PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah semakin beragam dan cepat berubah. Tantangan ini dapat lebih cepat direspon oleh
sekolah kalau pengelola sekolah menerapkan kebijakan dengan menganggap sekolah sebagai pusat perhatiannya “school at the
center”. Konsep pengembangan manajemen berbasis sekolah MBS berkembang sebagai respon dari sistem
manajemen yang dikendalikan oleh otoritas eksternal MKE. Upaya pengembangan konsep dan teori manajemen
berbasis sekolah sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu, dan sejak tahun 1999 konsep MBS telah di diujicobakan di
beberapa sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah berkemauan untuk melaksanakan MBS, tetapi terbentur kepada belum
terbentuknya pemahaman bagaimana menerapkan konsep tersebut secara operasional.
Di beberapa belahan dunia, MBS terlahir dengan beberapa nama yang berbeda, antara lain “tata kelola berbasis sekolah” school-
based governance, “manajemen mandiri sekolah” school self- manegement, dan bahkan juga dikenal dengan “school site
management” atau “manajemen yang bermarkas di sekolah”. Istilah-istilah tersebut memang mempunyai pengertian dengan
penekanan yang sedikit berbeda. Namun, nama-nama tersebut memiliki roh yang sama, yakni sekolah diharapkan dapat menjadi
lebih otonom bukan hanya sekedar unit pelaksana teknis dalam pelaksanaan manajemen sekolahnya, khususnya dalam
penggunaan 3M-nya, yakni man, money, dan material. Sekolah mengemban fungsi berposisi di garis paling depan dalam
melayani pendidikan masyarakat, sehingga sekolah harus dapat merespon dengan cepat perubahan yang ada, namun juga tetap
mengikuti standar-standar yang sudah ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sekolah sebagai unit
organisasi yang mempunyai otonomi, mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri. Pengoperasionalan MBS memerlukan
langkah-langkah perumusan lingkup kegiatan pengelolaan yang sudah digariskan dalam peraturan kementerian dalam bentuk
standar-standar pengelolaan yang harus diikuti oleh sekolah kegiatan yang diikat oleh aturan, dan kegiatan-kegiatan yang
sepenuhnya diatur oleh sekolah otonomi sepenuhnya. Penerapan MBS secara yuridis diamanatkan oleh beberapa
aturan perundangan antara lain 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 51, Ayat 1;
2
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasah”
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 49, Ayat 1; “Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas” 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, yang akan diuraikan lebih mendetail lagi pada BAB II dan III
4. Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendididikan, Pasal 50 dan 51.
Pasal 50 “Satuan atau program pendidikan wajib bertanggung jawab mengelola sistem pendidikan nasional di satuan atau
program pendidikannya serta merumuskan dan menetapkan kebijakan pendidikan sesuai dengan kewenangannya”.
Pasal 51 1 “Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 merupakan penjabaran dari kebijakan pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 17, Pasal 28, danatau Pasal 39, serta sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”.
B.
Kompetensi MBS Yang Diharapkan
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan belajar MBS, peserta penguatan kepala sekolah diharapkan memiliki kompetensi-
kompetensi berikut:
a.
memahami konsep MBS;
b.
menerapkan konsep MBS;
c.
melaksanakan monitoring dan evaluasi MBS.
3
C.
Deskripsi Materi Pelatihan
Untuk mencapai tiga kompetensi MBS sebagaimana disebut pada butir B, tiga kegiatan pembelajaran untuk penguatan
kemampuan kepala sekolah telah disusun, yaitu:
1.
Kegiatan pembelajaran 1, ditujukan untuk penguasaan materi Konsep MBS; mencakup arti, tujuan, konteks,
prinsip, target, praktek-praktek dan kewenangan
2.
Kegiatan pembelajaran 2, ditujukan untuk penguasaan kompetensi
Penerapan MBS;
mencakup mengidentifikasi kegiatan pengelolaan, menyusun
“best practice” dalam bentuk diagram alir, mengidentifikasi aturan mengenai kewenangan, dan
mengidentifikasi penanggung jawab kegiatan dan pihak terlibat.
3.
Kegiatan pembelajaran 3 ditujukan untuk penguasaan kompetensi monitoring dan Evaluasi, mencakup
menyusun perangkat monitoring dan evaluasi kegiatan pengelolaan.
4
II. KEGIATAN BELAJAR 1 KONSEP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
A. Pengantar Bukti-bukti empirik lemahnya pola lama manajemen pendidikan