Pengaruh TIngkat Pengembalian Aset dan Likuiditas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

AchmadSunjaya Desa Sukawenung Rt/Rw 02/01 Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung

089-690-844-677 achmadsunjaya486@yahoo.com

CURRICULUM VITAE

PERSONAL IDENTITY

Name : Achmad sunjaya

Place and Date of birth : Bandung, 03 Mei 1994

Gender : Male

Nationality : Indonesia

Status : Single

Height/weight : 175 CM, 60 Kg Phone Number : 089-690-844-677 Interest : Business and sports

Personality : Friendly, Creative, Enthusiasm

Objective : Get more scope, Experience, Friends, Income

FORMAL EDUCATION BACKGROUND

YEAR SCHOLL & INSTITUSIONS

2013-2016 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2009-2012 SENIOR HIGH SCHOOL 1 CIWIDEY


(6)

SKILL

Able to operate Microsoft office

Able to speak english fluentiy both oral and written Good at presentation & negotiation

Good at business English correspondence Good at filling

Able to use internet


(7)

PENGARUH TINGKAT PENGEMBALIAN ASET DAN

LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM

(Studi Kasus pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2014)

Influence of Return on Assets and Likuidity

To Stock Price

(Case study of Food and Beverage Company in Indonesian Stock Exchage period 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi Oleh :

Nama : Achmad Sunjaya Nim : 21112147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(8)

vii KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan yang menguasai segala kekuasaan dan pemiliki segala ilmu. Dengan sifat Maha Pengasih dan Penyayang-Nya memberikan keuasaan, ilmu kepada siapa yang

dikehendaki-Nya.Atas Kehendak- Nya jualah Alhamdulillahirabbil‘alamin

penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset

dan Likuiditas terhadap harga Saham” disusun guna memenuhi syarat kelulusan pada Program Akuntansi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Selama penyusunan Usulan penelitian ini, tidak sedikit bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya kepada pembimbing Inta Budi Setya Nusa, SE., M.AK. yang telah meluangkan waktu disela kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan motivasi untuk dapat menghasilkan karya yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain, sehingga dapat diselesaikannya skripsi ini dengan tepat waktu dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan UNIKOM. Selanjutnya dengan rasa tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat baik berupa material maupun spiritual.


(9)

viii

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indanesia.

2. Prof. Dr .Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr.Siti Kurnia Rahayu, SE., M.AK.,CA. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi.

4. Dr.Inta Budi Setya Nusa, SE., M.AK. Selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dalam membimbing penulis sehingga akhirnya laporan usulan penelitian ini dapat terselesaikan.

5. Bapa & Mama yang tiada henti – hentinya memberikan kasih sayang, doa, dorongan jiwa yang sangat berarti buat penulis. Terima kasih ku haturkan atas semua yang telah mama & bapa berikan selama ini.

6. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis mudah-mudahan ilmu yang diajarkan bermanfaat dan menjadi amal kebaikan.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu terima kasih atas dorongan, do’a, serta motivasi yang sangat berharga bagi penulis.

Akhir kata penulis sampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat akan menjadi penolong kita diakhirat. Meski jauh dari kesempurnaan, mudah-mudahan Usulan penelitian yang penulis susun ini dapat memberikan


(10)

ix

manfaat bagi diri penulis pada khususnya dan para pembaca pada

umumnya. Amin yaa robbal a’lamin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh.

Bandung, Agustus 2016 Penulis


(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN... ii

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Rumusan masalah ... 10

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Kegnaan Penelitian ... 11

1.5.1 Kegunaan Praktis ... 11

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.2 Kerangka Pemikiran ... 26

2.3 Hipotesis ... 28

BAB III METODOLOGI ... 29

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 29

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 32


(12)

xi

3.4 Populasi sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 34

3.4.1 Populasi... 34

3.4.2 Penarikan Sampel ... 35

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.6 Metode Pengujian Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1Hasil Analisis Deskriptif ... 52

4.1.2Hasil Analisis Verifikatif ... 63

4.2 Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(13)

83

DAFTAR PUSTAKA

Agus widarjono. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UII.

Andi Supangat. (2007). Statistika dalam kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Media Staff Indonesia

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. (2002). Sistem Pengendalian Manajemen, edisi pertama, terjemahan Kurniawan Tjakrawala. Jakarta : Salemba Empat

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta:Bina Aksara.

Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : BPFE

Darsono dan Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami laporan Keuangan.Yogyakarta : Andi

Deni Darmawan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Cetakan Pertama. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Eduardus Tandelilin. (2010). Fortopolio dan Investasi.Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Fillya Arum Pandansari. (2012). Analisis Faktor Fundamental terhadap Harga Saham. Accounting Analysis Journal ISSN : 2252-6765

Gill, James.O dan moira Chatton. (2008). Memahami Laporan Keuangan. Jakarta : PPM

Husein Umar. (2005). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada

Ika Veronica Abigael K dan Ardiani Ika S. (2008). Pengaruh Return Asset, Price Earning Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Price To Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Solusi, Vo.7, No.4 Halaman 75-90


(14)

84

Imam Ghozali. (2006). Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh. Yogyakarta : BPFE

Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajagrafindo Mohamad Samsul. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Edisi pertama.

Jakarta : Erlangga

Mohammad Nazir. (1988). Metode Penelitian, cetakan ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia

Mohammad Nazir. (2003). Metode Penelitian, cetakan kelima. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nur Indriantoro. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan Kedua. Yogyakarta : BPFE

Rusdin. (2008). Pasar Modal : Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik, Cetakan Kedua. Bandung : Alfabeta

Sofyan Syafri Harahap. (2011). Teori Akuntansi.yogyakarta : Salemba

Stella. (2009). Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equty Ratio, Return on Assets dan Price to Book Value terhadap harga pasar saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.11, No.2, Halaman 97-106

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti.(2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima. Jogjakarta : UPP STIM YKPN

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: CV.Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan Ketujuh. Bandung: CV.Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: CV.Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi , Cetakan Ke-20 .Bandung: CV.Alfabeta.

Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, Cetakan Ketujuh.Yogyakarta : Ekonisia.


(15)

85

Toto Prihadi. (2011). Praktis Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK, Jakarta : PPM

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Genesis

Umi Narimawati. (2011) Metodologi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian

Ekonomi. Jakarta : Genesiss

Van Horne, James C dan Jr, Jhon M. Wachowicz. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku 1 Edisi Keduabelas. Jakarta:Salemba Empat

Werner Murhadi. (2013). Analisi Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham.

Jakarta : Salemba Empat

Weston, J.Fred dan Copeland T.E. (1992). Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga

Winarno, Wing Wahyu (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Buku Edisi ketiga.Unit Penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.Yogyakarta

www.idx.co.id

http://finance.yahoo.com/ www.sahamok.com


(16)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini berisikan mengenai landasan teori yang akan digunakan sebagai acuan dasar teori dan analisis bagi topik penelitian ini yang membahas tentang Return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham.

2.1.1 Return On Asset (ROA)

2.1.1.1 Pengertian Return On Asset (ROA)

Return On Assets (ROA) menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. (Sofyan Syafri Harahap, 2011:304)

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:372), menyatakan pengertian ROA sebagai berikut:

Return on Assets (ROA) yaitu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan besaran tertentu yaitu penjualan maupun modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dapat dihitung dengan Return On Asset (ROA) disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimilki oleh perusahaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas peneliti dapat menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. ROA diperoleh dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total seluruh asset yang dimiliki.


(17)

14

2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Return On Asset (ROA)

Kasmir (2012:203), menyatakan bahwa:

Besarnya Return On Assets (ROA) akan berubah jika ada perubahan profit margin atau assets turn over, baik masing-masing atau kedua-duanya. Usaha mempertinggi Return On Assets (ROA) dengan memperbesar profit margin adalah bersangkutan dengan usaha mempertinggi efesiensi di sektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha mempertingi Return On Assets (ROA) dengan memperbesar assets turn over adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.Hasil pengembalian atas aktiva atau yang disebut sebagai return on assets (ROA) dipengaruhi oleh margin laba bersih dan perputaran total aktiva karena apabila Return On Assets (ROA) rendah itu disebabkan oleh rendahnya margin laba bersih yang diakibatkan oleh rendahnya perputaran total aktiva.

Menurut Munawir (2007: 89), besarnya Return On Assets (ROA)

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Turn dari operating assets, yaitu tingkat perputaran aktiva yang digunakan.

2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam presentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

2.1.1.3 Indikator Return On Asset (ROA)

Indikator (alat ukur) yang digunakan variabel Return On Assets (ROA) melibatkan unsur laba bersih dan total asset (total aktiva) dimana laba bersih dibagi dengan total asset atau total aktiva perusahaan dikalikan 100% (Brighma dan Houston, 2010:148). Rasio perhitungan Tingkat Pengembalian Aktiva menurut Andy Porman Tambunan, MM (2008:76), dapat dihitung dengan cara:


(18)

15

Keterangan :

 Laba setelah pajak (Net Profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak (Kasmir 2011:303).

 Total asset merupakan total atau jumlah keseluruhan dan kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain, yang nilainya seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas (Margaretha 2003:108).

Laba bersih adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian, jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal (Soemarso, 2009: 234). Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas total aktiva adalah (EAT=earning after tax). Dan total aktiva adalah total atau jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap, aktiva lancar dan aktiva lain-lain, yang nilainya seimbang dengan total.

2.1.2 Likuiditas

2.1.2.1 Pengertian Likuiditas

Menurut Subramanyam (2011:241) Menyatakan bahwa Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.


(19)

16

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan tertanggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih.

Menurut Kasmir (2009:129) mendefinisikan likuiditas sebagai berikut:

Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Sehingga tinggi rendahnya likuiditas perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai operasi yang harus segera dipenuhi.

2.1.2.2 Komponen-Komponen Likuiditas

Menurut Subramanyam (2011:239), tentang komponen-komponen likuiditas sebagai berikut:

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Likuiditas perusahaan dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Jadi, likuiditas berarti jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dan jumlah kas yang dapat diperoleh dalam periode singkat.

Menurut Arfan (2009:202) Komponen-komponen yang mempengaruhi likuiditas sebagai berikut:

Kas adalah uang tunai yang tersedia, baik di laci, di dompet, tabungan di bank, maupun dalam deposito yang jatuh temponya di bawah satu tahun. Perlu diperhatikan, kas bukan merupakan persediaan barang dagangan, piutang, tanah ataupun bangunan yang kita miliki. Memang hal-hal tersebut bisa dijadikan uang namun biasanya akan membutuhkan waktu,


(20)

17

yang kadang kala memakan waktu cukup lama. Sering kali karena kita terdesak oleh kebutuhan uang atau kas yang cukup besar, sementara di sisi lain uang/kas di tangan tidak mencukupi untuk berbagai keperluan seperti untuk membayar gaji karyawan, membayar pemasok barang, membayar utang bank, dan lain sebagainya. Sebagai jalan keluar untuk menutup keperluan pengeluaran yang besar tersebut maka langkah yang dapat diambil adalah berutang. Namun berhutang akan menjadi maksimal pada satu titik (ada batasnya) dan tidak mungkin mendapatkan utang lagi. Sehingga langkah terakhir yang dapat di ambil adalah harus menjual sebagian aktiva yang kita miliki seperti modal, tanah, bangunan, dan lain- lain. Karena harus segara menjadi uang, maka harga jualnya menjadi rendah bahkan mungkin di bawah harga pasar. Malah dalam banyak kasus seiring terjadi kerugian karena harga jual lebih sedikit dibandingkan dengan harga beli.

2.1.2.3 Ukuran Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2013:129) mendefinisikan Rasio likuiditas merupakan analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajibannya.

Menurut Lukas (2008:415) mendefinisikan rasio likuiditas Rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.

Menurut Sawir (2009:10) mendefinisikan likuiditas sebagai berikut :

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

Menurut Kasmir (2013:132) tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas sebagai berikut :

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang


(21)

18

membayar kewajiban sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancer secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan atau utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.

4. Untuk mengukur atau membandingkan anatara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki

kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.


(22)

19

digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya sebagai berikut:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Rumus untuk mencari rasio lancar dapat digunakan sebagai berikut:

Sumber: Kasmir (2013:135)

Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.

Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak,utang dividen, biaya diterima di muka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya.


(23)

20

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test)

Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lanacar atau acid test rasio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Artinya, nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Untuk mencari quick ratio, diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai persediaan.

Rumus untuk mencari rasio cepat dapat digunakan sebagai berikut:

Sumber: Kasmir (2013:137)

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.Ketersediaan uang kas dapat ditunjukan dari tersedianya dana kas


(24)

21

atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank.Dapat dikatakan rasio ini menunjukan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

Rumus untuk mencari rasio kas dapat di gunakan sebagai berikut:

Sumber: Kasmir (2013:139)

4. Rasio Perputaran Kas

Rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Rumus yang digunakan untuk mencari rasio ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Kasmir (2013:141)

5. Inventory to Net Working Capital

Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.Rumus yang digunakan untuk mencari Inventory to Net Working Capital sebagai berikut:


(25)

22

Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar”.

Penulis menggunakan rasio lancar (current ratio) karena perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Sehingga perusahaan yang memiliki total aktiva lancar yang tinggi dapat dijadikan jaminan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan menarik calon investor serta investor dalam membuat keputusan investasi atau kebijakan ekonomi sebuah perusahaan.

2.1.3 Harga Saham

2.1.3.1 Pengertian Harga Saham

Menurut Jogiyanto (2011 : 143) mendefinisikan harga saham sebagai berikut :

Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal.

Sedangkan menurut R. Agus Sartono (2009 : 41) mendefinisikan Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima.

Menurut Ayu dan Edy Handoyo (2009:28) mendefinisikan harga saham Harga saham adalah harga yang terkandung dalam surat kepemilikan bagian modal berdasarkan penilaian pasar yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di bursa efek.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa harga saham adalah harga selembar saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu.


(26)

23

2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi harga Saham

Menurut Brigham & Weston (2001:26) dialih bahasakan oleh Alfonsus Sirait faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :

1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)

2. Tingkat Bunga

3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan

4. Jumlah laba yang didapat perusahaan 5. Tingkat Resiko dan Pengembalian”

Adapun penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham tersebut diatas adalah:

1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerimalaba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.

2. Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan.


(27)

24

b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.

3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan

Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.

4. Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

5. Tingkat Resiko dan Pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.


(28)

25

2.1.3.4 Jenis – Jenis harga Saham

Menurut Sawidji Widoatmojo (2012:91) harga saham dapat dibedakan Menjadi tiga, yaitu :

1. Harga Nominal

Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

2. Harga Perdana

Harga perdana adalah harga yang didapatkan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.

3. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.

2.1.3.5 Indikator Harga saham

Harga saham yang digunakan adalah harga saham akhir transaksi (closing entries)(Darmadji & Fakhrudin, 2012:102).

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset (Umar, 2009:242).

Di negara berkembang, keberadaan pasar modal khususnya bursa efek mempunyai peranan penting bagi masyarakat, menurut Jogiyanto (2011:5) menjelaskan bahwa : “Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan


(29)

26

penjual denganrisiko untung dan rugi”.

Keterlibatan pasar modal sebagai lembaga penghimpun dana dan sarana investasi bagi masyarakat dinilai mampu membantu mempertemukan pihak yang kekurangan dana (perusahaan) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Setiap perusahaan membutuhkan pasar keuangan untuk mendukung sumber dananya (Jogiyanto 2011). Jogiyanto (2011) selanjutnya Pasar modal merupakan salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu negara berjalan baik atau tidak. Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis salah satunya yaitu sebagai sarana investasi. Di pasar modal pun terjadi jual beli saham, untuk itu investor melihat laporan keuangan perusahaan terlebih dahulu, dengan kinerja keuangan yang baik maka investor akan tertarik untuk menanamkan saham di pasar modal.

2.2.1 Keterkaitan Return On Assets (ROE) Dengan Harga Saham

Menurut Arifin (2002:65) menyatakan bahwa:

Rentabilitas ekonomi yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadi investor tertarik akan nilai saham. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) menyatakan bahwa:

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkandaya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.


(30)

27

2.2.2 Keterkaitan Likuiditas Dengan Harga Saham

Pengaruh antara Likuiditas dengan harga saham, Menurut Prayitno, (2008: 11): Menyatakan Bahwa :

Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. Harga saham juga akan cenderung mengalami penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, dan tidak dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan karena biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang harus terus di bayar.

Menurut Brigham, (2010:135):

Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya (Likuiditas), maka menunjukkan perusahaan tersebut sangat baik atau sehat dan hal itu akan menarik para investor untuk menanamkan investasinya, sehingga harga saham akan meningkat.

Dengan melihat uraian di atas dapat digambarkan paradigm penellitian sebagai berikut:

Return On Assets (X1)

Sofyan Syafri Harahap (2011:304)

Eduardus Tandelilin (2010:372)

Arifin (2002:65), Lestari dan Sugiharto (2007:196)

Harga Saham (Y) Jogiyanto (2011 : 143),R.

Agus Sartono (2009 : 41),Ayu dan Edy Handoyo, (2009:28), Sawidji Widoatmojo

(2012:91)

Prayitno, (2008: 11), Menurut (Brigham,

2010:135) Likuiditas (X2)

Menurut Sutrisno (2009:215) Menurut Kasmir (2009:129) Brighma dan Houston, (2010:148)


(31)

28

Gambar 2.1 Bagan Paradigma

penelitian 2.3 Hipotesis

Pengertian hipotesis penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:64) adalah sebagai berikut :

Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data ststistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telahterkumpul sebagaimana adanya. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukanhipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

H1 :Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap Harga saham. H2 :Likuiditas berpengaruh terhadap Harga saham.


(32)

(33)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Menurut Sugiyono (2011:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Dalam penelitian ini metode yang digunkan adalah metode deskriptif analisis yang bersifat kuantitatif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya pada data-data numerik (angka) dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya (Sugiyono, 2008:1).

Menurut Sugiyono (2011:147), pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut:

Metode yang digunakan untuk menganalisis dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


(34)

30

Sedangkan menurut Masyhuri (2008:45) metode verifikatif adalah

Metode Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Menurut Sugiyono (2013:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Tujuan dari metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif adalah membuat suatu uraian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan hubungan antara variabel yang terlibat didalamnya.

Berdasarkan konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta-fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik. Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam mengenai pengaruh return on assets dan Likuiditas terhadap harga saham yang terdaftar di BEI serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.


(35)

31

Sugiyono (2012:38) menjelaskan obyek penelitian adalah sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Sedangkan menurut Husein Umar (2011:303) objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.

Sesuai dengan pengertian diatas bahwa pengertian objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah fokus kepada Return On Asset (ROA), Likuiditas dan Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

Sujoko Efferin (2012:55) menjelaskan bahwa unit analisis merupakan satuan terkecil dari objek penelitian yang diinginkan oleh peneliti sebagai klasifikasi pengumpulan data. Sedangkan Uma Sekaran (2011:248) menjelaskan bahwa unit analisis adalah tempat pengumpulan data yang dikumpulkan selama analisis data.

Berdasarkan definisi di atas, peneliti dapat menarik simpulan bahwa unit analisis adalah tempat dimana peneliti mengumpulkan data dan data tesebut dapat digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah Bursa Efek Indonesia.


(36)

32

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sumadi (2013:29-30) definisi operasionalisasi variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati.

Konsep dapat diamati atau observasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel. Berdasarkan judul penelitian yang telah dijelaskan dibab sebelumnya, maka dalam penelitian ini variabel Return On Asset (ROA) dan Likuiditas (X dan X ) sebagai variabel bebas sedangkan variabel harga saham sebagai variabel dependen(Y) atau variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2013:39):

1. Variabel Independent

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Return On Asset dan Likuiditas.

2. Variabel Dependen

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan


(37)

33

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL KONSEP VARIABEL INDIKATOR SKALA

Independen:

Return On Assets (X1)

Return on Assets (ROA) yaitu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan besaran tertentu yaitu penjualan maupun modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba.

(Eduardus Tandelilin, 2010:372).

Andy Porman Tambunan, MM (2008:76)

RASIO

Independen:

Likuiditas (X1)

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

(Sawir, 2009:10) � � � � � Kasmir (2013:135) RASIO Dependend : Harga Saham (y)

Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal.

Harga saham penutupan 31 Desember perusahaan di Bursa Efek Indonesia.


(38)

34

Jogiyanto (2011 : 143)

(Darmadji & Fakhrudin, 2012:102)

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2013:137), sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Menurut Tony Wijaya (2013:19), data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap dipakai. Data sekunder mampu memberiakan informasi dalam pengambilan keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut.

Penelitian ini menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai laporan keuangan tahunan pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun .

3.4 Populasi, Sampel, dan Tempat serta waktu penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013:80), mendefinisikan populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sebanyak 14 perusahaan dengan laporan keuangan tahunan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan arus


(39)

35

kas, dan ringkasan laporan kinerja perusahaan yang dipublikasikan selama 5 periode yaitu dari tahun 2010-2014 sehingga jumlah populasi adalah sebanyak 70 (14 x 5) laporan keuangan. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI

NO KODE PERUSAHAAN

1 ALTO PT Tri banyan Tirta Tbk,

2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

3 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

4 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

5 MYOR PT Mayora Indah Tbk

6 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

7 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk.

8 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk

9 STTP PT Siantar Top Tbk

10 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk

11 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

12 SKBM PT Sekar Bumi Tbk

13 SKLT PT Sekar Laut Tbk

14 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

(sumber: www.sahamok.com)

3.4.2 Penarikan Sampel

Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.

Menurut Sugiyono (2013:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Tony


(40)

36

(2013:27), pengertian sampel adalah bagian dari populasi yang diambil/ditentukan berdasarkan karakteristik dan teknik tertentu.

Untuk mempersempit cakupan populasi maka dilakukan penarikan sampel menggunakan probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2012:118). Jumlah sampel minimal yang digunakan ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2003:141) dengan rumus berikut:

Keterangan :

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : persen kelonggaran ketidaktelitian

Presisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% dan jumlah populasi 70, sehingga ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut.

Berdasarkan perhitungan pengambilan sampel diatas, maka jumlah sampel yang akan diteliti yaitu 59 Laporan Keuangan Namun peneliti memiliki kriteria tersendiri untuk menentukan sampel penelitian dengan menggunakan sampling purposive menggunakan kriteria tertentu yang telah peneliti pilih.


(41)

37

Menurut Sugiyono (2013:84) Sampling purposive adalah teknik penetuan

sampel dengan pertimbangan tertentu.

Sedangkan menurut Tony Wijaya (2013:28) sampel bertujuan (purposive) yaitu sebagai berikut:

Sampel yang memiliki tujuan untuk memahami informasi tertentu pada sumber tertentu. Sampel ini dapat dikelompokkan menjadi sampel keputusan (judgment) yang memilih anggota-anggota sampel yang sesuai dengan beberapa kriteria tertentu atas dasar catatan yang lalu atau tujuan penelitian yang ingin dicapai.

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan tahunan yang telah di audit

dan dipulikasikan.

2. Melampirkan laporan keuangan yang lengkap dalam 5 tahun berturut-turut

dari tahun 2010-2014.

3. Data yang digunakan menunjukan nilai Tingkat Pengembalian Aset,

Likuiditas, dan Harga Saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia secara lengkap yang berasal dari neraca, Laporan laba rugi, dan ikhtisar harga saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia.


(42)

38

TABEL 3.3 Penarikan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan

Kriteria Penentuan

Sampel Sampel

1 2 3

1. ALTO PT Tri banyan Tirta Tbk, √ - -

2. DLTA PT Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ 3. ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk √ √ √ √

4. INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 5. MYOR PT Mayora Indah Tbk √ √ √ √ 6. CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. √ √ √ √ 7. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. √ √ √ √ 8. PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ √ √ 9. STTP PT Siantar Top Tbk √ √ √ √ 10. ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry and

Trading Company Tbk √ √ √ √ 11. AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ 12. SKBM PT Sekar Bumi Tbk √ - √ - 13. SKLT PT Sekar Laut Tbk √ √ √ √ 14. ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk √ √ √ √

Menurut Uma Sekaran (2006:136), memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel, yaitu adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi linier berganda), ukuran sampel adalah 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian dan ukuran sasmpel minimum adalah 30 yang dipecah ke dalam subsampel adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.

Berdasarkan kriteria diatas, maka diperoleh 12 perusahaan sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI dengan laporan keuangan tahunan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan arus kas, dan ringkasan laporan kinerja perusahaan yang dipublikasikan selama 5 periode yaitu dari tahun 2010-2014 sehingga jumlah populasi adalah sebanyak 60 (12 x 5) laporan keuangan. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel diatas.


(43)

39

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.3.1Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, maka penulis melakukan penelitian di Tempat penelitian pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan memperoleh data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang beralamat Jl. Veteran No.10 Bandung.

3.4.3.1 Waktu penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan maret 2016 sampai dengan juni 2016.

Tabel 3.3 Waktu Penelitian

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus

Pra survei : a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Mencari Perusahaan Usulan Penelitian : a. Penulisan UP b. Bimbingan UP c. Sidang UP d. Revisi UP 3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data

Penyusunan Skripsi a. bimbingan Skripsi b. Sidang skripsi c. Revisi skripsi

d. pengumpulan Draf Skripsi

2016

No Deskripsi Kegiatan

5 2 1


(44)

40

3.5 Metode Pengujian Data 1. Uji Asumsi Klasik

Danang Sunyoto (2013:87) menjelaskan bahwa untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Beberapa asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Linear Regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Berikut ini merupakan uji asumsi klasik menurut Danang Sunyoto (2013, 87-98):

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dengan cara statistik. Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai keruncingan kurva (kurtotis = α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.

a. Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness)

Zα3

=


(45)

41

b. Rumus nilai Z untuk kemeruncingan kurva (kurtosis)

Zα4

=

Dimana N merupakan banyak data Ketentuan analisis:

 Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung (Zα3 atau Zα4) < Z tabel

 Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Zα4) > Z tabel

2. Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varian dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan jika variannya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y riil). Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah maupun diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya


(46)

42

mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar, maupun bergelombang-gelombang.

3. Uji Multikolinearitas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi linear berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau independent variabel dimana akan diukur keeratan hubungan antarvariabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinearitas, jika koefisien korelasi antarvariabel bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika koefisien korelasi antarvariabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60. Atau dalam menetukan ada tidaknya multikolinearitas dapat digunakan cara lain yaitu:

Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:

 Besar nilai tolerance (α): α = 1 / VIF

 Besar nilai variance inflation factor (VIF) : VIF = 1 / α

Variabel bebas mengalami multikolinearitas jika α hitung < α dan VIF hitung > VIF sedangkan jika Variabel bebas tidak mengalami multikolinearitas jika α hitung > α dan VIF hitung < VIF

 Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (α).

 Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.


(47)

43

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linear antar kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa uji asumsi klasik autokorelasi dilakukan untuk data time series atau data yang mempunyai seri waktu, misalnya data dari tahun 2000 sampai dengan 2012.

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

 Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)

 Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 < DW < +2

 Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Rancangan Analisis

Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah sebagai berikut:

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis yang peneliti gunakan terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode analisis deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif)


(48)

44

dengan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2012:8) mendefinisikan analisis kualitatif sebagai berikut:

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Kemudian Sugiyono (2012:8) mendefinisikan analisis kuantitatif sebagai berikut:

“Analisis kuantitatif merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dalam hal ini peneliti melakukan analisis pada data laporan keuangan yang terdapat pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI dengan periode tahun 2010-2014. Dari hasil analisis tersebut akan didapat hasil analisis Return On Asset (ROA) dan Likuiditas pengaruhnya terhadap Harga Saham. Selain itu, metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode tahun 2010-2014. Metode analisis tersebut menggunakan program SPSS dengan rincian analisis sebagai berikut:

A. Analisis Regresi Linear Berganda

Definisi Garis Regresi menurut Andi Supangat (2010:352) adalah sebagai berikut:


(49)

45

“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”

Analisis regresi linear berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana hubungan Return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham. Menurut Sugiyono (2012:261) bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + ε Sumber: Sugiyono (2012:261) Keterangan:

Y = Harga saham

X1 = Return On Asset (ROA)

X2 = Likuiditas (CR)

α = Konstanta Intersep

β1 = Koefisien regresi variabel Return On Asset (ROA)

β2 = Koefisien regresi variabel Likuiditas

ε = Tingkat kesalahan (error term)

Arti koefisien β menunjukan hubungan searah antara variabel bebas dengan variabel terikat jika bernilai positif (+). Dengan kata lain, peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai β negatif (-), menunjukan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain, setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat dan sebaliknya. Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan yang telah ada mempunyai kadar tertentu, maka harus melihat dua hal. Pertama, ada (dalam pengertian nyata atau berarti) atau


(50)

46

tidak ada keterkaitan antara Harga Saham (Y) dengan Return On Asset (ROA) (X ) dan Harga Saham (Y) dengan Likuiditas (X ).

Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Σy = na + b1ΣX1 + b2ΣX2

ΣX1y = aΣX1 + b1ΣX12 + b2ΣX1X2 ΣX2y = aΣX2 + b1ΣX1X2 + b2ΣX22 (Sumber: Sugiyono, 2012:279)

B. AnalisisKoefisien Korelasi Pearson

Andi Supangat (2010:339) menjelaskan bahwa koefisien korelasi adalah tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih. Selanjutnya Umi Narimawati (2011:49) menjelaskan bahwa pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variable X dan Y, dapat menggunakan pendekatan korelasi pearson. Korelasi pearson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala interval atau rasio (parametrik) yang dalam SPSS disebut scale, yang dalam hal ini pengaruh return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham. Menurut Umi Narimawati (2011:49) rumus korelasi pearson yaitu sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati (2011:49) Keterangan :

� � Σ � � − Σ � Σ �


(51)

47

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah data

X = Variabel Bebas (Independen) Y= Variabel Terikat (Dependen)

Menurut Umi Narimawati (2011:49) koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ +-1 dimana:

a. Apabila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 atau sebaliknya.

b. apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.

c. apabila r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau sebaliknya.

Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.5

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sumber: Sugiyono, 2011:184)

C. Analisis Korelasi Berganda

Menurut Andi Supangat (2010:340) analisis korelasi berganda dapat mengukut tingkat hubungan yang terjadi antara dua variabel atau lebih. Analisis korelasi berganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur kuat


(52)

48

lemahnya hubungan antar variabel Return On Asset (ROA) dan Likuiditasdengan Harga Saham. Rumus dari korelasi berganda adalah:

b1 ΣX1Y + b2X2Y RY.X1X2 =

ΣY ²

Sumber: Husein Umar (2011:233) Keterangan:

R = Koefisien korelasi berganda

X1 = Return On Asset (ROA) X2 = Likuiditas

Y = Harga Saham

Menurut Husein Umar (2011:233) kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:

a. Apabila R = 1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna. b. Apabila R = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau

tidak.

D. Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Umi Narimawati (2010:50) analisis koefisiensi determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%

Sumber: Umi Narimawati (2010:50) Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi


(53)

49

Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham (lebih memberikan gambaran fisik atau keadaan sebenarnya dari kaitan Return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga saham).

3.6.2 Metode Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:159) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya korelasi dan pengaruh variabel independen X1 dan X2 secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengujian Secara Parsial Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t sebagai berikut: a. Rumus uji t yang digunakan adalah :

Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5%.


(54)

50

H01 ; ρ = 0, Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

H11 ; ρ ≠ 0, Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

H02 ; ρ = 0, Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

H12; ρ ≠ 0, Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. c. Menentukan tingkat signifikan.

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk)=(n-k-1), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan t-hitung dengan ttabel.

H0 ditolak apabila thitung< ttabel (α = 0,05).

Kriteria penarikan pengujian: Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α=0,01) untuk diuji dua pihak, maka criteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:

1. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungannya.

2. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada didaerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel bebas dan variabel terikat tidak ada hubungannya.


(55)

51

Sumber: Sugiyono (dalam Umi Narimawati, 2010:54)

Gambar 3.1

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 2. Penarikan Kesimpulan Hipotesis

Berdasarkan gambar di atas, daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan H0, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka H0 ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya Return On Asset (ROA) dan Likuiditas berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Harga Saham. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya) pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.


(1)

tidak ada keterkaitan antara Harga Saham (Y) dengan Return On Asset (ROA) (X ) dan Harga Saham (Y) dengan Likuiditas (X ).

Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode

kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Σy = na + b1ΣX1 + b2ΣX2

ΣX1y = aΣX1 + b1ΣX12 + b2ΣX1X2

ΣX2y = aΣX2 + b1ΣX1X2 + b2ΣX22

(Sumber: Sugiyono, 2012:279) B. Analisis Koefisien Korelasi Pearson

Andi Supangat (2010:339) menjelaskan bahwa koefisien korelasi adalah tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih. Selanjutnya Umi Narimawati (2011:49) menjelaskan bahwa pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variable X dan Y, dapat menggunakan pendekatan korelasi pearson. Korelasi pearson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala interval atau rasio (parametrik) yang dalam SPSS disebut scale, yang dalam hal ini pengaruh return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham. Menurut Umi Narimawati (2011:49) rumus korelasi pearson yaitu sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati (2011:49) Keterangan :

� � Σ � � − Σ � Σ �


(2)

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah data

X = Variabel Bebas (Independen) Y= Variabel Terikat (Dependen)

Menurut Umi Narimawati (2011:49) koefisien korelasi mempunyai nilai

-1 ≤ r ≤ +-1 dimana:

a. Apabila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 atau sebaliknya.

b. apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.

c. apabila r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau sebaliknya.

Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.5

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sumber: Sugiyono, 2011:184) C. Analisis Korelasi Berganda

Menurut Andi Supangat (2010:340) analisis korelasi berganda dapat mengukut tingkat hubungan yang terjadi antara dua variabel atau lebih. Analisis korelasi berganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur kuat


(3)

lemahnya hubungan antar variabel Return On Asset (ROA) dan Likuiditasdengan Harga Saham. Rumus dari korelasi berganda adalah:

b1ΣX1Y + b2X2Y

RY.X1X2 =

ΣY ²

Sumber: Husein Umar (2011:233) Keterangan:

R = Koefisien korelasi berganda X1 = Return On Asset (ROA)

X2 = Likuiditas

Y = Harga Saham

Menurut Husein Umar (2011:233) kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai

nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:

a. Apabila R = 1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna. b. Apabila R = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau

tidak.

D. Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Umi Narimawati (2010:50) analisis koefisiensi determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%

Sumber: Umi Narimawati (2010:50) Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi r2 = Koefisien Korelasi


(4)

Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga Saham (lebih memberikan gambaran fisik atau keadaan sebenarnya dari kaitan Return On Asset (ROA) dan Likuiditas terhadap Harga saham).

3.6.2 Metode Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:159) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya korelasi dan pengaruh variabel independen X1 dan X2 secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis

yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengujian Secara Parsial Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan

dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t sebagai berikut: a. Rumus uji t yang digunakan adalah :

Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5%.


(5)

H01; ρ = 0, Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Harga Saham.

H11 ; ρ ≠ 0, Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap

Harga Saham.

H02 ; ρ = 0, Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga

Saham.

H12; ρ ≠ 0, Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

c. Menentukan tingkat signifikan.

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk)=(n-k-1), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan t-hitung dengan ttabel.

H0 ditolak apabila thitung< ttabel (α = 0,05).

Kriteria penarikan pengujian: Jika menggunakan tingkat kekeliruan

(α=0,01) untuk diuji dua pihak, maka criteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:

1. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima

artinya antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungannya.

2. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada didaerah penerimaan, berarti Ha ditolak


(6)

Sumber: Sugiyono (dalam Umi Narimawati, 2010:54) Gambar 3.1

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 2. Penarikan Kesimpulan Hipotesis

Berdasarkan gambar di atas, daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan H0, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan

(penerimaan), maka H0 ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya

koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya Return On Asset (ROA) dan Likuiditas berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Harga Saham.

Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak

(diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya) pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 106 91

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS DAN HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME PENJUALAN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 25 19

Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 70 160

Pengaruh Tingkat Pengembalian Asset Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Likuiditas Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)

0 2 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Studi Kasus Pada Sektortelekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 4 1

Pengaruh Pengembalian Atas Investasi Dan Hasil Dividen Terhadap Pengembalian Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 5 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) Dan Rasio Hutang Atas Modal (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2010-2014)

3 58 139

Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

0 0 9