Pengaruh Motivasi, Aktivitas, Dan Pemenuhan Tugas Perkembangan Terhadap Kepuasan Hidup Lansia Duda Dan Janda

PENGARUH MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN
PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN TERHADAP
KEPUASAN HIDUP LANSIA DUDA DAN JANDA

DWI KURNIATI PUTRI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Motivasi,
Aktivitas, dan Pemenuhan Tugas Perkembangan terhadap Kepuasan Hidup Lansia
Duda dan Janda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Dwi Kurniati Putri
NIM I24110012

ABSTRAK
DWI KURNIATI PUTRI. Pengaruh Motivasi, Aktivitas, dan Pemenuhan Tugas
Perkembangan terhadap Kepuasan Hidup Lansia Duda dan Janda. Dibimbing oleh
DIAH KRISNATUTI.
Lanjut usia yang mempunyai motivasi tinggi untuk melakukan aktivitas
sesuai kemampuannya akan merasa puas dalam kehidupannya. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi, aktivitas sehari-hari, pemenuhan
tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan janda. Desain
penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study. Penelitian bertempat di
Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan dan Kelurahan Cilendek Barat,
Kecamatan Bogor Barat. Sebanyak 60 orang contoh diambil dengan teknik snowball yang terdiri dari 30 lansia berstatus duda dan 30 lansia berstatus janda. Lansia
janda mempunyai pencapaian aktivitas lebih baik dibandingkan lansia duda. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup

yaitu lama pendidikan dan tugas perkembangan.
Kata kunci: aktivitas, kepuasan hidup, motivasi lansia, tugas perkembangan

ABSTRACT
DWI KURNIATI PUTRI. The Effect of Motivation, Activity, Development Task,
and Life Satisfaction of Elderly Widower and Widow. Supervised by DIAH
KRISNATUTI.
Elderly who have high motivation to perform activities according to their
own abilitity will be satisfied in life. The aim of this research was to analyze the
effect of motivation, activities of daily living, development task and life
satisfaction of elderly widower and widow. Design of this research was used
cross-sectional study. The research took place in Empang Village, South Bogor
Sub-District and West Cilendek Village, West Bogor Sub-District. As many as 60
participants were involved as research sample, consist of 30 elderly widowers and
30 elderly widows which were chosen by snow-ball techniques. Widower haved
better the achievement of activity than widow. Result of the study only education
length and development task which were affecting life satisfaction.
Keywords: activity daily living, development tasks, elderly motivation, life
satisfaction


PENGARUH MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN
PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN TERHADAP
KEPUASAN HIDUP LANSIA DUDA DAN JANDA

DWI KURNIATI PUTRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi


Nama
NIM

: Pengaruh Motivasi, Aktivitas, dan Pemenuhan Tugas
Perkembangan terhadap Kepuasan Hidup Lansia
Duda dan Janda
: Dwi Kurniati Putri
: I24110012

Disetujui oleh

Dr Ir Diah Krisnatuti, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :


PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Motivasi, Aktivitas, dan Pemenuhan Tugas
Perkembangan terhadap Kepuasan Hidup Lansia Duda dan Janda”. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Diah Krisnatuti, MS selaku pembimbing
yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga
penyelesaian penulisan dan kepada dosen penguji sidang Dr Tin Herawati, SP M
Si dan Dr Ir Istiqlaliyah Muflikhati, MSi.
Penulis juga menyampaikan hormat dan terima kasih kepada Bapak Izhar
dan Ibu Ellen Maria Ulfa selaku orang tua yang senantiasa memberikan dorongan
semangat dan doa yang sangat bermanfaat untuk penulis dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini serta kedua saudara kandung penulis Eko Putra Jaya Kusuma dan
Tri Rakhmawati. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman
seperjuangan Hanung SPN, keluarga besar Asrama Tanjong Tinggi Belitong, Erni
Widyaningsih, Meilia Rachmawati, Iva Ayu, Ambar Susan, dan Iffahsari serta
sahabat satu bimbingan Bona Intan, Nurjannah, Mardita Kurnia, Faizal Ainul, dan
mahasiswa Departemen IKK seluruh angkatan, khususnya angkatan 48 yang
selalu menemani dan memberikan dukungan terselesainya karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2015

Dwi Kurniati Putri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Contoh dan Teknik Penarikan Contoh
Variabel, Jenis, dan Cara Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
2
3
3

4
5
5
6
6
8
9
9
9
16
18
18
19
19
23
29

DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2

Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12

Variabel penelitian, kategori, dan skala data
Karakteristik contoh berdasarkan status perkawinan
Sebaran kategori motivasi berdasarkan status perkawinan
Indeks pencapaian aspek motivasi berdasarkan status
perkawinan
Sebaran kategori aktivitas berdasarkan status perkawinan
Indeks pencapaian aspek aktivitas berdasarkan status
perkawinan
Sebaran kategori tugas perkembangan berdasarkan status

perkawinan
Indeks pencapaian aspek tugas perkembangan berdasarkan status
perkawinan
Sebaran kategori kepuasan hidup berdasarkan status perkawinan
Indeks pencapaian aspek kepuasan hidup berdasarkan status
perkawinan
Hubungan karakteristik contoh dengan motivasi, aktivitas, tugas
perkembangan, dan kepuasan hidup
Faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup

7
10
10
11
12
12
13
13
14
14

15
15

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1

Gambar 2

Kerangka berpikir pengaruh motivasi, aktivitas, dan pemenuhan
tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan
janda
Kerangka penarikan contoh

5

6

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

Sebaran jawaban contoh mengenai motivasi berdasarkan
status perkawinan (%)
Sebaran jawaban contoh mengenai aktivitas berdasarkan
status perkawinan (%)
Sebaran jawaban contoh mengenai tugas perkembangan
berdasarkan status perkawinan (%)
Sebaran jawaban contoh mengenai kepuasan hidup
berdasarkan status perkawinan (%)

23
24
25
27

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada dasawarsa ini jumlah penduduk lansia mengalami peningkatan yang
cukup menyolok, tidak terkecuali di Indonesia pun dari tahun ke tahun meningkat
jumlahnya. Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2010-2035 jumlah penduduk
lansia di Indonesia pada tahun 2014 diperkirakan 20,8 juta orang, sedangkan ratarata usia harapan hidup pada periode 2010-2015 adalah 70,1 tahun. Data juga
menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56,5%) lansia perempuan berstatus
menjanda dan pada umumnya tidak menikah lagi. Adapun lansia laki-laki
sebagian besar berstatus menikah (84,1%) dan kemungkinan telah ada yang
merawat. Pada satu sisi jumlah lansia yang besar dapat menjadi sumber daya yang
dapat dimanfaatkan, namun di sisi lain jumlah lansia yang besar merupakan suatu
tantangan guna meningkatkan kualitas lansia (BKKBN 2014).
Hurlock (1980) menguraikan permasalahan umum yang berhubungan
dengan lansia yaitu keadaan fisik lemah dan tidak berdaya, status ekonomi sangat
terancam, penyesuaian kondisi hidup dengan perubahan status ekonomi dan
kondisi fisik serta mengembangkan kegiatan baru yang lebih cocok untuk orang
yang berusia lanjut. Arah kebijakan tentang lansia sebenarnya lebih menitik
beratkan pada keluarga sebagai penanggungjawab utama terhadap lansia, hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Lestari, Nurchayati, dan Wulandhani (2014) bahwa
dukungan keluarga sangat berperan dalam mempengaruhi lansia agar
memperhatikan kesehatannya. Pada kasus lansia hipertensi, tingginya motivasi
lansia dalam memeriksakan tekanan darahnya disebabkan keluarga berperan aktif
dalam menjaga kesehatan lansia. Penelitian Nihayati (2013) juga menemukan
adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam
pemenuhan aktivitas sehari-hari. Keluarga memiliki peran yang penting
membantu lansia agar terhindar dari permasalahan umum yang sering terjadi
dalam menjalankan berbagai macam aktivitas sehari-hari.
Napitupulu (2013) menyatakan bahwa lansia yang mampu membatasi
aktivitas sehari-hari secara proaktif sesuai dengan motivasi dan kemampuan yang
dimilikinya akan mendapatkan kebermaknaan hidup dan mampu beraktualisasi
diri pada usia lanjut (Suadirman dalam Napitupulu 2013). Santrock (2002) dalam
teori aktivitas menyebutkan bahwa orang tua yang aktif dan ikut terlibat dalam
kegiatan kemungkinan besar akan merasa puas dengan kehidupan yang dijalani.
Kebermaknaan hidup dapat diartikan sebagai kebahagiaan, bebas dari keadaan
yang tertekan, dan keadaan sehat secara mental yang akan menimbulkan kepuasan
hidup (Hutapea 2011). Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dapat
menjalankan dan memenuhi tugas perkembangan adalah motivasi (Hurlock 1980).
Kebermaknaan hidup akan terwujud jika lansia mampu menjalankaan
tugas perkembangannya saat ini (Hurlock 1980) dan tugas perkembangan yang
terpenuhi akan mengarahkan pada tugas-tugas perkembangan selanjutnya dan
mengarahkan pada kebahagiaan serta kesuksesan keluarga (Duvall 1971).
Firdausih (2014) menyatakan tugas perkembangan keluarga dan kepuasan
perkawinan berpengaruh positif terhadap kualitas hidup subyektif. Dimensi
kualitas hidup subjektif terdiri dari kepuasan hidup, kebahagiaan, dan penilaian

2
diri sendiri (Lawton 1991 dalam Netuveli dan Blane 2008). Kepuasan hidup
memiliki lima aspek yaitu merasa senang dengan aktivitas yang dilakukan seharihari, menganggap hidup penuh arti dan menerima dengan tulus kondisi
kehidupan, merasa telah berhasil mencapai cita-cita atau sebagian besar tujuan
hidup, berpegang teguh pada gambaran diri positif, dan memiliki sikap hidup
optimis serta suasana hati bahagia (Neugarten 1996).
Djakiman (2013) dan Nisa (2014) menemukan bahwa semakin lama lansia
menempuh pendidikan maka lansia akan merasakan kepuasan hidup yang lebih
tinggi. Kepuasan hidup bagi lansia merupakan ukuran kebahagiaan, integritas, dan
kesuksesan dalam masa tua. Lansia yang merasa puas dengan kehidupannya akan
memiliki tujuan hidup dan penerimaan diri yang baik. Lansia yang mampu
melewati masa tua dengan sukses dapat terus berkembang dan belajar dengan
menjadikan pengalaman hidup sebagai koping untuk kehidupan yang dijalaninya
saat ini dan menentukan tujuan masa depannya (Fisher dalam Djakiman 2013).
Berdasarkan uraian di atas, motivasi, aktivitas, dan tugas perkembangan
merupakan faktor yang saling berpengaruh terhadap kepuasan hidup lansia. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi,
aktivitas, dan pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia
khususnya perbedaan kepuasan hidup antara lansia duda dan lansia janda.

Perumusan Masalah
Usia lanjut merupakan periode kemunduran yang ditandai dengan
banyaknya perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi struktur fisik dan
mental lansia. Kemunduran disebabkan oleh faktor fisik dan psikis, perubahan
pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua dan
penyebab kemunduran psikis terjadi akibat sikap tidak senang terhadap diri
sendiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan. Lansia yang mengalami
kemunduran akan menurun secara fisik dan mental serta mungkin akan segera
mati. Lansia yang mengalami gangguan mental dapat mengakibatkan
ketidakmampuan dalam memenuhi tugas perkembangan sehingga ia merasa
hidupnya tidak berguna lagi (Handoko 1998). Demikian halnya dengan motivasi
yang memainkan peranan penting dalam kemunduran, karena seseorang yang
mempunyai motivasi rendah untuk mempelajari hal-hal baru dalam sikap atau
pola perilaku akan memburuk lebih cepat daripada orang yang mempunyai
motivasi yang tinggi (Hurlock 1980).
Menurut Djakiman (2013) permasalahan yang dihadapi oleh lansia adalah
merasa kesepian karena tinggal jauh dari anak dan cucu, membutuhkan perhatian
lebih, dan perasaan ingin cepat mati atau bunuh diri. Bagi lansia yang tinggal
sendiri selain mengalami masalah kesepian, penghasilan, seksual, kesehatan,
ketakutan menjadi korban kejahatan juga akan mengalami masalah kurangnya
dukungan sosial (Kusumiati 2009), selain itu lansia sering merasa lemah dan tidak
bugar serta memiliki keterbatasan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
(Papalia et al 2008). Rachmawati (2014) menyebutkan bahwa kemunduran dan
penurunan berbagai fungsi psikis, kesehatan, maupun sosial menjadi sangat
penting untuk mengetahui tingkat kemandirian usia lanjut, melihat banyak
keterbatasan yang dimiliki usia lanjut. Kemandirian adalah kemampuan seseorang

3
untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam melakukan aktivitasnya. Untuk
mencapai kemandirian lansia, keluarga mempunyai peran pemeliharaan motivasi
dan menjaga semangat anggota keluarga termasuk lansia dalam menghadapi
kondisi krisis keluarga (Sunarti 2013).
Hurlock (1980) menyatakan bahwa hanya ada sedikit duda yang siap
untuk hidup menyendiri dan mengatur hidupnya mandiri, berbeda dengan janda
yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian terhadap menurunnya pendapatan.
Hal tersebut diakibatkan karena sebagian lansia masih memandang masa tua
dengan pandangan negatif, ragu-ragu, dan putus asa (Erikson dalam Santrock
2002). Efek dari penuaan akan mengakibatkan rendahnya tingkat kesehatan yang
dirasakan lansia sehingga kepuasan hidup menurun dengan cepat bagi lansia yang
berumur sekitar 65 tahun (Poza dan Gwozdz 2009).
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan, maka penelitian
ini berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan pada aktivitas, motivasi, tugas perkembangan,
dan kepuasan lansia duda dan janda?
2. Bagaimana hubungan karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, dan
pemenuhan tugas perkembangan dengan kepuasan hidup lansia duda dan
janda?
3. Bagaimana pengaruh karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, dan
pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan
janda?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh motivasi, aktivitas, dan pemenuhan tugas
perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan janda.
Tujuan Khusus
1. Membandingkan karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, pemenuhan
tugas perkembangan, dan kepuasan hidup lansia duda dan janda,
2. Menganalisis hubungan karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, dan
pemenuhan tugas perkembangan dengan kepuasan hidup lansia duda dan
janda,
3. Menganalisis pengaruh karakteristik contoh, motivasi, aktivitas,
pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan
janda.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana bagi peneliti untuk
menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari. Bagi institusi
pendidikan, penelitian ini dapat dijadikan bahan kepustakaan untuk penelitian
selanjutnya serta memberikan sumbangan bagi perkembangan teori-teori ilmu
keluarga terutama yang berkaitan dengan motivasi, aktivitas sehari-hari, tugas
perkembangan, dan kepuasan hidup lansia duda dan janda. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat untuk lebih
memahami lansia khusunya lansia duda dan janda serta dapat menjadi referensi

4
bagi pemerintah untuk membuat kebijakan terkait motivasi, aktivitas sehari-hari,
pemenuhan tugas perkembangan, dan kepuasan hidup lansia duda dan janda.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kepuasan hidup lansia diduga dipengaruhi oleh karakteristik contoh dan
keluarga. Karakteristik contoh dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, status
perkawinan, pendidikan, pendapatan, dan jumlah keluhan penyakit. Karakteristik
keluarga diduga berpengaruh dalam penelitian adalah jumlah anak dan jumlah
anggota keluarga. Komnas Lansia (2010) menjelaskan bahwa usia, jenis kelamin,
dan kesehatan fisik merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam
menjalankan aktivitasnya termasuk pemenuhan tugas perkembangan. Minhas dan
Sekhon (2014) menyebutkan bahwa ketergantungan akan meningkat dengan
bertambahnya usia lansia. Pada usia lanjut seseorang akan kesulitan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari, biasanya lansia akan meminta bantuan orangorang sekitarnya dalam melakukan aktivitas.
Ada empat variabel yang akan diteliti secara langsung dalam penelitian ini
yaitu motivasi, aktivitas, tugas perkembangan, dan kepuasan hidup. Cohen et al
(2006) menjelaskan bahwa masalah kesehatan fisik atau riwayat penyakit lansia
merupakan hal yang menghambat lansia wanita di Afrika Amerika dan Amerika
Eropa untuk menjalankan aktivitasnya. Pengukuran motivasi lansia yang dikenal
dengan elderly motivation scale disusun untuk mengetahui motivasi lansia yang
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari lansia (Vallerand dan O’Connor 1992).
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usia lanjut
menjalankan serta memenuhi tugas perkembangannya (Hurlock 1980) dan usia
lanjut membutuhkan penyesuaian terhadap penurunan fisik dan sosial
(Rahmawan, Rasni, dan Simamora 2013). Dua hambatan lansia dalam melakukan
penyesuaian pemenuhan tugas perkembangan yaitu umur dan kemampuan lansia
melakukan aktivitas (Dikkers dan Janssen et al. 2008).
Losier, Bourque, dan Vallerand (1993) menemukan bahwa lansia yang
mempunyai motivasi yang tinggi dalam meluangkan waktu untuk rekreasi akan
mendapatkan kepuasan setelah melakukan rekreasi tersebut. Indriana (2004)
menyatakan bahwa lansia yang melakukan aktivitas secara produktif akan
memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi dibandingkan lansia yang tidak
melakukan aktivitas. Salah satu dimensi kualitas hidup yaitu kepuasan hidup
(Netuveli dan Blane 2008). Kepuasan hidup lansia diduga berkaitan dengan
motivasi dan kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri. Motivasi dan kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas akan
mengakibatkan lansia dengan mudah menjalankan tugas perkembangannya,
sehingga lansia tersebut tergolong dalam kategori succesfull aging atau mampu
meningkatkan kepuasan hidupnya (Napitulu 2013). Kerangka pemikiran
penelitian tergambar dalam gambar di bawah ini.:

5
Karakteristik Contoh
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Status
perkawinan
4. Pendidikan
5. Pendapatan
6. Jumlah anak
7. Jumlah
anggota
keluarga
8. Jumlah
keluhan
penyakit

Motivasi
1. Kesehatan
2. Kebutuhan
biologis
3. Hubungan
dengan
orang lain
4. Kegiatan
keagamaan
5. Rekreasi
6. Kebutuhan
akan
informasi

Aktivitas Seharihari (AKS)
1. AKS dasar
2. AKS
instrumental

Tugas Perkembangan

Kepuasan Hidup

Keterangan :

Hubungan yang diteliti

Gambar 1 Kerangka berfikir pengaruh motivasi, aktivitas, dan pemenuhan tugas
perkembangan terhadapMETODE
kepuasan hidup lansia duda dan janda

METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan
menganalisis persepsi kepuasan hidup lansia duda dan janda pada satu waktu
tertentu menggunakan kuisioner sebagai alat bantu pengumpulan data. Lokasi
penelitian dilakukan di wilayah perkotaan Bogor yaitu Kecamatan Bogor Selatan,
Kelurahan Empang (RW 1, 5, dan 15) dan Kecamatan Bogor Barat, Kelurahan
Cilendek Barat (RW 9, 10, 11, 12, 17, dan 18) dengan waktu penelitian selama
lima bulan terhitung dari Januari hingga Mei 2015. Berdasarkan data dari Basis
Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial 2012, dua kecamatan di Kota
Bogor dengan jumlah lansia terbanyak ialah Kecamatan Bogor Barat sebesar
41.831 orang dan Kecamatan Bogor Selatan sebesar 10.479 orang. Waktu

6
penelitian tersebut meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan penulisan laporan. Adapun pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara purposif dengan mempertimbangkan banyaknya penduduk lansia
di dua kecamatan pada dua kelurahan berbeda.
Contoh dan Teknik Penarikan Contoh
Populasi dalam penelitian adalah seluruh lansia yang berusia 60 tahun ke
atas dan berstatus duda dan janda di Kota Bogor. Peneliti menetapkan 60 orang
lansia yang terdiri dari 30 lansia berstatus duda dan 30 lansia berstatus janda
dengan kombinasi teknik snow-ball. Pertimbangannya adalah jumlah tersebut
telah memenuhi kebutuhan pengolahan data secara statsistik serta terkait biaya
penelitian. Kerangka penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 2.
Purposif

Kota Bogor

Kecamatan Bogor
Barat

Kecamatan Bogor
Selatan

Purposif

Kelurahan Cilendek
Barat

Kelurahan
Empang

Purposif

Kelurahan Cilendek
Barat
n=30 orang

Kelurahan Empang
n=30 orang

Purposif

30 lansia duda
n = 60
orang

30 lansia janda

Gambar 2 Kerangka penarikan contoh
Variabel, Jenis, dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain yang
diperoleh dari instansi-instansi terkait, meliputi layanan kesehatan dan sosial di
wilayah Kota Bogor, studi dari buku, internet, dan hasil-hasil penelitian terdahulu.
Data sekunder yang dikumpulkan yaitu jumlah penduduk lansia Kota Bogor,
karakteristik wilayah penelitian dan acuan pustaka. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari lansia melalui wawancara dengan menggunakan
kuisioner, meliputi :

7
1. Karakteristik contoh (usia, status perkawinan, lama pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, jumlah anak yang dimiliki, jumlah anggota
keluarga dan jumlah keluhan penyakit)
2. Motivasi menggunakan kuisioner eldery motivation scale yang
diadaptasi dan dimodifikasi oleh Vallerand dan O’Connor (1992).
Kuisioner yang dingunakan pada penelitian ini terdiri dari 15 item
pertanyaan dengan 5 skala penilaian (1=Sangat tidak setuju; 2=Tidak
setuju; 3=Netral; 4=Setuju; 5=Sangat setuju) dan nilai cronbach alfa
sebesar 0.555.
3. Aktivitas menggunakan kuisioner activities of daily living yang
diadaptasi dan dimodifikasi oleh Gupta dan Chaudhuri (2009).
Kuisioner yang dingunakan pada penelitian ini terdiri dari 13 item
pertanyaan dengan 2 skala penilaian (1=Diri sendiri; 0=Orang lain ) dan
nilai cronbach alpha sebesar 0.660.
4. Tugas perkembangan mengunakan kuesioner yang dikembangkan dan
dimodifikasi oleh Havighurst dalam Hurlock (1980). Kuesioner yang
digunakan pada penelitian ini terdiri dari 21 item pernyataan dengan
skala penilaian (1=Sangat tidak setuju, 2=Tidak setuju; 3=Netral;
4=Setuju; 5=Sangat setuju) dan nilai cronbach alpha sebesar 0.689.
5. Kepuasan hidup menggunakan kuisoner yang diadaptasi dan
dimodifikasi oleh Neugarten BL (1996) dan Djakiman (2013).
Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 25 item
pernyataan dengan skala penilaian (1=Sangat tidak setuju, 2=Tidak
setuju; 3=Netral; 4=Setuju; 5=Sangat setuju) dan nilai cronbach alpha
sebesar 0.817.
Tabel 1 Variabel penelitian, kategori dan skala data
Variabel

Kategori

Usia
Status perkawinan
Lama pendidikan
Pekerjaan

Pendapatan (Rupiah)
Jumlah anak yang dimiliki
Jumlah anggota keluarga
Jumlah keluhan penyakit
Motivasi

Aktivitas

Skala
Rasio

[1] Duda
[2] Janda
[1]Tidak
bekerja/IbuRumah
Tangga/Pensiunan
[2] Bekerja

[1] Rendah (60%)
[2] Sedang (60-80%)
[3] Tinggi (>80%)
[1] Rendah (60%)
[2] Sedang (60-80%)
[3] Tinggi (>80%)

Nominal
Rasio
Nominal

Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Ordinal

Ordinal

8
Tugas perkembangan

Kepuasan hidup

[1] Rendah (60%)
[2] Sedang (60-80%)
[3] Tinggi (>80%)
[1] Rendah (60%)
[2] Sedang (60-80%)
[3] Tinggi (>80%)

Ordinal

Ordinal

Pengolahan dan Analisis Data
Data diolah menggunakan Microsoft Excel dan Statistical Package for
Social Science (SPSS) for Windows. Pengolahan dan analisis data dilakukan
dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensia. Analisis data dilakukan
agar memberikan makna terhadap hasil yang diperoleh melalui analisis sebagai
berikut:
1. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik contoh
(usia, status perkawinan, lama pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
jumlah anak yang dimiliki, jumlah anggota keluarga serumah, dan
jumlah keluhan penyakit), motivasi, aktivitas, tugas perkembangan dan
kepuasan hidup. Motivasi, aktivitas, tugas perkembangan dan
kepuasan hidup dibedakan ke dalam kategori rendah, sedang, dan
tinggi berdasarkan indeks untuk skor total ketiga variabel tersebut.
Adapun penetapan kategori tersebut didasarkan pada penetapan
Bloom’s cut-off sebagai berikut: rendah (80%) (Ahmed 2007). Indeks skor masing-masing variabel
diperoleh melalui persamaan sebagai berikut:
Y=
x 100%
Keterangan :
Y= Indeks dalam persen
X= Total yang diperoleh contoh pada setiap variabel
2. Uji beda (independent sample t-test) dingunakan untuk mengganalisis
perbedaan karakteristik contoh,
motivasi, aktivitas, tugas
perkembangan dan kepuasan hidup berdasarkan status pernikahannya
(janda atau duda)
3. Uji hubungan digunakan untuk menganalisis hubungan antara
karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, tugas perkembangan dan
kepuasan hidup.
4. Uji regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh
karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, tugas perkembangan terhadap
kepuasan hidup. Adapun persamaan regresi linear berganda yang
digunakan ialah sebagai berikut:
=α+
+
+
+
+
+
+
+
+
+€

9
Keterangan :
Y= kepuasan hidup; α= konstanta regresi; - = koefisien regresi;
=
motivasi;
= aktifitas;
= tugas perkembangan;
= usia;
= lama
pendidikan; =jumlah anak; =jumlah anggota serumah; = pendapatan; =
jumlah keluhan penyakit; €= galat.

Definisi Operasional
Contoh adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas yang berstatus duda dan
janda
Lansia duda adalah lanjut usia yang berumur 60 tahun ke atas dan pada saat
penelitian lansia sudah kehilangan pasangannya (istri)
Lansia janda adalah lanjut usia yang berumur 60 tahun ke atas dan pada saat
penelitian lansia sudah kehilangan pasangannya (suami)
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri dan luar contoh untuk melakukan
kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang terdiri dari enam aspek yaitu
kesehatan, kebutuhan biologis, hubungan dengan orang lain, kegiatan
keagamaan, rekreasi, dan kebutuhan akan informasi.
Aktivitas adalah kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh contoh setiap harinya
dan menuntut contoh untuk melakukannya secara mandiri yang terdiri
dari dua aspek yaitu aktivitas kehidupan sehari-hari dasar dan
instrumental.
Tugas perkembangan adalah tahapan yang harus dilalui oleh contoh ketika
contoh kehilangan pasangannya untuk menunjang kehidupan yang
dijalaninya sekarang yang terdiri dari enam aspek yaitu penyesuaian
kondisi fisik dan kesehatan, penyesuaian berkurangnya penghasilan,
penyesuaian kematian pasangan hidup, penyesuaian hubungan dengan
orang seusia, pengaturan kehidupan fisik, dan penyesuaian dengan
peran sosial.
Kepuasan hidup adalah persepsi contoh tentang kondisi hidup yang dijalaninya
saat ini secara keseluruhan yang terdiri dari lima aspek yaitu senang
dengan aktivitas yang dilakukan, penerimaan kondisi kehidupan,
keberhasilan mencapai tujuan hidup, gambaran diri positif, dan sikap
hidup optimis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Karakteristik Contoh
Karakteristik contoh dibedakan berdasarkan status perkawinan yaitu duda
dan janda. Rata-rata usia lansia duda yaitu 71.8 tahun dan lansia janda berusia 70
tahun. Lansia duda mempunyai anak lebih sedikit (5 orang) dibandingkan lansia
janda (11 orang). Pendidikan rata-rata lansia yaitu SD atau sederajat dengan lama

10
pendidikan duda lebih tinggi (7.9 tahun) dibandingkan lansia janda (5.4 tahun)
dan terdapat perbedaan signifikan.
Rata-rata jumlah anggota keluarga lansia duda dan janda sejumlah empat
orang dan rata-rata jumlah keluhan penyakit lansia sebanyak satu jenis keluhan.
Dilihat dari segi pendapatan, rata-rata penghasilan yang diperoleh lansia duda
lebih besar daripada lansia janda yaitu sebesar Rp 2 341 666 dan minimum
pendapatan baik lansia duda dan janda sebesar Rp 0. Rata-rata pendapatan lansia
sebesar Rp 823 000 termasuk kategori tidak miskin karena BPS (2013)
menyebutkan bahwa garis kemiskinan di Kota Bogor sebesar Rp 360 518,-.
Tabel 2 Karakteristik contoh berdasarkan status perkawinan
Variabel
Min
60.0
0

Duda
Maks
Mean
94.0
71.8
15
7.90

Min
60.0
0

5.0

0

13.0

11.0

0.151

4.0

1.0

14.0

4.0

0.833

1.0

0

3.0

1.0

0.618

2.342

0

3.100

823

0.336

Usia (tahun)
Lama pendidikan
(tahun)
Jumlah anak
1.0
9.0
(orang)
Jumlah anggota
1.0
10.0
keluarga (orang)
Jumlah keluhan
0
5.0
penyakit (jenis)
Pendapatan (Rp
0 47.400
ribu/bulan)
Keterangan : *signifikan pada p