Latar Belakang Masalah PEMBELAJARAN TUTORIAL TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN NDALANG ANAK LAKON NARANTAKA DI SANGGAR SENI OMAH WAYANG KLATEN

1 PEMBELAJARAN TUTORIAL TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN NDALANG ANAK LAKON NARANTAKA DI SANGGAR SENI OMAH WAYANG KLATEN

A. Latar Belakang Masalah

Tampilnya dalang anak menjadi penyaji pakeliran wayang kulit purwa gaya Surakarta, merupakan fenomena budaya yang menarik dan penting untuk dikaji, karena dianggap sesuatu yang istimewa degan kata lain nggumunaké, bahkan mendapat predikat menjila, untuk ukuran anak yang biasanya hanya melakukan kegiatan belajar di tingkat yang rendah dan bermain. Namun demikian anak-anak berusaha melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh orang dewasa atau kasepuhan. Hal ini sangat penting untuk dilakukan pengkajian secara ilmiah, agar pembelajaran dan pelestarian wayang dapat berlangsung secara baik sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Proses regenerasi pedalangan pada anak usia 7-14 terjadi pada pendidikan dalang di Luar Sekolah, yang berbentuk Sanggar Seni. Model yang diterapkan belum memiliki standar kompetensi, standar kelulusan, strategi pembelajaran kurikulum, jadwal, pendekatan, metode, teknik dan sistem evaluasi yang mapan, bahkan masih bersifat improvisasi. Artinya program pembelajarannya menyesuaikan kehendak minat dan keinginan anak yang belajar. Muhammad Jazuli dkk , 2009:149 Sanggar seni Omah Wayang ini merupakan tempat belajar seni pertunjukan wayang kulit purwa bagi para calon para dalang atau seniman dalang yang ingin menanambah perbendaharaan garap pakeliran. Munculnya sanggar seni pedalangan merupakan era baru 2 dalam sejarah pewarisan pedalangan. Sebelumnya, tradisi pewarisan keahlian mendalang dilakukan secara-turun menurun dari ayah kepada anaknya dan dengan melalui system nyantrik berguru pada dalang tertentu dengan cara mengabdikan diri seperti pembantu rumah tangga. Sistem pembelajaran disanggar dapat dilakukan dengan menerapka model dan strategi yang inovatif, sehingga memberikan nuansa baru bagi anak agar kualitas kompetensi ketrampilan teknik pakeliran dapat tercapai secara maksimal,efisien dan efektif. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sanggar seni Omah wayang tersebut terdapat sembilan siswa dalang anak tingkat dasar, tiga anak masuk lebih awal, kemudian yang lain masuk baru pertengahan tutorial. dari segi umur juga berbeda, secara penguasaan materi tentunya berbeda, hal inilah yang mengakibatkan perbedaan kemampuan antara anak yang baru masuk dengan anak yang terdahulu. Dari hasil penilaian terdapat tiga anak yang sudah menguasai materi yang di ajarkan sesuai dengan standart kompetensi dan kompetensi dasarnya, sedangkan ada enam anak yang belum menguasai materi tersebut. Dunia pendidikan mengalami lompatan kemajuan yang luar biasa pesatnya, hal itu dibuktikan dengan banyaknya paradigma baru dalam pendidikan, mulai dari konstruktivisme, quantum teaching, quantum learning, kooperativ learning, konstekstual teaching and learning, pembelajaran autentik, tutorial, tutorial sebaya, pakem dan masih banyak lagi deretan revolusi pembelajaran yang memberikan warna dan semangat baru terhadap dunia pendidikan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka perlu adanya pengabdopsian kualitas pembelajaran ndalang di sanggar, dengan menerapkan salah satu metode yang 3 relevan,untuk diterapkan di sanggar seni. Kebanyakan sanggar-sanggar seni masih menerapkan metode pembelajaran yang berfokus kepada Tutor sebagai sumber utama, ceramah, demonstrasi kemudian anak praktek menirukan, menjadi pilihan utama metode pembelajaran. Untuk itu diperlukan strategi dan metode belajar baru yang lebih memberdayakan anak, yakni sebuah metode belajar yang mendorong anak untuk lebih dinamis, aktif, dan kreatif dalam menemukan, menyusun dan mengkomunikasikan hasil belajarnya. Dari paparan tersebut dapat diambil 3 anak tersebut yang sudah menguasai materi untuk di jadikan tutor sebaya. Secara psikologis, anak akan lebih dekat, lebih terbuka tehadap teman sebayanya di bandingkan dengan guru yang berperan sebagai tutor, sehingga anak akan lebih tebuka dan lebih dekat dengan sesama anak. Hal ini akan membawa dampak positif dalam pembelajaran. Yaitu semakin cepat menyerapnya ilmu dan pengetahuan, dan keterampilan, serta kemampuan lainnya yang diterapkan dengan metode tutor sebaya ini. Berangkat dari paparan tersebut, maka dipandang perlu dilakukan pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas tentang “Pembelajaran turorial teman sebaya untuk meningkatkan kemampuan ndalang anak lakon Narantaka di sanggar seni Omah Wayang” 4

B. Rumusan Masalah