BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Teori dan Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat beberapa definisi sistem informasi akuntansi yang telah dikemukakan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut : Menurut Bodnar dan Hopwood (2010:1) sistem informasi akuntansi adalah:

“An accounting information system is a collection of resources, such as people and equipment, design to transform financial and other data into information”.

Pernyataan Bodnar dan Hopwood menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi.

Menurut Azhar Susanto (2008:72) sistem informasi akuntansi adalah:

“Kumpulan (Integrasi) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan”.

Menurut Krismiaji (2005:4) sistem informasi akuntansi adalah:

“Sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”.

Berdasarkan beberapa pendapat atau definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah Sebuah sistem terintegrasi yang memproses data dan transaksi keuangan menjadi informasi keuangan yang dipakai seluruh user yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.


(2)

2.1.2 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi yang baik dalam pelaksanaannya diharapkan akan memberikan atau menghasilkan informasi-informasi yang berkualitas serta bermanfaat bagi pihak manajemen khususnya, serta pemakai-pemakai informasi lainnya dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi yang baik dirancang dengan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya, yaitu mengasilkan informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dipercaya. Selain itu dalam suatu sistem informasi akuntansi terdapat unsure fungsi pengendalian sehingga mengurangi terjadinya ketidakrelevanan atau ketidak pastian penyajian informasi. Oleh karena itu, baik buruknya suatu sistem informasi dapat mempengaruhi fungsi manajemen dalam melakukan pengendalian internal karena informasi yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk hal pengambilan keputusan.

Fungsi sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto (2008:8) adalah: 1. Mendukung aktivitas sehari-hari perusahaan

2. Mendukung proses pengambilan keputusan

3. Membantu dalam memenuhi tanggung jawab pengelolaan perusahaan. Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2009:29) fungsi sistem informasi akuntansi adalah :

1. Collect and store data about organizational activities, resources and personal.

2. Transform data into information that is useful for making decisions so management can plan, execute, control and evaluate activities, resources and personel.

3. Provide adequate controls to safeguard the organization’s assets, including its data, to ensure that the assets and data are available when needed and the data are accurate and reliable”.

Pernyataan Romney dan steinbart menyatakan bahwa fungsi sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh


(3)

aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut.

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.

2.1.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi akuntansi merupakan suatu langkah untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, dengan ini maka diperlukan beberapa komponen yang dapat mendukung proses ini, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.

Komponen informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2009:28) adalah:

1. People The who operate the system and perform various function

2. The procedures and indtruction both manual automated, involved in collecting

3. The data about organization and its business processes 4. The software used to process the organization’s data

5. The information technology infrastructure, including computers, peripheral devices and network communications devines used to collect, strore, process, and transmit data and information

6. The internal controls and security measure that safeguard the data in the accounting information system”.

Berdasarkan pernyataan Romney dan Steinbart dapat dijelaskan bahwa komponen sistem informasi terdiri dari:

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi 2. Prosedur dan instruksi baik manual maupun otomatis, dan terlibat dalam


(4)

3. Data tentang organisasi dan proses bisnis

4. Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses dan data organisasi 5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, dan perangkat

jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengirim data dan informasi.

6. Internal kontrol dan langkah-langkah keamanan yang menjaga data dalam sistem informasi akuntansi.

Komponen sistem informasi terdiri dari beberapa bagian yang saling berintegrasi yang membentuk sebuah sistem. Menurut Azhar Susanto (2008:207) Komponen sistem informasi dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Perangkat keras (Hardware) 2. Perangakat lunak (Software) 3. Manusia (Brainware) 4. Prosedur (Procedure) 5. Basis data (Data Base)

6. Jaringan komunikasi (Communication Network)

1. Perangkat Keras (Hardware)

Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi.

a. Bagian input (input device)

Peralatan input merupakan alat-alat yang digunakan untuk memasukkan data kedalam komputer. Ada beberapa contoh peralatan yang dapat memasukkan beberntuk teks (ASII) seperti keyboard, atau berbentuk image (gambar) seperti scanner, kamera digital; suara, video (gambar bergerak dan suara) seperti kamera video dan penunjuk (pointer) seperti mouse.

b. Bagian pengolah utama dan memori

CPU (Central processing unit) yang terdiri dari komponen-komponen seperti:


(5)

ProcessorMemoryMotherboardHardiskCD Rom

Expansion slots

Device Controller (Multi I/O, VGA Card, Sound Card)

 Komponen lainnya (Fan, baterai connector, powersupply, dll) c. Bagian Output

Peralatan output merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Ada beberapa macam peralatan output yang biasa digunakan yaitu printer, layar monitor, head mount display (HMD), LCD (Liquid Crystal Display Projector) dan speaker.

d. Bagian Komunikasi

Peralatan komunikasi adalah peralatan-peralatan yang digunakan agar komunikasi data berjalan dengan baik. Ada banyak jenis peraltan komunikasi, beberapa diantaranya adalah :

Network Card untuk LAN dan Wireless LAN  HUB/Switching dan Access point wireless LAN  Fiber Optic dan Router dan Range Extender

 Berbagai maca Modem (Internal, External, PCMIA) dan wireless cardbus adapter

 Pemancar dan penerima

Very small apertur satelit (VSAT) dan Satelit

2. Perangkat Lunak (Software)

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan [rogram


(6)

merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis.

Software dapat dikelompokkan mejadi dua yaitu perangkat lunak sistem (System Software) dan perangkat lunak aplikasi (Aplication Software) a. System Software

Perangkat lunak sistem merupakan kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan sistem komputer yang meliputi sistem operasi (Operating System), Interpreter dan Compiler.

Operating System

Operating System berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem komputer misalnya antara keyboard dengan CPU, dengan layar monitor dan lain-lain.

Interpreter

Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penerjemah bahasa yang dimengerti oleh manusia ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer. (bahasa mesin) per perintah.

Compiler

Compiler berfungsi untuk penerjemah bahasa yang dipahami oleh manusia kedalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara langsung satu file.

b. Application System

Perangkat lunak aplikasi atau sering disebut ‘paket aplikasi’ merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat oleh perusahaan perangkat lunak tertentu (Software House) baik dari dalam maupun luar negeri yang umumnya berada di Amerika. Macam-macam application software :

 Sistem Informasi Akuntansi (Quicken, Peachtree)  Word Processing (Word 2000, Wordpro, Wordperfect)


(7)

Desktop Publishing (Page Maker, Ventura)  Spreadsheet (Excel 2000, Lotus 123, Quatopro) 3. Manusia (Brainware)

Brauinware atau sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian terpenting dari komponen sistem informasi dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai Sistem Informasi Akuntansi. Komponen SDM ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan komponen lainnya didalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari perencanaan, analisis, perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan kepada komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu organisasi.

Sumber daya manusia (SDM) sistem informasi atau sistem informasi akuntansi merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi, pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilakan oleh sistem informasi tersebut. Beberapa kelompok SDM suatu organisasi yang terlibat dalam beberapa aktivitas diatas secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam pemilik dan pemakai sistem informasi.

 Pemilik Sistem Informasi

Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya sistem informasi. Mereka biasanya bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan serta pemeliharaan sistem informasi, mereka juga berperan sebagai pihak penentu dalam menentukan diterima atau tidaknya sistem informasi

 Pemakai Sistem Informasi

Para pemakai sistem informasi sebagian besar merupakan orang-orang yang hanya akan megnggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan seperti operator dan manajer (end user). Para pemakai akhir sistem informasi tersebut menentukan:


(8)

2. Kesempatan yang harus diambil 3. Kebutuhan yang harus dipenuhi, dan

4. Batasan-batasan yang harus termuat dalam sistem informasi. Mereka juga cukup memperhatikan tayangan aplikasi dikomputer baik dalam bentuk form input maupun form outputnya.

4. Prosedur (Procedure)

Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ullang dengan cara yang sama. Sedangkan aktivitas pada dasarnya melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk dan persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi.

5. Basis Data (Database)

Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan didalam media penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti sempit)

6. Jaringan Komunikasi (Communication Network)

Telekomunikasi atau komunika data dapat didefinisikan sebagai penggunaan media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau informasi dari suatu lokasi ke sat atau beberapa yang berkomunikasi harus difasilitasi dengan infrastruktur berupa jaringan telekomunikasi yang konfigurasinya bisa berbenttuk bintang (star), cincin (Ring) dan hirarki (bus).

2.1.4 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wibowo (2007:67) kinerja dapat dipandang sebagai berikut : “Proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Namun hasil pekerjaan itu juga merupakan kinerja.”


(9)

Kinerja mengandung pengertian gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam periode tertentu. Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Secara umum istilah kinerja juga digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau diproyeksikan, gambaran apakah suatu kinerja sistem yang ada sudah sesuai dengan yang dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan. Selain itu kinerja bertujuan untuk evaluasi yang menekankan pada perbandingan untuk pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan pada periode tertentu, pemeliharaan sistem, serta untuk dokumentasi keputusan-keputusan bila terjadi peningkatan.

Untuk menilai kinerja sistem informasi akuntansi dapat dinilai dari PIECES yaitu kerangka yang dikemukakan oleh James Wetherbe dalam Azhar Susanto (2008:322). PIECES dapat digunakan sebagai dasar analisis tingkat kepentingan suatu masalah atau efektivitas suatu solusi, yang terdiri dari beberapa kerangka kerja, yaitu:

1. Performance 2. Information 3. Economy 4. Control 5. Efficiency 6. Service

Persoalan kinerja sistem informasi akuntansi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Kinerja (performance)

Throughput, banyaknya pekerjaan yang dapat dihasilkan dalam satu waktu terntentu

Response Time, rata-rata waktu antara transaksi atau permintaan dan respon yang dihasilkan

2. Informasi (information) a. Output


(10)

 Kekurangan informasi

 Kekurangan informasi yang dibutuhkan  Kekurangan informasi yang relevan  Terlalu banyak informasi

 Informasi yang tidak dalam format yang dapat digunakan  Informasi yang tidak akurat

 Informasi yang sulit dihasilkan

 Informasi yang tidak tersedia pada waktunya penggunaan selanjutnya

b. Input

 Data tidak terambil

 Data tidak terambil pada waktunya sehinggan menjadi tidak berguna

 Data tidak terambil secara akurat  Data sulit diambil

 Data terambil secara berulang-ulang  Terlalu banyak data yang terambil  Data yang tidak sah terambil c. Penyimpanan Data

 Data tersimpan berlebihan dibeberapa file atau database  Data tersimpan secara tidak akurat

 Penyimpanan data tidak aman

 Penyimpanan data tidak terorganisasi  Data tidak fleksibel

 Data tidak dapat diakses dari penyimpanan. 3. Ekonomis (economy)

Masalah biaya yang biasanya dikaitkan dengan masalah ekonomi. Salah satunya yang menjadi kendala adalah adanya kelemahan dalam


(11)

pemborosan waktu dan alat sehingga terjadi pembengkakan operasional tidak dapat dihindari.

4. Control atau pengendalian (control)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan sehingga kualitas pengendalian menjadi semakin baik, dan kemampuannya untuk mendeteksi kesalahan/ kecurangan menjadi semakin baik pula

5. Efisiensi (eficiency)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki, sehingga tercapai peningkatan efisiensi operasi.

6. Pelayanan (service)

Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki kemampuannya untuk mencapai peningkatan kualitas layanan.

Kehadiran sistem informasi telah memberikan begitu banyak pengaruh terhadap sebuah organisasi, bukan hanya organisasi secara luas namun pengaruh tersebut masuk hingga proses bisnis dan transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Penentu kepuasan dari pengguna adalah mutu dari sistem dan informasi serta ketergunaan sistem tersebut didasarkan pada kebutuhan dan harapan pengguna.

Apabila harapan dan kebutuhan dari pengguna sudah dipenuhi serta mutu informasi dan sistem yang disediakan bernilai baik pada akhirnya akan mendukung kesuksesan dari suatu sistem informasi. Kesuksesan suatu sistem informasi akan berdampak kepada organiasi, dimana beberapa faktor penentunya adalah mutu sistem dan mutu informasi.

2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Agar tercipta suatu sistem informasi akuntansi yang baik artinya sistem dapat berjalan seefektif mungkin dalam suatu perusahaan maka terdapat beberapa prinsip diantaranya, mengenai costawareness, maksudnya suatu sistem haruslah sesuai pengguna dan biaya yang dikeluarkannya; usefull output, yaitu


(12)

informasinya yang digunakan haruslah dapat dimengerti, relevan dan akurat ; flexible, suatu sistem informasi akuntansi haruslah dapat mengakomodasikan keinginan dari pengguna dan perubahan dari kebutuhan informasi yang diperlukan.

Soegiharto (2001) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi, antara lain:

1. Keterlibatan pemakai dalam sistem informasi 2. Kemampuan teknik personal sistem informasi 3. Ukuran organisasi

4. Dukungan manajemen puncak

5. Formalisasi pengembangan sistem informasi 6. Program pelatihan dan pendidikan pemakai 7. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi 8. Lokasi departemen sistem informasi

Berikut penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi:

1. Menurut Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana (2007) bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan atau partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi sehingga dapat meningkatkan kepuasan pemakai.

2. Kemampuan teknik personal dalam sistem informasi. Kapabilitas personal Sistem Informasi dibedakan kedalam kemampuan spesialis dan kemampuangeneralis. Kapabilitas personal sistem informasi akuntasi diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat pendidikan personil SI (Soegiharto, 2001). Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, akan meningkatkan kinerjasistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan positif antarakemampuan teknik


(13)

personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.

3. Ukuran organisasi. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar ukuran organisasi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan positif antara ukuran organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.

4. Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana (2007) berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang diberikan maka manajemen puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi dengan kinerja informasi akuntansi yang akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Reader dalam Acep Komara (2005) secara empiris menunjukkan hubungan positif antara riset operasional atas keberhasilan kelompok manajemen sains dan formalisasi dengan proseduralisasi riset operasi atau manjemen sains. Formalisasi dimaksudkan sebagai prosedur yang diterapkan untuk formalisasi pengembangan sistem, semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang posif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi.

6. Program pelatihan pemakai. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program-program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan.

7. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi. Thjai Fun Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila terdapat dewan pengarah.


(14)

8. Lokasi dari departemen sistem informasi. Thjai Fung Jen (2002) mengemukakan kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila departemen sistem informasi terpisah dan berdiri sendiri. Dalam penelitian ini hanya 2 faktor yang akan diteliti oleh penulis yaitu dukungan manajemen puncak, dan program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai.

2.1.5 Keterlibatan Pemakai Sistem

Menurut Olson & Ives dalam Choe dalam Acep Komara (2005). Keterlibatan pengguna merupakan keterlibatan dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target. Beberapa alasan pentingnya keterlibatan user dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi menurut Azhar Susanto (2008:369) adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan user

b. Pengetahuan akan kondisi lokal c. Keengganan untuk berubah d.User merasa terancam

e. meningkatkan alam demokrasi

Lebih lengkap Azhar Susanto menerangkan pentingnya keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi sebagai berikut:

a) Kebutuhan pemakai

Pemakai adalah orang dalam perusahaan. Analisis sistem adalah orang diluar perusahaan. Sistem informasi dkembangkan bukan untuk pembuat sistem tapi untuk pemakai agar sistem bisa diterapkan, sistem tersebut harus bias menyerap kebutuhan pemakai dan yang tahu kebutuhan pemakai adalah pemakai sendiri, sehingga keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkatkan tingkat keberhasilan walaupun tidak memberikan jaminan berhasil.


(15)

Pemahaman terhadap lingkungan di mana sistem informasi akuntansi akan ditetapkan perlu dimiliki oleh perancangan sistem informasi, dan untuk memperoleh pengetahuan tersebut perancang sistem harus meminta bantuan pemakai yang sangat memahami lingkungan tempatnya bekerja.

c) Keengganan untuk berubah

Seringkali pemakai merasa bahwa sistem informasi disusun tidak dapat dipergunakan dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengurangi keengganan untuk berubah itu dapat dikurangi bila pemakai terlibat dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi.

d) Pemakai merasa terancam

Banyak pemakai menyadari bahwa penerapan sistem informasi computer dalam organisasi mungkin saja mengancam pekerjaannya,atau menjadikan kemampuan yang dimilikinya tidak lagi relevan dengan kebutuhan organisasi. Keterlibatan pemakai dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi merupakan salah satu cara menghindari kondisi yang tidak diharapkan dari dampak penerapan sistem informasi akuntansi dengan computer. e) Meningkatkan alam demokrasi

Makna dari demokrasi di sini adalah bahwa pemakai dapat terlibat secara langsung dalam mengambil keputusan yang akan berdampak kepada mereka. Penerapan sistem informasi berbasis computer tentu akan berdampak kepada para pegawai, oleh karenanya diperlukan keterlibatan pemakai secara langsung dalam proses perancangan sistem informasi akuntansi ini.

Teknik pada umumnya berhubungan dengan data dan prosesnya, tetapi dalam kaitannya dengan pengembangan sistem informasi, teknik Joint Application Development (JAD) adalah suatu teknik baru yang berhubungan dengan manusia. JAD adalah suatu kerja sama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi, manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan


(16)

,menjabarkan permintaan pemakai, teknik-teknik yang dibutuhkan dan unsure rancangan eksternal (input, output, tampilan). Tujuan dari JAD adalah memberikan kesempatan pada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi.

Dalam hal ini partisipasi pemakai sistem informasi seperti yang dikemukakan oleh Azhar Susanto (2008:367) dapat dilihat dari:

1. Hubungan 2. Wawasan 3. Tanggung jawab 4. Waktu

5. Keinginan User

6. Nilai, kepuasan, dan dukungan 7. Biaya

Berikut penjelasan mengenai indikator-indikator yang ada sebagai berikut : 1. Meningkatkan hubungan antara user, manajemen dan ahli sistem

informasi.

2. Memperluas wawasan user dan manajemen dalam bidang computer, disisi lain memperluas wawasan bisnis dan aplikasinya bagi ahli sistem informasi

3. Meringankan beban tanggung jawab user dan manajemen bila terjadi konflik

4. JAD umurnya juga mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi yang biasanya diperlukan untuk melakukan berbagai wawancara, melalui satu pola kerja yang lebih terstruktur.

5. Melalui penentuan keinginan user yang lebih tepat dan penentuan prioritas utama, maka pengguna JAD ini akan lebih menghemat biaya

6. JAD seringkali menghasilkan sistem informasi yang lebih bernilai dan memberikan kepuasan yang lebih baik bagi user maupun pihak manajemen, sehingga meningkatkan kepercayaan dan dukungan user dan manajemen terhadap projek pengembangan sistem informasi yang dilakukan.


(17)

7. Mengurang biaya pemeliharaan, karena sejak versi pertama dihasilkan, telah mampu memenuhi kebutuhan organisasi umumnya.

Tidak semua keterlibatan pemakai ini membawa keberhasilan, ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya kegagalan menurut Azhar Susanto (2008:370) diantaranya:

a. Tidak tepatnya pengetahuan yang dimiliki pemakai sehingga tidak bersedia membuat keputusan atau memberikan pandangannya, karena pemakai kurang memahami dampak dari keputusan yang diambil.

b. Kurangnya pengalaman dalam menentukan keputusan karena kultur lingkungan yang tidak mendukung dan kurangnya dukungan dari organisasi dalam berpartisipasi untuk mengambil keputusan.

c. Pengambilan keputusan tersebut terbatas pada tahapan-tahapan yang memungkinkan pemakai atau karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan.

d. Kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan kurangnya kesempatan untuk belajar. Hal ini muncul karena ketakutan akan tingginya biaya yang perlu dikeluarkan untuk kegiatan tersebut.

2.1.6 Kemampuan Pemakai Sistem Informasi

Kemampuan merujuk pada kepastian individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Itulah penilaian tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan untuk melakukan fungsi pekerjaan sambil menerapkan atau menggunakan pengetahuan penting. Kemampuan yang dibuktikan melalui kegiatan atau perilaku yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan Menurut Robbins dan Judge (2008:57) yang dialihbahasakan oleh Diana Angelica kemampuan keseluruhan seseorang hakikatnya tersusun dari dua faktor ;

1. Kemampuan intelektual 2. Kemampuan fisik.

Lebih jelasnya Robbins dan Judge (2008:57) yang dialihbahasakan oleh Diana Angelica menjelaskan mengenai kemampuan sebagai berikut :


(18)

a. Kemampuan intelektual

Kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental. Pekerjaan membebankan tuntuan tuntuan berbeda kepada pelaku untuk menggunakan kemampuan intelektual. Singkat saja makin banyak tuntutan pemprosesan informasi dalam pekerjaan tertentu, makin banyak kecerdasan dan kemampuan verbal umum yang di butuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sukses.

b. Kemampuan fisik

Khususnya bermakna penting bagi keberhasilan menjalankan pekerjaan pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan dan yang lebih standar. Misalnya pekerjaan yang keberhasilannya menuntut stamina. Menurut Robbins (2008:45) yang dialih bahasakan oleh Diana Angelica menyebutkan kemampuan pemakai sistem informasi dapat dilihat dari :

1. Pengetahuan (knowledge) 2. Kemampuan (abilities) 3. Keahlian (skills)

Untuk lebih lanjutnya Robbins (2008:45) menjelaskan mengenai kemampuan pemakai sistem informasi tersebut sebagai berikut :

a. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari:  Memiliki pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi

 Memahami pengetahuan tugas dari pekerjaannya sebagai pemakai sistem informasi

b. Kemampuan (abilities)

Kemampuan sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari:  Kemampuan menjalankan sistem informasi akuntansi yang ada  Kemampuan untuk mengekspresikan kebutuhan informasi


(19)

 Kemampuan mengerjakan tugas dari pekerjaan yang menjadi tanggung jawab

 Kemampuan menyelaraskan pekerjaan dengan tugas c. Keahlian (skills)

Keahlian sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari:  Keahlian dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawab

 Keahlian dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhannya dalam pekerjaan

Dalam hal melakukan pengembangan sistem informasi setiap orang tidak semua akan menghasilkan keberhasilan. Ada beberapa alasan mengapa pengembangan tidak berhasil seperti kurangnya pengetahuan yang dimiliki pemakai. Selain itu kemampuan pemakai dalam mengoperasikan sistem informasi yang baru sangat dibutuhkan, hal ini penting dalam pengoperasian sistem agar sistem dapat beroperasi secara maksimal.

2.1.7 Dukungan Manajemen Puncak

Menurut Handoko (2000) Manajemen puncak adalah manajemen tertinggi yang terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Sering disebut dengan sebutan Presiden Direktur, Wakil Direktur, Wakil Presiden Senior, Kepala Divisi dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Doll (1985) yang dikutip dalam penelitian Komara (2005) dukungan manajemen puncak meliputi jaminan pendanaan dan menentukan prioritas pengembangan. Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak memegang penggunaan penting dalam keberhasilan implementasi sistem informasi. Dukungan manajemen puncak tidak hanya penting untuk alokasi sumberdaya yang diperlukan, melainkan memberikan sinyal yang kuat bagi karyawan bahwa perubahan yang dilakukan merupakan suatu yang penting. Manajemen puncak juga memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem informasi yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam pengembangan sistem dan akan berpengaruh pula pada kepuasan pengguna. Dukungan yang diberikan manajemen puncak kepada sistem informasi akuntansi merupakan faktor yang penting dalam


(20)

mencapai kesuksesan sistem informasi yang berkaitan dengan aktivitas. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pengguna informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pengguna informasi tersebut. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA. Menurut Romney & Steinbart (2009) dukungan manajmen puncak adalah bagaimana manajemen puncak mendefinisikan informasi dan pemrosesan yang dibutuhkan, membuat tujuan serta sasaran sistem, melakukan review sistem dan mengalokasikan dana. 2.1.8 Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai

Pengembangan sistem pada umumnya akan lebih baik jika para anggota dilatih sebelumnya. Tentu saja, taraf pelatihan harus disesuaikan dengan pengetahuan setiap anggota. Anggota yang mewakiliki pemakai, serta para akuntan dan analisis sistem junior, mungkin sekali akan memerlukan pelatihan tingkat dasar dibidang analisis dan perancangan. Selain untuk meningkatkan keterampilan teknis, pelatihan semacam itu juga berguna untuk memperbaiki komunikasi dikalangan anggota sistem informasi yang baru dimplementasikan biasanya membutuhkan personel baru untuk mengoperasikan dan memeliharanya.

Menurut Wilkinson (2000:557) mengemukakan;

“new employee should receive orientation concerning the business ctivities of the firm itus objectives and policies. Thoses who will directly nteract with the new system also need to receive intensive training in its pecific operations and rules.”

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pendidikan kepada karyawan dibutuhkan agar karyawan lebih terampil dalam menggunakan sistem yang baru. Sehingga program pelatihan dan pendidikan tersebut akan memberikan keuntungan kepada para karyawan dan pengguna sistem dalam


(21)

Pendidikan dan pelatihan sistem informasi ini juga ditujukan untuk menghindari kegagalan sistem informasi akuntansi. Dikarenakan kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan kurangnya kesempatan untuk belajar, hal ini muncul karena ketakan akan tingginya biaya yang perlu dikeluarkan untuk kegiatan pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi akuntansi.

Sedangkan menurut Choe dalam Acep Komara (2005) pengertian pendidikan dan pelatihan pemakai adalah sebagai berikut:

“Pelatihan dan pendidikan pengguna merupakan usaha formal untuk tujuan transfer pengetahuan sistem informasi akuntansi yang disyaratkan menjadi konsep-konsep sistem informasi, kemampuan teknis, kemampuan organisasi dan pengetahuan mengenai produk-produk sistem informasi spesifik ” Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Mangkunegara (2005), terdiri dari :

1. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur. 2. Para pelatih harus ahlinya yang berkualitas.

3. Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

4. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.

2.1.9 Penelitian Terdahulu

Guna mempermudah dalam melihat dukungan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan landasan perumusan hipotesis disajikan pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


(22)

Peneliti Variabel penelitian, Hasil Soegiharto (2001), “Influence Factors Affecting The Performance of Accounting Information Systems”

- keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA (X1)

- ukuran organisasi (X2)

- formalisasi

pengembangan sistem (X3)

- ukuran organisasi (X4)

- penggunaan sistem (Y1)

- kepuasan pengguna (Y2)

Faktor keterlibatan pengguna yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem. Faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan penggunaan sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pengguna sistem informasi berhubungan secara signifikan tetapi memiliki korelasi negatif.

Fung Jen (2002), “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi” - formalisasi

pengembangan SIA (X1)

- lokasi departemen SIA (X2)

- penggunaan sistem (Y1)

- kepuasan pengguna (Y2)

Hasil penelitian menunjukkan formalisasi pengembangan SIA berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna, dan berpengaruh negatif terhadap penggunaan sistem. Faktor departemen SIA yeng berdiri sendiri kepuasan pengguna lebih rendah daripada departemen SIA yang bergabung dengan dapartemen lain. Komara (2005), “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”

- program pelatihan (X1)

- pendidikan pengguna SIA (X2)

- keberadaan komite pengendali SIA (X3)

- lokasi departemen SIA (X3)

- penggunaan sistem (Y1)

- kepuasan pengguna (Y2)

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ada atau tidaknya program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna SIA, ada atau tidaknya keberadaan komite pengendali SIA, serta terpisah atau tidaknya departemen SIA dengan departemen lain.


(23)

Peneliti Variabel penelitian, Hasil Luciana dan Irmaya (2007) “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja SIA”

- Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA (X1)

- Kemampuan Teknik Personal SIA (X2)

- Ukuran Organisasi (X3)

- Dukungan Manajemen Puncak (X4)

- Formalisasi

Pengembangan SI (X5)

- Program Pelatihan dan Pendidikan (X6)

- Keberadaan Dewan Pengarah (X7)

- Lokasi Departemen SI (X8)

- penggunaan sistem (Y1)

- kepuasan pengguna (Y2)

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, formalisasi

pengembangan SI tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan pemakaian.

Dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kepuasan dan pemakain. Program pelatihan dan pendidikan dan keberadaan dewan pengarah,data tidak dapat diolah, dikarenakan tidak ada pembedaan jawaban pada hasil kuisioner, hal ini disebabkan jawaban pada pertanyaan ada tidaknya program pelatihan dan pendidikan dan data ada tidaknya dewan pengarah sistem informasi menunjukan bahwa keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat

2.2 Kerangka Pemikiran

Model kerangka penelitian menggambarkan hubungan antar variabel yang diuji dalam penelitiaan. Kerangka penelitian menggambarkan hubungan variabel dukungan manajemen puncak dan program pendidikan dan pelatihan pemakai terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Adapun gambar Kerangka penelitian adalah sebagai berikut:


(24)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Program pendidikan dan pelatihan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akutansi

2.3 Hipotesis

a. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi

b. Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntasi

Program pendidikan dan pelatihan pemakai mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

c. Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntasi


(25)

Dukungan Manajemen Puncak dan Program pendidikan dan pelatihan pemakai mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.


(1)

mencapai kesuksesan sistem informasi yang berkaitan dengan aktivitas. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pengguna informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pengguna informasi tersebut. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA. Menurut Romney & Steinbart (2009) dukungan manajmen puncak adalah bagaimana manajemen puncak mendefinisikan informasi dan pemrosesan yang dibutuhkan, membuat tujuan serta sasaran sistem, melakukan review sistem dan mengalokasikan dana. 2.1.8 Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai

Pengembangan sistem pada umumnya akan lebih baik jika para anggota dilatih sebelumnya. Tentu saja, taraf pelatihan harus disesuaikan dengan pengetahuan setiap anggota. Anggota yang mewakiliki pemakai, serta para akuntan dan analisis sistem junior, mungkin sekali akan memerlukan pelatihan tingkat dasar dibidang analisis dan perancangan. Selain untuk meningkatkan keterampilan teknis, pelatihan semacam itu juga berguna untuk memperbaiki komunikasi dikalangan anggota sistem informasi yang baru dimplementasikan biasanya membutuhkan personel baru untuk mengoperasikan dan memeliharanya.

Menurut Wilkinson (2000:557) mengemukakan;

“new employee should receive orientation concerning the business ctivities of the firm itus objectives and policies. Thoses who will directly nteract with the new system also need to receive intensive training in its pecific operations and rules.”


(2)

Pendidikan dan pelatihan sistem informasi ini juga ditujukan untuk menghindari kegagalan sistem informasi akuntansi. Dikarenakan kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan kurangnya kesempatan untuk belajar, hal ini muncul karena ketakan akan tingginya biaya yang perlu dikeluarkan untuk kegiatan pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi akuntansi.

Sedangkan menurut Choe dalam Acep Komara (2005) pengertian pendidikan dan pelatihan pemakai adalah sebagai berikut:

“Pelatihan dan pendidikan pengguna merupakan usaha formal untuk tujuan transfer pengetahuan sistem informasi akuntansi yang disyaratkan menjadi konsep-konsep sistem informasi, kemampuan teknis, kemampuan organisasi dan pengetahuan mengenai produk-produk sistem informasi spesifik ” Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Mangkunegara (2005), terdiri dari :

1. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur. 2. Para pelatih harus ahlinya yang berkualitas.

3. Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

4. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.

2.1.9 Penelitian Terdahulu

Guna mempermudah dalam melihat dukungan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan landasan perumusan hipotesis disajikan pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


(3)

Peneliti Variabel penelitian, Hasil Soegiharto (2001), “Influence Factors Affecting The Performance of Accounting Information Systems”

- keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA (X1)

- ukuran organisasi (X2) - formalisasi

pengembangan sistem (X3)

- ukuran organisasi (X4) - penggunaan sistem (Y1) - kepuasan pengguna (Y2)

Faktor keterlibatan pengguna yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem. Faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan penggunaan sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pengguna sistem informasi berhubungan secara signifikan tetapi memiliki korelasi negatif.

Fung Jen (2002), “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi” - formalisasi

pengembangan SIA (X1) - lokasi departemen SIA

(X2)

- penggunaan sistem (Y1) - kepuasan pengguna (Y2)

Hasil penelitian menunjukkan formalisasi pengembangan SIA berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna, dan berpengaruh negatif terhadap penggunaan sistem. Faktor departemen SIA yeng berdiri sendiri kepuasan pengguna lebih rendah daripada departemen SIA yang bergabung dengan dapartemen lain. Komara (2005), “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”

- program pelatihan (X1) - pendidikan pengguna

SIA (X2)

- keberadaan komite pengendali SIA (X3) - lokasi departemen SIA

(X3)

- penggunaan sistem (Y1) - kepuasan pengguna (Y2)

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ada atau tidaknya program pelatihan dan pendidikan bagi pengguna SIA, ada atau tidaknya keberadaan komite pengendali SIA, serta terpisah atau tidaknya departemen SIA dengan departemen lain.


(4)

Peneliti Variabel penelitian, Hasil Luciana dan Irmaya (2007) “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja SIA”

- Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA (X1)

- Kemampuan Teknik Personal SIA (X2) - Ukuran Organisasi (X3) - Dukungan Manajemen

Puncak (X4) - Formalisasi

Pengembangan SI (X5) - Program Pelatihan dan

Pendidikan (X6) - Keberadaan Dewan

Pengarah (X7)

- Lokasi Departemen SI (X8)

- penggunaan sistem (Y1) - kepuasan pengguna (Y2)

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, formalisasi

pengembangan SI tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan pemakaian.

Dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kepuasan dan pemakain. Program pelatihan dan pendidikan dan keberadaan dewan pengarah,data tidak dapat diolah, dikarenakan tidak ada pembedaan jawaban pada hasil kuisioner, hal ini disebabkan jawaban pada pertanyaan ada tidaknya program pelatihan dan pendidikan dan data ada tidaknya dewan pengarah sistem informasi menunjukan bahwa keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat

2.2 Kerangka Pemikiran

Model kerangka penelitian menggambarkan hubungan antar variabel yang diuji dalam penelitiaan. Kerangka penelitian menggambarkan hubungan variabel dukungan manajemen puncak dan program pendidikan dan pelatihan pemakai terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Adapun gambar Kerangka penelitian adalah sebagai berikut:


(5)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Program pendidikan dan pelatihan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akutansi

2.3 Hipotesis

a. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi

b. Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntasi

Program pendidikan dan pelatihan pemakai mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Sistem


(6)

Dukungan Manajemen Puncak dan Program pendidikan dan pelatihan pemakai mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.