Monitoring dan evaluasi Kinerja Waktu Menggunakan Software Tekla Pada Pembangunan Lantai 15-36 Chase Tower, Jakarta.

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA WAKTU
MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA PADA
PEMBANGUNAN LANTAI 15-36 CHASE TOWER, JAKARTA

RIZA NURRAFIDIN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Monitoring dan evaluasi
Kinerja Waktu Menggunakan Software Tekla Pada Pembangunan Lantai 15-36
Chase Tower, Jakarta adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Riza Nurrafidin
NIM F44100049

ABSTRAK
RIZA NURRAFIDIN. Monitoring dan evaluasi Kinerja Waktu Menggunakan
Software Tekla Pada Pembangunan Lantai 15-36 Chase Tower, Jakarta. Dibimbing
oleh MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.
Pesatnya pembangunan menuntut pihak pelaksana pembangunan untuk
meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan proyek, agar proyek dapat ditangani
secara efektif dan efisien. Manajemen pada proyek konstruksi dibutuhkan untuk
mengelola fungsi manajemen. Pada Proyek Pembangunan Chase menggunakan
permodelan 3D pada Program Tekla Structures 17 yang diintegrasikan dengan
kurva S untuk mengetahui kineja waktu terhadap keterlambatan. Dalam tahapan
pembangunan lantai 15 sampai dengan lantai 35, jadwal pekerjaan pembangunan
dari proyek Chase Tower ini berupa jadwal rencana dan jadwal realisasi kegiatan

pembangunan. Pada model 3D Penjadwalan ini dilakukakan dengan bantuan Task
Manager pada menu Tools. Data jadwal kegiatan pekerjaan struktur terdiri dari
nama pekerjaan, waktu mulai pekerjaan dan waktu akhir pekerjaan. Setelah semua
data jadwal kegiatan dimasukan, jadwal kegitan tersebut dimasukan dengan objek
model. Berdasarkan pada gambar yang telah ditampilkan sesuai jadwal kegiatan
pekerjaan tiap lantai, pelaksanaan pembangunan tidak sesuai dengan jadwal
rencana pada kurva S.
Kata Kunci: Chase Tower, kurva S, lantai, struktur, Tekla Structures.

ABSTRACT
RIZA NURRAFIDIN. Monitoring and Evaluation of Time Performance By Using
Tekla Software For The 15-36th Floors Construction In Chase Tower Building,
Jakarta. Supervised by MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.
The rapid construction demands the expert practitioners to improve the
quality of project implementation, so the project can be handled effectively and
eficiently. Management of construction projects are needed to manage the
management functionally. Project Chase tower building area using 3D modelling
in Tekla structures 17 programs that are integrated with the S curve to determine
the time in delayed databases. In stage 15-36th floors construction at working
schedule from the chase tower project is the plan and real schedule in construction

activity. On 3d model the schedules are done by the helping of task manager on the
tools menu. Data schedules of structure work activity are consisted of the name of
the job, start and end time of the job. After all the data schedules are entered, then
linking the schedule activity with model objects. Based on the 3d model was
displayed by according to schedule and the activities schedule of the S curve. The
work activities of each floor based the zone that the holding construction are not
same with planning on the S curve.
Keywords: Chase Tower, curve S, floor, Structures, Tekla Structures

MONITORING DAN EVALUASI KINERJA WAKTU
MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA PADA
PEMBANGUNAN LANTAI 15-36 CHASE TOWER, JAKARTA

RIZA NURRAFIDIN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Monitoring dan evaluasi Kinerja Waktu Menggunakan Software
Tekla Pada Pembangunan Lantai 15-36 Chase Tower, Jakarta.
Nama
: Riza Nurrafidin
NIM
: F44100049

Disetujui oleh

Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc.
Pembimbing

Diketahui oleh


Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr.
Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan April-Mei 2013 ini ialah manajemen konstruksi, dengan
judul Monitoring dan evaluasi Kinerja Waktu Menggunakan Software Tekla Pada
Pembangunan Lantai 15-36 Chase Tower, Jakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Machmud Arifin
Raimadoya, M.Sc. selaku pembimbing. Penghargaan juga disampaikan kepada PT.
Arkonin, yang telah membantu dalam pengumpulan data. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga dan teman-teman, atas segala
doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Riza Nurrafidin


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA


2

Permodelan

2

Tekla Structures

3

Kelebihan Tekla Structure

4

Manajemen Proyek

5

Kinerja Waktu Proyek


5

METODE

6

Waktu dan Tempat

6

Bahan

6

Alat

7

Prosedur Analisis Data


7

HASIL DAN PEMBAHASAN

15

Pemodelan 3D Menggunakan Tekla Structures 17

16

Pengelompokan dan evaluasi model

18

Kinerja Waktu Pekerjaan

19

Analisis Kinerja Waktu Pembangunan Lantai 15-36


20

Kinerja Waktu Bulan Januari

21

Kinerja Waktu Bulan Februari

22

Kinerja Waktu Bulan Maret

23

Kinerja Waktu Bulan April

24

Kinerja Waktu Bulan Mei

25

Kinerja Waktu Bulan Juni

26

SIMPULAN DAN SARAN

27

Simpulan

27

Saran

27

DAFTAR PUSTAKA

27

LAMPIRAN

29

RIWAYAT HIDUP

51

DAFTAR TABEL
1.

Perkembangan pembangunan bulan Januari

21

2.

Perkembangan pembangunan bulan Februari

22

3.

Perkembangan pembangunan bulan maret

23

4.

Perkembangan pembangunan bulan April.

24

5.

Perkembangan pembangunan bulan Mei

25

6.

Perkembangan pembangunan bulan Juni

26

DAFTAR GAMBAR
1.

Kolaborasi pihak yang terlibat dalam proyek (Tekla, 2011)

4

2.

Prinsip fungsional dari manajemen proyek

5

3.

Lokasi proyek (Google Map, 2014)

6

4.

Grid chase tower

8

5.

Permodelan kolom chase tower

8

6.

Permodelan balok chase tower

9

7.

Permodelan slab chase tower

9

8.

Permodelan shear wall chase tower

10

9.

Permodelan tangga chase tower

10

10. Model organizer pemodelan chase tower

11

11. Task manager pemodelan chase tower

11

12. Permodelan balok yang terdeteksi oleh CCM

12

13. Konfigurasi objek grup completed

12

14. Konfigurasi objek grup started

13

15. Konfigurasi objek grup not started

13

16. Konfigurasi objek grup all

13

17. Konfigurasi object representation

13

18. Project status visualization

14

19. Diagram alir pelaksanaan penelitian

15

20. Pembagian zona pada pembangunan lantai (Arkonin, 2013)

16

21. Hubungan Pemodelan, Model Organizer dan Task Manager

20

DAFTAR LAMPIRAN
1.

Kurva S Pembanguna Chase Tower (Arkonin, 2013)

29

2.

Bangunan Chase Tower (Arkonin, 2013)

30

3.

Kinerja Waktu pada Task Manager

31

4.

Contoh Pekerjaan berdasarkan zona

32

5.

Cuaca Bulan Januari (Arkonin, 2013)

33

6.

Cuaca Bulan Februari (Arkonin, 2013)

34

7.

Cuaca Bulan Maret (Arkonin, 2013)

35

8.

Cuaca Bulan April (Arkonin, 2013)

36

9.

Cuaca Bulan Mei (Arkonin, 2013)

37

10. Cuaca Bulan Juni (Arkonin, 2013)

38

11. Slab (Arkonin, 2013)

39

12. Shear wall P1 (Arkonin, 2013)

40

13. Shear wall P2 (Arkonin, 2013)

41

14. Shear wall P3 (Arkonin, 2013)

42

15. Shear wall P4 (Arkonin, 2013)

43

16. Shear wall P5 (Arkonin, 2013)

44

17. Balok B1 (Arkonin, 2013)

45

18. Balok B2 (Arkonin, 2013)

46

19. Balok B3 (Arkonin, 2013)

47

20. Balok B4 (Arkonin, 2013)

48

21. Permodelan gedung chase tower pada tekla structure 17

49

22. Permodelan lantai 36 pada tekla structure 17

50

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman bidang konstruksi merupakan bidang
yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena bidang konstruksi
menyediakan sarana dan prasarana bagi suatu negara untuk berkembang dan
menjalankan kehidupan bernegara. Pesatnya pembangunan menuntut pihak
pelaksana pembangunan untuk meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan proyek,
agar proyek dapat ditangani secara efektif dan efisien. Manajemen pada proyek
konstruksi dibutuhkan untuk mengelola fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan agar diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan
yang telah disepakati.
Manajemen dalam proyek konstruksi ada pelaksanaannya sering mengalami
berbagai kendala, baik kendala teknis maupun kendala non teknis. Oleh sebab itu,
manajemen konstruksi yang handal dibutuhkan untuk memperkecil terjadinya
kesalahan dan kegagalan konstruksi. Menurut Kerzner (1995), manajemen proyek
merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap
sumber-sumber daya perusahaan untuk tujuan, relatif jangka pendek, yang telah
ditentukan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Kegiatan pembangunan pada suatu proyek terdapat beberapa aspek penting
antara lain yaitu waktu, biaya, sumber daya, dan mutu. Beberapa aspek tersebut
diatur dalam suatu manajemen proyek yang baik dan handal. Beberapa kegiatan
yang menjadi bagian dari suatu manajemen proyek adalah perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian
(controlling).
Manajemen proyek yang diintegrasikan dengan model tiga dimensi (3D)
dapat mengoptimumkan analisis kinerja pelaksanaan. Seiring dengan
perkembangan teknologi informasi, permodel tiga dimensi (3D) dapat dilakukan
dengan menggunakan program Tekla Structures. Tekla Structure adalah software
pemodelan multi-material dan multi-proses yang dapat menentukan dan
menganalisa dalam suatu model 3D, serta dapat memperbaiki secara akurat semua
pekerjaan struktur dan memiliki kemampuan mengoperasikan penjadwalan
pekerjaan yang memberikan hasil manajemen proyek yang efisien (Erlina, 2011).
Menurut Hergunsel Mehmet (2011), Prinsip dasar dari pemodelan Tekla
Structures adalah dapat menggunakan model bangunan 3D untuk mendapatkan
semua gambar proyek yang diperlukan, termasuk tampak, potongan, gambar
presentasi, gambar detail konstruksi, perhitungan kuantitas, estimasi harga, dan
kinerja waktu. Memasukan data bangunan ke dalam model 3D Tekla Structures
dapat mempermudah pekerjaan dalam bidang arsitektur, struktur, dan mekanik
elektrikal. Seperti memasukan jadwal rencana pembangunan suatu bangunan ke
dalam task manager dalam model Tekla Structures untuk membuat manajemen
kinerja waktu pelaksanaan.
Seorang manajer proyek mengontrol berbagai macam kegiatan pada lokasi
proyek, salah satu aspek penting yang diawasi adalah kinerja waktu. Kinerja waktu
adalah proses perbandingan jadwal pekerja pelaksanaan (actual work) dengan
jadwal yang direncanakan (Dipuhusodo, 1996).

2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan pada
objek dari penelitian ini, yaitu:
1.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan pada
suatu proyek pembangunan?
2.
Apa saja tindakan perbaikan yang diberikan terhadap keterlambatan yang
terjadi?
3.
Kapan tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur dan bagaimana bentuk dari
komponen struktur tersebut tanpa perhitungan analisis pembebenan?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Melakukan pemodelan 3D menggunakan Program Tekla Structures 17 untuk
menampilkan tahapan pelaksanaan dan bentuk dari komponen struktur.
2.
Menentukan kinerja waktu pada suatu proyek pembangunan dengan
menggunakan task manager pada Program Tekla Structures 17.
3.
Menganalisis Kurva S dan faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan
pembangunan Chase Tower.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
menganalisis dan mengevaluasi kinerja waktu pada suatu proyek pembangunan
Chase Tower, dan bagi penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dalam hal
manajemen proyek khususnya dalam hal kinerja waktu pelaksanaan suatu proyek
pembangunan serta dapat melakukan permodelan struktur bangunan dalam bentuk
tiga dimensi.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup atau batasan masalah penelitian ini yaitu:
a.
Penelitian ini hanya dilakukan terhadap manajemen kinerja waktu dan
pemodelan 3D pada proyek pembangunan Chase Tower, Jakarta Selatan.
b.
Kinerja waktu dianalisis menggunakan Metode Jalur Kritis melalui task
manager pada Program Tekla Structures 17.
c.
Pemodelan 3D dilakukan menggunakan program Tekla Structures 17.

TINJAUAN PUSTAKA
Permodelan
Pemodelan adalah rencana, representasi atau deskripsi yang menjelaskan
suatu objek, sistem, konsep yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi.
Model yang akan dibuat dapat digolongkan menjadi pemodelan dua dimensi (2D),
pemodelan tiga dimensi (3D) dan pemodelan empat dimensi (4D) (Mehmet. 2011).

3

Pemodelan dua dimensi merupakan bentuk dari benda yang memiliki panjang
dan lebar. Penggambarannya hanya pada titik koordinat sumbu x dan sumbu y.
Pemodelan 3D adalah prosedur pengembangan model tiga dimensi menggunakan
perangkat lunak khusus. Prosedur ini dilakukan sebagai proses untuk menciptakan
sebuah model yang mewakili objek sebenarnya secara tiga dimensi. Objek yang
dibuatkan modelnya bisa berupa objek hidup ataupun benda mati. Menurut
Mehmet Hergunsel (2011) Penggambaran 3D merupakan pengembangan lebih
lanjut dari penggambaran 2D. Sebuah model tiga dimensi dibuat dengan
menggunakan sejumlah titik dalam ruang 3D, yang dihubungkan dengan berbagai
data geometris seperti garis, bidang datar, dan permukaan melengkung yang
menghasilkan bentuk tiga dimensi utuh menyerupai objek yang dijadikan model.
Pemodelan 4D memberikan cara yang lebih cepat dan lebih efektif
menyampaikan informasi antar pihak proyek yang berkepentingan. Salah satu
informasi yang disampaikan adalah scheduling (jadwal pelaksanaan) konstruksi,
sehingga informasi bangunan akan dibangun hari demi hari dapat terlihat. Program
aplikasi 4D diantaranya Tekla Structures dan Autodesk Revit.
Pemodelan 4D merupakan pemodelan 3D dengan penambahan informasi
berupa waktu pelaksanaan proyek. Kelebihan pemodelan 4D diantaranya yaitu
menghasilkan desain dan jadwal yang lebih baik, perkiraan biaya yang lebih baik,
mengurangi CO (Change Orders), meningkatkan produktifitas dan mengurangi
pengerjaan ulang, komunikasi dari owner ke subkontraktor dan suplier menjadi
lebih baik (Rizki Aniendhita, 2010).
Tekla Structures
Tekla Corporation didirikan di Finlandia pada tahun 1966 dan memiliki
kantor pusat di Espoo, Finlandia, sedangkan kantor cabang dari Tekla Corporation
berada di Swedia, Denmark, Jerman dan Amerika Serikat. Tekla memiliki
penjualan bersih sebesar hampir 58 juta euro pada tahun 2010. Perusahaan ini
mempekerjakan lebih dari 500 orang dan memiliki pelanggan di sekitar 100 negara
(Tekla 2012). Tekla corporation memiliki empat jenis software berdasarkan fungsi
pekerjaan yang dihadapi, diantaranya Tekla Stuctures untuk pekerjaan struktur,
Tekla XCity untuk arsitektur, Tekla XPipe untuk perpipaan, dan Tekla XPower
untuk bagian elektrikal.
Tekla Structures awalnya dikenal sebagai Tekla X-Steel di pertengahan tahun
1990 (Jiang Xinan 2011). Tekla adalah aplikasi Building Information Modelling
yang dikembangkan oleh Tekla Corporation untuk keperluan perhitungan dan
rekayasa struktur termasuk juga fitur-fitur komprehensif yang bisa digunakan bagi
para detailer, fabricator, manufaktur dan constructor. Modul untuk keperluan
manajemen konstruksi juga sudah ditambahkan pada software ini. (Khemlani
2008).

4

Gambar 1 Kolaborasi pihak yang terlibat dalam proyek (Tekla, 2011)
Software ini merupakan program bantu yang sangat canggih dan mampu
mempersingkat proses pendetailan, proses manufaktur atau fabrikasi dan manjemen
konstruksi, dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa Tekla merupakan program yang
dapat membantu penyelesaian suatu proyek mulai dari proses perencanaan
(pemodelan, analisa struktur, pendetailan), hingga proses pelaksanaan (fabrikasi,
dan manajemen kontruksi) (Erlina, 2011).
Kelebihan Tekla Structure
Keuntungan menggunakan Tekla Structure pada konstruksi adalah kualitas
tinggi dan dokumentasi akurat dari proses konstruksi, perbaikan manajemen
konstruksi, meningkatkan interaksi antara arsitek, insinyur dan kontraktor,
memungkinkan pra-fabrikasi dari berbagai komponen konstruksi untuk
meminimalkan kesalahan (Daniel, 2011).
Tekla Structure adalah representasi evolusi digital dari model 2D menjadi
model 3D dan bahkan menjadi model 4D (penjadwalan) dan model 5D (estimasi
biaya) dengan menggunakan database yang tersedia selama siklus bangunan. Model
3D merupakan perwakilan dari lebar, panjang dan tinggi suatu benda. Model 4D,
menambahkan dimensi keempat yaitu jadwal proyek dengan model 3D. Sebuah
model 4D Tekla Structure menghubungkan elemen 3D dengan timeline pengiriman
proyek untuk memberikan sebuah simulasi virtual 4D. Model 5D, menghubungkan
data biaya dengan daftar kuantitas yang dihasilkan dari model 3D, sehingga
memberikan estimasi biaya yang lebih akurat.
Manajer konstruksi dapat menggunakan Tekla Structure untuk menghasilkan
laporan, koordinat, rencana, jadwal dan perkiraan biaya. Manajer konstruksi juga
dapat menggunakan Tekla Structure untuk mengkoordinasikan pekerjaan dengan
subkontraktor, seperti memperbarui jadwal dan biaya dengan Tekla Structure. Tekla
Structure berbasis jadwal diintegrasikan dengan model 4D. Pada penelitian ini,
penjadwalan dikerjakan pada Tekla Structures 17. Perbedaan penjadwalan pada
Tekla Structures 17 dengan Microsoft Office Project adalah pada Tekla Structures
17 dapat dilakukan penjadwalan perencanaan dan pelaksanaan sedangkan pada
Microsoft Office Project hanya salah satu saja
Tekla Structure dapat mempermudah pihak konstruksi untuk mengakses
informasi-informasi yang terkandung dalam proyek konstruksi, sehingga
meningkatkan koordinasi antara anggota. Sifat kolaboratif Tekla Structure

5

memungkinkan mendeteksi bentrokan dalam perancangan. Deteksi bentrokan dapat
memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk membangun permodelan. Salah satu
contoh deteksi bentrokan/kesalahan pemodelan dengan Tekla Structure yaitu
mengidentifikasi unsur-unsur pada objek model (Jiang Xinan, 2011). Pada
penelitian ini pendeteksian bentrokan pada model bangunan dengan menggunakan
“Clash Check Manager” yang ada pada software Tekla Structures. Dengan Clash
Check Manager bentrokan pada pemodelan secara otomatis terdeteksi. Sehingga
mempermudah tim desain dalam melakukan pemodelan bangunan.
Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat
dialokasikan secara tepat melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan
(controlling). Pengelompokan sumber daya ini antara lain adalah sumber daya
manusia (manpower), sumber daya material (material), sumber daya peralatan
(machines), sumber daya modal (money) dan metode yang digunakan (Husen,
2009).
Manajemen proyek dirancang untuk mengelola atau mengawasi sumbersumber daya perusahaan pada aktivitas yang telah ditentukan, dalam waktu tertentu,
dalam biaya tertentu dan dalam tingkat kualitas tertentu pula. Waktu, biaya dan
kualitas merupakan batasan-batasan dalam suatu. Berikut bagian-bagian dan aspekaspek yang diatur oleh manajemen proyek.

Manajemen
Proyek

Planning
Organizing
Actuating
Controlling

Waktu
Biaya
Sumber Daya
Mutu

Gambar 2 Prinsip fungsional dari manajemen proyek
Manajemen proyek terbagi menjadi bagian-bagian yaitu project scope
management, project time management, project cost managment, project quality
management, project human resources management, project communications
management, project risk management, project procurement management dan
project integration management (Project Management Institute 1996).
Kinerja Waktu Proyek
Kinerja waktu pada proyek konstruksi merupakan proses merencanakan,
menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Kinerja waktu waktu
termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan dalam memastikan waktu
penyeleseian suatu proyek. Sistem kinerja waktu waktu berpusat pada berjalan atau
tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan
penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan
aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars 1991).
Kinerja waktu dapat dilakukan dengan menggunakan barchart, kurva S,
network planning, dan kurva earned value. Penggunaan metode perlu dievaluasi

6

dan dikoreksi agar kinerja waktu tercapai sesuai rencana. Masing-masing metode
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan penggunaan metode-metode
tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja
penjadwalan (Husen, 2010).
Penjadwalan merupakan fase penterjemahan suatu perencanaan ke dalam
suatu bentuk diagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan menentukan
kapan aktivitas itu dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan
pemakaian sumber daya bisa disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang telah
ditetapkan. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas itu dimulai, ditunda dan
diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya bisa disesuaikan
waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan. Untuk menyelenggarakan
proyek, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilan adalah
tenaga kerja (Mertha Jaya dkk, 2007).
Seorang manajer proyek mengontrol berbagai macam kegiatan pada lokasi
proyek, salah satu aspek penting yang diawasi adalah kinerja waktu. Kinerja waktu
adalah proses perbandingan jadwal pekerjaan pelaksanaan (actual work) dengan
jadwal yang direncanakan (Dipuhusodo, 1996).

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013 yang bertempat di
Proyek Pembangunan Chase Tower di daerah Jalan Sudirman Kavling 21 Setiabudi,
Jakarta Selatan, Jakarta. Pengolahan data dan analisis data dilakukan di lingkungan
kampus Institut Pertanian Bogor.

Lokasi Chase Tower

Gambar 3 Lokasi proyek (Google Map, 2014)
Bahan
Bahan penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari PT. Arkonin
pada proyek pembangunan Chase Tower di daerah Jl. Sudirman Kav.21 Setiabudi,

7

Jakarta Selatan, Jakarta. yaitu berupa data jadwal perencanaan dan jadwal realisasi
kegiatan proyek pembangunan serta data Detail Engineering Design.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Seperangkat komputer yang dilengkapi dengan program Microsoft Excel
2013.
2. Program Tekla Structures 17.
3. Program Tekla BimSight.
Prosedur Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain:
1. Persiapan penelitian
Persiapan penelitian pertama yang dilakukan adalah penentuan lokasi
penelitian dan data-data yang dibutuhkan agar mempermudah dalam
pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini juga dilakukan penginstalan Tekla
Structures 17.
2.

Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan langkah kedua setelah tahap persiapan
dalam pemodelan gedung chase tower. Dalam pengumpulan data peranan
instansi yang terkait sangat diperlukan sebagai pendukung dalam
memperoleh data-data yang diperlukan.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu
berupa jadwal kegiatan proyek pembangunan dan data Detail Engineering
Design. Data ini diperoleh dari PT. Arkonin pada proyek pembangunan
Chase Tower di daerah Jalan Sudirman Kavling 21 Setiabudi, Jakarta Selatan,
Jakarta.

3.

Pemodelan 3D menggunakan tekla structures
a. Pembuatan grid
Sebelum dilakukan pemodelan objek kolom, balok, dan objek struktur
lainnya di Tekla Structure, hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah
pembuatan garis grid. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
 Pada tab modeling, kemudian dipilih create grid.
 Diklik dua kali pada grid untuk memunculkan kotak dialog properties
yang berfungsi untuk memodifikasi karakteristik grid.
 Definisikan koordinat X, Y,dan Z sesuai shop drawing. Perlu
diketahui bahwa koordinat X dan Y bersifat relatif dan Z bersifat
mutlak. Gambar grid chase tower disajikan pada Gambar 4.

8

Gambar 4 Grid chase tower
b.

Pemodelan kolom
Tahap-tahap pemodelan kolom beton yaitu :
 Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete column.
 Ditentukan column pada posisi yang diinginkan.
 Kemudian dirubah karakteristik kolom, klik 2 kali pada kolom agar
muncul kotak dialog concrete column properties. Gambar permodelan
kolom beton chase tower disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Permodelan kolom chase tower
c.

Pemodelan balok
Tahap-tahap pemodelan balok beton yaitu:
 Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete beam.
 Pada grid ditentukan titik awal dan titik akhir.
 Kemudian dirubah karakteristik balok, klik 2 kali pada balok agar
muncul kotak dialog concrete beam properties. Gambar permodelan
balok beton chase tower disajikan pada Gambar 6.

9

Gambar 6 Permodelan balok chase tower
d.

Peremodelan slab
Tahap-tahap pemodelan balok beton yaitu:
 Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete slab.
 Dilakukan pemilihan titik awal slab.
 Ditentukan titik-titik pojok slab.
 Setelah itu dipilih titik awal lagi, atau diklik tombol tengah mouse
untuk menyelesaikannya.
 Kemudian dirubah karakteristik slab, klik 2 kali pada slab agar
muncul kotak dialog concrete slab properties. Gambar permodelan
slab chase tower disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7 Permodelan slab chase tower
e.

Permodelan shear wall
Tahap-tahap pemodelan shear wall yaitu:
 Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete panel.
 Pada grid ditentukan titik awal dan titik akhir shear wall.
 Dirubah karakteristik shear wall, klik 2 kali pada shear wall agar
muncul kotak dialog Concrete Panel Properties. Gambar permodelan
shear wall chase tower disajikan pada Gambar 8.

10

Gambar 8 Permodelan shear wall chase tower
f.

Permodelan tangga
Tipe tangga yang terdapat dalam pembangunan chase tower adalah
tangga beton. Sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam
pemodelan yaitu:
 Tangga beton digunakan pada situasi menghubungkan dua slab beton.
Sebelum memulainya, dibuat terlebih dahulu dua slab beton yang agar
dihubungkan oleh tangga.
 Pada keyboard ditekan Ctrl+F, kemudian dipilih concrete stairs (7).
 Ditentuakan pemilihan titik yang mengindikasikan level dari pijakan
terendah dari tangga dan titik yang mengindikasikan level dari pijakan
teratas dari tangga.
 Diklik tombol tengah dari mouse untuk menyelesaikannya. Contoh
gambar tangga beton disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9 Permodelan tangga chase tower
4.

Permodelan 4D menggunakan tekla structures
a. Model organizer
 Pada tab tools, kemudian dipilih model organizer.
 Kemudian terdapat menu object types dan dipilih new object types.

11

 Dibuat kategori tiap objek dengan memilih pada object types.
 Dikelompokkan semua objek berdasarkan kategori yang sama seperti
komponen kolom pada satu kategori yang sama. Model organizer
pada chase tower disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10 Model organizer pemodelan chase tower
b.

Penjadwalan pada task manager
Berikut merupakan langkah-langkah menghubungkan jadwal kegiatan
dengan objek model masing-masing:
 Langkah pertama diklik model organizer pada menu tools.
 Dilakukan pemilihan salah satu objek atau komponen seperti column
pada zona 1 dan diubah tampilan objek dengan menekan tombol
Ctrl+5.
 Diklik kanan dan tekan shift pada objek tersebut dan pilih show only
selected agar ditampilkan hanya komponen column.
 Selanjutnya pada task manager diklik kanan pada column dan dipilih
add selected object. Jadwal kegiatan dan objek model terhubung.
 Tampilan hubungan antara pemodelan, model oganizer dan task
manager disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11 Task manager pemodelan chase tower

12

c.

Clash and Check
Untuk menemukan clash and check objek diperlukan beberapa langkah
yaitu:
 Pada tab tools, kemudian dipilih Clash Check Manager (CCM).
 Pada model, dipilih objek-objek yang ingin dicek.
 Atau pilihan lainnya bisa dengan memilih objek-objek dalam model
organizer. Diklik kanan dan pilih dalam model.
 Sebagai peringatan, sebaiknya tidak dilakukan pengecekan untuk
seluruh objek dalam model. Untuk hasil yang maksimal hanya dipilih
objek-objek tertentu.
 Setelah diklik objek, pilih Run dalam CCM.
 Setelah dilakukan Running dan jika pada hasilnya ada beberapa objek
yang clash maka untuk melihat objek tersebut pada model, klik nama
objek pada CCM.
 Kemudian dilakukan perbaikan pada model, gambar permodelan
CCM disajikan pada gambar 12.

Gambar 12 Permodelan balok yang terdeteksi oleh CCM
d.

Object group pembangunan chase tower
Untuk membuat grup objek diperlukan beberapa langkah yaitu:
 Pada tab views, dipilih representation dan klik object representation.
 Diklik object group.
 Pada kotak dialog object group-representation, dibuat grup objek
dengan konfigurasi seperti pada gambar 13.

Gambar 13 Konfigurasi objek grup completed
 Dimasukkan nama grup sebelah tombol save as dan klik save as,
sebagai contoh “Completed”
 Kemudian diulangi langkah diatas untuk membuat grup objek
bernama “Started” dengan konfigurasi seperti pada gambar 14.

13

Gambar 14 Konfigurasi objek grup started
 Setelah itu diulangi kembali langkah diatas untuk membuat grup
bernama “Not Started” dengan konfigurasi seperti pada gambar 15.

Gambar 15 Konfigurasi objek grup not started
 Diulangi langkah diatas untuk membuat grup bernama “All” dengan
konfigurasi seperti pada gambar 16.
 Setelah membuat semua grup objek, diklik close

Gambar 16 Konfigurasi objek grup all
e.

Object representation status pembangunan chase tower
Untuk membuat konfigurasi representasi objek diperlukan beberapa
langkah yaitu:
 Pada tab views, dipilih representation dan diklik object representation
 Pada kotak dialog object representation, diklik add row untuk
menambahkan baris baru.
 Pada kolom object group, dipilih grup objek “Completed” dari daftar.
 Pada color column, dipilih warna untuk grup objek. Contohnya warna
putih.
 Pada kolom transparency, dipilih konfigurasi transparansi untuk
berbagai grup objek (Started, Not Started, All).
 Sebagai contoh konfigurasi, disajikan pada Gambar 17.
 Dimasukkan nama untuk konfigurasi representasi, sebagai contoh
diberi nama task, kemudian klik save as.

Gambar 17 Konfigurasi object representation

14

f.

Project Status Visualization
Untuk visualisasi status proyek dilakukan beberapa langkah yaitu:
 Pada tab Tools, dipilih Project Status Visualization.
 Dipilih Task dari daftar objek representasi.
 DIklik tombol step untuk merubah tanggal review dan melihat
perubahan pada model, seperti pada gambar 18.

Gambar 18 Project status visualization
5.

6.

Menganalisis jadwal rencana dan realisasi proyek
Untuk kesesuaian kegiatan pembangunan yang dilakukan, jadwal rencana
pembangunan dibandingkan dengan jadwal realisasi proyek pembangunan
yang dilakukan selama proyek berlangsung.
Menganalisis kinerja waktu
Analisis yang dilakukan yaitu menentukan kesesuaian atau ketidaksesuaian
tahapan kegiatan proyek yang dilakukan dilapangan dengan tahapan kegiatan
proyek berdasarkan jadwal rencana dan jadwal pelaksanaan pada kurva S,
serta menentukan apakah terjadi keterlambatan dalam kinerja waktu pada
suatu proyek pembangunan.

7.

Menentukan faktor-faktor penyebab keterlambatan kinerja waktu
Penelitian difokuskan untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya keterlambatan pada proyek pembangunan serta tindakan perbaikan
yang dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan yang terjadi.

8.

Penyusunan laporan akhir
Tahapan terkahir, dilakukan penyusunan laporan akhir yang berisi
keseluruhan proses yang sudah dikerjakan.
Diagram alir tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

15

Gambar 19 Diagram alir pelaksanaan penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembangunan gedung chase tower bertempat di daerah Jl. Sudirman Kav.21
Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta. Pada pembangunan gedung ini memiliki luas
area sebesar 4,823.47 m2 yang terdiri dari 49 lantai yang terdiri dari Basement,
Ground Floor, Lantai 2 sampai lantai 47, Main Floor, dan Penhouse Roof, dapat di
lihat pada Lampiran 2.
Manajemen kontruksi (MK) adalah lembaga yang bekerja dalam proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Harold 1995). Dalam fungsi kerjanya
manajemen kontruksi pada pembangunan Chase Tower ini di bagi menjadi 3 yaitu
Manajemen Kontruksi Struktur (MK.Str) yang bertugas dalam bidang struktur,
Manajemen Kontruksi Arsitektur (MK.Ars) yang bertugas dalam bidang arsitek
pembangunan gedung Chase Tower, dan Manajemen Kontruksi Mekanikal
Elektrikal Plumbing (MK.MEP) yang bertugas dalam sistem elektrik dan plumbing.
Jadwal pekerjaan pembangunan dari proyek chase tower ini berupa jadwal
rencana dan jadwal realisasi kegiatan pembangunan. Jadwal perencanaan
ditampilkan dalam bentuk barchart (bagan batang) dan kurva S, sedangkan jadwal

16

realisasi kegiatan pembangunan ditampilkan dalam bentuk kurva S. Jadwal
pekerjaan menjelaskan beberapa informasi yaitu pekerjaan yang dilakukan, durasi
pekerjaan, bobot total pekerjaan, rencana bobot pekerjaan mingguan, realisasi
bobot pekerjaan mingguan dan deviasi bobot pekerjaan mingguan yang disajikan
pada Lampiran 1.
Jadwal pekerjaan pada pembangunan chase tower yaitu mencakup pekerjaan
yang dilakukan, durasi pekerjaan, bobot total pekerjaan, rencana bobot pekerjaan
mingguan, realisasi bobot pekerjaan mingguan dan deviasi bobot pekerjaan
mingguan. Pada Jadwal pekerjaan pembangunan setiap lantai dibagi menjadi 3 area
yaitu zona 1, zona 2, dan zona 3 seperti pada gambar 6.
Pembangunan lantai tidak langsung dilakukan secara keseluruhan, tetapi di
lakukan pembagian antar zona dengan pengecoran, pembesian, dan pemasangan
bekisting, seperti pada lampiran 4. Hal ini didasarkan untuk dapat mempercepaat
waktu pelaksanaan bangunan sehingga sesuai dengan data rencana yang terdapat di
kurva S. Apabila terjadi keterlambatan dapat menambah kerugian terhadap waktu
dan pengeluaran biaya yang semakin besar. Selain itu pembagian zona dalam
pembangunan untuk mendapatkan kekuatan pengecoran yang maxsimal.
Pembagian zona pada pembangunan dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 20 Pembagian zona pada pembangunan lantai (Arkonin, 2013)
Pemodelan 3D Menggunakan Tekla Structures 17
Tekla Structures 17 merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh
Tekla Corporation di Finlandia pada tahun 1966 dengan kantor pusat di Espoo,
Finlandia. Kelebihan dari program ini antara lain yaitu dapat digunakan dalam
menganalisis permasalahan model struktur serta dapat memperbaiki secara akurat
semua pekerjaan struktur. Perubahan dapat diperbarui secara otomatis jika sewaktuwaktu dilakukan revisi (Erlina, 2011).
Building Information Modeling sangat penting dalam perkembangan
teknologi informasi pada bidang struktur. Untuk mengaplikasikan BIM, harus
didukung dengan software (perangkat lunak). Software utama yang digunakan pada

17

peneltian ini adalah Tekla Structures 17. Sedangkan software pendukung yang
digunakan adalah Tekla BimSight. Tekla BimSight digunakan sebagai presentasi
hasil dari pemodelan.
Tekla dapat digunakan untuk menyimpan dan memanfaatkan semua analisa
4D, serta untuk mendeteksi jumlah dan penempatan tulangan secara cepat dan
akurat. Pada dasarnya pengerjaan pada Tekla Structures meliputi 2 hal yaitu
Modeling dan Drawing. Modeling adalah proses pembuatan suatu project di dalam
tiga dimensi, sedangkan drawing adalah proses persiapan gambar dari 3D (tiga
dimensi) menjadi 2D (dua dimensi) yang siap di print out..
Pemodelan 3D dilakukan dengan program Tekla Structures 17 berdasarkan
data Detail Engineering Design Chase Tower lantai 15 sampai lantai 36. Fungsi
pemodelan 3D adalah untuk menampilkan bentuk dari komponen struktur gedung
yang dianalisis berdasarkan tahapan waktu pembangunan yang didasari dari kurva
S. Pemodelan ini dilakukan tanpa menampilkan spesifikasi teknis secara detil dan
analisis pembebanan pada komponen-komponen tersebut. Pemodelan pada
penelitian ini dilakukan secara 3D dan 4D. Pemodelan secara 3D pada bangunan
gedung chase tower dilakukan dengan menggambar grid, kolom, balok, slab, shear
wall dan tulangan. Pemodelan secara 4D terjadi dengan menambahkan schedulling
dari gambar 3D yang telah dibuat
Grid adalah pemodelan bantuan model tiga dimensi dari bidang horisontal
dan vertikal. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pembuatan model
dan sebagai titik as tulangan. Pengaturan grid dilakukan dengan menentukan
jumlah, jenis dan ukuran dari koordinat x, y dan z, grid pada permodelan chase
tower dapat dilihat pada gambar 4.
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai yang bersangkutan dan juga runtuh
total seluruh struktur (Lukkunaprasit, 2003). Kolom yang digunakan pada setiap
lantai pembangunan chase tower adalah jenis kolom beton. Untuk lantai 15 sampai
lantai 18 memiliki ukuran 1400 x 1400 mm, lantai 19 sampai lantai 29 memiliki
ukuran 1300 x 1300 mm, lantai 30 sampai lantai 36 memiliki ukuran 1250 x 1250
mm. pada setiap lantai kolom yang terdapat pada zona 1 sebanyak 9 kolom, zona 2
terdapat 2 kolom, zona 3 terdapat 9 kolom, Seperti disajikan Gambar 5.
Slab adalah alas dari suatu ruangan atau bangunan yang diperkuat oleh
tulangan sehingga dapat meneruskan beban secara langsung ke kolom. Slab lantai
15 sampai lantai 34 memiliki ukuran keseluruhan 40000 x 40000 mm dan memiliki
ketebalan 200 mm. Sedangkan untuk lantai lantai 35 dan lantai 36 memiliki
ketebalan 150 mm, seperti disajikan pada gambar 7. untuk lantai 15 sampai lantai
34 zona 1 memiliki ukuran 13500 x 40000 mm, zona 2 memiliki ukuran 13000 x
40000 mm, dan zona 3 memiliki ukuran 13500 x 40000 mm. Untuk lantai 35 dan
lantai 36 untuk zona 2 memiliki ukuran yang sama tetapi untuk zona 1 dan zona 3
memiliki ukuran yang berbeda karena ada potongan ukuran 4850 x 4850 mm pada
tiap sudut lantai. seperti yang dapat dilihat pada lampiran 11.
Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk mengikat
dan menompang lantai diatasnya. Pada pembangunan lantai 15 sampai 36 balok di
bedakan menjadi 3 fungsi yaitu balok yang difungsikan sebagai penopang kolom,

18

balok sebagai penopang shear wall, dan balok penopang slab. Untuk lantai 15
sampai lantai 34 terdapat 20 balok penopang kolom yang memiliki ukuran 600 x
7200 mm dengan kedalaman 800 mm yang terdapat pada zona 1 dan zona 3 masingmasing sebanyak 9 balok, zona 2 sebanyak 4 balok. Dan 8 balok memiliki ukuran
500 x 4850 mm dengan kedalaman 700 yang terdapat pada zona 1 dan 3 masingmasing 4 balok. Sedangkan untuk lantai 35 sampai 36 memiliki 20 balok yang
berukuran 500 x 7200 mm dengan kaedalaman 750 mm. Untuk balok penopang
shear wall untuk lantai 15 sampai lantai 36 ukuran disesuaikan dengan tebal shear
wall. Kolom penopang slab untuk lantai 15 sampai lantai 34 terdapat 40 balok
dengan ukuran 450 x 9850 mm, seperti yang dapat dilihat pada lampiran 17-20.
yang terdapat pada zona 1 dan zona 3 masing-masing sebanyak 17 balok, zona 2
sebanyak 6 balok. Untuk lantai 35 sampai 36 memiliki 32 balok yang terdapat pada
zona 1 dan 3 masing-masing 13 balok, zona 2 sebanyak 6 balok, seperti
yangdisajikan pada Gambar 6.
Shear wall berfungsi untuk menambah kekakuan struktur, terutama dalam
melawan gaya horisontal. Pada bangunan chase tower shear wall juga di fungsi kan
untuk memisahkan ruang area kerja, dalam shear wall dipergunakan untuk toilet,
elevator, tangga, dan ruangan elektrikal seperti yang disajikan pada gambar 8.
Untuk lantai 15 sampai lantai 30 pada zona 1 dan zona 3 memiliki enam shear wall
dengan ukuran 600 x 3500 mm, 600 x 8750 mm, 600 x 8850 mm, 600 x 3500 mm,
400 x 3500 mm, dan 250 x 3500 mm. Zona 2 terdapat tujuh shear wall dengan
ukuran 600 x 6100 mm, 600 x 6100 mm, 400 x 9000 mm, 400 x 7150 mm, 400 x
4000 mm, 400 x 700 mm, dan 400 x 500 mm. Untuk lantai 31 sampai lantai 36 pada
zona 1 dan zona 2 memiliki enam shear wall dengan ukuran 500 x 3500 mm, 500
x 3500 mm, 500 x 8750 mm, 500 x 8850 mm, 350 x 3500 mm, dan 250 x 3500 mm.
Zona 2 terdapat tujuh shear wall dengan ukuran 500 x 6050 mm, 500 x 6050 mm,
350 x 8850 mm, 350 x 7150 mm, 350 x 4000 mm, 350 x 600 mm, dan 350 x 450
mm, seperti yang dapat dilihat pada lampiran 12-16.
Permodelan lantai menggunakan Tekla Structures 17 dapat dilihat pada
lampiran 21 yaitu permodelan keseluruhan gedung chase tower, area luar shear wall
setiap lantai digunakan untuk ruangan tempat kerja karena gedung chase tower ini
difungsikan untuk gedung perkantoran, yang membedakan antar lantai hanya area
didalam shear wall.
Permodelan lantai 36 seperti yang ditunjukan lampiran 22, pada zona 1 area
didalam shear wall digunakan sebagai elevator, toilet untuk laki-laki, dan ruangan
elektrikal. Untuk zona 2 didalam shear wall digunakan untuk elevator, tangga, dan
ruangan kerja office boy. area dalam shear wall pada zona 3 digunakan untuk
elevator, toilet perempuan, dan ruangan gudang.
Pengelompokan dan evaluasi model
Model 3D dari lantai 15 sampai dengan lantai 36 gedung chase tower yang
telah selesai, selanjutnya dilakukan pengelompokan. Pengelompokan ini dilakukan
melalui Model Organizer pada program Tekla Structures 17. Menurut Richard See
(2007) model organizer merupakan sebuah tool dalam Tekla Structure 17 yang
berguna dalam mengelola objek yang terdapat pada model dengan mudah. Dalam
Model Organizer objek dapat diklasifikasikan berdasarkan zona objek atau jenis
klasifikasi lainnya.

19

Pengelompokan model pada tiap lantai dikelompokan berdasarkan
pembagian zona, dalam setiap zona dikelompokan kembali berdasarkan jenis yaitu
kolom, slab, shear wall, dan balok, seperti disajikan pada gambar 10. Hal ini
difungsikan untuk membagi model besar menjadi bagian-bagian kecil yang
dikategorikan berdasarkan jenis objek. Yang nantinya mempermudah dalam
melakukan penjadwalan pembangunan chase tower.
Evaluasi model chase tower dilakukan dengan clash and check, agar tidak
terdapat kesalahan pada model seperti yang terdapat pada gambar 12. Menurut
Roginski Daniel (2011) clash and check manager berfungsi melakukan pengecekan
model dengan mencari bagian objek yang bertabrakan atau bentrok dengan yang
lainnya, serta clash and check manager dapat dikonfigurasi secara custom
tergantung dari jenis clash yang ingin dianalisis.
Clash and check melaporkan dan mengatasai gangguan dalam model 3D
chase tower. Identifikasi masalah seperti kolom yang memotong balok atau
kesalahan dalam pemodelan lainnya. Hal ini dapat menghindari terbuangnya waktu
dan biaya. Untuk kontraktor, deteksi bentrokan seperti ini diperlukan untuk
mencegah masalah yang akan terjadi sehingga bisa diperbaiki dalam waktu yang
dini. Clash and check dapat dikatakan berguna untuk mengurangi resiko kesalahan
selama pembuatan model dan review. Clash and check memudahkan koordinasi
dalam tim proyek dengan cara yang lebih efisien. Pemeriksaaan masalah konstruksi
gedung dengan menggabungkan model 3D dari berbagai pihak dan menciptakan
model proyek tunggal supaya tidak terjadi kesalahan pada perencanaan maupun
pelaksanaan.
Kinerja Waktu Pekerjaan
Kinerja waktu adalah proses yang diperlukan untuk memastikan waktu
penyelesaian proyek yang berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan
penjadwalan proyek (Ardani, 2009). Kinerja waktu pada pembangunan chase tower
dilihat dari kurva S, dengan membandingkan jadwal pekerjaan rencana pekerjaan
dan jadwal realisasi pekerjaan.
Menurut Tan dan Dissanayake (1998) kurva S adalah jadwal (Schedule)
tahapan pekerjaan berdasarkan waktu. Dalam pembuatan schedule, schedule dibagi
menjadi dua yaitu master schedule dan detailed schedule. Master schedule
berisikan kegiatan-kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk level
executive management, sedangkan detailed schedule merupakan bagian dari master
schedule yang berisikan detail dari kegiatan-kegiatan utama yang dibuat untuk
membantu para pelaksana dalam pekerjaan dilapangan (Mertha Jaya, 2007).
Pembuatan kurva S berasal dari tahapan-tahapan pekerjaan master schedule
dan detailed schedule yang dibuat dibuat dalan bentuk barchart (bagan balok).
Bagan balok adalah diagram batang yang menggambarkan berbagai pekerjaan yang
dapat diselesaikan dalam satu-satuan waktu tertentu. Dalam suatu proyek, bagan
balok diuraikan menjadi beberapa macam pekerjaan pararel kemudian diperkirakan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan.
Kinerja waktu permodelan chase tower dilakukan dengan bantuan task
manager pada Tekla Structure 17. Task manager berfungsi menggabungkan data
time schedule pelaksanaan ke dalam struktur 3D dan untuk mengontrol jadwal
pelaksanaan seluruh proyek. Dengan task manager dapat menghasilkan output

20

schedule pelaksanaan proyek. Selain itu fungsi task manager adalah membuat,
menyimpan dan mengelola tugas-tugas yang dijadwalkan pada proyek, selanjutnya
dihubungkan ke objek model sehingga dihasilkan permodelan 4D.
Kinerja waktu pada task manager berdasarkat katagori pembangunan tiap
lantai, dikarenakan penjadwalan ini hanya penjadwalan bangunan struktur tanpa
memasukan penjadwalan arsitektur maupun MEP. Penjadwalan dibagi berdasarkan
pelaksanaan yang dilakukan setiap zona yaitu pembesian, pemasangan bekisting,
dan pengecoran.
Proses monitoring dan evaluasi kinerja waktu dilakukan dengan memasukan
waktu pekerjaan planned start date, actual start date, planned duration, plannd end
date, dan actual end date sehingga dihasilkan Schedule pembangunan dalam bentuk
barchart (bagan balok) yang dapat dilihat pada lampiran 3. Bagan balok yang sudah
di hubungkan dengan model chase tower difungsikan untuk dapat melihat
permodelan 4D sehingga dengan mudah dilakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pekerjaan struktur pada setiap lantai gedung chase tower.

Gambar 21 Hubungan Pemodelan, Model Organizer dan Task Manager
Analisis Kinerja Waktu Pembangunan Lantai 15-36
Kinerja waktu kegiatan merupakan urutan kerja proyek yang berisi jenis
pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu dimulai dan diakhiri suatu pekerjaan
Dengan adanya jadwal waktu maka dapat diketahui dengan jelas rencana kerja yang
telah dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk mengontrol kemajuan pekerjaan,
sehingga jika ada keterlambatan dapat segera diketahui untuk diambil tindakan
penanggulangan.
Kurva S dipakai untuk melihat progress kinerja waktu baik pekerjaan harian,
mingguan, ataupun bulan. Dengan melihat deviasi pada kurva S dapat diketahui
suatu pekerjaan terlambat atau mendahului dari jadwal rencana pekerjaan. Deviasi
pada kurva S memiliki arti perbandingan antara jadwal rencana dengan jadwal

21

realisasi, ciri suatu pekerjaan mengalami keterlambatan, apabila garis kurva
realisasi pekerjaan berada di bawah garis rencana pekerjaan atau apabila dalam
satuan angka memiliki nilai angka negatif (-). Sebaliknya, suatu pekerjaan
mendahului atau mengalami kemajuan pekerjaan lebih cepat apabila garis realisasi
pekerjaan berada di atas kurva S rencana pekerjaan atau apabila dalam satuan angka
memiliki nilai angka positif (+). Kurva S dapat dilihat pada lampiran 1.
Kinerja waktu pada pembangunan lantai 15 sampai lantai 36 dianalisis
berdasarkan data jadwal kegiatan bulanan, yang dimulai pada bulan Januari sampai
dengan bulan Juli 2013. Anallisis ini dilakukan dengan membandingkan jadwal
rencana kegiatan dan jadwal realisasi kegiatan serta perhatian terhadap tahapan
pelaksanaan kegiatan. Berikut analisis kinerja waktu selama periode bulan
pelaksanaan pembangunan.

Kinerja Waktu Bulan Januari
Tabel 1 Perkembangan pembangunan bulan Januari

No
1
2
3
4

Pekerjaan

Bobot
Rencana
Mingguan
(%)
1.62
1.65
1.65
1.68
6.60
22.93
29.53

Bobot Realisasi
Mingguan (%)

1.52
Minggu ke-1
1.80
Minggu ke-2
1.44
Minggu ke-3
1.38
Minggu ke-4
Jumlah
6.14
Bulan Sebelumnya
30.35
Total
36.49
Deviasi
6.96
Pekerjaan rencana bulan Januari yaitu:
1. Pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran lantai 15 zona 1, zona 2, dan
zona 3.
2. Pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran lantai 16 zona 1, zona 2, dan
zona 3.
3. Pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran lantai 17 zona 1, zona 2, dan
zona 3.
4. Pembesian lantai 18 zona 2 dan pemasangan bekisting pada lantai 18 zona 1.
Bobot realisasi pembangunan berdasarkan Tabel 1, pada bulan Januari
mengalami kemajuan sebesar 6.14% dari total bobot realisasi sampai bulan
sebelumnya. Akan tetapi pada bulan Januari mengalami kemunduran pekerjaan dari
bobot rencana, pada bulan Januari bobot rencana pekerjaan yang harus dikerjakan
sebesar 6.60%, sedangkan pekerjaan yang dapat diselesaikan atau bobot realisasi
hanya sebesar 6.14%. Pada bulan Januari mengalami deviasi sebesar 6.96%, deviasi
positif menunjukan pekerjaan mengalami kemajuan lebih cepat, kemajuan
pekerjaan kegiatan pembangunan lantai bulan Januari telah berjalan dengan baik
karena melebihi bobot rencana.
Kemajuan bobot realisasi pelaksanaan lantai 15 sampai dengan lantai 18 ini
di pengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor kerjasama dari bidang struktur,

22

arsitektur dan MEP yang sangat baik, tidak ada hambatan dalam shop drawing,
tidak ada gangguan oleh cuaca, perlu diketahui proses pengecoran pada chase tower
dimulai pada pukul 20.00 WIB. Maka apabila terjadi hujan dapat menghamb