Kerangka Berpikir KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Produksi kedelai di Indonesia dari tahun 2009 sampai 2013 secara terus menerus mengalami penurunan, walaupun permintaan kedelai nasional terus mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi kedelai di Indonesia adalah penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh jamur S. rolfsii. Penyakit rebah kecambah pada kedelai bisa menyebabkan penurunan hasil sampai 59 Akem Dashiell, 1991. Pengendalian penyakit rebah kecambah masih mengandalkan penggunaan fungisida kimia sintetis, tetapi karena patogen penyakit ini merupakan patogen tular tanah dan bisa bertahan cukup lama di dalam tanah dalam bentuk sklerotia, maka upaya pengendalian tersebut belum mampu mengendalikan penyakit rebah kecambah secara memuaskan. Selain itu, penggunaan fungisida sintetis secara kurang tepat bisa menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu masalah lingkungan yang mungkin timbul adalah terjadinya pencemaran air dan tanah, munculnya resistensi jamur terhadap fungisida sintetis, punahnya mikroorganisme non-target yang mungkin sangat bermanfaat sebagai antagonis terhadap patogen. Salah satu cara alternatif yang semakin berkembang saat ini adalah pemanfaatan rizobakteri yang juga dikenal dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria PGPR sebagai agen hayati patogen tular tanah. Menurut Soesanto 2008, rizobakteri mampu menghasilkan fitohormon indole acetic acid IAA, memfiksasi N 2 , memiliki daya antagonisme terhadap mikroba antagonis melalui produksi side rofor, β-1,3-glukanase, kitinase, selulase, antibiotik, dan sianida, serta mampu melarutkan fosfat mineral serta nutrisi lainnya. Yan et al. 2002 juga melaporkan bahwa PGPR strain Bacillus pumilus SE34 dan Pseudomonas flurescens 89B61 mampu memacu ketahanan sistemik pada tanaman tomat dan mengurangi keparahan penyakit yang disebabkan oleh Phytophthora infestans. Tanaman Leguminosae dikenal memiliki keragaman mikroba dalam tanah melalui eksudat akarnya serta dapat memberikan dampak positif untuk pengendalian patogen tular tanah. Menurut Sugiyama dan Yazaki 2012, tanaman Leguminosae menciptakan interaksi simbiosis dengan rhizobia dan jamur mikoriza arbuskular untuk mendapatkan beberapa nutrisi seperti nitrogen dan fosfat. Dalam interaksi ini, flavonoid dan strigolactones dalam eksudat akar berfungsi sebagai molekul sinyal untuk menciptakan interaksi simbiosis. Berdasarkan hasil penelitian Hynes et al. 2008 bahwa bakteri yang berasal dari akar kacang ercis Pisum sativum, lentil Lens culinaris, dan kacang arab Cicer arietinum mampu menekan jamur patogen tanaman legum dan memacu pertumbuhan tanaman. Sebanyak 76 isolat menghasilkan siderofor, 5 isolat menunjukkan aktivitas ACC-deaminase, dan 7 isolat mampu memproduksi indol. Sebanyak 5 isolat mampu menekan pertumbuhan Phytium sp. strain P88-p3, 7 mampu menekan pertumbuhan Fusarium avenaceum, dan 9 mampu menekan pertumbuhan Rhizoctonia solani CKP7. Dey et al. 2004 melaporkan bahwa Pseudomonas sp. isolat PGPR1 dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus niger dan A. flavus secara in vitro. Pseudomonas sp. isolat PGPR4 juga menunjukkan penghambatan yang kuat terhadap S. rolfsii secara in vitro. Hasil penelitian Solichatun et al. 2013, menunjukkan bahwa rizobakteri yang diisolasi dari akar kacang tanah mampu menghambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici secara in vitro dengan daya hambat bervariasi antara 73,21 sampai 84,29. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menemukan rizobakteri dari rizosfer tanaman Leguminosae yang efektif menghambat pertumbuhan jamur S. rolfsii dan mengendalikan penyakit rebah kecambah pada tanaman kedelai.

3.2 Konsep Penelitian