PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI
KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dibangun, dan pada tahun 1980 PG Jatitujuh mulai beroperasi. Pada tanggal 5 September 1980, manajemen ditangani oleh Perusahaan Negara Perkebunan PNP
XIV namun pada tahun 1989 manajemen mengalami perubahan dan diambil alih oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia hingga pada saat ini. Produksi tebu
diperkirakan sekitar 77-81 ton per hektar. Total area perkebunan tebu sekitar 12.000 hektar berada pada Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka. Adapun luas
wilayah kebun tebu perkabupaten bisa dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Data Luas Area Perkebunan Tahun 1976-2004
No. Lokasi Area
Perkebunan
Tahun 1976-2004 Proyeksi Tahun 2005-2029
Luas Ha Luas Ha
1. Daerah Indramayu
5.784,35 5.673,03
2. Daerah Majalengka
6.238,15 6.248,52
Total 13.022,50
11.921,65
Sumber: PG Rajawali II Jatitujuh 2013
PG Rajawali II Jatitujuh merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pangan. Perusahaan ini mengambil bahan mentahnya langsung dari kebun
yang berlokasi dekat dengannya, area perkebunan yang luas membutuhkan tenaga yang banyak untuk mengolahnya. Tidak sedikit penduduk sekitar industri yang
menjadi tenaga pekerja pada perusahaan ini. Keberadaan perusahaan atau industri pada suatu daerah sudah sepantasnya
memberikan peningkatan kesejahteraan pada kehidupan masyarakat sekitar. Tidak hanya menyerap tenaga kerja penduduk setempat, melainkan harus juga
memberikan kontribusinya terhadap masyarakat, perusahaan harus menyisihkan keuntungannya untuk pembangunan masyarakat serta menjaga lingkungan
sekitarnya. Pendidikan, pendapatan dan kesehatan merupakan komponen-komponen yang
sangat penting untuk menentukan suatu kesejahteraan. Komponen-komponen ini saling berkaitan. Forbes 1986 mengungkapkan bahwa seharusnya dengan
Machrip Aziz , 2014 PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI
KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pendapatan yang tinggi maka tingkat pendidikan dan kesehatan pun akan baik. Pun sebaliknya, pendidikan yang tinggi akan memberikan pekerjaan yang lebih layak
sehingga akan mendapatkan pendapatan dan kesehatan yang lebih baik pula. Ketiga komponen ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Dalam hal ini, apakah
keberadaan suatu perusahaan sudah memberikan CSR dengan semestinya yakni dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut. Atau sebaliknya, malah
acuh terhadap kondisi disekitarnya dan tidak menerapkan konsep CSR yang semestinya dilaksanakan. Perusahaan seharusnya memiliki program-program CSR
yang jelas, dalam hal ini sudah sepantasnya perusahaan PG Rajawali II Jatitujuh pun memiliki program-program CSR yang jelas dan terstruktur, namun apakah
telah direalisasikan dengan baik atau malah sebaliknya. Atas dasar hal yang telah disebutkan, dapat diketahui keberadaan suatu
perusahaan atau industri akan memberikan peranan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat daerah sekitar. Oleh karena itu, penyusun merasa tertarik
untuk meneliti mengenai peranan suatu kegiatan industri bahan pangan PG Rajawali II Jatitujuh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan
Jatitujuh.
B. Rumusan Masalah Penelitian