Lanjutan
Tahun N a m a
Kontribusi
P. Mitchel Mempelajari mengenai bioener-
getika 1975
H. Temin R. Dulbecco
D. Baltimore Mempelajari mengenai interaksi
virus tumor dan sel, menemukan reverse transcriptase
1980 P. Berg
F. Sanger Mempelajari mengenai gen
splicing; menentukan urutan- urutan nukleo-tida dari gen.
C. S
IFAT DAN
K
EISTIMEWAAN
S
EL
Seperti telah diuraikan oleh Schleiden dan Schwann, sel-sel dapat dianggap sebagai “unit-unit kehidupan“. Dapat diduga
bahwa semua bentuk kehi-dupan, terlepas dari sifatnya, mempunyai dasar seluler. Sel-sel bersifat semiotonom, hal ini
dapat ditunjukkan de-ngan cara mengisolasi sel-sel dari organisme multiseluler dan dan menumbuhkannya di luar
organisme tersebut. Sejumlah percobaan menunjukkan bahwa sel-sel dari organisme manapun, termasuk manusia, dapat
dibudi-dayakan di luar tubuh in vitro dengan kondisi tertentu yang memungkinkannya tetap hidup, sampai lama setelah
organisme asalnya mati. Misalnya, sel-sel manusia telah dibudidayakan untuk kurun waktu puluhan tahun, dan dapat
disiapkan bagi peneliti dengan hanya mengambil-nya dari freezer.
Aktivitas organisme multiseluler ternyata merupa-kan refleksi sifat-sifat sel-sel yang menyusunnya. Organis-me
mengambil makanan, mencerna, mengasimilasi, dan melepaskan bahan yang tidak diperlukan. Organisme
mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Di dalam tubuh organisme, kadar garam diatur sedemikian rupa agar
tetap dalam keadaan homeostasis; organisme tumbuh, berkembang biak, bergerak, dan juga bereaksi terhadap
S
EJARAH
P
ERKEMBANGAN
B
IOLOGI
S
EL
11
rangsangan dari luar, menggunakan energi un-tuk mengadakan aktivitas, mewariskan sifat-sifat genetik kepada keturunannya,
dan akhirnya mati.
Suatu organisme merupakan jumlah atau kumpulan bagian- bagiannya, dan aktivitasnya merupakan jumlah aktivitas sel-sel
yang menyusunnya. Namun, dapat pula dikatakan bahwa organisme adalah jauh lebih dari sekedar kumpulan sel-selnya.
D. B
ENTUK
S
EL
Sel mempunyai bentuk yang sangat bervariasi, baik di antara sel-sel yang menyusun tubuh makhluk hidup yang sama
maupun yang menyusun makhluk hidup yang berbeda. Beberapa sel tidak memiliki bentuk yang tetap, tetapi berubah-
ubah sesuai dengan aktivitasnya. Sel amoeba dan sel darah putih termasuk contoh tipe sel yang bentuknya dapat berubah-
ubah. Sel-sel yang lain memiliki bentuk yang khas atau tetap, atau bentuk-bentuk peralihan yang spesifik untuk setiap jenis
makhluk hidup. Spermatozoa pada manusia memiliki bentuk yang tetap, namun demikian, sperma pada manusia memiliki
bentuk yang berbeda dengan sperma pada hewan lain seperti mencit.
Bentuk-bentuk sel terutama bergantung pada i adaptasi fungsionalnya, ii tekanan permukaan, iii viskositas
protoplasma, iv tekanan mekanik oleh sel-sel yang ada di sekitarnya, dan v rigiditas membran plasma. Selain itu,
mikrotubuli memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan bentuk dari suatu tipe sel De Robertis et al.,
1975.
Umumnya sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan berbentuk polihedral. Bila sel diisolasi dalam lingkungan cair, maka ia
dapat berubah bentuk menjadi bulat. Bentuk bulat merupakan bentuk dasar sel. Macam-macam bentuk sel antara lain
berbentuk gepeng, bentuk kubus, dan bentuk selindris. Umumnya bentuk-bentuk tersebut dijumpai pada sel-sel epitel.
S
EJARAH
P
ERKEMBANGAN
B
IOLOGI
S
EL
12
Sel darah merah pada manusia memiliki bentuk bikonkaf; sel- sel otot berbentuk memanjang; sel-sel bakteri memiliki bentuk
yang bulat, spiral atau bentuk batang; sel-sel xylem dan floem pada tumbuhan mengalami modifikasi sedemikian rupa sehing-
ga memungkinkan melaksanakan fungsinya sebagai jalur angkutan untuk berbagai jenis substansi. Sel-sel saraf memiliki
bentuk yang sesuai untuk melaksanakan fungsi-nya dalam menghantarkan impuls-impuls saraf Sheeler Bianchi, 1983.
Sumber : http:homepages.ius.edudpartinLecture3cells.ppt257,1,Lecture
Gambar-1.8 Sel Saraf Partin D, 2007
Sumber : http:homepages.ius.edudpartinLecture3cells.ppt257,1,Lecture
Gambar-1.9 Sel Darah Merah Partin D, 2007
S
EJARAH
P
ERKEMBANGAN
B
IOLOGI
S
EL
13
Gambar-1.10. Berbagai bentuk sel bakteri. a Bakteri bentuk
kokus, b Bakteri bentuk spiral, dan c Bakteri bentuk batang Sheeler Bianchi, 1983.
E. U