UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADALE MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 6 BAGELAN GEDONGTATAAN PESAWARAN
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYASTRADALEMENGGUNAKAN MODIFIKASI
ALAT SISWA KELAS V SDN 6 BAGELAN GEDONGTATAAN PESAWARAN
Oleh SUHARTONO
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar lompat tinggi gayaStradaledengan Menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan alat bantu tali karet dan siklus ke Dua dengan alat bantu bilah bambu. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 6 Bagelan Gedongtataan
Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gayaStradaleyang meliputi sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gayaStradale melalui penggunaan alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 66,67 %, dan siklus kedua sebesar 90,00 %..
(2)
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYASTRADALEMENGGUNAKAN MODIFIKASI
ALAT SISWA KELAS V SDN 6 BAGELAN GEDONG TATAAN PESAWARAN
(Skripsi)
Oleh SUHARTONO
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
(3)
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYASTRADALEMENGGUNAKAN MODIFIKASI
ALAT SISWA KELAS V SDN 6 BAGELAN GEDONGTATAAN PESAWARAN
Oleh SUHARTONO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(4)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Teknik Gaya Guling... 8 Gambar 2 : Gerak Dasar Lompat Tinggi GayaStradale ... 10 Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 15 Gambar 4 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai
≥ RK dan < RKDi Setiap Siklus ... 21 Gambar 5 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang
(5)
i DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Masalah ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 5
B. Belajar ... 6
C. Gaya Guling (Straddle) ... 8
D. Modifikasi Alat ... 10
E. Kerangka Pikir ... 12
F. Hipotesi Tindakan ... 13
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 14
B. Setting Penelitian ... 15
C. Subyek Penelitian ... 15
D. Rencana Tindakan ... 15
E. Instrument dan Cara Pengambilannya ... 17
F Teknik Analisis Data ... 18
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 20
B. Pembahasan ... 24
C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 25
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 28
B. Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 30
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi GayaStradale ... 18 2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak
Dasar Lompat Tinggi GayaStradale ... 21 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat tinggi
GayaStradale Pada Tes Awal... 22 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat tinggi
GayaStradalePada Tes Siklus 1 ... 23 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat tinggi
(7)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...
Penguji
Bukan Pembimbing :Drs.Wiyono. M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
(8)
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Suhartono
NPM : 1113108008
Dengan ini menyatakanbahwa skripsi dengan judul“Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale Menggunakan Modifikasi Alat pada Siswa Kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012”adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Pesawaran, September 2012
(9)
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi GayaStradaleMenggunakan Modifikasi Alat pada Siswa Kelas V SDN 6 Bagelan
Gedongtataan Pesawaran
Nama Mahasiswa : Suhartono Nomor Pokok Mahasiswa : 1113108008 Program Studi : Penjaskesrek
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19700525 200501 1 002
(10)
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul”Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi
Gaya Stradale Menggunakan Modifikasi Alat pada Siswa Kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.
7. Kepala SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran
2011/2012.
8. Siswa-siswi kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.
(11)
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Lampung Timur, September 2012 Penulis
(12)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak , dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak memiliki aspek-aspek gerak yang ingin dicapai. Adapun
(13)
2
struktur materi Pendidikan Jasmani untuk TK sampai SD/MI kelas 3 SD meliputi kesadaran akan tubuh dan gerakan, kecakapan gerak dasar, gerakan ritmik, permainan, akuatik (olahraga di air/bila memungkinkan), senam, kebugaran jasmani dan pembentukan sikap dan perilaku. Dan materi pembelajaran untuk SD/MI kelas 4 sampai 6 adalah aktivitas pembentukan tubuh, permainan dan modifikasi olahraga, kecakapan hidup di alam bebas, dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani serta pembentukan sikap dan perilaku).
Berdasarkan observasi peneliti pada materi lompat tinggi ditemukan bahwa hampir rata-rata siswa kelas V belum dapat melewati mistar menggunakan gaya gunting. Dari jumlah seluruh siswa yaitu 30 siswa yang terdiri dari 17 laki-laki dan 13 perempuan, tidak ada satupun yang berhasil dengan sempurna melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran Penjaskes pada materi lompat tinggi belum berhasil.
Kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan lompat tinggi adalah saat melakukan gerak mengambil ancang-ancang melompat. Ragu dalam mengambil ancang-ancang membuat hasil langkahan kaki seperti gunting untuk melewati mistar tidak dilakukan dengan maksimal. Langkahan kaki terlalu rapat antaar kaki yang melangkah lebih dulu dengan mistar sehingga tersentuh mistar. Ada lagi yang telah melangkah dengan benar tapi saat kaki kedua melangkah badan tidak di angkat sehingga mengenai mistar dan jatuh. Sebagian besar siswa perempuan tidak berani mencoba latihan yang diberikan
(14)
3
guru, siswa takut pada mistar lompat tinggi. Oleh sebab itu, dalam upaya meningkatkan ketuntasan belajar, dapat peneliti simpulkan untuk melakukan modifikasi pada mistar lompat tinggi dengan alat yang menarik tapi juga tidak menakutkan bagi siswa. Dengan penggunaan modifikasi mistar ini diharapkan siswa akan berani mencoba latihan yang diberikan sehingga dengan latihan berulang-ulang siswa akan meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting.
Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan judul “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi GayaStradaleMenggunakan Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Rata-rata siswa belum bisa melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting
2. Siswa masih ragu melakukan ancang-ancang lompat tinggi 3. Siswa kesulitan melakukan gerak langkah melewati mistar 4. Belum digunakannya modifikasi alat dalam pembelajaran
(15)
4
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah berikut : “Apakah dengan penggunaan modifikasi alat berupa karet, pelepah pisang
dan bambu dapat meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : “Ingin meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gayaStradalesiswa kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran”.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai alat-alat yang dapat dimodifikasi dalam pembelajaran lompat tinggi.
2. Bagi guru
Guru mendapatkan bahan pemikiran dalam memilih modifikasi alat dalam pembelajaran lompat tinggi.
3. Bagi siswa
Meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar lompat tinggi gaya gunting pada siswa.
(16)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.
Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
(17)
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. (Kurikulum Penjas, 2004)
Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.
B. Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006:44) Sedangkan belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana. 1991: 5)
(18)
Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus manadji (1994: 162) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons). Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.
1. Hukum kesiapan
Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada
kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas pendidikan jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.
2. Hukum latihan
Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia harus berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan
memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh dengan melakukan. Melakukan berulang-ulang tidak berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan
(19)
menghasilkan kemajuan dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki. Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan penambahan beban agar meningkatnya kesegaran jasmani anak, dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Hukum pengaruh
Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman yang memuaskan daripada pengalaman-pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada pendidikan jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain dengan
kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.
(20)
C. Gaya guling (straddle)
Gaya ini dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
Gambar. Teknik Gaya Guling (Suyono, 1993) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 4 - 43
Gaya guling sering disebut juga dengan gaya anjing kencing. Diberi nama anjing kencing karena pada waktu melakukan pendaratan melakukan sikap seperti anjing yang sedang kencing. Dalam lompat tinggi gaya ini terbagi atas awalan, tolakan, sikap tubuh di atas mistar dan pendaratan.
a. Awalan
Awalan dilakukan dengan mengambil tempat menyamping kira-kira 35-45 derajat. Langkah dalam melakukan awalan selalu ganjil. Cara
mengukur jumlah langkah awalan dihitung mundur dari tempat melakukan tolakan.
(21)
b. Tolakan
Tolakan pada lompat tinggi gaya guling dengan menggunakan kaki tumpu bagian dalam dan kaki ayun bagian luar. Berbeda dengan kaki tumpu pada lompat tinggi gaya flop. Pada gaya flop kaki tumpu adalah kaki bagian luar dan kaki ayun bagian dalam. Pada waktu melakukan tumpuan dan menolak pada gaya guling kaki ayun langsung melangkah ke atas untuk melompati mistar.
c. Sikap tubuh di atas mistar
Tubuh di atas mistar dimulai setelah kaki ayun melangkah bersamaan dengan tolakan kaki tumpu menolak. Saat ada dorongan dari kaki tumpu badan dengan cepat dibalikkan serta kepala tunduk. Posisi pantat lebih tinggi dari pada pundak dan kaki tolak dilipat, kemudian
digerakkan dari samping ke atas. Saat tangan kanan dan kepala berada di bawah mistar, tangan kiri diayunkan dan dilipat di atas punggung supaya tidak menyentuh mistar.
d. Mendarat
Bagian tubuh yang pertamakali mendarat adalah kaki ayun dan kedua tangan. Dengan pendaratan yang seperti ini, maka lompat tinggi model ini sering disebut lompat tinggi gaya anjing kencing
(22)
Gambar Gerak Dasar Lompat Tinggi GayaStradale.
D. Modifikasi Alat
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 751) modifikasi artinya
pengubahan, atau perubahan. Menurut Bahagia dan Suherman (2000:41) modifikasi merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP(Developentally Appropriate Practice) termasuk didalamnyabody scalingatau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar.
Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan
membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta dapat membantu dan
(23)
mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.
Penggunaan alat modifikasi diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diharapkan tercapai. Slameto (1995: 12) menyatakan proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar peserta didik harus menunjukkan kegembiraan, semangat yang besar dan percaya diri. Atas dasar tersebut, guru berperan untuk mempertahankan kelangsungan proses belajar mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang
digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya dan panjang-pendek peralatan yang
digunakan. (Bahagia dan Suherman, 2000:48)
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan karet, pelepah pisang dan bambu. Dengan modifikasi alat lompat tinggi tersebut diharapkan akan meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas V.
(24)
E. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam proses pembelajaran. Hasil belajar terlihat dari perubahan yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan Jasmani sebagai pendidikan melalui gerak menuntut adanya penggunaan alat bantu atau alat modifikasi untuk membantu dan mempermudah guru menerangkan pelajaran dan siswa dalam mencapai ketuntasan belajar.
Lompat tinggi adalah lompat melewati mistar dan mendarat pada matras yang telah disediakan. Dimulai dari gerakan lari ancang-ancang beberapa langkah di samping depan mistar, kemudian mendekati mistar dan
mengayunkan salah satu kaki kemudian kaki yang satu juga menyusul melewati mistar. Untuk memotivasi dan membuat siswa berani melakukan lompat tinggi peneliti menggunakan modifikasi alat berupa karet yang diikatkan pada dua buah pelepah pisang yang dijadikan pengganti tiang. Selain karet akan digunakan juga bambu sebagai pengganti mistar. Modifikasi alat tersebut dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi lompat tinggi gaya guntingnya. Dengan prinsip DAP dalam modifikasi maka aktifitas belajar yang direncanakan akan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.
(25)
F. Hipotesis Tindakan
Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : “Dengan penggunaan modifikasi alat dapat meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gayastradalepada siswa kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran”.
(26)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau yang disebut Classroom Action Research, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran dikelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka
responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme dan menunjukan budaya akademik. (Arikunto, dkk. 2007: 61).
Dalam penelitian PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa perencanaan, tindakan, observasi dan reflektif. Peneliti merencanakan
(27)
penelitian sampai tiga siklus dan setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Seperti digambarkan di bawah ini:
Gambar 2 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas.
B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian:
SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran 2. Pelaksanaan penelitian :
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan.
C. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas V di SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 17 laki-laki dan 13 perempuan.
D. Rencana Tindakan Siklus I
Rencana :
b. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
(28)
c. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat tinggi gaya gunting untuk penilaian diakhir proses pembelajaran.
d. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). e. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. Tindakan :
a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus pertama. Bentuk kegiatannya adalah latihan melompati karet dan menggunakan tiang dari pelepah pisang.
b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian pada tatap muka tersebut.
c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan pada tatap muka tersebut.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.
Refleksi :
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua
Siklus II Rencana :
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat tinggi gaya gunting untuk penilaian diakhir proses pembelajaran.
(29)
c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. Tindakan :
a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu latihan lompat pada bambu.
b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian pada tatap muka tersebut.
c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan pada tatap muka tersebut.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus kedua.
Refleksi :
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
A. Instrumen dan Cara Pengambilannya
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya. Instrumen dalam penelitian ini berupa penilaian kualitas gerak dasar lompat tinggi gaya gunting. Rentang nilai yang digunakan dalam penilaian adalah 1-3, dengan nilai 1 adalah kurang, 2 adalah cukup dan 3 adalah baik.
(30)
Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting.
No Indikator Deskriptor Nilai
2 2 3
1 Tahap
Persiapan
• Posisi badan tegak
• Mata lurus ke depan melihat mistar • Jarak untuk melakukan ancang-ancang
sekitar 9 langkah, Posisi di samping depan mistar
2
Tahap Pelaksanaa
n
• Lari perlahan, langkah kaki diperlebar • Tolakan pada lompat tinggi gaya
guling dengan menggunakan kaki tumpu bagian dalam dan kaki ayun bagian luar
• Sewaktu melakukan tumpuan dan menolak pada gaya guling kaki ayun langsung melangkah ke atas untuk melompati mistar.
• Saat ada dorongan dari kaki tumpu badan dengan cepat dibalikkan serta kepala tunduk. Posisi pantat lebih tinggi dari pada pundak dan kaki tolak dilipat, kemudian digerakkan dari samping ke atas
• Saat tangan kanan dan kepala berada di bawah mistar, tangan kiri
diayunkan dan dilipat di atas punggung supaya tidak menyentuh mistar
3
Tahap Akhir Gerakan
• Bagian tubuh yang pertama kali mendarat adalah kaki ayun dan kedua tangan.
• Berdiri kembali
• Kembali ke sikap awal (Adaptasi M. Sakir)
(31)
F. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan.
2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai≥ 65 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).
(32)
28
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar lompat tinggi gayaStradaleuntuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gayaStradalepada Siswa kelas V V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran.
2. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar lompat tinggi gayaStradaleuntuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gayaStradalepada Siswa kelas V V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran.
(33)
29
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gayaStradale.
2. Untuk siswa Kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya Stradale.
3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat tinggi gayaStradale.
(34)
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 2994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas.PT Bumi Aksara. Jakarta. Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004.Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Rineka
Cipta: Jakarta
Kunandar. 2009.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Slameto. 2995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sujana, Nana. 2992.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
(35)
31
(1)
Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting.
No Indikator Deskriptor Nilai
2 2 3
1 Tahap
Persiapan
• Posisi badan tegak
• Mata lurus ke depan melihat mistar • Jarak untuk melakukan ancang-ancang
sekitar 9 langkah, Posisi di samping depan mistar
2
Tahap Pelaksanaa
n
• Lari perlahan, langkah kaki diperlebar • Tolakan pada lompat tinggi gaya
guling dengan menggunakan kaki tumpu bagian dalam dan kaki ayun bagian luar
• Sewaktu melakukan tumpuan dan menolak pada gaya guling kaki ayun langsung melangkah ke atas untuk melompati mistar.
• Saat ada dorongan dari kaki tumpu badan dengan cepat dibalikkan serta kepala tunduk. Posisi pantat lebih tinggi dari pada pundak dan kaki tolak dilipat, kemudian digerakkan dari samping ke atas
• Saat tangan kanan dan kepala berada di bawah mistar, tangan kiri
diayunkan dan dilipat di atas punggung supaya tidak menyentuh mistar
3
Tahap Akhir Gerakan
• Bagian tubuh yang pertama kali mendarat adalah kaki ayun dan kedua tangan.
• Berdiri kembali
• Kembali ke sikap awal (Adaptasi M. Sakir)
(2)
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan.
2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai≥ 65 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).
(3)
28
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar lompat tinggi gayaStradaleuntuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gayaStradalepada Siswa kelas V V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran.
2. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar lompat tinggi gayaStradaleuntuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gayaStradalepada Siswa kelas V V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran.
(4)
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gayaStradale.
2. Untuk siswa Kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya Stradale.
3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat tinggi gayaStradale.
(5)
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 2994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas.PT Bumi Aksara. Jakarta. Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004.Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Rineka
Cipta: Jakarta
Kunandar. 2009.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Slameto. 2995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sujana, Nana. 2992.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
(6)