LAPORAN TUGAS MANDIRI 001

  

LAPORAN TUGAS MANDIRI

MPK AGAMA KRISTEN PROTESTAN

PERNIKAHAN KRISTEN

  Nama : Ester Nugraheny Natalia Purba NPM : 1206243085 Sumber : Mantik, Maria Josephine K., dkk. 2012. Membangun Pribadi Berkarakter Mulia.

  Kendall, Jackie dan Debbie Jones. 2010. Lady in Waiting. Bandung: Penerbit Pionir Jaya.

  Dalam Kejadian 2: 18-23 dijelaskan bahwa Allah adalah inisiator pernikahan yang bertujuan untuk memberikan kebahagiaan bagi manusia. Sudah menjadi sifat dasar manusia tidak dapat hidup sendirian. Manusia membutuhkan pasangan yang sepadan dalam hidupnya dan pasangan itu tidak dapat ditemukan dalam ciptaan Allah yang lain. Manusia adalah gambar dan rupa Allah, maka ia membutuhkan pasangan yang sepadan dalam diri manusia lain. Allah berinisiatif untuk membuat Adam tidur, dan mengambil tulang rusuknya untuk menjadi penolong yang sepadan untuknya. Maka hal ini benar menunjukkan bahwa pernikahan adalah murni inisiatif dari Allah.

  Pernikahan yang baik adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang seiman dan sepadan. Mengenai pasangan seiman, hal ini tertulis jelas dalam 2 Korintus 6:14- 18, terutama pada ayat ke-14. Disini terlihat bahwa pernikahan yang dikehendaki Allah berasal dari pasangan yang sama-sama percaya dan mengenal Allah. Sekalipun akhir-akhir ini banyak yang berkilah bahwa dengan pasangan beda agama, mereka akan membawanya menuju iman kepada Kristus (pindah agama). Tetapi tentu hal ini tidak benar, sebab membawa jiwa menjadi percaya adalah karya Roh Kudus yang bekerja dalam seseorang, bukan sekadar alasan pernikahan belaka. Oleh karena itu, pernikahan seiman adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi pasangan Kristen.

  Kriteria selanjutnya dalam pernikahan Kristen adalah sepadan. Sepadan disini artinya memiliki kesesuaian dalam iman, usia, tingkat pendidikan, latar belakang keluarga, dan lain-lain. Sekalipun hal ini seringkali dianggap bukan perkara yang dapat menghalangi pernikahan, namun kesepadanan tentu membawa pernikahan menuju keharmonisan. Sebagai pemabuk dan tidak taat. Tentu hal ini mengindikasikan ketidaksepadanan yang dapat membawa penikahan menjadi tidak harmonis.

  Pernikahan Kristen yang benar bertujuan untuk mewujudkan kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga Kristen harus memancarkan kasih Kristus sehingga nama Tuhan semakin dipermuliakan. Pernikahan Kristen juga tidak mengenal kata perceraian karena dalam Matius 19:5-6 telah menuliskan bahwa apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Artinya hanya maut yang boleh memisahkan pernikahan.

  Pernikahan Kristen menjadi istimewa karena didasarkan pada kasih Allah yang terlebih dahulu mengasihi manusia. Kasih ini bersifat agape artinya kasih yang sungguh dan murni, tidak memandang rupa. Kasih ini memampukan keluarga untuk dapat memahami dan menerima satu sama lain. Menurut buku Lady in Waiting, karya Jackie Kendall dan Debbie Jones, pernikahan yang baik berasal dari pasangan yang mengasihi Allah terlebih dahulu, baru kemudian dapat mengasihi pasangannya satu sama lain. Alangkah indahnya apabila pernikahan Kristen benar-benar didasarkan dalam kasih Allah.