PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN GEDONG AIR TANJUNG KARANG BARAT BANDAR LAMPUNG

(1)

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA

KELAS IV SDN GEDONG AIR TANJUNG KARANG BARAT BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

SOPTINI

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(2)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Teknik Gaya Gunting ... 9 Gambar 2 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 14 Gambar 3 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RK Di Setiap Siklus ... 20 Gambar 5 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang


(3)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Masalah ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 5

B. Belajar ... 6

C. Lomat Tinggi Gaya Gunting ... 8

D. Modifikasi Alat ... 10

E. Kerangka Pikir ... 11

F. Hipotesi Tindakan ... 12

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 13

B. Setting Penelitian ... 14

C. Subyek Penelitian ... 14

D. Rencana Tindakan ... 14

E. Instrument dan Cara Pengambilannya ... 16

F Teknik Analisis Data ... 17

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 19

B. Pembahasan ... 23

C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 28


(4)

ii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting... 17 2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak

Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting ... 19 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat tinggi

Gaya Gunting Pada Tes Awal ... 21 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat tinggi

Gaya Gunting Pada Tes Siklus 1 ... 21 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat tinggi


(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui

aktivitas jasmani dan olahraga. Penjaskes merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan, dan penghayatan nilai-nilai moral serta membiasakan diri pola hidup sehat yang bermuara pada pengembangan jiwa pribadi peserta didik secara utuh.

Manfaat yang diperoleh dari proses pembelajaran Penjaskes adalah

diharapkan peserta didik disiplin, sportivitas, dan mampu berperilaku hidup sehat dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat. Aktifitas

pembelajaran sendiri dalam berolahraga bagaimana membuat percaya diri peserta didik agar senang dan mau belajar dengan rasa sadar serta terpanggil jiwanya akan manfaat dari pembelajaran olahraga ini sekaligus merupakan salah satu upaya inovasi menghilangkan kejenuhan dalam berolahraga.


(6)

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak , dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak memiliki aspek-aspek gerak yang ingin dicapai. Adapun

struktur materi Pendidikan Jasmani untuk TK sampai SD/MI kelas 3 SD meliputi kesadaran akan tubuh dan gerakan, kecakapan gerak dasar, gerakan ritmik, permainan, akuatik (olahraga di air/bila memungkinkan), senam, kebugaran jasmani dan pembentukan sikap dan perilaku. Dan materi pembelajaran untuk SD/MI kelas 4 sampai 6 adalah aktivitas pembentukan tubuh, permainan dan modifikasi olahraga, kecakapan hidup di alam bebas, dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani serta pembentukan sikap dan perilaku).

Berdasarkan observasi peneliti pada kegiatan belajar mengajar materi lompat tinggi, sebagian besar siswa masih belum tuntas atau berhasil melakukan gerak dasar lompat tinggi. Dari 30 jumlah siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65 hanya 5 orang siswa, sedangkan yang mendapat nilai


(7)

kurang dari 65 berjumlah 25 siswa. Sedangkan pembelajaran dikatakan berhasil jika lebih dari 50% siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Siswa yang mengalami kesulitan utnuk melakukan langkahan gunting melewati mistar. Kebanyakan siswa takut mencoba, sehingga siswa tidak dapat mempraktikkan gerak dasar lompat tinggi, yaitu gaya guting. Untuk meningkatkan keberanian dan ketuntasan belajar, peneliti berpikir untuk melakukan modifikasi pada alat lompat tinggi seperti mistar. Diharapkan dengan alat modifikasi tersebut anak akan termotivasi untuk melakukan gerak lompat tinggi gaya gunting dengan benar dan keberhasilan pembelajaran dicapai.

Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan judul “Peningkatan Lompat Tinggi Gaya Gunting Dengan Menggunakan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas IV SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa belum berhasil mencapai nilai ketuntasan belajar 2. Siswa kesulitan melakukan gerak langkah melewati mistar


(8)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah berikut : “Apakah dengan penggunaan alat modifikasi berupa tali plastik, holahop dan

bilah bambu dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah :

1. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.

2. Ingin memperbaiki gerak dasar lompat tinggi gaya gunting siswa. E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman untuk pembelajaran Penjaskes dimasa yang akan datang, memberikan informasi tentang alat-alat yang dapat dimodifikasi dalam pembelajaran.

2. Bagi guru

Sebagai bahan pemikiran guru Penjaskes dalam memilih penggunaan alat modifikasi sehingga pembelajaran Penjaskes berhasil.

3. Bagi siswa

Meningkatkan hasil belajar Penjaskes dan memperbaiki gerak dasar lompat tinggi siswa.


(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

1. Hakekat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.


(10)

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. (Kurikulum Penjas, 2004)

2. Pentingnya Pendidikan Jasmani

Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan.

Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah ikut

memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk seperti anak kurang bergerak karena asyik menonton TV atau video game

membuat kebugaran anak semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).


(11)

Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, pendidikan jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat

menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

B. Lompat Tinggi Gaya Gunting

Lompat tinggi adalah salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Lompat tinggi adalah lompat melewati mistar dan mendarat pada matras yang telah disediakan.

Menurut M. Sakir (1989: 47) adapun cara-cara untuk bisa melompat:

1. Ambil ancang-ancang dari samping depan mistar kurang lebih 10

langkah

2. Lari perlahan tapi pasti. Langkah kaki di perlebar. Untuk bertumpu

pada kaki kanan, posisi dari kiri sebelah mistar dan untuk bertumpu pada kaki kiri, posisi dari sebelah kanan mistar.

3. Kaki yang dekat dengan mistar di ayun keatas depan, sampai

melewati mistar. Diatas mistar kaki yang satu menyusul. Badan tegak atau agak membungkuk kedepan. Usahakan kaki yang menyusul ini lebih tinggi dari kaki yang naik lebih dulu.Kaki


(12)

bergerak menyilang seperti gunting. Tangan diangkat supaya tidak mengganggu lompatan.

4. Pada waktu mendarat kaki yang belakang diayun kebawah lebih

dulu.

5. Badan diputar kembali, lurus kedepan menghadap mistar.

Gambar 1. Tahapan Gerakan Lompat Tinggi Gaya Gunting. C. Teori Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006:44)

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana. 1991: 5)


(13)

Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus manadji (1994: 162) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons). Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.

1. Hukum kesiapan

Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada

kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas pendidikan jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.

2. Hukum latihan

Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia harus berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan

memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh dengan melakukan. Melakukan berulang-ulang tidak berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan menghasilkan kemajuan dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki.


(14)

Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan penambahan beban agar meningkatnya kesegaran jasmani anak, dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan anak.

3. Hukum pengaruh

Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman yang memuaskan daripada pengalaman-pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada pendidikan jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain dengan

kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.

D. Alat modifikasi

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangkamencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai pelengkap, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagaai tujuan. (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006:54)


(15)

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 751) modifikasi artinya

pengubahan, atau perubahan. Menurut Bahagia dan Suherman (2000:41) modifikasi merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran

mencerminkan DAP (Developentally Appropriate Practice) termasuk

didalamnya body scaling atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa

yang sedang belajar.

Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan

membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta dapat membantu dan

mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.

Penggunaan alat modifikasi diaharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diharapkan tercapai. Menurut Rusli Lutan (2002: 10) pembelajaran Penjasorkes dikatakan berhasil apabila:

1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas

gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak


(16)

3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas

4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran

Dalam penelitian ini peneliti melakukan modifikasi peralatan olahraga yang digunakan. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya dan panjang-pendek peralatan yang digunakan. (Bahagia dan Suherman, 2000:48)

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tali plastik, holahop dan bilah bambu. Dengan variasi mistar lompat tinggi diharapkan akan meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas VI.

E. Kerangka Pikir

Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan murid yang melakukan proses belajar. Hasil belajar terlihat dari perubahan yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa iu sendiri tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam materi tersebut. Pemilihan alat bantu atau pemodifikasian alat pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya efektivitas suatu pembelajaran. Dan untuk mengetahui apakah pembelajaran telah efektif maka digunakanlah alat


(17)

pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan penilaian keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting, dengan tujuan meningkatkan

keterampilan gerak dasar lompat siswa. Lompat tinggi gaya gunting dapat dilakukan dengan lari anang-ancang dahulu di samping depan mistar, kemudian mendekati mistar dan mengayunkan salah satu kaki kemudian kaki yang satu juga menyusul melewati mistar.

Untuk mempermudah proses pembelajaran sekaligus membuat pelajaran menjadi menyenangkan, maka guru harus memilih alat modifikasi yang digunakan dalam pembelajaran. Peneliti merasa tertarik untuk memberikan pendekatan baru dengan menggunakan alat yang dimodifikasi seperti tali plastik, hulahop dan bilah bambu saat proses pembelajaran sehingga anak dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus. Penggunaan alat-alat modifikasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan rasa aman sehingga siswa tidak takut mencoba.

Penggunaan alat modifikasi ini akan menarik karena siswa merasakan hal yang baru. Sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak dengan konsep mendalam dan tercapailah efektivitas


(18)

F. Hipotesis Tindakan

Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

“Dengan penggunaan alat modifikasi dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas IV SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung”.


(19)

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau yang disebut Classroom Action Research, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran dikelasnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,

meningkatkan profesionalisme dan menunjukan budaya akademik. (Arikunto, dkk. 2007: 61). Dalam penelitian PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa perencanaan, tindakan, observasi dan reflektif. Peneliti merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan setiap siklus memiliki tindakan yang

berbeda. Seperti digambarkan di bawah ini:


(20)

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : IV SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung

2. Pelaksanaan penelitian : Lama penelitian adalah satu bulan

C. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 putra dan 15 putri.

D. Rencana Tindakan Siklus I

Rencana :

a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat tinggi gaya gunting untuk penilaian diakhir proses pembelajaran.

c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. Tindakan :

a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus pertama. Bentuk kegiatannya adalah latihan melompati karet dan menggunakan tiang dari pelepah pisang.


(21)

b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian pada tatap muka tersebut.

c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan pada tatap muka tersebut.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.

Refleksi :

a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua

Siklus II

Rencana :

a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat tinggi gaya gunting untuk penilaian diakhir proses pembelajaran.

c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. Tindakan :

a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu latihan lompat pada bambu.


(22)

b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian pada tatap muka tersebut.

c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan pada tatap muka tersebut.

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus kedua.

Refleksi :

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

E. Instrumen dan Cara Pengambilannya

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya. Instrumen dalam penelitian ini berupa penilaian kulaitas gerak dasar lompat tinggi gaya gunting. Cara pengambilan adalah jika siswa melakukan gerakan akan diberi nilkai nilai 1,2 dan 3.


(23)

Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting. No Indikator Deskriptor Nilai 1 2 3

1 Tahap Persiapan

1.1 Posisi badan tegak

1.2 Mata lurus ke depan melihat mistar 1.3 Jarak untuk melakukan

ancang-ancang sekitar 10 langkah 1.4 Posisi di samping depan mistar

2 Pelaksanaan Tahap

1.1 Lari perlahan, langkah kaki diperlebar 1.2 Setelah mendekati mistar, ayun ke

atas depan kaki yang dekat mistar 1.3 Sewaktu kaki yang satu telah

diangkat, kaki terakhir menyusul melangkahi mistar

1.4 Kaki bergerak seperti gunting 1.5 Kedua tangan diangkat agar tidak

menggangu lompatan

3 Tahap Akhir Gerakan

1.1 Pada waktu mendarat, kaki yang belakang di ayun ke bawah lebih dulu 1.2 Badan diputar kembali lurus ke depan

menghadap mistar 1.3 Jaga keseimbangan

(Adaptasi M. Sakir) F. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(24)

Efektivitas

Keterangan :E : Efektivitas tindakan yang dilakukan Xn : rerata nilai akhir siklus ketigaXi : rerata tes awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(25)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya Guntinguntuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting pada Siswa kelas V SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.

2. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya Guntinguntuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting pada Siswa kelas V SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.


(26)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi alat bantu pembelajaran ini

dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting.

2. Untuk siswa Kelas V SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994. Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta: Jakarta

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.


(28)

(1)

Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting.

No Indikator Deskriptor Nilai 1 2 3

1 Tahap Persiapan

1.1Posisi badan tegak

1.2Mata lurus ke depan melihat mistar 1.3Jarak untuk melakukan

ancang-ancang sekitar 10 langkah 1.4Posisi di samping depan mistar

2 Pelaksanaan Tahap

1.1Lari perlahan, langkah kaki diperlebar 1.2Setelah mendekati mistar, ayun ke

atas depan kaki yang dekat mistar 1.3Sewaktu kaki yang satu telah

diangkat, kaki terakhir menyusul melangkahi mistar

1.4Kaki bergerak seperti gunting 1.5Kedua tangan diangkat agar tidak

menggangu lompatan

3 Tahap Akhir Gerakan

1.1Pada waktu mendarat, kaki yang belakang di ayun ke bawah lebih dulu 1.2Badan diputar kembali lurus ke depan

menghadap mistar 1.3Jaga keseimbangan

(Adaptasi M. Sakir) F. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(2)

akhir siklus ketigaXi : rerata tes awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya Guntinguntuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting pada Siswa kelas V SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.

2. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya Guntinguntuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting pada Siswa kelas V SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.


(4)

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting.

2. Untuk siswa Kelas V SDN Gedong Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994. Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta: Jakarta

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.


(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI-B SDN 3 KARANG ANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 39 114

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHU PELAJARAN 2011/2012

0 16 45

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 45

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU

0 9 25

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU

3 10 35

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA SCHNEPPER DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA, KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG T.P. 2012/2013

0 2 48

Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale Menggunakan Modifikasi Alat pada Siswa Kelas V SDN 6 Bagelan Gedongtataan Pesawaran

0 7 41

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADALE MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 6 BAGELAN GEDONGTATAAN PESAWARAN

2 7 35

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 2 TANJUNG BERTUAH KEC. CUKUH BALAK TANGGAMUS

0 5 32

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGGAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 2 TANJUNG BERTUAH KEC. CUKUH BALAK TANGGAMUS

0 5 31