Profil Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Keluarga bapak Komang Alit Mudiatmanta merupakan keluarga dampingan di Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Bapak Komang Alit Mudiatmanta bertempat tinggal di Banjar Pau, Desa Tihingan. Keluarga bapak Komang Alit Mudiatmanta berada dalam kategori masyarakat yang kurang mampu. Beliau tinggal bersama istri, anak dan orang tua serta kakak, dengan luas rumah keseluruhan yaitu 8 are. Dalam rumah tersebut, ditempati tiga kepala keluarga KK yakni KK Wayan Mudana dan KK Nengah Mudantra. Sebagai kepala keluarga, bapak Komang tinggal bersama istri, anak, orang tua serta kakak-kakak komang alit Mudiarmanta. Sehari-hari bapak Komang hanya dapat melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga dikarenakan kondisi mata bapak komang yang tidak dapat melihat lagi disebabkan suatu musibah sejak tahun 2002. Dan istrinya bekerja disuatu pabrik yang membuat alat-alat rumah tangga seperti sendok yang diekspor ke jepang. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makan bapak Komang mendapatkan bantuan beras miskin dari pemerintah dan untuk lauk makan sehari-hari masih bergantung orang tuanya. Untuk biaya listrik dan air bapak komang dibantu oleh kakaknya. Bapak Komang tidak mampu lagi menjadi pekerja aktif, sehingga beliau lebih sering berdiam diri di rumah. Sehingga saudara bapak Komang yang memiliki perekonomian lebih mencukupi, mampu membayai pengeluaran listrik dan air di rumah.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Bapak Komang Alit karena keterbatasan fisiknya, beliau tidak mampu lagi menjadi pekerja aktif. Namun keterbatasan tersebut tidak membuatnya menyerah, untuk biaya sekolah anaknya pak komang alit melakukan pekerjaan apapun yang sanggup beliau lakukan demi membantu perekonomian keluarga. Seperti membuat porosan, mengamplas sendok. Karena sang suami tidak mampu bekerja lagi, Ibu Toya menggantikan posisi suaminya sebagai tulang punggung keluarga. Ibu Toya bekerja sebagai pekerja di sebuah pabrik yang membuat alat-alat rumah tangga seperti sendok yang di ekspor ke Jepang. Dapat dilihat, bahwa ekonomi keluarga bapak Komang Alit sangat jauh dari kata layak atau cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Hal ini dikarenakan keterbatasan fisik Bapak Komang Alit, sehingga tidak mampu memiliki penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

1.3 Pendapatan Keluarga Dampingan

Pendapatan yang didapat oleh bapak Komang Alit dari mengamplas sendok sendiri dihargai Rp.500 persendoknya. Jadi pendapatan yang didapatkan oleh pak komang dari mengamplas sendok selama satu bulan kira-kira Rp. 100.000. Pak komang selain melakukan mengamplas sendok untuk memperoleh penghasilan juga membantu istrinya membuat porosan yang digunakan sebagai salah satu bahan membuat canang, yang nantinya canang tersebut dijual ke pasar. Sedangkan Ibu Luh Toya bekerja di sebuah pabrik yang membuat peralatan rumah tangga yang diekspor ke Jepang, dengan pendapatan sebulannya Rp. 1.000.000. Dapat dikatakan bahwa pendapatan total Bapak Komang dan Ibu Luh Toya dalam satu bulan hanya Rp. 1.100.000.

1.4 Pengeluaran Kebutuhan

Pengeluaran kebutuhan keluarga bapak Komang tidak dapat diketahui pasti. Hal ini disebabkan, bapak Komang dan istrinya masih bergantung hidup dengan orang tua Pak Komang dan Saudara Pak Komang. Uang yang didapatkan dari bekerja oleh Pak Komang dan Ibu Luh Toya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan membiayai sekolah anaknya serta pengeluaran dibidang sosial Bapak Komang megeluarkan iuaran dibanjar dan juga iuaran untuk odalan.