Rumusan Masalah Ruang Lingkup Penelitian Pengetahuan

Persatuan Wredatama Republik Indonesia PWRI merupakan lembaga swadaya yang beranggotakan pensiunan PNS. PWRI ini mempunyai tujuan untuk memfasilitasi para lansia pensiunan PNS untuk tetap memiliki kegiatan-kegiatan yang positif dalam masa tuanya. Berdasarkan laporan semester II PWRI Kota Denpasar Bulan Juli 2015-Desember 2015 jumlah total anggota PWRI sebanyak 1.489 orang dengan anggota laki-laki sebanyak 626 orang dan anggota perempuan sebanyak 863 orang. Berdasarkan absensi kehadiran kegiatan senam lansia yang diadakan setiap Hari Selasa dan Kamis, didapatkan lansia yang aktif mengikuti kegiatan sebanyak 80-100 orang. Dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara terhadap 4 orang staf laki-laki di PWRI Kota Denpasar didapatkan bahwa 3 orang tidak mengetahui apa itu andropause dan 1 orang mengatakan hanya mendengar istilah andropause. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang dimiliki oleh lansia tentang andropause masih kurang, dilihat dari usia mereka yang sudah menginjak 60 tahun keatas dan memasuki masa andropause.

1.2 Rumusan Masalah

Lansia merupakan suatu proses seseorang dari usia dewasa menjadi usia tua. Dimana pada fase ini seseorang akan merasakan perubahan-perubahan bertahap. Meskipun perubahan tersebut tidak selalu sama namun secara pelan dan bertahap seorang lansia akan mengalami kemunduran dan penurunan baik kondisi fisik, mental, dan seksualitas. Andropause merupakan suatu kondisi penurunan hormon testosteron yang dialami oleh lansia laki-laki yang mempunyai keluhan, gejala dan tanda yang menyerupai menopause pada wanita. Informasi-informasi mengenai andropause juga sangat penting untuk diketahui oleh lansia agar mereka mengetahui cara mengatasi gejala-gejala andropause serta penanganannya. Maka dari itu penelitian dilakukan untuk mengetahui kejadian andropause pada lansia di PWRI Kota Denpasar Tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kejadian andropause pada lansia di PWRI Kota Denpasar

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan lansia tentang andropause di PWRI Kota Denpasar 2. Untuk mengetahui gejala andropause pada lansia di PWRI Kota Denpasar

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan wawasan dan informasi mengenai pengetahuan serta kejadian andropause pada lansia.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat dipergunakan sebagai bahan acuan bagi petugas kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan status kesehatan lansia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Lansia laki-laki di PWRI Kota Denpasar yang berfokus pada pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada lansia. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil pengindraan terhadap suatu obyek yang dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek tersebut. Pengetahuan akan memberikan pengaruh terhadap sikap atau perilaku seseorang Notoadmojo, 2007. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan meliputi pendidikan, pekerjaan, dan umur Mubarak, 2006. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu Wawan Dewi,2010. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan seperti lingkungan, sosial ekonomi, kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi, penghasilan sering dilihat untuk menilai suatu hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku norma, kebiasaan, nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat yang akan menghasilkan suatu pola hidup. Sedangkan informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan yang dapat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku Notoadmojo, 2007. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : Awareness kesadaran adalah seseorang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek. Interest merasa tertarik adalah dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus. Evaluation menimbang-nimbang adalah individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi. Trial mencoba yaitu dimana individu mulai mencoba perilaku baru. Adoption adopsi adalah subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus Notoadmojo, 2007. Pengetahun yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. T ingkat pengetahuan yang paling rendah adalah “tahu” know yang didapat berdasarkan proses mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya yang kemudian akan masuk dalam tingkatan memahami comprehention ketika ia sudah dapat mengintepretasikan suatu obyek dengan benar. Tingkatan berikutnya adalah mulai muncul kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya application sehingga kemudian mampu untuk menganalisis suatu obyek analalysis suatu materi kedalam komponen-komponen yang masih berkaitan satu sama lain. Ketika telah mampu untuk menyatakan, maka tingkatan pengetahuan selanjutnya adalah menghubungkan bagian-bagian untuk menyusun suatu formula baru synthesis. Tahapan yang paling tinggi dalam suatu proses pengetahuan adalah melakukan evaluasi evaluation dengan memberikan penilaian terhadap suatu obyek atau materi dengan menggunakan kriteria-kriteria atau yang telah ada Notoadmojo, 2007. Pada masing-,masing individu memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda- beda. Menurut Notoadmodjo 2007, tingkat pengetahuan seseorang dibedakan menjadi 3 kategori yaitu kategori baik bila nilai akumulasinya 76-100, kategori cukup bila nilai akumulasinya 56-75, dan kategori kurang bila nilai akumulasinya 56. Tingkat pengetahuan ini diperoleh dari suatu pengukuran pengetahuan yang dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari individu tersebut.

2.2 Lansia